Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah menyiapkan strategi memperkuat ketahanan energi nasional lewat percepatan pembangunan jaringan gas (jargas) rumah tangga yang terintegrasi dengan pipa gas utama dari Sumatera ke Jawa.
Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana mengatakan, anggaran yang dialokasikan pemerintah untuk jargas mencapai Rp5,8 triliun hingga 2026. Dana tersebut meliputi pembangunan 115.264 sambungan rumah (SR) pada 2025 dan meningkat menjadi 1 juta SR pada 2026.
“Untuk jargas rumah tangga, targetnya 1 juta rumah tangga, tahun depan dianggarkan Rp4,8 triliun, kemudian tahun ini dianggarkan Rp1 triliun, sehingga totalnya menjadi Rp5,8 triliun,” jelas Dadan dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi XII DPR RI, Rabu (3/9/2025).
Dadan menambahkan, pembangunan jargas akan terus berlanjut hingga 2027 dengan kombinasi pembiayaan dari APBN maupun swasta, di bawah pengawasan Ditjen Migas Kementerian ESDM. Berdasarkan catatan Bisnis, hingga 2024 total sambungan jargas rumah tangga yang sudah terpasang mencapai 703.000 melalui APBN dan 400.000 dari sumber non-APBN. Pemerintah menargetkan jumlah tersebut naik hingga 5,5 juta sambungan pada 2030.
Dengan pencapaian tersebut, impor LPG diproyeksikan turun sebesar 550 kilotons per annum (ktpa), yang berpotensi menghemat subsidi hingga Rp5,6 triliun per tahun.
Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung menegaskan bahwa jargas bukan sekadar program penyediaan energi rumah tangga, melainkan bagian dari strategi ketahanan energi melalui pemanfaatan potensi gas bumi domestik. Pemerintah tengah mendorong integrasi pipa gas sepanjang Sumatera, yang kemudian akan disambungkan ke Jawa.
Hal itu ditujukan untuk menyalurkan pasokan dari Wilayah Kerja (WK) Agung dan WK Andaman Aceh agar bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan hilirisasi industri hingga rumah tangga. Target integrasi ini mencakup sekitar 300.000 SR di jalur pipa Cirebon–Semarang (Cisem) serta 600.000 SR di jalur pipa Duri–Sei Mangkei (Dusem).
“Integrasi pipa gas dari Sumatera ke Jawa dilakukan antara lain melalui investasi pembangunan pipa gas bumi Cisem dan Dusem. Pembangunan pipa gas bumi ini mendukung harga gas yang lebih terjangkau dengan toll fee yang lebih rendah, memenuhi kebutuhan gas untuk industri, pembangkit listrik, komersil, dan rumah tangga, serta mendukung Program Jargas,” jelas Yuliot.
