Bank Sentral Filipina Kejutkan Pasar, Pangkas Suku Bunga di Tengah Skandal Korupsi

Bank Sentral Filipina Kejutkan Pasar, Pangkas Suku Bunga di Tengah Skandal Korupsi

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Sentral Filipina atau Bangko Sentral ng Pilipinas/BSP) secara mengejutkan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada Kamis (9/10/2025). 

Langkah ini diambil di tengah memburuknya prospek ekonomi akibat persoalan domestik terutama terkait dugaan korupsi yang telah melemahkan kepercayaan bisnis.

Melansir Bloomberg, BSP menurunkan suku bunga acuan overnight reverse repurchase menjadi 4,75%. Keputusan tersebut hanya diprediksi oleh 7 dari 26 ekonom dalam survei Bloomberg, sementara mayoritas memperkirakan BSP akan menahan siklus pelonggaran yang sudah berjalan lebih dari setahun terakhir.

Mata uang peso Filipina melanjutkan pelemahan dengan turun 0,3% terhadap dolar AS ke level 58,14, terburuk dibandingkan sejumlah mata uang Asia lainnya.

Dalam sebulan terakhir, peso tercatat melemah 2%, sehingga banyak ekonom semula memperkirakan hal ini akan menahan langkah bank sentral untuk memangkas suku bunga.

Keputusan tak terduga tersebut muncul setelah maraknya demonstrasi publik terkait dugaan penyelewengan dana miliaran dolar yang semestinya digunakan untuk proyek pengendalian banjir. 

Penyelewengan dana tersebut ddiduga dilakukan melalui adanya proyek fiktif dan pembengkakan kontrak yang menyeret sejumlah legislator, meski mereka membantah tuduhan.

Kondisi tersebut berpotensi memperlambat belanja pemerintah untuk proyek besar karena harus melalui pengawasan lebih ketat, yang pada gilirannya dapat menekan pertumbuhan ekonomi jangka pendek.

“Prospek pertumbuhan ekonomi domestik telah melemah. Outlook ini mencerminkan sebagian dari turunnya kepercayaan bisnis akibat masalah tata kelola dalam belanja infrastruktur publik,” tulis BSP dalam pernyataan resmi.

Masih Punya Ruang Penurunan

Meski demikian, bank sentral masih memiliki ruang untuk memangkas bunga, seiring inflasi yang berada di bawah target sejak Maret lalu. Dengan pemangkasan terbaru, total penurunan suku bunga sejak Agustus tahun lalu telah mencapai 175 basis poin. Inflasi memang naik menjadi 1,7% pada September, tetapi masih berada di bawah target 2%–4%.

BSP mengatakan, prospek inflasi yang kondusif serta permintaan domestik yang moderat memberikan ruang bagi kebijakan moneter yang lebih akomodatif.

“Sambil menunggu dampak kebijakan sebelumnya terhadap perekonomian, BSP akan tetap waspada terhadap risiko baru dengan menjaga stabilitas harga yang mendukung pertumbuhan berkelanjutan dan penciptaan lapangan kerja,” lanjut BSP.

Keputusan BSP mencerminkan kekhawatiran pembuat kebijakan bahwa skandal korupsi yang telah mengguncang kepercayaan investor bisa menghambat salah satu ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di Asia. 

Sejumlah ekonom bahkan sudah memangkas proyeksi pertumbuhan Filipina karena diperkirakan melambatnya belanja negara yang menyumbang sekitar 20% dari produk domestik bruto.

Di sisi lain, ketidakpastian kebijakan perdagangan dan investasi global juga berpotensi membuat Filipina gagal mencapai target pertumbuhan ekonomi tahun depan, menurut laporan bank sentral bulan lalu.

Adapun sejumlah bank sentral lain di kawasan, seperti Selandia Baru dan Indonesia, juga telah memangkas suku bunga untuk menopang pertumbuhan.

Bank Sentral AS (The Fed) pun diperkirakan akan kembali memangkas bunga pada 2025, sementara Bank Sentral Thailand pekan ini memilih menahan suku bunga setelah sebelumnya diprediksi akan menurunkannya.