BADUNG– Pihak pengelola Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai memastikan operasional penerbangan telah kembali normal. Sebelumnya bandara tersebut sempat terganggu akibat kendala teknis pada pesawat Airfast dengan nomor registrasi DH PK OAM 6 dari Benete, Sumbawa Barat, Sabtu 8 Maret.
General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai, Ahmad Syaugi Shahab, menjelaskan bahwa pesawat mengalami kendala pada pukul 10.15 Wita, yang menyebabkan landasan pacu tidak dapat digunakan sementara waktu.
“Penanganan telah selesai sesuai prosedur dengan memindahkan pesawat kecil tersebut menggunakan peralatan lifting bag atau salvage equipment,” ujar Syaugi, dikutip dari Antara.
Proses evakuasi pesawat dilakukan berdasarkan NOTAM Nomor A0668/25 NOTAMN, yang mengatur penutupan landasan pacu dari pukul 10.15 Wita hingga 12.10 Wita. Setelah itu, dilakukan penyisiran untuk memastikan tidak ada objek asing yang tertinggal di landasan, sebelum akhirnya dibuka kembali pada pukul 13.06 Wita.
Puluhan Penerbangan Terdampak
Selama tiga jam penutupan landasan, setidaknya 10 penerbangan keberangkatan dan 21 kedatangan mengalami gangguan. Namun, setelah pesawat Airfast berhasil dievakuasi, penerbangan kembali berangsur normal.
Pesawat pertama yang mendarat setelah landasan kembali dibuka adalah Singapore Airlines SQ938 dari Singapura, yang tiba pada pukul 13.10 Wita, mengalami keterlambatan dari jadwal seharusnya pada pukul 11.50 Wita.
Sementara itu, pesawat pertama yang berangkat setelah insiden ini adalah Aero India tujuan Delhi, yang terbang pada pukul 13.23 Wita, dari jadwal seharusnya 10.35 Wita.
“Seluruh operasional Bandara I Gusti Ngurah Rai telah berangsur normal, penerbangan-penerbangan yang sebelumnya tertunda sudah mulai beroperasi kembali dengan penjadwalan ulang rata-rata 2 hingga 3,5 jam dari jadwal awal,” tambah Syaugi.
Pihak bandara juga mengimbau calon penumpang untuk selalu memperbarui informasi penerbangan melalui maskapai masing-masing atau menghubungi pusat kontak 172.