Saat ini, fokus utama program diarahkan pada pengembangan model pengelolaan sampah terpadu di Ciamis. Daerah ini dipilih karena memiliki budaya kolaboratif yang kuat, dukungan pemerintah terhadap pengelolaan sampah, dan jaringan bank sampah aktif yang siap dikembangkan melalui pendekatan digital terintegrasi.
Bersama Duitin, Bank DBS Indonesia membangun satu bank sampah digital baru, mendigitalisasi tiga bank sampah eksisting, serta membangun tiga unit peternakan burung puyuh sebagai bagian dari ekosistem pengelolaan sampah yang saling terhubung.
Melalui model ini, sampah anorganik dapat dikumpulkan, dipilah, dan disalurkan kembali sebagai material daur ulang, sementara sampah organik diolah menjadi pakan ternak melalui budidaya larva Black Soldier Fly (BSF) atau maggot. Pakan tersebut kemudian digunakan untuk mendukung operasional peternakan puyuh, sekaligus membuka peluang pendapatan tambahan bagi masyarakat.
Langkah ini sejalan dengan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang mencatat jumlah bank sampah di Indonesia mencapai 20.587 unit pada 2024, meningkat 20,2 persen dibanding 2023. Selama satu tahun, total sampah yang dikumpulkan mencapai 138,61 ribu ton.
Kenaikan ini sejalan dengan pertumbuhan nilai ekonomi yang dihasilkan, yakni sebesar Rp10,1 miliar sepanjang tahun. Tren positif ini mencerminkan semakin kuatnya dampak ekonomi yang dirasakan masyarakat dari aktivitas pengelolaan sampah.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5244922/original/072045700_1749267953-Foto_Ilustrasi_DBS__1_.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)