Banjir Luapan Anak Sungai Sadar Rendam 20 Rumah di Mojoanyar Mojokerto

Banjir Luapan Anak Sungai Sadar Rendam 20 Rumah di Mojoanyar Mojokerto

Mojokerto (beritajatim.com) – Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang mengguyur wilayah Kabupaten Mojokerto pada, Rabu (12/11/2025) sore menyebabkan luapan air dari Anak Sungai Sadar. Akibatnya, air sempat menggenangi 20 rumah warga dan jalan desa di Dusun Tambakrejo, Desa Gayaman, Kecamatan Mojoanyar.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, banjir terjadi sekitar pukul 18.00 WIB setelah hujan deras melanda wilayah Kabupaten Mojokerto sejak pukul 15.30 WIB. Akibatnya, debit air di sejumlah sungai di wilayah tersebut meningkat dan meluap ke permukiman warga.

“Genangan air masuk ke rumah warga dengan ketinggian sekitar 10 hingga 20 sentimeter. Ada sekitar 20 rumah yang terdampak di RT 01 RW 03 Dusun Tambakrejo,” ungkap Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Mojokerto, Abdul Khakim, Kamis (13/11/2025).

Selain rumah warga, akses jalan desa juga sempat tergenang dengan ketinggian air antara 10 hingga 80 sentimeter. BPBD Kabupaten Mojokerto segera turun ke lokasi untuk melakukan assessment, kaji cepat, dan pemantauan perkembangan situasi. Tidak ada laporan korban jiwa maupun kerugian material yang signifikan.

“Pusdalops juga langsung melaporkan kondisi terkini kepada pimpinan. Hingga Kamis dini hari sekitar pukul 03.00 WIB, air sudah surut total. Selain di Desa Gayaman, genangan air juga dilaporkan terjadi di Desa Perning Kecamatan Jetis dan wilayah Kecamatan Ngoro. Genangan di bawah Jalan Tol Jomo (Jombang – Mojokerto),” katanya.

Namun genangan cepat surut seiring hujan berhenti. Sementara di Kecamatan Ngoro, air hujan dari dataran tinggi menyebabkan debit Sungai Sumberwaru meluap dan menggenangi jalan provinsi penghubung Mojokerto–Pasuruan serta area persawahan. Namun, banjir tersebut bersifat sementara dan surut setelah hujan reda.

“Di Ngoro dan Jetis hanya genangan, langsung surut setelah hujan berhenti. Untuk di Desa Tempuran, Kecamatan Sooko, alhamdulilah sudah tidak banjir. Sebelumnya wilayah ini langganan banjir tiap tahun seperti di Desa Gayaman termasuk wilayah langganan banjir karena kondisi geografisnya yang rendah dan dekat dengan aliran sungai,” jelasnya.

Khakim menambahkan, sesuai prediksi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda, cuaca ekstrem diperkirakan masih akan berlangsung hingga tujuh hari ke depan. Cuaca ekstrem disertai hujan lebat, petir, dan angin kencang masih berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Mojokerto.

“Rata-rata terjadi sore hari. Kami imbau warga tetap waspada, terutama di wilayah rawan banjir seperti Gayaman,” pungkasnya. [tin/aje]