Banjir Kali Gandong di Kecamatan Gayam Bojonegoro, Empat Rumah Terendam, Jembatan Putus, dan Satu Mobil Terseret Arus

Banjir Kali Gandong di Kecamatan Gayam Bojonegoro, Empat Rumah Terendam, Jembatan Putus, dan Satu Mobil Terseret Arus

Bojonegoro (beritajatim.com) – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Bojonegoro mengakibatkan Sungai Kali Gandong meluap pada Sabtu (17/5/2025) malam, menyebabkan banjir di sejumlah desa di Kecamatan Gayam. Dampak paling parah terjadi di Desa Bonorejo dan Mojodelik.

Salah seorang warga di RT 12 RW 03 Desa Mojodelik Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro, Lismi mengungkapkan, banjir luapan Sungai Gandong tersebut mulai masuk rumah pada Sabtu (17/5/2025) sekitar pukul 03.00 WIB. Air limpasan dari Sungai Gandong berwarna coklat keruh dengan deras masuk ke rumah.

“Secara bertahap air juga naik terus sampai ketinggian mencapai 1 meter. Hingga sekitar jam 6 pagi air baru surut,” ujarnya.

Sementara Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Heru Wicaksi, menyampaikan dampak banjir luapan Sungai Gandong itu, selain menggenangi rumah warga juga menyebabkan kerusakan fasilitas umum serta kerugian di beberapa titik.

Di Desa Bonorejo, satu lokasi usaha penggergajian kayu milik Sukijan (warga RT 07/RW 02) tergenang air setinggi kurang lebih tujuh meter. Sebuah mobil Toyota Camry tahun 2006 milik korban turut terseret arus banjir.

Sementara di Desa Mojodelik, empat rumah warga tergenang banjir dengan ketinggian air sekitar satu meter. Tak hanya itu, banjir juga mengakibatkan putusnya satu jembatan penghubung antara Desa Mojodelik (Kecamatan Gayam) dan Desa Ngrejeng (Kecamatan Purwosari), sehingga akses transportasi warga terganggu.

Menanggapi peristiwa ini, BPBD Bojonegoro bersama BPBD Provinsi Jawa Timur segera melakukan peninjauan lokasi, koordinasi dengan pemerintah desa, serta menyalurkan bantuan sembako kepada warga terdampak banjir. Kondisi saat ini banjir sudah surut dan warga secara bergotong royong membersihkan material banjir yang masuk ke rumah.

“Tim kami sudah di lapangan melakukan asesmen dan memberikan bantuan darurat. Kami imbau warga untuk tetap waspada dan berhati-hati mengingat cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi,” ujar Heru.

BPBD juga meminta masyarakat yang tinggal di bantaran sungai agar siaga terhadap kemungkinan banjir susulan akibat curah hujan tinggi di wilayah hulu. Mengingat, saat ini tinggi muka air di Sungai Bengawan Solo juga dalam posisi siaga merah dengan tren naik. [lus/ian]