Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Bayam Hambar, Minta Tambah Porsi

Bayam Hambar, Minta Tambah Porsi

Jakarta, CNN Indonesia

Dua petugas mondar-mandir di depan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur di Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (7/1) pagi. Ribuan kotak makan dimasukkan petugas itu ke dalam mobil box putih yang disiapkan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Mobil beranjak dari area parkir saat telah terisi penuh. Tujuannya, ke sejumlah sekolah yang berada tak jauh dari lokasi dapur. Tujuan pertama adalah SDN Slipi 15. Berada tak lebih dari satu kilometer dari lokasi dapur.

Beberapa guru sigap menurunkan kotak makanan dari mobil saat tiba. Kotak makanan terbuat dari stainless itu lalu ditumpuk di atas meja panjang tepat di depan ruang guru. Setelah dihitung, petugas SPPG dan mobil box pergi. Di saat bersamaan, para guru membawa kotak makanan ke kelas masing-masing.

Di ruang kelas 2, puluhan siswa-siswi berseragam pramuka duduk rapi sambil menulis catatan di papan tulis. Suriadin, sang guru, meminta mereka untuk menghentikan aktivitas sementara.

“Bukunya ditutup dulu. Kita sarapan dulu,” kata Suriadin. Ia lalu membagikan kotak makanan satu per satu.

“Yee, ada susunya,” ucap seorang siswa begitu membuka kotak makanan.

Menu hari ini yang diterima siswa adalah nasi, telur orak-arik, kacang panjang dan wortel, susu UHT 115 ml serta pisang. Berbeda dengan hari Senin (6/1) lalu yang tidak ada susu.

Para siswa mengeluarkan alat makan yang dibawa. Namun, ada juga siswa yang lupa membawa.

“Besok sendoknya jangan dikeluarin dari tas,” ujar Suriadin. Siswa yang tidak membawa sendok kemudian dipinjamkan oleh pihak sekolah.

Tepat pukul 07.21 WIB, siswa-siswi mulai makan. Ada yang tampak lahap. Ada juga yang hanya mengaduk makanan dengan malu-malu.

“Pak ini apa?” tanya seorang siswi sambil mengaduk telur orak-arik.

“Telur,” jawab Suriadin.

“Saya enggak suka,” ujar siswi itu.

Sekitar 10 menit berlalu, seorang siswa maju angkat tangan dan maju ke depan kelas. Siswa itu meminta porsi tambahan. Suriadin lalu memberi kotak makanan yang tersisa kepada siswa itu.

“Lapar,” kata siswa tersebut.

Tak berselang lama, beberapa siswa yang telah selesai makan langsung membawa kotak makanan untuk dikumpulkan lagi di depan kelas.

Tidak sedikit makanan yang tersisa di kotak-kotak makanan itu, terutama adalah kacang panjang dan wortel. Beberapa siswa yang makanannya tidak habis mengaku sudah kenyang.

Sementara itu, salah satu siswi, Annisa membungkus telur, kacang panjang dan nasi yang tidak habis dimakannya. Annisa mengaku sudah sarapan di rumah.

“Sudah sarapan tadi, sarapan nasi goreng. Nanti mau makan di rumah,” kata Annisa sambil memasukkan nasi, telur, kacang panjang ke kotak makanannya.

Kepala SDN 15 Yulius mengatakan pihak sekolah sengaja memberikan makanan pada pagi sebelum mulai belajar. Sekolah ini sebelumnya sudah menjalani uji coba sejak November. Ada 380 siswa di sekolah tersebut. Semua siswa mendapat paket makanan setiap hari.

“Kita gunakan makan pagi. Satu karena kita melihat dari gizi, kalau masih hangat kan bagus. Kedua, anak-anak banyak yang tidak sarapan,” kata Yulius.

Menurutnya, memang ada beberapa menu yang tidak disukai anak-anak. Salah satunya adalah sayur.

“Dulu banyak, awal-awal banyak yang tidak suka, dengan kita memberikan edukasi, anak yang dulu tidak suka, mulai perlahan suka,” kata Yulius.

Selain SDN 15, salah satu sekolah yang juga telah mendapat distribusi makanan dari SPPG Palmerah adalah SMP 1 Barunawati. Paket makanan tiba sekitar pukul 09.39 WIB. Di sekolah ini, ada satu ruangan yang disiapkan di lantai dasar untuk tempat makanan.

Para guru mengambil makanan di ruangan itu. Lalu membawanya ke ruang kelas masing-masing. Menu di sekolah ini adalah nasi, telur orak arik, bayam dan wortel, susu serta pisang. Di kelas 7, para siswa tampak makan dengan lahap. Salah satu siswi memberi nilai pada 9,5 pada makanan tersebut.

Siswi itu mengatakan ada kurang rasa pada sayur bayam. Terlihat sayur bayam di kotak makanannya masih bersisa.

“Kalau menurut aku bayamnya harus dikasih garam lagi, agak hambar,” kata siswi itu.

Sementara siswa lain terlihat tidak memakan telor orak-arik di kotak makanannya. Namun, ia melahap habis sayur dan nasinya. Siswa ini bahkan juga melahap sayur bayam milik teman sebangkunya.

“Enggak suka telor,” kata siswa itu.

Kepala SMP 1 Barunawati Hadijah mengatakan program makan bergizi itu yang memakan waktu setengah jam itu bermanfaat bagi siswa sekolahnya. Hadijah menyebut tidak ada komplain khusus dari siswa soal menu yang didapatkan. Namun, kata dia, memang ada siswa yang tidak suka makan sayur.

“Paling mungkin mengenai sayur, kadang-kadang beberapa anak kurang bisa memakan sayur, masih awam buat mereka. Dengan ada program ini anak-anak mau makan sayur,” kata Hadijah.

Program makan bergizi gratis merupakan program pertama dalam Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) di bawah Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Program ini didukung alokasi anggaran sebesar Rp71 triliun.

Kepala Komunikasi Kepresidenan Republik Indonesia Hasan Nasbi sebelumnya mengatakan program tersebut dimulai di 26 provinsi dan tersebar di 190 titik.

(yoa/DAL)

[Gambas:Video CNN]