JawaPos.com- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf masuk dalam ranking ke-19 Tokoh Muslim Berpengaruh Dunia 2023. Jajaran PWNU Jatim turut bangga dan memberikan apresiasi terhadap prestasi tersebut.
“Gus Yahya sangat layak dan sudah sewajarnya mendapatkan apresiasi sebagai tokoh berpengaruh besar di dunia,’’ kata Sekretaris PWNU Jatim Prof Akh. Muzakki dalam keterangan pers, Senin (31/10).
Menurut Muzakki, bukan saja karena Gus Yahya memimpin umat yang besar untuk ukuran organisasi massa. Namun, keponakan KH A. Mustofa Bisri (Gus Mus) tersebut juga memiliki pikiran-pikiran besar.
Baik untuk kebangsaan, kemanusiaan, sekaligus peradaban dunia. “Pikiran besar beliau seperti itu dibarengi dengan besarnya kendaraan yang bernama NU,’’ kata guru besar yang juga rektor UINSA Surabaya itu.
Karena itu, lanjut dia, tidak mengherankan jika Gus Yahya mendapatkan penghargaan tersebut. Bahkan, menurut Muzakki, seharusnya lebih layak untuk ditempatkan pada nomor lebih tinggi dari sisi tingkat pengaruhnya di tataran global.
Muzakki menambahkan, penyelenggaraan konferensi tingkat tinggi tokoh-tokoh agama dunia atau Religions of Twenty Forum (R20) serta program besar lainnya menjadi bukti atas pengaruh Gus Yahya pada tata kelola baru peradaban dunia.
Untuk diketahui, Gus Yahya bersama Presiden Joko Widodo dan Habib Lutfi bin Yahya menjadi tiga tokoh Indonesia yang masuk dalam The Muslim 500: The World’s 500 Most Influential Muslims. Data itu merupakan survei tahunan yang dilakukan oleh Pusat Pembelajaran Strategis Kerajaan Islam Jordania yang berpusat di Amman.
Pada posisi pertama dalam daftar tersebut adalah Raja Arab Saudi Salman bin Abdul-Aziz Al-Saud. Posisi kedua, Ayatollah Hajj Sayyid Ali Khamenei (pemimpin agung Republik Islam Iran), dan ketiga Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani.
Dalam survei sebelumnya, nama Gus Yahya ikut masuk sebagai tokoh muslim berpengaruh itu bukan kali pertama. Namun, tahun ini nama Gus Yahya naik ranking ke-19. Selama ini, Gus Yahya dinilai sejumlah kalangan, mewarisi ide-ide KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Terutama dalam isu-isu kemanusiaan.
