Banjir Landa Sumenep, Dinas PU Bina Marga Sebut Drainase Buruk

Banjir Landa Sumenep, Dinas PU Bina Marga Sebut Drainase Buruk

Sumenep (beritajatim.com) – Banjir di beberapa lokasi di Sumenep pada Selasa (13/05/2025) dinilai akibat buruknya drainase di beberapa titik, terutama di wilayah Kota Sumenep.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga Sumenep, Eri Susanto mengakui bahwa perlu ada perbaikan dan pelebaran drainase di beberapa titik, terutama di kawasan Kota Sumenep.

“Drainase di Patean ini memang perlu diperlebar. Kemudian di Jl. Trunojoyo, drainasenya perlu perbaikan. Lalu saluran ke selatan memang harus segera dituntaskan,” katanya, Jumat (16/05/2025).

Ia mengungkapkan, pada 2018 pihaknya sudah melakukan survei untuk mengatasi banjir di kawasan kota. Dari hasil survei, ternyata saluran di jl lingkar timur, di bawah jembatan daerah Perumahan Satelit tercatat minus 30 dari laut.

“Artinya apa? Ketika air pasang, maka air tidak bisa masuk ke laut dan meluap. Ini yang menyebabkan di kawasan itu sering terjadi banjir,” terangnya.

Menurut Eri, sekarang ini sudah saatnya di kawasan Kota Sumenep dibangun ‘bozem’ (tempat penampungan air), atau waduk lapangan (bendali: bendungan pengendali banjir).

“Ini merupakan upaya mengatasi banjir di kawasan perkotaan. Harus ada tempat penampungan air,” ujarnya.

Namun ia menyadari bahwa untuk mewujudkan rencana itu memerlukan dukungan anggaran yang tidak kecil. Karena itu, sementara untuk solusi jangka pendek dalam mengatasi banjir di kawasan perkotaan selain perbaikan tanggul Sungai Kebunagung adalah pembersihan dan perbaikan drainase.

“Untuk solusi jangka panjang memang harus dibangun bozem. Di kawasan kota, kemudian juga di Sendir Lenteng. Itu perlu bozem yang besar. Nantilah sambil kita cari anggaran ke pusat,” tuturnya.

Pada Selasa (13/05/2025), sejumlah wilayah di Sumenep terendam banjir akibat jebolnya tanggul Sungai Kebunagung. Air pun meluap hingga ke Desa Patean Kecamatan Batuan, dan Desa Muangan Kecamatan Saronggi.

Jalur utama Sumenep – Pamekasan di Nambakor Saronggi pun sempat ditutup dan dialihkan ke Kecamatan Lenteng, mengingat ketinggian air mencapai pinggang orang dewasa. Kondisi itu diperparah dengan pasangnya air laut, sehingga menambah ketinggian banjir di Sumenep. (tem/ian)