Lumajang (beritajatim.com) – Banjir lahar dingin Gunung Semeru kembali menerjang aliran Sungai Regoyo di Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Selasa (13/5/2025) sore. Fenomena ini terjadi akibat tingginya curah hujan yang mengguyur kawasan sekitar gunung berapi paling aktif di Pulau Jawa tersebut.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat aktivitas banjir lahar ini melalui seismograf dengan amplitudo maksimal mencapai 36 milimeter pada pukul 14.00 WIB. Akibatnya, akses menuju Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, kembali terputus dan membuat warga yang tinggal di wilayah itu terisolir.
Kabid Kedaruratan dan Rehabilitasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, Yudhi Cahyono, menyebutkan sebanyak 130 kepala keluarga (KK) terdampak langsung oleh kondisi ini. Ia mengungkapkan bahwa banjir lahar yang menerjang kali ini memiliki intensitas cukup besar.
“Ini memang banjirnya cukup besar, biasanya memang kawasan Dusun Sumberlangsep hampir selalu terisolir kalau banjir laharnya datang,” terangnya ketika dikonfirmasi, Selasa (13/5/2025) sore.
Saat ini, BPBD Lumajang bersama tim gabungan tengah melakukan asesmen di dua titik lokasi terdampak. Selain Dusun Sumberlangsep, asesmen juga dilakukan di blok Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh, yang diduga mengalami kerusakan tanggul akibat terjangan banjir.
“Untuk dampak masih dilakukan asesmen di dua titik, di Dusun Sumberlangsep karena sering terisolir. Sedangkan satu titik lagi ini ada di kampung renteng Desa Sumberwuluh karena ada tanggul yang rusak. Ini kita pastikan dulu apa ada dampaknya,” tambahnya.
BPBD mengimbau seluruh warga yang beraktivitas di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) yang dilalui lahar Gunung Semeru untuk waspada dan sementara waktu menghentikan seluruh aktivitas, terutama saat hujan masih berlangsung.
“Harus terus waspada, jadi warga yang beraktivitas di sekitar laharan baik penambang atau yang tinggal di sekitar daerah aliran untuk mencari tempat aman terlebih dahulu,” ungkapnya.
Meningkatnya potensi bencana akibat banjir lahar dingin menjadi pengingat penting bagi warga dan otoritas setempat untuk terus memperkuat mitigasi bencana. Terlebih, wilayah Lumajang merupakan salah satu kawasan yang paling rentan terhadap dampak aktivitas vulkanik Gunung Semeru. [has/suf]
