Jakarta, CNBC Indonesia – Tingkah laku Elon Musk ternyata bukan satu-satunya alasan netizen ramai-ramai berhenti menggunakan media sosial X dan menutup akun mereka. Netizen kabur ke media sosial lain karena perubahan syarat dan ketentuan platform X yang membuat mereka ketakutan.
Syarat dan ketentuan baru X berlaku mulai 15 November 2025. Aturan baru tersebut, antara lain, berisi keharusan pengguna media sosial X merelakan data milik mereka digunakan untuk melatih model kecerdasan buatan (AI) X. Selain itu, pengguna X diancam denda US$ 15.000 (Rp 238 juta) jika mereka menggunakan model AI milik X melampaui batas pemakaian.
Perubahan aturan ini berarti segala jenis konten yang diunggah pengguna ke X bisa digunakan oleh X, termasuk oleh chatbot Grok, bebas hak cipta dan royalti.
Semua interaksi pengguna, input, dan hasil yang dibagikan dengan Grok juga bebas digunakan untuk “pelatihan dan perbaikan.” Namun, fungsi ini bisa dimatikan oleh pengguna.
“Anda sebaiknya hanya menyediakan konten yang nyaman Anda bagikan dengan orang lain,” tulis syarat dan ketentuan X seperti dikutip Reuters.
Adapun, poin soal denda di X membatasi penggunaan AI sebanyak 1 juta unggahan dalam 24 jam. Menurut Reuters, batas pemakaian ini membuat pengguna yang memanfaatkan X untuk riset terancam.
Perubahan syarat ini membuat netizen ramai-ramai meninggalkan X, termasuk beberapa selebritas.
“Dengan adanya perubahan di syarat dan ketentuan, dan kembalinya tokoh yang meresahkan, saya merasa diri saya di persimpangan, ke arah yang tidak bisa lagi saya ikuti,” kata aktris Gabrielle Union di akun X-nya.
Netizen hengkang dari X dan pindah ke aplikasi media sosial lain buatan pendirinya, Jack Dorsey, yang bernama Bluesky. Jumlah download aplikasi Bluesky di AS meroket 651 persen sejak awal November.
Bluesky menyatakan jumlah pengguna mereka kini sudah melampaui 21 juta. Jumlah ini masih jauh lebih sedikit dari Threads milik Instagram yang digunakan oleh 275 juta akun dan X yang mengklaim punya 600 juta pengguna bulanan.
(dem/dem)