YOGYAKARTA – Tidak bisa disangkal bahwa iklim dan cuaca memang punya dampak yang sangat besar terhadap sosial dan budaya, khususnya di Indonesia. Iklim yang merupakan bagian dari semesta direspon dengan sangat beragam oleh masyarakat yang masih memegang teguh pada animisme dan dinamisme. Lantas, bagaimana pengaruh iklim terhadap keragaman sosial budaya di Indonesia?
Pengaruh Iklim Terhadap Sosial Budaya Indonesia
Dalam tulisan berjudul Antropologi dan Persoalan Perubahan Iklim: Perspektif Kritis Ekologi Politik yang ditulis oleh Suraya A.Afiff (Jurnal Antropologi:2022) dijelaskan bahwa dalam ilmu antropologi, ada berbagai perspektif yang digunakan untuk menganalisa hubungan iklim dengan tradisi.
Misalnya, ekologi budaya (Cultural Ecology) yang dikembangkan oleh Julian Steward pada tahun 1950-an. Dalam perspektif tersebut dikatakan bahwa interaksi yang terjalin antara manusia dengan lingkungan adalah salah satu cara mereka merespon sekaligus beradaptasi dengan alam. Dari interaksi manusia tersebut lahirlah kebiasaan-kebiasaan yang membangun keragaman budaya.
Indonesia sebagai negara yang dihuni oleh banyak suku tentu memiliki budaya yang dipengaruhi oleh iklim. Artinya pengaruh iklim terhadap keragaman sosial budaya di Indonesia sangat besar bahkan signifikan. Pengaruh iklim tersebut direspon oleh masyarakat dengan cara menyesuaikan diri agar bisa bertahan hidup.
Iklim juga punya pengaruh terhadap hampir seluruh aspek kehidupan. Beberapa aspek yang dipengaruhi iklim adalah sebagai berikut.
Masyarakat di Indonesia masih banyak yang mengandalkan pertanian sebagai sektor penopang hitup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Dalam pelaksanaannya, masyarakat punya tradisi yang dikaitkan antara iklim dan tradisi mereka dalam bertani. Sebagai contoh, petani di Indonesia akan menghitung masa menanam padi dengan mencocokannya dengan perhitungan tanggalan, di mana perhitungan tanggalan tersebut berhubungan dengan jadwal musim yang akan berganti.
Bentuk rumah tradisional yang dibangun oleh masyarakat adat juga didasarkan pada referensi iklim. Hal ini jadi salah satu bentuk bagaimana masyarakat Indonesia beradaptasi dengan suhu dan curah hujan. Sebagai contoh, rumah panggung dibuat lebih tinggi dari permukaan tanah untuk mengantisipasi banjir.
Migrasi jadi salah satu kebiasaan beberapa masyarakat adat. Kegiatan ini tentu didasarkan pada perubahan iklim yang berganti. Sebagai contoh, masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai nelayan akan pindah mencari lokasi lain sebagai tempat tinggal saat area perkampungan mereka terancam abrasi atau naiknya permukaan air laut.
Tradisi keagamaan dan spiritualitas
Tradisi keagamaan dan spiritualitas di Indonesia juga sangat berkaitan erat dengan iklim. Banyak masyarakat Indonesia yang mengaitkan iklim dengan dewa atau roh nenek moyang. Sebagai contoh, tradisi sedekah laut dilakukan dengan melarung hasil bumi yang menjadi sumber mata pencaharian masyarakat. Tradisi tersebut menyimbolkan rasa syukur masyarakat terhada perlindungan pejaga laut kepada nelayan dari gelombang laut yang stabil serta hasil tangkapan yang melimpah.
Itulah bagaimana pengaruh iklim terhadap keragaman sosial budaya di Indonesia. Kunjungi VOI.id untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.
