Author: Voi.id

  • Politik Dua Wajah PDIP dan NasDem

    Politik Dua Wajah PDIP dan NasDem

    JAKARTA – Kerenggangan hubungan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh tercium publik. Tak lama, hubungan keduanya tampak kembali membaik.

    Dalam pelantikan Ketua DPP PDIP Puan Maharani sebagai Ketua DPR beberapa waktu lalu, beredar video ketika Mega dan Paloh bertemu. Saat itu, Mega dan Paloh terlihat tak saling bersalaman ketika berjalan di wilayah VIP Gedung Nusantara.

    Sikap keduanya jadi pertanyaan. Sebab, dalam kesempatan itu, Mega menyalami semua orang yang ia lewati, kecuali Paloh. Namun, pertanyaan baru muncul ketika Mega dan Puan hadir dalam kongres NasDem beberapa waktu lalu.

    Kami meminta pandangan pada Ujang Komarudin, pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia. Menurutnya, kehadiran Mega dan Puan di kongres NasDem tak bisa disimpulkan bahwa hubungan keduanya telah membaik.

    Bukan apa-apa. Menurut Ujang, saat ini, elite-elite partai politik tengah memainkan politik dua wajah. Tak jelas seperti apa sikap mereka satu sama lain. Yang jelas, pada dasarnya, NasDem saat ini memiliki daya tawar yang cukup tinggi.

    Pada Pemilu 2019, NasDem berhasil naik ke posisi empat. Mereka bahkan menyingkirkan Partai Demokrat hingga ke posisi tujuh. Posisi ini mengangkat ego NasDem sebagai partai politik. Di sisi lain, PDIP perlu berhati-hati membaca situasi.

    “Bukan berarti pertemuan kemarin hadirnya bu Mega di kongres NasDem menyelesakan semua persoalan … Justru menurut saya ini awal dari babak baru persaingan antar partai,” tutur Ujang saat dihubungi VOI di Jakarta, Rabu, 13 November.

    “Ini kan yang sebenarnya ditakuti partai-partai lain, termasuk PDIP. Ini politik dua wajah yang sedang ditampilkan elite. Di depan publik mereka berpelukan, sedangkan di belakang, mereka bisa saling menusuk,” tuturnya.

    Puan Maharani dan Megawati Soekarnoputri hadir dalam kongres NasDem (VOI)

    Puan bicara

    Sementara itu, Puan Maharani ikut angkat bicara. Puan memastikan hubungan ibunya dan Paloh baik-baik saja. Bahkan, menurut Puan, tak pernah ada kerenggangan di antara keduanya.

    “Enggak pernah ada kerenggangan. Bahwa politik itu ada dimanika ya biasa-biasa saja. Dan semuanya akrab,” kata Puan di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 12 November.

    Coba saja lihat keakraban Mega dan Paloh dalam perayaan ulang tahun ke-8 NasDem. Puan bercerita, Paloh sendiri yang menyambut Mega di depan pintu masuk. “Kita naik lift bareng-bareng. Semuanya biasa-biasa saja dan itu menunjukan bahwa ya kita tetap akur,” Puan.

    Ketua DPR ini menilai, silaturahmi politik yang dilakukan NasDem dengan partai lain adalah hal biasa. Bagi Puan, partai politik memang perlu melakukan gebrakan agar situasi politik tidak datar.

    “Bahwa kita membuat satu kejutan-kejutan ya partai politik harus seperti itu. Kalau enggak, adem ayem, datar-datar, enggak seru,” ujarnya.

    Puan juga memastikan, hubungan partai koalisi pemerintah masih solid. Ini bisa dilihat dari pelukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Surya Paloh dan situasi hangat dengan sesama rekan partai politik lainnya. “Masih solid. Masih akur masih mau sama-sama.”.

    Senada, Sekretaris Fraksi Partai NasDem Saan Mustofa mengatakan, tak ada masalah dalam hubungan antara Paloh dan Mega atau pun dengan Jokowi.

    Terkait sindiran Jokowi pada Paloh saat berpidato di ulang tahun ke-55 Partai Golkar, Saan menyebut hal itu sebagai candaan persahabatan. Kalau kamu ingat, dalam pidato itu Jokowi menyindir pertemuan Paloh dengan Ketua Umum PKS Sohibul Iman.

    “Lalu, terkait opini kerenggangan Surya Paloh dengan Megawati yang selama ini berkembang, itu terbukti terbantahkan dengan kehadiran Megawati dan Puan Maharani datang ke HUT Partai NasDem,” kata Saan.

    Seperti Puan. Saan juga menjelaskan spekulasi masa depan koalisi parpol pendukung Jokowi-Ma’ruf akan tetap solid.

    Paloh sendiri menanggapi santai video viral antara dirinya dan Megawati. “Hahaha, tanggapan saya, saya ketawa saja,” kata Paloh, ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu 2 Oktober.

    Ia juga menegaskan persahabatannya dengan Megawati selama ini berjalan baik. Surya merasa tidak memiliki masalah pribadi dengan Megawati. “Oh, hubungan saya dengan bu Mega, kalau dari saya pasti baik-baik sajalah, baguslah. Mbak Mega kan sudah 40 tahun (dengan) saya berteman,” ujar dia.

  • Pretty Boys Tidak Lolos Seleksi, Desta dan Tompi Sentil Kredibilitas FFI

    Pretty Boys Tidak Lolos Seleksi, Desta dan Tompi Sentil Kredibilitas FFI

    JAKARTA – Festival Film Indonesia (FFI) 2019 mengumumkan sejumlah film yang lolos ke dalam Daftar Pendek Pilihan Tim Kurator Piala Citra 2019 melalui akun Twitter dan Instagram mereka pada 24 Oktober lalu. Ini adalah tahap kedua – setelah tahap kurasi – di mana film yang masuk ke dalam Daftar Pendek diperketat pemilihannya. 

    Beberapa judul yang diprediksi warganet seperti 27 Steps of May, Ave Maryam, Bumi Manusia, Dua Garis Biru, Keluarga Cemara, serta Kucumbu Tubuh Indahku mulus masuk ke dalam daftar. Sejumlah film yang sebelumnya tidak dijagokan seperti Zeta, Danur 3: Sunyaruri, dan Preman Pensiun secara mengejutkan juga masuk.

    Setelah pengumuman ini, berbagai reaksi muncul. Salah satunya dari Desta dan Tompi yang masing-masing beperan sebagai produser/pemain dan sutradara dalam film pertama mereka Pretty Boys. Walaupun film yang dilepas kepada publik pada 17 September lalu ini merupakan produksi debut mereka, Pretty Boys sukses meraup hampir 700 ribu penonton.

    Mengantongi jumlah penonton yang tidak sedikit, reaksi beragam mengiringi tayangnya Pretty Boys. Tidak sedikit yang menyayangkan kurangnya sensitivitas pembuat film terhadap kaum tertentu, ada juga yang mengapresiasi pembuat film karena telah berani menyuarakan apa yang mereka rasakan terhadap industri hiburan Indonesia.

    Tompi selaku sutradara sempat menulis soal ini dalam akun Twitter-nya. “Terhadap sebuah karya TIDAK HARUS SETIAP ORANG SUKA. Penilaian atau cara menikmati setiap orang sangat bergantung referensi atau kepustakan pengetahuannya. Tapi kalau ada salah interpretasi maksud dari konten yang ingin disampaikan, ada baik diluruskan.”

    “Kan film kita emang gak bagus. Film kita kan film ngehek. Mana masuk FFI Film ngehek Tom? Lagian gak kepilih belum tentu karena karyanya gak bagus. Siapa tahu yang milih gak ngerti. Lagian emang kita butuh FFI? Kita buat FFI sendiri aja Tom!” balas Desta.

    Tompi juga mengutip sebuah kicauan yang mempertanyakan tidak lolos-nya Pretty Boys ke dalam Daftar Pendek Piala Citra 2019. 

    “Artinya Pretty Boys masih kalah bagus sama pilihan yang sesuai latar belakang pendidikan dan “taste” kurator. Kita doakan film Indo makin bagus terus. Yang belum masuk, jangan turunin standard-nya.” Cuitan ini dibalas oleh Desta.

    Artinya PRETTYBOYS masih kalah bagus ama pilihan yg sesuai ltar belakang pendidikan dan “taste” kurator. Kita doakan film indo makin bagus terus. Yg blum masuk , jgn turunin standard nya ekwkwk https://t.co/P0lrXrnur5

    — tompi (@dr_tompi) October 27, 2019

    Menariknya, di awal perilisannya, Tompi dan Desta tidak memasang target apa pun, termasuk jumlah penonton. Dikutip dari pembicaraannya dalam kanal YouTube Pandji, Tompi menjelaskan, “Karena sukses kan kebanyakan dinilai dari dua hal. Antara lo dipuji sama kritikus, jatuhnya ke festival. Atau dipuji sama penonton, jatuhnya box office.”

    Tetapi, ketika mencapai 500 ribu penonton, Desta, Tompi dan juga Vincent lantas mengadakan acara syukuran karena tidak menyangka respons yang diterima. Tompi pun mengatakan sebetulnya ia memasang target sendiri yaitu 500 ribu.

    “Mereka memang enggak ada target. Dari awal Desta dan Vincent pas gua tanya berapa, mereka nggak pernah ngomong angka. Dari gua pribadi, sejak awal gua bikin ya harus ada target dan targetnya minimal 500 ribu penonton,” jawab Tompi, dikutip dari Fimela.

    Protes itu juga dilontarkan keduanya lewat sebuah video yang diunggah pengguna bernama Teguh Imam Suryadi. “Apakah mereka memang melibatkan asosiasi editor, dan segala macam. Gue gak tau mereka melibatkan atau enggak. Cuma kalau melibatkan harusnya mereka melihat bukan dari subyektif isi kontennya aja, tapi dari pengambilan gambar, dari editing, dari akting. Bukan sombong ya, tapi kenyataannya seperti itu.” jelas Desta dalam video tersebut.

    Desta juga menceritakan, dirinya memilih Tompi sebagai sutradara karena selalu melihat sosok Tompi yang ingin berkarya. Jadi, meskipun terlihat seperti santai, Tompi dan Desta sangat serius dalam mengerjakan proyek film pertama mereka. Kepada tim VOI, Desta sempat memberikan pendapatnya atas tidak lolos kurasinya Pretty Boys.

    “Sebenarnya saya enggak peduli. Ngerasa aneh aja. Tapi enggak pengen juga kalau mekanismenya enggak jelas. Sayang aja ajang sekelas FFI.” ungkap Desta, Selasa, 12 November. 

    Pembawa acara televisi Tonight Show itu juga menjelaskan, sejak awal penggarapan film Pretty Boys, tidak terbesit membahas isu sensitif yang sempat ramai dibicarakan di internet.

    Beberapa pekan setelah perilisannya, ada beberapa media yang kompak mengulas film Pretty Boys sebagai medium yang tidak sensitif terhadap kaum transpuan. Apalagi, cerita film ini banyak membahas soal jati diri. Gambar transpuan di dalam Pretty Boys disebut negatif dan cenderung merendahkan. Candaan yang dibuat terkesan transfobik dan homopobik, salah satunya ditulis Tirto dalam artikel ulasannya.

    “Itu pure cerita yang lahir dari pengalaman saya, Vincent (Rompies), dan (Imam) Darto yang sudah bertahun-tahun berada di dalam industri televisi. Pure memaparkan realitanya.” jelas Desta. 

    Desta memang sudah malang melintang dalam jagat pertelevisian sejak lama. Dari satu acara hingga acara lainnya, Desta selalu menjadi komedian yang andal dalam berperan untuk acara televisi.

    Pendapat serupa disampaikan Tompi kepada tim VOI. Menurutnya, tidak ada tendensi untuk menghina atau merendahkan siapa pun, seperti transgender yang disebutkan. 

    “Film ini merefleksikan apa yang kami amati. Itu yang kami lihat, itu yang kami ceritakan,” jelas Tompi. 

    Sebaliknya, ia mempertanyakan etika seorang kurator yang sempat mengulas film Pretty Boys. Kata dia, orang dari media mengulas sebuah film dan menjadi kurator bisa terdengar bias.

    Melalui akun Twitter, FFI atau Piala Citra memaparkan lima syarat untuk masuk ke dalam nominasi, yaitu kejernihan gagasan dan tema yang relevan dengan situasi, teknis dan estetika berkualitas, menunjukkan profesionalisme dalam mewujudkan gagasan, lugas memaparkan serta originalitas secara cerita. 

    Hal ini sempat dipertanyakan Tompi melalui respons melalui kicauan tersebut. “Jadi pengen tahu, Pretty Boys gagal dimana?”

    Dasar penilaian mengutamakan 5 kriteria berikut:

    1. Kejernihan gagasan dan tema yang relevan dengan situasi dan perkembangan zaman

    2. Teknis dan estetika berkualitas yang mendukung keutuhan gagasan serta tema

    — Piala Citra 2019 (@festivalfilmid) October 26, 2019

  • Jangan Sembarangan Menyebar Foto Jasad Bom Bunuh Diri di Medan

    Jangan Sembarangan Menyebar Foto Jasad Bom Bunuh Diri di Medan

    JAKARTA – Ledakan bom bunuh diri terjadi di Polrestabes Medan, Sumatera Utara, pagi tadi. Enam orang termasuk anggota polri dan warga sipil, mengalami luka-luka akibat terkena serpihan ledakan.

    Media sosial pun langsung riuh dengan menampilkan foto suasana dan gambar jasad pelaku bom bunuh diri. Selain foto-foto, warganet juga menyebarkan rekaman video yang memperlihatkan kepanikan saat bom bunuh diri terjadi di Polrestabes Medan.

    “Saya menghimbau seluruh masyarakat untuk menahan diri untuk tidak menyebarkan foto-foto maupun video aksi tersebut. Selain agar masyarakat tidak perlu mendapatkan gambar atau visual mengerikan, menyebarkan foto dan video hanya membantu tercapainya tujuan teror itu sendiri,” ucap Ketua Komisi III DPR, Herman Herry, Rabu, 13 November.

    Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) juga pernah mengimbau agar masyarakat tidak menyebar luaskan konten-konten terkait peristiwa, yang berkaitan dengan aksi terorisme. Dikhawatirkan konten-konten tersebut bertujuan untuk membuat masyarakat panik dan ketakutan. 

    Foto-foto maupun video yang mengandung aksi kekerasan merupakan konten yang melanggar Undang-undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Bunyinya adalah sebagai berikut:

    Pasal 29

    Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mengirimkan Informasi elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang berisi ancaman kekerasan atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi.

    “Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mengirimkan informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang berisi ancaman kekerasan atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah),” kutip VOI dari Pasal 45B UU ITE. 

    Ledakan di Polrestabes Medan terjadi sekitar pukul 08.45 WIB. Polisi mengaku sudah sempat menggeledah pelaku saat mau masuk ke Polrestabes karena gerak-geriknya yang memang mencurigakan.

    Tahap pertama penggeledahan, polisi tidak menemukan apa-apa. Dalam informasi yang dikumpulkan, pelaku menenteng tas ransel. Dugaan kuat, polisi cuma memeriksa isi tas yang diketahui berisi buku.

    Setelah di dalam, pelaku sempat juga berbaur dengan warga lain yang mau mengurus SKCK. Polisi yang lain kemudian meminta kembali pelaku untuk membuka jaketnya. Tidak berapa lama, ledakan kemudian terjadi.

  • Membantah Argumen Anies soal Transparansi Anggaran dari Ahok-Djarot

    Membantah Argumen Anies soal Transparansi Anggaran dari Ahok-Djarot

    JAKARTA – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyalahkan sistem e-budgeting (lelang digital) APBD Jakarta karena bikin bocornya draf kebijakan umum anggaran-plafon prioritas anggaran sementara (KUA-PPAS) ke publik. 

    Kamis 31 Oktober, mantan gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyatakan, sistem e-budgeting punya tujuan baik. Sebab dibuat untuk transparansi dan ditujukan biar publik tahu sehingga meminimalisir terjadinya korupsi.

    “Sistem itu berjalan baik jika yang input datanya tidak ada niat mark up apalagi maling. Untuk mencegah korupsi hanya ada satu hal, yaitu transparansi sistem yang ada,”

    Dia menambahkan, berkat sistem e-budgeting, semua orang bisa mendapatkan data satuan anggaran pada setiap pengadaan dan besaran bujet yang dibutuhkan. Jika masyarakat bisa mengetahui itu, maka semakin kecil kemungkinan anggaran tersebut bisa dipermainkan. 

    Sistem e-budgeting direncanakan sejak Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta lewat Peraturan Gubernur (Pergub) No 145 tahun 2013. Kemudian, sistem mulai beroperasi dalam situs web apbd.jakarta.go.id ketika Ahok memimpin Jakarta pada 2015.

    Lewat e-budgeting ini, terungkap ada anggaran ganjil untuk KUA-PPAS 2020, yakni pengadaan alat tulis kantor Dinas Pendidikan DKI Jakarta berupa lem aibon sebesar Rp82,8 miliar dan bolpoin sebesar Rp124 miliar. Anies bilang ada kesalahan ketik dari anak buahnya soal besaran anggaran tersebut. 

    Mantan wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat menerangkan, soal input data dalam sistem e-budgeting memang bergantung pada manusia sebagai user-nya. Oleh karenanya, Pemprov Jakarta mesti bisa meningkatkan pengawasan kepada setiap orang yang punya akses untuk menginput dan otak-atik anggaran dalam e-budgeting. 

    “Kan enggak bisa semua orang bisa masuk untuk input. karena ada pasword-nya, jadi ketahuan siapa yang menginput. Kalau misalnya sistemnya bocor, katakanlah, berarti perlu ditingkatkan keamanan sistemnya.”

    “Kalau sistemnya dianggap kurang canggih, ya tugasnya (Anies) dong, sempurnakan. Tapi, esensi e-Budgeting itu sebenarnya kita ingin bikin transparan biar bisa langsung diakses teman-teman dewan dan publik.”

    Beberapa waktu lalu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menilai ada kesalahan sistem dalam e-budgeting dalam situs web apbd.jakarta.go.id. Hal tersebut karena Pemprov Jakarta sampai saat ini belum pernah mengunggah rancangan anggaran di situs APBD, walaupun sudah dilakukan input data. 

    “Enggak mungkin beli lem aibon Rp82 miliar. Itu akan kita koreksi. Ini salahnya sistem karena mengandalkan manusia (dalam proses verifikasi). Apakah sistem ini baru berjalan tahun ini? Tidak. Selama bertahun-tahun, sistem. Ini mengandalkan manusia,” ujar Anies. 

    Alih-alih mengakui kelalaian anak buahnya dalam mencermati input data tiap satuan anggaran yang diajukan, Anies justru menyalahkan pembentukan sistem peninggalan e-budgeting gubernur DKI sebelumnya. 

    “Hari ini sistemnya digital, tapi its not a smart sistem. Mengandalkan orang untuk mengkoreksi. Koreksi manual itu dengan jumlah sebesar ini, di mana pun juga, potensi ada (anggaran ganjil) yang lolos tinggi,” tutur dia.

  • Indonesia Comic Con 2019: Kreator “Komik Ga Jelas”

    Indonesia Comic Con 2019: Kreator “Komik Ga Jelas”

    JAKARTA, (VOI.id) – Indonesia Comic Con 2019 will be held on 12-13 October 2019 at JCC Senayan. This Eid-ul-Fitr geek presents lots of interesting booths. The voi.id podcast team came to one of the booths belonging to “Komik Ga Clear”.

    We chatted with Jasmine H. Surkatty, CEO & Lead Creative of “Comic Unclear”. Jasmine said that when she first entered the comic world, her parents forbade her. He also talked about other interesting trips. What’s the complete story? Click the ‘Listen’ button to hear it!

  • Kami Memahami Sulitnya Chamberlain Tahan Selebrasi Gol Lawan Arsenal

    Kami Memahami Sulitnya Chamberlain Tahan Selebrasi Gol Lawan Arsenal

    MERSEYSIDE – Alex Oxlade-Chamberlain mencetak gol mengagumkan saat menghadapi Arsenal. Gol yang sulit untuk tak dirayakan. Seperti yang ia ungkap lewat akun Twitternya.

    Perasaan itu diungkap Chamberlain usai laga berat Piala Carabao di Anfield tadi malam. Menurutnya, sulit untuk tidak merayakan gol tersebut di tengah atmosfer Anfield yang luar biasa.

    Tak cuma soal Anfield yang riuh seperti biasa. Laga melawan Arsenal juga penanda bahwa Chamberlain telah benar-benar kembali. Ia main sepanjang 81 menit sebelum digantikan Pedro Chirivella.

    Sebelum menghadapi Arsenal, Chamberlain juga bermain bagus saat Liverpool menghadapi Genk di Liga Champions. Dalam laga itu, Chamberlain mencetak dua gol.

    Lawan Arsenal, Chamberlain mencetak gol tendangan voli dari jarak 25 yard. Gol yang juga jadi alasan bahwa menahan diri dari perayaan gol adalah hal yang amat sulit bagi Chamberlain semalam.

    Tapi, sesulit apapun itu, Chamberlain berhasil menahan diri dari selebrasi. Sikap berkelas untuk menunjukkan rasa hormat terhadap klub lamanya.

    Laga semalam berjalan alot. Liverpool sempat tertinggal 3-1 dan 4-2 sebelum tim asuhan Jurgen Klopp mengejar kedudukan menjadi 5-5 di menit 95.

  • [MUSIK] Lukman Laksmana | Tentang Titik Nadir yang Nyaris Membunuhnya

    [MUSIK] Lukman Laksmana | Tentang Titik Nadir yang Nyaris Membunuhnya

    Lukman Laksamana alias Luks akhirnya kembali. Setelah menghilang sekitar dua tahun, dedengkot punk rock era 2000-an ini memutuskan kembali ke dunianya: Musik. Kemarin, kami menemui Luks, menangkap keresahan yang ia rasakan selama ‘pertapaan’. Di masa-masa keterpurukan, Luks bukan saja menyentuh titik paling rendah dalam hidup, tapi juga hampir menyentuh garis yang bisa saja mengakhiri hidupnya.

    Kami sampai di Guitar Freaks, Fatmawati, Jakarta Selatan sekitar pukul 17.30 WIB. Saat itu, Luks sedang berdiri di tengah ruangan penuh gitar yang digantung sana-sini, dikelilingi mesin kopi dan meja-meja yang terbuat dari bangkai-bangkai amplifier. Matanya tertancap pada panggung setinggi betis di hadapannya.

    Di atas panggung, rekan-rekannya di Kausa –band baru Luks– melakukan soundcheck. Luks masih sama, ia tetap nge-lead, sebagaimana di Superglad. Telinga Luks jelas bekerja keras. Sesekali ia meneriakkan instruksi kepada soundman ataupun rekannya di atas panggung. Aura rockstar Luks masih memancar.

    Kami menyapa Luks. Ia menyambut dengan pelukan. Satu lagi yang tertangkap tentang Luks, ia masih hangat. “Duduk dulu, ya. Nanti gue susul,” katanya.

    Tak lama, Luks menyusul kami yang mengambil posisi duduk di luar ruangan. Mantap, ia menarik satu kursi ke meja kami, mengambil sebuah topi yang kami letakkan di atas meja dan mengenakannya di kepala. “Santai, gue lagi pesan Kapal Api di luar. Gue enggak bisa (minum) kopi-kopi kafe begini,” jawab dia menyambut tawaran kopi kami. Sampai detik itu, segala tentang Luks masih sama.

    Saat waktu menunjukkan sekitar pukul 17.50 WIB, ia berdiri menggeser pintu yang menghubungkan kami dan panggung, lalu melempar instruksi santai ke arah panggung: Lanjut nanti lagi kali, ya. Break dulu, Maghrib! Akhirnya, di 20 menit pertama pertemuan itu, kami menangkap hal pertama yang berubah dari Luks.

    Luks saat workshop bersama Kausa (Ikbal/VOI)

    Pertemuan kami dengan Luks terakhir kali terjadi pada 2013. Saat itu, Superglad menggelar konser peluncuran klip video Satu Jiwa & Satu Nyawa di Basement Cafe, Swissbell Hotel, Kemang, Jakarta Selatan. Lagu itu merupakan kolaborasi Superglad dengan Ras Muhamad. Salah satu lagu terbaik dalam album “Berandalan Ibu Kota”.

    Empat tahun setelah “Berandalan Ibu Kota”, Superglad kembali merilis sebuah album bertajuk “Terangkan Dunia”. Album itu jadi album terakhir Superglad bersama Luks, sebelum ia menghilang sepekan sebelum Superglad menggelar tur untuk album tersebut. Langkah Luks misterius, menciptakan kerepotan di kubu manajemen, sekaligus meninggalkan begitu banyak pertanyaan di kepala para penggemar musik bawah tanah.

    Luks bilang, segala proses hidup yang ia alami telah mengantarnya sampai ke titik spiritual tertentu yang mendorong dia menjadi pribadi yang lebih baik. “Semua, ya. Dari awal, semua yang gue alami pada akhirnya bawa gue ke sini. Bukan cuma menghilangnya gue selama dua tahun ini saja. Hilang dua tahun ini mungkin tahap refleksi, ya. Gue berpikir tentang banyak hal, merenung,” tuturnya.

     “Kalau gue belajar tentang religi, enggak sangat belajar banget. Dalam arti gue bukan belajar yang tausiyah, tauhid, enggak. Lebih menenangkan hati, lebih belajar bersabar,”

    “Lebih sabar saja dulu seenggaknya. Kalau dulu, gitar mati, gue udah ngomel-ngomel, muka gue udah kayak obeng, tuh. Si Coe pernah ngalamin tuh, gue lempar gitar pas gitar gue mati. Sekarang, mudah-mudahan sudah enggaklah. Kalau gitar mati, tetap disenyumin sebisanyalah,” tutur Luks mengenang interaksinya dengan kru Superglad pada masa lampau.

    Sepanjang pertapaannya, Luks menetap di Bandung, mendekatkan diri dengan keluarganya di sana. Meski mendapat kedamaian luar biasa, kegundahan besar sejatinya tetap menggelayuti Luks. Dengan sebuah alasan yang tak ia ungkap, ia menyebut tak mungkin kembali ke dunia musik saat itu. Segala pekerjaan ia lakoni untuk tetap hidup, termasuk menjadi runner di sebuah restoran.

    “Apapun gue lakukan pada saat itu. Dari mulai bantu keluarga, kakak punya usaha gue bantuin. Atau ada bantu-bantu orang syuting buat YouTube-an, gue bantu. Ada teman punya channel YouTube, butuh kru buat pegang lampu, gue lakuin.”

    “Titik terendahnya adalah gue akhirnya harus jadi seorang runner untuk dapat duit. Bukan gue merendahkan runner, tapi gue pikir kok gue sampai gini-gini amat. Nah, dari situlah gue mulai memikirkan kembali karier gue di musik. Gue nge-MC di acara (tur) Slank.”

    Bunuh diri

    Segala kekacauan dalam diri Luks sejatinya sudah dimulai jauh sebelum ia memutuskan hilang. Di tahun 2013, Luks sempat mencoba bunuh diri. Saat itu, menu kematian buat Luks adalah 16 butir obat anti-mabuk dan satu gelas cairan pembasmi serangga. Titik paling rendah dalam hidup Luks dimulai di sana, ketika ia merasa tak memiliki peluang untuk mengakhiri masalah hidup yang tak ia rinci apa itu.

    “Gue merasa sudah enggak guna buat hidup. Gue hidup buat apa lagi, nih. Kayaknya sudah enggak ada jalan keluar, nih. Jalan keluar buat gue saat itu adalah 16 Antimo dan segelas Baygon. Cukup, tuh. Nyaman, kayaknya. Giting-giting juga koit.”

    “Saat itu ya karena gue merasa sudah hopeless. Gue merasa, menyudahi hidup gue ya jalan keluar dari masalah hidup gue. Saat itu, gue enggak melihat peluang apapun untuk menyelesaikan masalah yang gue hadapi.”

    Meski begitu, Luks mengaku belajar banyak dari peristiwa itu, ketika menu kematian itu ternyata tak cukup membunuh dirinya. “Dari situ justru gue merasa masih banyak mungkin yang harus gue bereskan. Gue belum selesai nih di sini. Banyak yang cuma minum seteguk Baygon saja koit kan. Tapi, gue enggak. Dan sekarang di sinilah gue. Bangkit, coy!” ungkapnya sembari mengangkat satu kepalan tangan.

    Selain masalah pribadi yang tak ia tutur secara rinci, Luks juga menyebut kehilangan sang anak sebagai hal yang membuatnya terpuruk. Menurutnya, sebuah masalah di dalam keluarga membuat dirinya tak bisa menemui ‘Sang Peri Kecil’. “Itu juga yang membuat gue drop. Sampai saat ini, enam sampai tujuh tahun gue enggak pernah ketemu sama anak gue.”

    Jalan pulang

    Tur Slank ke beberapa kota betul-betul jadi jalan pulang Luks ke dunia musik. Ketika tur sampai ke Kota Palembang, Luks bertemu dengan Danar Laksana, Stage Manager dalam tur tersebut. Keduanya sepakat membentuk sebuah band heavy rock bernama Kausa. Berjalan waktu, Luks menyusun puzzle impiannya.

    “Gue sudah lama pengin punya band namanya Kausa. Kausa itu artinya penyebab atas terjadinya sebuah kejadian. Gue cari-carilah gitaris. Gue pengin banget kan gitaris yang jago, yang kebut. Akhirnya, ketemu Fafa. Terakhir, baru nih Ivan, si bontot,” tutur Luks memperkenalkan para personel Kausa yang bergabung dalam obrolan kami sore itu.

    Kausa baru saja meluncurkan debut album berjudul Corvus Corvidae pada Maret 2019 lalu. Corvus Corvidae diambil dari nama latin burung gagak. Menurut Luks, burung gagak merepresentasikan kebiasaan berbagi kepada sesama. “Burung gagak itu kan hidupnya berbagi. Setiap ada bangkai, mereka akan memanggil kawanan untuk menikmati bangkai itu bersama-sama. Bangkai, lho!”

    Album ini berisikan sepuluh trek berenergi dan penuh teriakan. Dalam album ini, Kausa menggandeng sejumlah musisi kece, mulai dari Che Cupumanik, Anggi Revenge The Fate, hingga rocker senior Eet Sjahranie yang mengisi distorsi di lagu Wacana dan Rencana. Lirik lagu ini mengkritisi wacana RUU Permusikan yang saat itu ramai jadi polemik.

    Wawancara kami berama Luks dan Kausa (Ikbal/VOI)

    Selain membentuk Kausa, Luks akhirnya mengumumkan kepulangannya ke Superglad. Lewat single berjudul Kembali, Luks menggambarkan perasaannya kembali ke grup band Ibu Kota setelah sempat vakum selama dua tahun. Dalam klip video Kembali, Superglad juga menggambarkan proses yang terjadi di dalam band.

    Mulai dari pengumuman audisi vokalis baru –yang sempat mereka sebar beberapa waktu lalu sebagai strategi pemasaran– hingga proses audisi yang menampilkan sederet nama sebagai kameo. Pada bagian selanjutnya, klip video menampilkan gambaran kembalinya Buluk dari ‘persemayaman’, sebelum ditutup dengan perpisahan yang disampaikan Dadi di akhir klip video.

    “Sejarah baru untuk Superglad. 23 Agustus 2019 adalah lembar baru untuk Kami. Kembali, sebuah lagu yang mewakili perasaan Luks, sang vokalis yang sudah vakum selama dua tahun dari Superglad,” tertulis dalam keterangan klip video yang diunggah di YouTube pada 23 Agustus 2019 lalu.

    “Sayang, dalam video ini terdapat kabar buruk yang harus kita sampaikan. Dadi (Gitaris) pamit mundur dari Superglad. Selamat menikmati karya pertama kami dalam new chapter ini. Salam, Giox, Luks, Akbar…. Kami KEMBALI.”

    Menurut Luks, keluarga adalah alasan terbesar keluarnya Dadi dari Superglad. Dadi sejatinya sempat mengisi lagu kembali dalam sesi recording. Namun, dengan pertimbangan profesionalisme, Luks, Giox, Akbar, dan Dadi akhirnya memutuskan untuk menghapus part gitar yang diisi Dadi dan menggantinya dengan isian gitar yang di-take ulang oleh Luks.

    Wawancara sore itu kami akhiri dengan menonton penuh workshop yang dilakukan Kausa bersama sejumlah gitaris. Di Guitar Freaks, Kausa akan tampil dalam sajian kolaborasi bersama para gitaris itu, mulai dari Eet, Edwin Cokelat, hingga Andre Tiranda dari Siksakubur. Penampilan yang barangkali akan sangat penting bagi Kausa dan Luks serta kisah kembalinya dia.

  • Larangan Penggunaan Cadar dan Ranah Privat Warga Negara

    Larangan Penggunaan Cadar dan Ranah Privat Warga Negara

    JAKARTA, (VOI.id) – Menteri Agama Fachrul Razi mewacanakan pelarangan penggunaan cadar bagi aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan kantor instansi pemerintah dengan alasan untuk keamanan. Cadar ini biasanya dipakai oleh perempuan beragama Islam.

    Menurutnya, kebijakan ini sama dengan larangan memakai helm di lingkungan kantor pemerintah untuk tujuan agar mengenali tamu yang datang. Dengan begitu, tindakan yang tidak diinginkan bisa dihindari.

    “Betulkan, dari segi keamanan, kalau ada orang bertamu ke saya enggak menunjukkan muka, enggak mau saya. Keluar Anda,” kata Fachrul kepada wartawan usai rapat koordinasi menteri di Kemenko PMK, Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis 31 Oktober.

    Kalau disebut larangan ini bertentangan dengan aturan agama, Fachrul memastikan hal itu tidak terjadi. Sebab, kata dia, tak ada anjuran di dalam Alquran dan hadis terkait penggunaan cadar. Apalagi, cadar bukanlah ukuran ketakwaan seseorang. 

    Selain cadar, Fachrul juga melarang ASN menggunakan celana di atas mata kaki atau yang biasa disebut celana cingkrang. Alasannya, celana seperti ini tak sesuai aturan berseragam di lingkungan instansi pemerintah. 

    “Masalah celana cingkrang, itu tidak bisa dilarang dari aspek agama karena memang agama tidak melarang. Tapi dari aturan pegawai bisa. Misalnya ditegur, ‘celana kok tinggi begitu? Kamu enggak lihat aturan negara gimana? Kalau enggak bisa ikuti, keluar kamu’.”

    Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Tjahjo Kumolo mempersilakan Kemenag memberlakukan aturan ini. Sebab, setiap kementerian punya aturan internal masing-masing. Namun, kebijakan ini perlu dikaji lebih dalam ketika akan diterapkan.

    “Kami menunggu saja karena masing-masing instansi punya kewenangan untuk mengatur sesuai dengan ke-Indonesiaan yang ada,” ujar Tjahjo.

    Ilustrasi (Pixabay)

    Sekretaris Umum Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengatakan kebijakan ini tak bertentangan dengan aturan agama Islam serta hak asasi manusia.

    Dia menerangkan, kebijakan itu harus dilihat dari sisi upaya pembinaan ASN dan usaha membangun relasi sosial yang lebih baik. Serta, agar ASN patuh terhadap kode etik pegawai yang berlaku.

    “Hal ini tidak hanya berlaku bagi mereka yang bercadar tapi juga mereka yang berpakaian tidak sopan yang tidak sesuai dengan norma agama, susila, dan kebudayaan bangsa Indonesia,” ujarnya.

    Dari segi agama, Abdul menerangkan, sebagian besar ulama berpendapat jika cadar tak wajib digunakan. “Perempuan boleh menampakkan muka dan telapak tangan,” kata dia sambil menambahkan agar pemahaman orang bercadar adalah teroris dan radikal dihapuskan.

    Mendapat penolakan

    Sejumlah elemen menolak aturan ini. Di antaranya adalah partai yang berbasis agama, yaitu PKB dan PKS. Menurut mereka, tak ada hubungan gaya berpakaian seseorang dengan tindak lakunya, termasuk aktivitas gerakan radikal yang mengarah ke terorisme.

    “Daripada ngurusin yang tampak, mending Menag itu ngurusin yang subtansial saja deh,” kata Ketua DPP PKB Yaqut Cholil Qoumas sambil menambahkan, radikalisme dan terorisme bukan soal apa yang dipakai, tapi masalah ideologi. Karenanya dia minta Menag melakukan kajian korelasi cadar dengan tindakan terorisme.

    Wakil Ketua Komisi II DPR RI ini menambahkan, selama ini banyak perempuan bercadar yang memiliki pemikiran lebih moderat dan jauh dari perilaku radikalisme. Ditambahkannya, cadar atau nikab merupakan bagian dari budaya Arab yang sudah membaur dengan budaya di Indonesia.

    “Kalau memang secara ideologi itu berkaitan, nah baru keluarkan peraturan itu. Nah kalau enggak berhubungan bagaimana? Karena banyak orang yang pakai cadar itu moderat juga cara berpikirnya, bukan radikal,” ujar Gus Yaqut, sapaannya.

    Argumennya ini bukan untuk menentang wacana Menag, tapi dia ingin Fahcrul mempelajari lebih dalam mengenai ideologi radikal dan terorisme sebelum mengeluarkan larangan penggunaan nikab di lingkungan instansi pemerintahan.

    Selanjutnya, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera juga kurang setuju dengan wacana Fachrul yang sudah masuk ke ranah privasi seseorang ini, karena melarang seseorang menggunakan pakaian. Sebab, kata dia, negara tak punya urusan mengatur gaya berpakaian sesorang.

    “Itu ruang privat, kalau ruang privat itu paling enak jangan terlalu diintervensi oleh negara. Karena negara bagaimanapun mengatur di ruang publik,” kata Mardani yang juga menyarankan agar Kemenag membangun dialog dan literasi untuk melawan paham radikal ketimbang mencampuri urusan privat warga negaranya yang belum tentu terbukti memiliki paham radikal.

    “Saya menggarisbawahi cara terbaik melawan radikalisme itu ya dengan dialog dan literasi sama penegakkan hukum. Bukan buat memperlebar dan memperluas front-nya gitu.”

    Gedung DPR (Foto: Istimewa)

    Wakil Direktur Imparsial Gufron Mabruri mengatakan rencana kebijakan Menteri Agama itu perlu dikaji kembali dengan alasan menghormati kebebasan beragama dan berkeyakinan. “Karena kan tidak ada korelasi cara dia berpakaian dengan cara dia bekerja,” kata Gufron saat dihubungi lewat sambungan telepon.

    “Saya kira tak perlu dibuat pelarangan secara eksplisit. Karena itu melanggar kebebasan beragama dan berkeyakinan,” imbuhnya.

    Lebih jauh, Gufron meminta stigma pengguna cadar dan celana cingkrang sebagai teroris dan pendukung khilafah dihapuskan. Dia takut, stigma ini akan membahayakan masa depan seperti stigma komunisme di Indonesia puluhan tahun lalu.

    “Terlepas dari perbedaan pandangan sikap, keyakinan seseorang itu sesuatu yang harus dihormati negara dan pemerintah. Jadi kebijakan itu menurut saya tidak diperlukan karena tak ada korelasi cara berpakaian dan kinerja,” tutupnya.

  • Ketika Seorang Cucu Menggelapkan Mobil Kakeknya Sendiri

    Ketika Seorang Cucu Menggelapkan Mobil Kakeknya Sendiri

    JAKARTA – Visal menggelapkan mobil Mercedez Benz milik kakeknya sendiri. Akibat perbuatannya, remaja 18 tahun itu harus berurusan dengan polisi. Penggelapan ini jadi ironi. Sebab sang kakek adalah orang yang merawat Visal sejak kecil.

    Mobil Mercedez Benz milik kakeknya itu dibawa Visal dan kemudian dititipkan. Hampir satu bulan lamanya mobil mewah itu tak diketahui keberadannya.

    Aksi tercela Visal terjadi, Senin (16/9). Kala itu, mobil mewah tersebut baru dipindahkan ke garasi oleh kakeknya, WHL. Sebab sebelumnya, kendaraan roda empat itu telah lama terparkir di depan rumah.

    Niat jahat Visal muncul. Ketika sang kake masuk ke rumah, remaja itu beraksi. Secara sembunyi-sembunyi, pemuda itu mengambil kunci mobil tersebut.

    Kemudian, ia pun bergegas meninggalkan rumah yang berada di Jalan Percetakan Negara, Salemba Jakarta Pusat. “Tersangka itu ngambil tanpa sepengetahuan kakeknya,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono di Jakarta, Kamis (

    “Dia ambil kunci mobil ini. Setelah dia ambil kunci dan mobil dibawa pergi ke rumah temannya,” tambah Argo..

    Keesokan harinya, WHL yang memiliki kebiasan memanaskan mobil di pagi hari kebingungan. Mobil kesayangannya hilang tanpa jejak. Laporan ke polisi langsung dilakukan.

    Polisi merespons laporan itu. Penyelidikan dilakukan. Hasilnya, keberadaan mobil ditemukan di garasi sebuah rumah kontrakan di Jalan Percetakan Negara, Salemba, Jakarta Pusat.

    “Ada kendaraan yang dicurigai terparkir di dalam kontarakan dengan nomor polisi berbeda. Namun, saat dicek soal kepemilikan dan alamat dari mobil itu ternyata berbeda,” ungkap Argo.

    Pemilik rumah kontrakan itu langsung diperiksa. Dari sana lah diketahui bahwa otak dari kejahatan itu adalah Visal, cucuk korban sendiri. Visal pun diamankan di kediamannya yang juga merupakan rumah dari korban.

    “Setelah diselidiki pelakunya cucunya sendiri. Saat ini masih proses penyidikan,” pungkas Argo.

    Visal dijerat dengan Pasal 362 KUHP dengan ancaman hukuman tujuh tahun penjara. Hanya saja, polisi masih mendalami motif perbuatannya. (Rizky Adytia Pramana/VOI)