Liputan6.com, Jakarta Sepanjang pekan kedua November 2024, harga emas dipengaruhi oleh pemilu AS. Aksi jual tajam harga emas sempat terjadi yang membuat para pelaku pasar bertanya-tanya tentang arah logam kuning tersebut ke depannya.
Harga emas dunia di pasar spot memulai perdagangan pekan kedua November 2024 pada USD 2.739,34 per ons, dan menghabiskan bagian awal minggu berosilasi dalam kisaran sempit USD 20 antara level terendah USD 2.726 dan level tertinggi tepat di bawah USD 2.748 pada pagi hari Pemilu AS.
Terkait hal ini, survei Emas Mingguan Kitco News terbaru menunjukkan sentimen yang sangat bearish dari para pakar industri, sementara kontingen bullish dari pedagang eceran juga merosot menjadi minoritas untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan.
Analis pasar senior di Barchart.com, Darwin Newson mengatakan harga emas spot diperkirakan turun pada pekan ketiga November 2024.
“Meskipun saya pikir pasar akan mengungkap minat lindung nilai jangka panjang investor baru, kontrak berjangka Desember belum menyelesaikan tren turun jangka pendek pada grafik penutupan harian saja,” kata Newson, dikutip dari Kitco, Minggu (10/11/2024).
Kemudian, David Morrison, analis pasar senior di Trade Nation, mengatakan gambaran teknis menunjukkan penurunan lebih lanjut untuk harga emas.
“Emas merosot pada hari Rabu karena menjadi jelas bahwa Trump telah memenangkan masa jabatan kedua sebagai Presiden AS. Sebagian besar aksi jual dapat disalahkan pada dolar AS yang melonjak karena berita tersebut,” jelas Morrison.
Frank Sohlleder, analis di ActivTrades, juga yakin emas kemungkinan akan terus turun dalam waktu dekat.
“Meskipun bergerak naik, emas belum mampu menghindari bahaya koreksi besar. Bahkan penurunan lebih lanjut suku bunga acuan di AS tidak dapat memastikan bahwa emas akan mengalami permintaan yang kuat,” ujar Sohlleder.