Bisnis.com, JAKARTA – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) menyebut pihaknya batal menggunakan kereta otonom atau Autonomous Rail Rapid Transit (ART) dari China sebagai salah satu moda transportasi di IKN.
Seiring dengan hal itu, Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital, Ali Berawi berharap pemerintah dapat mendorong perusahaan dalam negeri untuk dapat melakukan pengembangan pengadaan transportasi hijau tersebut secara mandiri.
Ali melanjutkan, OIKN disebut telah melakukan diskusi bersama dengan ahli dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang fokus dalam pengelolaan transportasi seperti PT Industri Kereta Api (INKA) dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI.
“Kita juga sudah berdiskusi dan meminta kesediaan pihak Inka, KAI dan universitas untuk dapat bergabung dan bekerja sama mengembangkan teknologi ini bersama pihak penyedia,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (14/11/2024).
Dia menambahkan bahwa membangun IKN Nusantara tidak sekadar membangun infrastruktur fisik.
“Kami di kedeputian Transformasi Hijau dan Digital akan mengoptimalkan momentum pembangunan Ibu Kota Negara ini selain pembangunan produk [hardware], juga dengan peningkatan penguasaan teknologi (software) dan kapasitas SDM [brainware],” ujarnya.
Untuk diketahui sebelumnya, kereta otonom tanpa rel di IKN telah dilakukan uji coba fungsional sejak Agustus 2024. Tak hanya itu, transportasi ini bahkan telah sempat dioperasikan pada mometum HUT RI ke-79 pada 17 Agustus 2024.
Berdasarkan catatan Bisnis, terdapat 2 armada kereta tanpa rel yang telah sempat dioperasikan di IKN. Di mana, masing-masing armada terdiri dari 3 trainset yang dapat menampung hingga 200 orang lebih.
Saat ini, pemerintah juga telah membangun sejumlah sarana dan prasarana untuk menunjang operasional kereta otonom tersebut. Di mana, telah terdapat 4 titik halte pemberhentian yang tersedia di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP).