Jakarta, CNBC Indonesia – Baterai HP dan tablet tiba-tiba hampir habis di waktu yang tidak tempat bisa bikin panik. Misalnya ketika sedang berada di luar rumah, namun lupa membawa kabel charger.
Biasanya solusi yang terpikirkan adalah meminjam kabel charger dari orang lain. Misalnya ke sesama penumpang di ruang tunggu bandara atau petugas front desk hotel.
Namun, hal ini ternyata merupakan kesalahan besar yang bisa mendatangkan bahaya, menurut pakar keamanan siber.
“Ada hal-hal tertentu dalam hidup yang tidak boleh Anda pinjam,” kata Charles Henderson, Global Managing Partner dan Kepala X-Force Red di IBM Security.
Ia menganalogikan kabel charger seperti pakaian dalam. Ketika lupa membawa pakaian dalam saat berlibur, solusinya adalah membeli pakaian dalam baru, bukan meminjam dari orang lain. Hal itu perlu diterapkan pada kabel charger.
Sebagai informasi, Henderson menjalankan tim hacker yang disewa klien untuk membobol sistem komputer mereka guna mengungkap kerentanannya. Ia mengatakan hacker telah menemukan cara untuk menanam malware pada kabel charger yang dapat membajak perangkat dan komputer dari jarak jauh.
Pada Konferensi Peretasan DEF CON tahunan di Las Vegas beberapa saat lalu, Handerson menceritakan seorang hacker dengan julukan ‘MG’ mendemonstrasikan kabel Lightning iPhone yang telah ia modifikasi.
Setelah menggunakan kabel tersebut untuk menyambungkan iPod ke komputer Mac, MG bisa mengakses alamat IP kabel dari jarak jauh dan mengambil kendali atas Mac.
Ia juga dapat ‘membunuh’ malware yang ditanamkan dari jarak jauh itu dan menghapus semua bukti keberadaannya.
Kendati berbahaya, namun Handerson mengatakan risiko penipuan dengan modus menanam malware di kabel charger sejatinya belum meluas saat ini. Biasanya, modus ini dilakukan untuk mengelabui korban yang sudah ditargetkan alias tidak random.
“Tetapi hanya karena kita belum melihat serangan yang meluas bukan berarti kita tidak akan melihatnya,” kata Henderson.
“Teknologinya sangat kecil dan sangat murah. Ukurannya bisa sangat kecil sehingga tampak seperti kabel biasa namun memiliki kemampuan dan kecerdasan untuk menanamkan malware pada korbannya. Produk-produk ini akan menjadi lebih murah untuk diproduksi dan ini bukanlah sesuatu yang rata-rata konsumen akan lacak untuk mengetahui kapan produk tersebut dapat digunakan dalam skala massal,” ia menjelaskan.
Saat ini, kata Henderson, ancaman yang lebih besar dibandingkan kabel charger berisi malware adalah stasiun pengisian daya USB yang Anda lihat di tempat umum seperti bandara.
“Kami telah melihat beberapa contoh di mana orang memodifikasi stasiun pengisian daya. Saya tidak berbicara tentang stopkontak, yang saya bicarakan adalah ketika ada port USB di stasiun pengisian daya. Berhati-hatilah dengan apa yang Anda colokkan ke perangkat Anda,” kata Henderson.
(fab/fab)