BANDA ACEH – Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia menyalurkan bantuan kemanusiaan untuk warga terdampak banjir dan longsor di Aceh, Rabu, 10 November. Bantuan disalurkan melalui Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah I ke Aceh Tamiang, Kota Langsa, dan Aceh Timur, tiga wilayah dengan dampak bencana paling berat.
Logistik yang diberikan mencakup pangan, kebutuhan dasar, perlengkapan sanitasi, hingga dukungan pengungsian. Penyerahan dilakukan Kepala BPK Wilayah I Piet Rusdi kepada pemerintah daerah dan unsur penanganan bencana.
Tak berhenti pada bantuan fisik, BPK Wilayah I juga gelar Aksi Solidaritas Kebudayaan untuk Aceh—program pemulihan psikososial berbasis seni tradisi. Sasaran utamanya mahasiswa asal daerah terdampak yang kini berkuliah di Banda Aceh. Banyak dari mereka kehilangan akses komunikasi dan kiriman dana sejak bencana 26 November 2025.
“Kami berpikir cepat soal nasib mahasiswa di Banda Aceh. Komunikasi dengan keluarga pasti terputus, begitu juga kiriman dana,” ujar Piet Rusdi. Ia mengatakan, aksi mahasiswa menggalang donasi kemudian menginspirasi BPK untuk turun langsung. “Kami memberi ruang bagi mereka menampilkan seni tradisi sambil mengumpulkan donasi,” lanjutnya.
Sebanyak 17 himpunan mahasiswa dari berbagai kabupaten/kota terlibat, mulai dari Pidie, Aceh Utara, Lhokseumawe, Aceh Tamiang, Gayo Lues, hingga Subulussalam. Piet menilai antusiasme tinggi ini menegaskan budaya sebagai kekuatan bertahan di masa krisis.
Kementerian Kebudayaan berharap kolaborasi lintas daerah ini mempercepat pemulihan Aceh, bukan hanya fisik tetapi juga psikososial dan solidaritas sosial yang mengikat masyarakat.
