Lumajang (beritajatim.com) – Banjir lahar susulan yang menerjang beberapa waktu lalu di Lumajang, Jawa Timur, telah memberikan dampak signifikan terhadap sektor pertanian.
Lahan pertanian dan perkebunan, baik tanaman pangan seperti padi dan jagung, maupun tanaman holtikultura seperti cabai, tomat, dan bawang, mengalami kerusakan.
Tercatat, ada 106,7 hektare lahan yang mengalami kerusakan ringan ataupun sedang akibat banjir lahar. Hal ini tentu saja menghambat aktivitas para petani dan berpotensi menimbulkan kerugian ekonomi.
Menyadari hal tersebut, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Lumajang telah mengambil langkah proaktif dengan mengajukan permohonan bantuan benih kepada Kementerian Pertanian.
“Sebagai upaya pemulihan pasca bencana, kami mengajukan permohonan bantuan benih kepada pusat bagi sejumlah lahan yang terdampak,” jelas Hairil Diani, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Lumajang.
Bantuan benih ini diharapkan dapat membantu para petani untuk kembali bercocok tanam dan meminimalisir kerugian ekonomi yang mereka alami.
“Adanya bantuan benih diharapkan mampu mempercepat proses pemulihan pertanian dan meminimalisir dampak kerugian yang dialami para petani,” ujar Hairil Diani.
Sementara itu, Penjabat Bupati Lumajang, Indah Wahyuni, memastikan bahwa kebutuhan pangan di Lumajang masih tercukupi hingga tiga bulan ke depan meskipun sebagian lahan pertanian terdampak banjir lahar.
“Kita berkoordinasi dengan pihak DKPP, Diskoperindag, dan Bulog bagaimana mengatasi gagal panen dan sejumlah inflasi. Namun, yang jelas kebutuhan pangan di Lumajang tercukupi hingga 3 bulan ke depan,” ujar Indah Wahyuni.
Pemerintah daerah dan instansi terkait akan terus berupaya untuk membantu para petani yang terdampak banjir lahar agar dapat kembali beraktivitas dan memulihkan sektor pertanian di Lumajang. (vid/ted)