Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Banjir Rob, Pengertian, Penyebab, dan Solusinya.

Banjir Rob, Pengertian, Penyebab, dan Solusinya.

Jakarta: Banjir rob adalah fenomena di mana air laut meluap dan menggenangi daratan yang lebih rendah dari permukaan laut saat terjadi pasang.

Fenomena ini kerap terjadi di daerah pesisir dan menjadi masalah serius di berbagai wilayah di Indonesia, seperti Jakarta Utara, Semarang, dan Pekalongan.

Contoh kasus terbaru terjadi di Muara Angke, Jakarta Utara, yang mengalami banjir rob berkepanjangan pada Desember 2024. Kondisi ini diperparah oleh sistem drainase yang buruk dan penurunan muka tanah yang semakin parah di wilayah tersebut.
 
Pengertian Banjir Rob
Secara umum, banjir rob terjadi ketika air laut pasang mencapai daratan rendah di wilayah pesisir. Tidak seperti banjir akibat curah hujan tinggi, banjir rob lebih dipengaruhi oleh faktor pasang surut air laut dan kondisi daratan di sekitar pesisir.

Banjir rob dapat bersifat rutin, datang pada pagi atau sore hari, dan sering kali terjadi baik pada musim hujan maupun musim kemarau. Hal ini membuat penduduk di wilayah pesisir hidup dengan ancaman banjir rob yang berkepanjangan.
 
Penyebab Banjir Rob
Berdasarkan Kementerian Kesehatan, banjir rob disebabkan oleh beberapa faktor utama yang saling berkaitan. Berikut adalah penyebab umum terjadinya banjir rob:

1. Kenaikan Permukaan Air Laut: Perubahan iklim global menyebabkan suhu bumi meningkat, yang berakibat pada mencairnya es di kutub. Akibatnya, permukaan air laut naik dan menggenangi daratan yang lebih rendah.

2. Penurunan Muka Tanah (Land Subsidence): Penurunan muka tanah sering terjadi di kota-kota pesisir akibat eksploitasi air tanah berlebih. Wilayah seperti Jakarta Utara mengalami penurunan muka tanah hingga beberapa sentimeter setiap tahun, memperparah risiko banjir rob.

3. Pasang Surut Air Laut: Pasang surut yang dipengaruhi oleh gravitasi bulan dan matahari menjadi faktor alamiah utama dalam fenomena banjir rob. Pada saat air laut pasang tinggi, daratan rendah lebih mudah tergenang.

4. Abrasi Pantai: Erosi pantai akibat gelombang laut dan kurangnya upaya perlindungan pesisir mengurangi kemampuan pantai untuk menahan air laut. Hal ini membuat air laut lebih mudah masuk ke daratan.

5. Hujan Lebat dan Drainase yang Buruk: Curah hujan tinggi yang dikombinasikan dengan sistem drainase yang buruk memperlambat aliran air ke laut. Ketika hal ini bersamaan dengan pasang air laut, banjir rob menjadi lebih parah.

6. Angin Kencang dan Gelombang Pasang: Faktor eksternal seperti angin kencang, gelombang tinggi, dan badai di laut dapat mendorong air laut menuju daratan, meningkatkan intensitas banjir rob.
 
Solusi Mengatasi Banjir Rob
Untuk mengatasi banjir rob, dibutuhkan langkah-langkah strategis, di antaranya:

1. Pembangunan Tanggul Laut: Membangun tanggul laut di daerah pesisir dapat membantu menghalangi air laut masuk ke daratan.

2. Penghijauan dan Restorasi Mangrove: Hutan mangrove berfungsi sebagai benteng alami yang menahan gelombang laut dan mencegah abrasi.

3. Penghentian Eksploitasi Air Tanah: Penggunaan air tanah berlebih harus dikurangi dengan beralih ke sumber air alternatif seperti air permukaan.

4. Peningkatan Sistem Drainase: Memperbaiki sistem drainase agar air hujan dapat mengalir lebih cepat ke laut.

5. Adaptasi Masyarakat: Edukasi masyarakat tentang cara menghadapi banjir rob, termasuk penggunaan teknologi adaptif seperti rumah panggung.

6. Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat: Pemerintah, pakar lingkungan, dan masyarakat perlu bekerja sama dalam merumuskan kebijakan mitigasi yang efektif.

Banjir rob adalah fenomena alam yang semakin sering terjadi akibat kombinasi faktor lingkungan dan aktivitas manusia. Kenaikan permukaan air laut, penurunan muka tanah, dan abrasi pantai menjadi penyebab utamanya.

Untuk mengatasi banjir rob, dibutuhkan solusi komprehensif yang melibatkan teknologi, kebijakan pemerintah, dan partisipasi masyarakat.

Dengan langkah-langkah tersebut, dampak banjir rob dapat diminimalkan untuk melindungi wilayah pesisir dan penduduknya.

Baca Juga: 
Banjir Rob Terjang Situbondo, Puluhan Kampung Nelayan Terendam

Jakarta: Banjir rob adalah fenomena di mana air laut meluap dan menggenangi daratan yang lebih rendah dari permukaan laut saat terjadi pasang.
 
Fenomena ini kerap terjadi di daerah pesisir dan menjadi masalah serius di berbagai wilayah di Indonesia, seperti Jakarta Utara, Semarang, dan Pekalongan.
 
Contoh kasus terbaru terjadi di Muara Angke, Jakarta Utara, yang mengalami banjir rob berkepanjangan pada Desember 2024. Kondisi ini diperparah oleh sistem drainase yang buruk dan penurunan muka tanah yang semakin parah di wilayah tersebut.
 
Pengertian Banjir Rob
Secara umum, banjir rob terjadi ketika air laut pasang mencapai daratan rendah di wilayah pesisir. Tidak seperti banjir akibat curah hujan tinggi, banjir rob lebih dipengaruhi oleh faktor pasang surut air laut dan kondisi daratan di sekitar pesisir.
Banjir rob dapat bersifat rutin, datang pada pagi atau sore hari, dan sering kali terjadi baik pada musim hujan maupun musim kemarau. Hal ini membuat penduduk di wilayah pesisir hidup dengan ancaman banjir rob yang berkepanjangan.
 
Penyebab Banjir Rob
Berdasarkan Kementerian Kesehatan, banjir rob disebabkan oleh beberapa faktor utama yang saling berkaitan. Berikut adalah penyebab umum terjadinya banjir rob:
 
1. Kenaikan Permukaan Air Laut: Perubahan iklim global menyebabkan suhu bumi meningkat, yang berakibat pada mencairnya es di kutub. Akibatnya, permukaan air laut naik dan menggenangi daratan yang lebih rendah.
 
2. Penurunan Muka Tanah (Land Subsidence): Penurunan muka tanah sering terjadi di kota-kota pesisir akibat eksploitasi air tanah berlebih. Wilayah seperti Jakarta Utara mengalami penurunan muka tanah hingga beberapa sentimeter setiap tahun, memperparah risiko banjir rob.
 
3. Pasang Surut Air Laut: Pasang surut yang dipengaruhi oleh gravitasi bulan dan matahari menjadi faktor alamiah utama dalam fenomena banjir rob. Pada saat air laut pasang tinggi, daratan rendah lebih mudah tergenang.
 
4. Abrasi Pantai: Erosi pantai akibat gelombang laut dan kurangnya upaya perlindungan pesisir mengurangi kemampuan pantai untuk menahan air laut. Hal ini membuat air laut lebih mudah masuk ke daratan.
 
5. Hujan Lebat dan Drainase yang Buruk: Curah hujan tinggi yang dikombinasikan dengan sistem drainase yang buruk memperlambat aliran air ke laut. Ketika hal ini bersamaan dengan pasang air laut, banjir rob menjadi lebih parah.
 
6. Angin Kencang dan Gelombang Pasang: Faktor eksternal seperti angin kencang, gelombang tinggi, dan badai di laut dapat mendorong air laut menuju daratan, meningkatkan intensitas banjir rob.
 
Solusi Mengatasi Banjir Rob
Untuk mengatasi banjir rob, dibutuhkan langkah-langkah strategis, di antaranya:
 
1. Pembangunan Tanggul Laut: Membangun tanggul laut di daerah pesisir dapat membantu menghalangi air laut masuk ke daratan.
 
2. Penghijauan dan Restorasi Mangrove: Hutan mangrove berfungsi sebagai benteng alami yang menahan gelombang laut dan mencegah abrasi.
 
3. Penghentian Eksploitasi Air Tanah: Penggunaan air tanah berlebih harus dikurangi dengan beralih ke sumber air alternatif seperti air permukaan.
 
4. Peningkatan Sistem Drainase: Memperbaiki sistem drainase agar air hujan dapat mengalir lebih cepat ke laut.
 
5. Adaptasi Masyarakat: Edukasi masyarakat tentang cara menghadapi banjir rob, termasuk penggunaan teknologi adaptif seperti rumah panggung.
 
6. Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat: Pemerintah, pakar lingkungan, dan masyarakat perlu bekerja sama dalam merumuskan kebijakan mitigasi yang efektif.
 
Banjir rob adalah fenomena alam yang semakin sering terjadi akibat kombinasi faktor lingkungan dan aktivitas manusia. Kenaikan permukaan air laut, penurunan muka tanah, dan abrasi pantai menjadi penyebab utamanya.
 
Untuk mengatasi banjir rob, dibutuhkan solusi komprehensif yang melibatkan teknologi, kebijakan pemerintah, dan partisipasi masyarakat.
 
Dengan langkah-langkah tersebut, dampak banjir rob dapat diminimalkan untuk melindungi wilayah pesisir dan penduduknya.
 
Baca Juga: 
Banjir Rob Terjang Situbondo, Puluhan Kampung Nelayan Terendam
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

(WAN)