JAKARTA – Kesehatan anak sekolah menjadi salah satu kunci untuk membentuk generasi yang cerdas dan produktif. Menyadari pentingnya deteksi dini masalah kesehatan pada usia sekolah, Pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas Kesehatan melaksanakan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di sekolah-sekolah.
Program ini dirancang agar siswa dapat memperoleh pemeriksaan kesehatan lengkap tanpa harus mengeluarkan biaya, sehingga tidak ada hambatan bagi mereka untuk mendapatkan layanan kesehatan berkualitas.
Program CKG ini resmi diluncurkan menjelang peringatan HUT RI ke-80, dimulai dari SMKN 2 Denpasar dengan sasaran 292 siswa, dan sebelumnya telah menjangkau 2.120 anak di tingkat SD dan SMP di berbagai kabupaten/kota. Kepala Dinas Kesehatan Bali, I Nyoman Gede Anom, menyatakan meski momen peluncuran bertepatan dengan kemerdekaan, layanan ini akan terus berjalan secara berkelanjutan.
Di seluruh Bali, program ini menargetkan sekitar 740 ribu siswa untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan di sekolah. Petugas puskesmas diturunkan untuk melakukan 17 jenis pemeriksaan dalam waktu rata-rata 10 menit per anak. Jika ditemukan indikasi penyakit, siswa akan diberikan rujukan untuk pemeriksaan lanjutan.
Menurut Anom, sebagian besar siswa baru pertama kali menjalani pemeriksaan kesehatan lengkap. Hasil awal menunjukkan masalah yang sering ditemukan adalah kurangnya kebugaran fisik dan tekanan darah yang kurang ideal akibat minimnya aktivitas olahraga.
“Sejauh ini belum kelihatan laporan keluhan dari siswa tapi yang kebugaran hampir rata-rata anak-anak pas ditanya sudah olahraga belum seminggu ini jawabnya belum nah dari situ artinya sudah dianggap tidak sehat ini,” ungkapnya, seperti dikutip ANTARA.
Pelaksanaan CKG di sekolah tidak menemui hambatan berarti. Koordinasi dengan Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Bali sudah dilakukan untuk memastikan data siswa yang akan diperiksa. Pemerintah daerah juga mendorong agar program ini dimanfaatkan semaksimal mungkin, tidak hanya oleh siswa tetapi juga oleh masyarakat umum.
Menjelang perayaan kemerdekaan, cakupan program diperluas dengan melibatkan komunitas, sekolah, dan seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk melakukan pemeriksaan di puskesmas. Anom menegaskan bahwa standar pemeriksaan di puskesmas setara dengan rumah sakit, sehingga masyarakat tidak perlu meragukan kualitas layanan.
“Kami ingin memberikan contoh bahwa CKG yang dilaksanakan puskesmas itu standarnya sama dengan pemeriksaan di rumah sakit, supaya masyarakat tidak berpikir kok kami disuruh cek ke puskesmas tapi pegawai negeri tempat lain, jadi itu untuk menjaga kepercayaan masyarakat bahwa cek kesehatan itu penting,” pungkasnya.
