Author: Medcom.id

  • Ojol Ingin Tetap Jadi Mitra dan Punya Payung Hukum

    Ojol Ingin Tetap Jadi Mitra dan Punya Payung Hukum

    Jakarta: Ratusan pengemudi ojek online yang tergabung dalam Unit Reaksi Cepat (URC) menyuarakan Tritura URC (Tiga Tuntutan Rakyat Aspal) sebagai bentuk perlawanan terhadap ketidakpastian hukum dan narasi yang selama ini dianggap merugikan pengemudi ojol.

    Jenderal Lapangan URC Bergerak, Achsanul Solihin, mengatakan aksi penyampaian pendapat akan dilakukan Kamis, 17 Juli 2025 di kawasan Patung Kuda Jakarta Pusat sebagai keresahan nyata di jalanan.

    “Kami bukan buruh, kami mitra mandiri. Kami menolak regulasi yang memaksa pengemudi masuk dalam sistem kerja subordinatif. Sudah cukup kami diam, sekarang kami bicara,” kata Achsanul dalam keterangan pers, Selasa, 15 Juli 2025.

    Dia menjelaskan dengan slogan ‘Dari Ojol, Oleh Ojol, Untuk Ojol’, URC menegaskan pergerakan mereka adalah murni suara dari bawah. Mereka menyatakan akan terus berjuang hingga pemerintah benar-benar mendengar dan menindaklanjuti aspirasi. 

    Achsanul menyebut pihaknya menolak status ojol sebagai pekerja lantaran bukan karyawan. “Kami adalah mitra mandiri, kami punya hak mengatur jam kerja, memilih order, dan menentukan ritme hidup kami sendiri. Ketika sistem ingin menempatkan kami sebagai buruh, maka yang akan hilang adalah kemerdekaan kami sebagai pengemudi,” jelasnya.
     

    Menurutnya jika berubah status sebagai karyawan, maka ojol akan dibebani aturan sepihak, target yang mengikat, dan berpotensi kehilangan fleksibilitas yang menjadi nilai utama pekerjaan ojek online.

    Achsanul mengatakan saat ini potongan 20 persen dari penghasilan pengemudi sudah berjalan bertahun-tahun dan mereka tidak keberatan dengan skema tersebut. 

    “Kami menolak keras opini publik dan framing sepihak yang menyatakan bahwa pengemudi menuntut pemotongan menjadi 10%. Kami memahami bahwa aplikator harus tetap bertahan dan kami juga harus bertahan, kami adalah mitra yang tidak bisa hidup tanpa satu sama lain,” ungkapnya.

    URC juga meminta presiden mengeluarkan Perppu untuk ojek online agar mempunyai payung hukum.

    “Jangan manfaatkan nama pengemudi untuk kepentingan politik, regulasi, atau kampanye kelompok tertentu. Suara pengemudi asli harusnya datang dari jalanan, bukan dari ruang rapat,” pungkasnya.

    Jakarta: Ratusan pengemudi ojek online yang tergabung dalam Unit Reaksi Cepat (URC) menyuarakan Tritura URC (Tiga Tuntutan Rakyat Aspal) sebagai bentuk perlawanan terhadap ketidakpastian hukum dan narasi yang selama ini dianggap merugikan pengemudi ojol.
     
    Jenderal Lapangan URC Bergerak, Achsanul Solihin, mengatakan aksi penyampaian pendapat akan dilakukan Kamis, 17 Juli 2025 di kawasan Patung Kuda Jakarta Pusat sebagai keresahan nyata di jalanan.
     
    “Kami bukan buruh, kami mitra mandiri. Kami menolak regulasi yang memaksa pengemudi masuk dalam sistem kerja subordinatif. Sudah cukup kami diam, sekarang kami bicara,” kata Achsanul dalam keterangan pers, Selasa, 15 Juli 2025.

    Dia menjelaskan dengan slogan ‘Dari Ojol, Oleh Ojol, Untuk Ojol’, URC menegaskan pergerakan mereka adalah murni suara dari bawah. Mereka menyatakan akan terus berjuang hingga pemerintah benar-benar mendengar dan menindaklanjuti aspirasi. 
     
    Achsanul menyebut pihaknya menolak status ojol sebagai pekerja lantaran bukan karyawan. “Kami adalah mitra mandiri, kami punya hak mengatur jam kerja, memilih order, dan menentukan ritme hidup kami sendiri. Ketika sistem ingin menempatkan kami sebagai buruh, maka yang akan hilang adalah kemerdekaan kami sebagai pengemudi,” jelasnya.
     

     
    Menurutnya jika berubah status sebagai karyawan, maka ojol akan dibebani aturan sepihak, target yang mengikat, dan berpotensi kehilangan fleksibilitas yang menjadi nilai utama pekerjaan ojek online.
     
    Achsanul mengatakan saat ini potongan 20 persen dari penghasilan pengemudi sudah berjalan bertahun-tahun dan mereka tidak keberatan dengan skema tersebut. 
     
    “Kami menolak keras opini publik dan framing sepihak yang menyatakan bahwa pengemudi menuntut pemotongan menjadi 10%. Kami memahami bahwa aplikator harus tetap bertahan dan kami juga harus bertahan, kami adalah mitra yang tidak bisa hidup tanpa satu sama lain,” ungkapnya.
     
    URC juga meminta presiden mengeluarkan Perppu untuk ojek online agar mempunyai payung hukum.
     
    “Jangan manfaatkan nama pengemudi untuk kepentingan politik, regulasi, atau kampanye kelompok tertentu. Suara pengemudi asli harusnya datang dari jalanan, bukan dari ruang rapat,” pungkasnya.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

    (PRI)

  • Ojol Ingin Tetap Jadi Mitra dan Punya Payung Hukum

    Ojol Ingin Tetap Jadi Mitra dan Punya Payung Hukum

    Jakarta: Ratusan pengemudi ojek online yang tergabung dalam Unit Reaksi Cepat (URC) menyuarakan Tritura URC (Tiga Tuntutan Rakyat Aspal) sebagai bentuk perlawanan terhadap ketidakpastian hukum dan narasi yang selama ini dianggap merugikan pengemudi ojol.

    Jenderal Lapangan URC Bergerak, Achsanul Solihin, mengatakan aksi penyampaian pendapat akan dilakukan Kamis, 17 Juli 2025 di kawasan Patung Kuda Jakarta Pusat sebagai keresahan nyata di jalanan.

    “Kami bukan buruh, kami mitra mandiri. Kami menolak regulasi yang memaksa pengemudi masuk dalam sistem kerja subordinatif. Sudah cukup kami diam, sekarang kami bicara,” kata Achsanul dalam keterangan pers, Selasa, 15 Juli 2025.

    Dia menjelaskan dengan slogan ‘Dari Ojol, Oleh Ojol, Untuk Ojol’, URC menegaskan pergerakan mereka adalah murni suara dari bawah. Mereka menyatakan akan terus berjuang hingga pemerintah benar-benar mendengar dan menindaklanjuti aspirasi. 

    Achsanul menyebut pihaknya menolak status ojol sebagai pekerja lantaran bukan karyawan. “Kami adalah mitra mandiri, kami punya hak mengatur jam kerja, memilih order, dan menentukan ritme hidup kami sendiri. Ketika sistem ingin menempatkan kami sebagai buruh, maka yang akan hilang adalah kemerdekaan kami sebagai pengemudi,” jelasnya.
     

    Menurutnya jika berubah status sebagai karyawan, maka ojol akan dibebani aturan sepihak, target yang mengikat, dan berpotensi kehilangan fleksibilitas yang menjadi nilai utama pekerjaan ojek online.

    Achsanul mengatakan saat ini potongan 20 persen dari penghasilan pengemudi sudah berjalan bertahun-tahun dan mereka tidak keberatan dengan skema tersebut. 

    “Kami menolak keras opini publik dan framing sepihak yang menyatakan bahwa pengemudi menuntut pemotongan menjadi 10%. Kami memahami bahwa aplikator harus tetap bertahan dan kami juga harus bertahan, kami adalah mitra yang tidak bisa hidup tanpa satu sama lain,” ungkapnya.

    URC juga meminta presiden mengeluarkan Perppu untuk ojek online agar mempunyai payung hukum.

    “Jangan manfaatkan nama pengemudi untuk kepentingan politik, regulasi, atau kampanye kelompok tertentu. Suara pengemudi asli harusnya datang dari jalanan, bukan dari ruang rapat,” pungkasnya.

    Jakarta: Ratusan pengemudi ojek online yang tergabung dalam Unit Reaksi Cepat (URC) menyuarakan Tritura URC (Tiga Tuntutan Rakyat Aspal) sebagai bentuk perlawanan terhadap ketidakpastian hukum dan narasi yang selama ini dianggap merugikan pengemudi ojol.
     
    Jenderal Lapangan URC Bergerak, Achsanul Solihin, mengatakan aksi penyampaian pendapat akan dilakukan Kamis, 17 Juli 2025 di kawasan Patung Kuda Jakarta Pusat sebagai keresahan nyata di jalanan.
     
    “Kami bukan buruh, kami mitra mandiri. Kami menolak regulasi yang memaksa pengemudi masuk dalam sistem kerja subordinatif. Sudah cukup kami diam, sekarang kami bicara,” kata Achsanul dalam keterangan pers, Selasa, 15 Juli 2025.

    Dia menjelaskan dengan slogan ‘Dari Ojol, Oleh Ojol, Untuk Ojol’, URC menegaskan pergerakan mereka adalah murni suara dari bawah. Mereka menyatakan akan terus berjuang hingga pemerintah benar-benar mendengar dan menindaklanjuti aspirasi. 
     
    Achsanul menyebut pihaknya menolak status ojol sebagai pekerja lantaran bukan karyawan. “Kami adalah mitra mandiri, kami punya hak mengatur jam kerja, memilih order, dan menentukan ritme hidup kami sendiri. Ketika sistem ingin menempatkan kami sebagai buruh, maka yang akan hilang adalah kemerdekaan kami sebagai pengemudi,” jelasnya.
     

     
    Menurutnya jika berubah status sebagai karyawan, maka ojol akan dibebani aturan sepihak, target yang mengikat, dan berpotensi kehilangan fleksibilitas yang menjadi nilai utama pekerjaan ojek online.
     
    Achsanul mengatakan saat ini potongan 20 persen dari penghasilan pengemudi sudah berjalan bertahun-tahun dan mereka tidak keberatan dengan skema tersebut. 
     
    “Kami menolak keras opini publik dan framing sepihak yang menyatakan bahwa pengemudi menuntut pemotongan menjadi 10%. Kami memahami bahwa aplikator harus tetap bertahan dan kami juga harus bertahan, kami adalah mitra yang tidak bisa hidup tanpa satu sama lain,” ungkapnya.
     
    URC juga meminta presiden mengeluarkan Perppu untuk ojek online agar mempunyai payung hukum.
     
    “Jangan manfaatkan nama pengemudi untuk kepentingan politik, regulasi, atau kampanye kelompok tertentu. Suara pengemudi asli harusnya datang dari jalanan, bukan dari ruang rapat,” pungkasnya.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

    (PRI)

  • Selamat! Ini Enam Pemenang Astranauts 2025

    Selamat! Ini Enam Pemenang Astranauts 2025

    Jakarta: Enam pemenang  Astranauts 2025 telah diumumkan hari ini Rabu, 16 Juli 2025. Para pemenangan ini berasal dari dua jalur, yakni Startup Track dan Student Track.

    Astranauts merupakan ajang berskala nasional yang terdiri dari dua rangkaian acara, yaitu kompetisi inovasi dan konferensi teknologi. Disinilah para inovator muda berkumpul untuk menyuarakan ide, menciptakan solusi inovatif untuk masa depan ekonomi digital Indonesia. 

    Setelah melewati rangkaian tahap penjaringan dan Demo Day, Astranauts 2025 menentukan enam pemenang yang berinovasi dalam memperkuat ekosistem digital dan teknologi di Indonesia pada Rabu, 16 Juli 2024.

    Kegiatan ini turut dihadiri oleh Direksi Astra, para juri dan juga mentor Astranauts 2025.

    “Saya menyampaikan bahwa Astra terus berkomitmen untuk satu kami akan mendukung inovasi dan digitalisasi. Dan Astranauts  ini merupakan bagian dari upaya kami untuk akselerasi transformasi digital nasional. Jadi kami ingin mempertemukan ide, teknologi dan talenta untuk memperkuat daya saing Indonesia. Dan khususnya kalau bicara konteks Astra yah untuk Astra,” kata Wakil Presiden Direktur Astra International, Rudy dalam acara Demo Day & Awarding Astranauts 2025 di Menara Astra, Rabu, 16 Juli 2025.

    Chief Group Digital Strategy Astra, Paul Soegianto menyebut Astranauts 2025 diikuti oleh 2.186 pendaftar yang kemudian diseleksi hingga terkumpul 700 peserta. Peserta yang lolos pada seleksi pertama ini kemudian mengikuti sejumlah tahapan seleksi hingga akhirnya menghasilkan 20 finalis.

    “Dari 700 ini dilakukan lagi 3-4 seleksi proses, dimana akhirnya menghasilkan 20 finalis, yaitu 10 dari student track, 10 dari start-up track,” jelasnya.

    Paul menyebut bukan hanya pemenang yang layak diapresiasi tapi juga para finalis. Pasalnya untuk lolos menjadi finalis harus melewati berbagai seleksi.

    “Kalian jadi finalis aja udah sesuatu yang hebat banget, mengalahkan lebih dari 2000 tim yang ada menentukan enam pemenang dari dua kategori,” jelasnya.
     

    Astranauts 2025 mengompetisikan delapan topik strategis yaitu, Automotive, Financial Services, Heavy Equipment & Mining, Agribusiness, Infrastructure and Logistics, Information Technology, Property, dan Healthcare. Selain itu, terdapat kategori Business Challenge untuk menyelesaikan studi kasus nyata yang diangkat dari tantangan yang dihadapi oleh Grup Astra.
    Daftar Pemenangan Astranauts 2025

    Startup Track:

    Juara 1: BETA-UAS: Spesialisasi dalam merancang dan membuat pesawat tanpa awak (UAS) untuk kebutuhan pemetaan, pemantauan, dan inspeksi.

    Juara 2: Molca Teknologi: Solusi digital twin berbasis AI dan XR imersif untuk mendukung percepatan transformasi industri.

    Juara 3: Tax Point: Solusi terpadu untuk layanan perpajakan yang menawarkan otomatisasi kepatuhan berbasis RegTech untuk mempermudah proses pajak.
     
    Jalur Student Track:
    Juara 1: EV-OS DOR, BIOSTIMBOT: Perawatan rumput pintar tanpa mesin pemotong atau bahan kimia. Menggabungkan biosains (Bacillus lentus) dan IoT untuk pertumbuhan alami. Efisien dan ramah lingkungan.

    Juara 2: SUMMON, SANF Credit Agent: AI untuk multifinance dan analisis kredit. Mengotomatiskan ekstraksi data, analisis risiko, dan memberikan rekomendasi yang cepat dan akurat melalui OCR/NLP.

    Juara 3: Athena Team, SANF SCOPE: Mengelola data, menganalisis risiko, dan mengevaluasi keuangan dengan dokumen pintar, penilaian (scoring), dan mirror untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi.

    Para pemenang Astranauts 2025 akan mendapatkan apresiasi berupa uang tunai senilai total ratusan juta rupiah. Selain itu para pemenang juga mendapat peluang untuk berkolaborasi dengan Grup Astra, serta akan menjadi bagian dari Astra Career Community yang berkesempatan untuk mengikuti proses rekrutmen di Astra Career.

    Jakarta: Enam pemenang  Astranauts 2025 telah diumumkan hari ini Rabu, 16 Juli 2025. Para pemenangan ini berasal dari dua jalur, yakni Startup Track dan Student Track.
     
    Astranauts merupakan ajang berskala nasional yang terdiri dari dua rangkaian acara, yaitu kompetisi inovasi dan konferensi teknologi. Disinilah para inovator muda berkumpul untuk menyuarakan ide, menciptakan solusi inovatif untuk masa depan ekonomi digital Indonesia. 
     
    Setelah melewati rangkaian tahap penjaringan dan Demo Day, Astranauts 2025 menentukan enam pemenang yang berinovasi dalam memperkuat ekosistem digital dan teknologi di Indonesia pada Rabu, 16 Juli 2024.

    Kegiatan ini turut dihadiri oleh Direksi Astra, para juri dan juga mentor Astranauts 2025.
     
    “Saya menyampaikan bahwa Astra terus berkomitmen untuk satu kami akan mendukung inovasi dan digitalisasi. Dan Astranauts  ini merupakan bagian dari upaya kami untuk akselerasi transformasi digital nasional. Jadi kami ingin mempertemukan ide, teknologi dan talenta untuk memperkuat daya saing Indonesia. Dan khususnya kalau bicara konteks Astra yah untuk Astra,” kata Wakil Presiden Direktur Astra International, Rudy dalam acara Demo Day & Awarding Astranauts 2025 di Menara Astra, Rabu, 16 Juli 2025.
     
    Chief Group Digital Strategy Astra, Paul Soegianto menyebut Astranauts 2025 diikuti oleh 2.186 pendaftar yang kemudian diseleksi hingga terkumpul 700 peserta. Peserta yang lolos pada seleksi pertama ini kemudian mengikuti sejumlah tahapan seleksi hingga akhirnya menghasilkan 20 finalis.
     
    “Dari 700 ini dilakukan lagi 3-4 seleksi proses, dimana akhirnya menghasilkan 20 finalis, yaitu 10 dari student track, 10 dari start-up track,” jelasnya.
     
    Paul menyebut bukan hanya pemenang yang layak diapresiasi tapi juga para finalis. Pasalnya untuk lolos menjadi finalis harus melewati berbagai seleksi.
     
    “Kalian jadi finalis aja udah sesuatu yang hebat banget, mengalahkan lebih dari 2000 tim yang ada menentukan enam pemenang dari dua kategori,” jelasnya.
     

     
    Astranauts 2025 mengompetisikan delapan topik strategis yaitu, Automotive, Financial Services, Heavy Equipment & Mining, Agribusiness, Infrastructure and Logistics, Information Technology, Property, dan Healthcare. Selain itu, terdapat kategori Business Challenge untuk menyelesaikan studi kasus nyata yang diangkat dari tantangan yang dihadapi oleh Grup Astra.
    Daftar Pemenangan Astranauts 2025

    Startup Track:

    Juara 1: BETA-UAS: Spesialisasi dalam merancang dan membuat pesawat tanpa awak (UAS) untuk kebutuhan pemetaan, pemantauan, dan inspeksi.
     
    Juara 2: Molca Teknologi: Solusi digital twin berbasis AI dan XR imersif untuk mendukung percepatan transformasi industri.
     
    Juara 3: Tax Point: Solusi terpadu untuk layanan perpajakan yang menawarkan otomatisasi kepatuhan berbasis RegTech untuk mempermudah proses pajak.
     

    Jalur Student Track:

    Juara 1: EV-OS DOR, BIOSTIMBOT: Perawatan rumput pintar tanpa mesin pemotong atau bahan kimia. Menggabungkan biosains (Bacillus lentus) dan IoT untuk pertumbuhan alami. Efisien dan ramah lingkungan.
     
    Juara 2: SUMMON, SANF Credit Agent: AI untuk multifinance dan analisis kredit. Mengotomatiskan ekstraksi data, analisis risiko, dan memberikan rekomendasi yang cepat dan akurat melalui OCR/NLP.
     
    Juara 3: Athena Team, SANF SCOPE: Mengelola data, menganalisis risiko, dan mengevaluasi keuangan dengan dokumen pintar, penilaian (scoring), dan mirror untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi.
     
    Para pemenang Astranauts 2025 akan mendapatkan apresiasi berupa uang tunai senilai total ratusan juta rupiah. Selain itu para pemenang juga mendapat peluang untuk berkolaborasi dengan Grup Astra, serta akan menjadi bagian dari Astra Career Community yang berkesempatan untuk mengikuti proses rekrutmen di Astra Career.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

    (RUL)

  • Canticle of Praise Rayakan Dua Dekade UPH Choir

    Canticle of Praise Rayakan Dua Dekade UPH Choir

    Mohamad Mamduh • 16 Juli 2025 09:29

    Jakarta: “Brrrravo!” terdengar lantang dari salah satu baris penonton—sebuah seruan yang langsung digaungkan kembali oleh Tutu Sukendro, Konduktor Universitas Pelita Harapan (UPH) Choir, di tengah riuh tepuk tangan yang memenuhi Auditorium Gedung D Ruang 501, UPH Kampus Lippo Village.

    Malam itu, 10 Juli 2025, menjadi momen penuh kehangatan dan sukacita saat UPH Choir merayakan dua dekade perjalanan melalui konser bertajuk “Canticle of Praise”.

    Lebih dari sekadar pertunjukan, konser ini adalah perayaan atas dedikasi, disiplin, dan semangat yang telah membentuk perjalanan UPH Choir sejak 2005. Di hadapan 500 penonton, 45 Choristers—sebutan bagi anggota aktif UPH Choir—menyuguhkan harmoni dan lirik sebagai wujud syukur.

    “Di UPH, kami percaya bahwa pendidikan bukan hanya tentang akademik. Melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) seperti UPH Choir, kami ingin membentuk mahasiswa secara utuh dengan mengembangkan potensi, membangun karakter, kedisiplinan, dan sisi kepemimpinan mereka,” ucap Dr. Andry M. Panjaitan, S.T., M.T., CPHCM., Associate Vice President of Student Development, Alumni and Corporate Relations UPH dalam sambutannya.

    Konser berdurasi dua setengah jam ini terbagi dalam dua babak. Babak pertama menampilkan karya O Magnum Mysterium (versi Nicholas White), Hear My Prayer, Come to the Music, Because of Love, dan I Can Do All Things Lord. Sebagai penutup, penonton juga diajak merenung melalui lagu I Want to Be a Christian. 

    Babak kedua dibuka dengan O Magnum Mysterium versi Tomas Luis de Victoria dan Then Sings My Soul. Di pertengahan babak, Tutu menyampaikan bahwa tiga lagu berikutnya sengaja dipilih dengan tajuk serupa untuk mengungkapkan syukur atas berbagai pencapaian UPH Choir selama dua dekade, yaitu I Want to Thank You Lord, I Thank You, Lord, dan We Thank You, Lord. Lagu-lagu bertema pujian dan syukur lainnya seperti God and God Alone, Canticle of Praise, If You Love Me, Soli Deo Gloria, dan Praise Him mengisi sisa pertunjukan.

    Sebuah momen kejutan hadir menjelang akhir konser, ketika para Choristers menyanyikan Happy Birthday dalam aransemen paduan suara. Lagu ini disambut antusias oleh penonton sebagai simbol perayaan. Konser kemudian ditutup dengan megah lewat tiga lagu terakhir: Hallelujah Chorus, The Battle of Jericho, dan If God Be for Us.

    UPH Choir berdiri pada 4 April 2005, ketika Tutu Sukendro diminta membentuk kelompok paduan suara mahasiswa sebagai bagian dari Unit Kegiatan Mahasiswa. Dimulai dari nol, ia mengajak mahasiswa yang berminat menyanyi dan membina mereka hingga UPH Choir rutin tampil dalam berbagai acara kampus maupun eksternal.

    Selama dua dekade, UPH Choir terus menunjukkan semangat, solidaritas, dan prestasi. Mereka telah tampil di lebih dari 150 panggung, dalam dan luar negeri, serta mengikuti berbagai kompetisi bergengsi—di antaranya Juara 1 National Folklore Festival ke-7 di Universitas Indonesia (2013), perwakilan Indonesia di Andrea O. Veneracion Choral Festival, Manila (2015), dan tiga medali emas di Bali International Choral Festival (2017).

    Bagi Tutu, konser Canticle of Praise adalah perayaan hasil dari latihan yang panjang dan konsisten sejak November 2024. Ia mengatakan, “Di era serba cepat seperti sekarang, banyak anak muda ingin hasil yang instan. Namun lewat komunitas ini, mereka diajarkan untuk berproses, disiplin, dan bersandar pada Tuhan. UPH Choir adalah ruang belajar yang membentuk karakter dan menghasilkan karya dengan standar profesional.”

    Kehadiran UKM UPH Choir memberikan para mahasiswa ruang bebas untuk bertumbuh. Hal inilah yang dirasakan Bernadeth Saskia Laudya Chintya, mahasiswi Program Studi (Prodi) Matematika UPH angkatan 2022, yang mengisi suara sopran di UPH Choir. Ia bercerita, selama hampir dua tahun bergabung, dirinya tak hanya mengasah kemampuan bernyanyi, tetapi juga mengalami transformasi pribadi.

    “Saya banyak bertumbuh melalui UPH Choir. Latihan rutin dua kali seminggu ternyata membuat saya belajar banyak hal. Mulai dari konsistensi, tanggung jawab, tekun, komitmen, dan tentunya yang paling utama adalah kedisiplinan. Tidak hanya soal bernyanyi, kami juga dibentuk untuk terus memahami pentingnya kerja sama tim,” papar Chintya.

    Hal serupa disampaikan oleh Benael Henokh Sabastian, mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika angkatan 2024 yang mengisi bagian tenor.

    “Banyak pelajaran yang saya dapat, dari hal besar menguasai teknik vokal hingga hal kecil seperti kebiasaan membawa alat tulis saat latihan dan datang tepat waktu. Saya yakin hal ini juga pasti berguna untuk kehidupan kerja kelak. Saya juga merasa konser ini memberi pengalaman baru yang mengajarkan banyak hal seperti leadership dan cara komunikasi yang efektif,” ucap Benael.

    Melalui UPH Choir, harapannya mahasiswa tidak hanya sebatas mengejar prestasi, tetapi mampu menjadi komunitas yang membangun, membentuk karakter, menginspirasi, dan tentunya berdampak positif bagi setiap orang yang mendengar karya mereka.

    Jakarta: “Brrrravo!” terdengar lantang dari salah satu baris penonton—sebuah seruan yang langsung digaungkan kembali oleh Tutu Sukendro, Konduktor Universitas Pelita Harapan (UPH) Choir, di tengah riuh tepuk tangan yang memenuhi Auditorium Gedung D Ruang 501, UPH Kampus Lippo Village.
     
    Malam itu, 10 Juli 2025, menjadi momen penuh kehangatan dan sukacita saat UPH Choir merayakan dua dekade perjalanan melalui konser bertajuk “Canticle of Praise”.
     
    Lebih dari sekadar pertunjukan, konser ini adalah perayaan atas dedikasi, disiplin, dan semangat yang telah membentuk perjalanan UPH Choir sejak 2005. Di hadapan 500 penonton, 45 Choristers—sebutan bagi anggota aktif UPH Choir—menyuguhkan harmoni dan lirik sebagai wujud syukur.

    “Di UPH, kami percaya bahwa pendidikan bukan hanya tentang akademik. Melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) seperti UPH Choir, kami ingin membentuk mahasiswa secara utuh dengan mengembangkan potensi, membangun karakter, kedisiplinan, dan sisi kepemimpinan mereka,” ucap Dr. Andry M. Panjaitan, S.T., M.T., CPHCM., Associate Vice President of Student Development, Alumni and Corporate Relations UPH dalam sambutannya.
     
    Konser berdurasi dua setengah jam ini terbagi dalam dua babak. Babak pertama menampilkan karya O Magnum Mysterium (versi Nicholas White), Hear My Prayer, Come to the Music, Because of Love, dan I Can Do All Things Lord. Sebagai penutup, penonton juga diajak merenung melalui lagu I Want to Be a Christian. 
     
    Babak kedua dibuka dengan O Magnum Mysterium versi Tomas Luis de Victoria dan Then Sings My Soul. Di pertengahan babak, Tutu menyampaikan bahwa tiga lagu berikutnya sengaja dipilih dengan tajuk serupa untuk mengungkapkan syukur atas berbagai pencapaian UPH Choir selama dua dekade, yaitu I Want to Thank You Lord, I Thank You, Lord, dan We Thank You, Lord. Lagu-lagu bertema pujian dan syukur lainnya seperti God and God Alone, Canticle of Praise, If You Love Me, Soli Deo Gloria, dan Praise Him mengisi sisa pertunjukan.
     
    Sebuah momen kejutan hadir menjelang akhir konser, ketika para Choristers menyanyikan Happy Birthday dalam aransemen paduan suara. Lagu ini disambut antusias oleh penonton sebagai simbol perayaan. Konser kemudian ditutup dengan megah lewat tiga lagu terakhir: Hallelujah Chorus, The Battle of Jericho, dan If God Be for Us.
     
    UPH Choir berdiri pada 4 April 2005, ketika Tutu Sukendro diminta membentuk kelompok paduan suara mahasiswa sebagai bagian dari Unit Kegiatan Mahasiswa. Dimulai dari nol, ia mengajak mahasiswa yang berminat menyanyi dan membina mereka hingga UPH Choir rutin tampil dalam berbagai acara kampus maupun eksternal.
     
    Selama dua dekade, UPH Choir terus menunjukkan semangat, solidaritas, dan prestasi. Mereka telah tampil di lebih dari 150 panggung, dalam dan luar negeri, serta mengikuti berbagai kompetisi bergengsi—di antaranya Juara 1 National Folklore Festival ke-7 di Universitas Indonesia (2013), perwakilan Indonesia di Andrea O. Veneracion Choral Festival, Manila (2015), dan tiga medali emas di Bali International Choral Festival (2017).
     
    Bagi Tutu, konser Canticle of Praise adalah perayaan hasil dari latihan yang panjang dan konsisten sejak November 2024. Ia mengatakan, “Di era serba cepat seperti sekarang, banyak anak muda ingin hasil yang instan. Namun lewat komunitas ini, mereka diajarkan untuk berproses, disiplin, dan bersandar pada Tuhan. UPH Choir adalah ruang belajar yang membentuk karakter dan menghasilkan karya dengan standar profesional.”
     
    Kehadiran UKM UPH Choir memberikan para mahasiswa ruang bebas untuk bertumbuh. Hal inilah yang dirasakan Bernadeth Saskia Laudya Chintya, mahasiswi Program Studi (Prodi) Matematika UPH angkatan 2022, yang mengisi suara sopran di UPH Choir. Ia bercerita, selama hampir dua tahun bergabung, dirinya tak hanya mengasah kemampuan bernyanyi, tetapi juga mengalami transformasi pribadi.
     
    “Saya banyak bertumbuh melalui UPH Choir. Latihan rutin dua kali seminggu ternyata membuat saya belajar banyak hal. Mulai dari konsistensi, tanggung jawab, tekun, komitmen, dan tentunya yang paling utama adalah kedisiplinan. Tidak hanya soal bernyanyi, kami juga dibentuk untuk terus memahami pentingnya kerja sama tim,” papar Chintya.
     
    Hal serupa disampaikan oleh Benael Henokh Sabastian, mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika angkatan 2024 yang mengisi bagian tenor.
     
    “Banyak pelajaran yang saya dapat, dari hal besar menguasai teknik vokal hingga hal kecil seperti kebiasaan membawa alat tulis saat latihan dan datang tepat waktu. Saya yakin hal ini juga pasti berguna untuk kehidupan kerja kelak. Saya juga merasa konser ini memberi pengalaman baru yang mengajarkan banyak hal seperti leadership dan cara komunikasi yang efektif,” ucap Benael.
     
    Melalui UPH Choir, harapannya mahasiswa tidak hanya sebatas mengejar prestasi, tetapi mampu menjadi komunitas yang membangun, membentuk karakter, menginspirasi, dan tentunya berdampak positif bagi setiap orang yang mendengar karya mereka.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (MMI)

  • Ini Jenis Pelanggaran Lalu Lintas yang Disasar Operasi Patuh Jaya 2025

    Ini Jenis Pelanggaran Lalu Lintas yang Disasar Operasi Patuh Jaya 2025

    Jakarta: Polda Metro Jaya menggelar Operasi Patuh Jaya 2025. Operasi ini dilaksanakan selama 14 hari mulai tanggal 14 Juli hingga 27 Juli 2025. Dalam Operasi Patuh Jaya 2025, Polda Metro Jaya mengerahkan sebanyak 2.938 personel gabungan . 

    Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto mengatakan bahwa operasi ini merupakan operasi mandiri kewilayahan yang bersifat terbuka, yang dilaksanakan bersama TNI serta stakeholder terkait.

    “Saya harapkan kita semua dapat berkolaborasi dan bersinergi dengan baik, untuk mengurai dan memyelesaikan setiap kendala di lapangan, sehingga apa yang menjadi tujuan dari operasi ini dapat terwujud dan dirasakan oleh masyarakat,” kata Karyoto.

    Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary mengatakan tujuan Operasi Patuh Jaya untuk meningkatkan disiplin masyarakat dalam berlalu lintas serta menurunkan angka pelanggaran dan kecelakaan di wilayah hukum Polda Metro Jaya.

    Adapun operasi tahun ini menyasar empat aspek utama, yaitu: pengendara, kendaraan, lokasi, dan kegiatan masyarakat. Berikut ini rinciannya:
    1. Sasaran Pengendara

    Pelanggaran yang menjadi prioritas penindakan meliputi:

    – Pengemudi melawan arus dan melanggar marka jalan,
    – Berkendara dalam pengaruh narkoba atau alkohol,
    – Menggunakan ponsel saat mengemudi,
    – Tidak memakai helm SNI atau sabuk pengaman,
    – Melebihi batas kecepatan,
    – Pengemudi di bawah umur.
     

     

    2. Sasaran Kendaraan

    Kendaraan yang akan ditindak meliputi:

    – Tidak layak jalan,
    – Tidak memiliki kelengkapan seperti plat nomor (TNKB), kaca spion standar, dan knalpot sesuai aturan,
    – Kendaraan tanpa STNK atau TNKB palsu,
    – Kendaraan sipil yang menggunakan rotator dan sirine tanpa izin.
     
    3. Sasaran Lokasi

    Operasi akan difokuskan di kawasan yang rawan pelanggaran dan kepadatan lalu lintas seperti:

    – Kawasan tertib lalu lintas dan industri,
    – Jalan raya, jalan tol, dan jalur ganjil-genap,
    – Terminal, stasiun kereta api, bandara, pelabuhan,
    – Area wisata, pasar, dan pusat perbelanjaan.
     
    4. Sasaran Kegiatan

    Penertiban juga menyasar aktivitas yang mengganggu fungsi jalan umum, seperti:

    – Pasar tumpah dan PKL di trotoar,
    – Aksi unjuk rasa yang mengganggu arus lalu lintas,
    – Kegiatan meminta sumbangan di jalan raya.

    Jakarta: Polda Metro Jaya menggelar Operasi Patuh Jaya 2025. Operasi ini dilaksanakan selama 14 hari mulai tanggal 14 Juli hingga 27 Juli 2025. Dalam Operasi Patuh Jaya 2025, Polda Metro Jaya mengerahkan sebanyak 2.938 personel gabungan . 
     
    Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto mengatakan bahwa operasi ini merupakan operasi mandiri kewilayahan yang bersifat terbuka, yang dilaksanakan bersama TNI serta stakeholder terkait.
     
    “Saya harapkan kita semua dapat berkolaborasi dan bersinergi dengan baik, untuk mengurai dan memyelesaikan setiap kendala di lapangan, sehingga apa yang menjadi tujuan dari operasi ini dapat terwujud dan dirasakan oleh masyarakat,” kata Karyoto.

    Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary mengatakan tujuan Operasi Patuh Jaya untuk meningkatkan disiplin masyarakat dalam berlalu lintas serta menurunkan angka pelanggaran dan kecelakaan di wilayah hukum Polda Metro Jaya.
     
    Adapun operasi tahun ini menyasar empat aspek utama, yaitu: pengendara, kendaraan, lokasi, dan kegiatan masyarakat. Berikut ini rinciannya:

    1. Sasaran Pengendara

    Pelanggaran yang menjadi prioritas penindakan meliputi:
     
    – Pengemudi melawan arus dan melanggar marka jalan,
    – Berkendara dalam pengaruh narkoba atau alkohol,
    – Menggunakan ponsel saat mengemudi,
    – Tidak memakai helm SNI atau sabuk pengaman,
    – Melebihi batas kecepatan,
    – Pengemudi di bawah umur.
     

     

    2. Sasaran Kendaraan

    Kendaraan yang akan ditindak meliputi:
     
    – Tidak layak jalan,
    – Tidak memiliki kelengkapan seperti plat nomor (TNKB), kaca spion standar, dan knalpot sesuai aturan,
    – Kendaraan tanpa STNK atau TNKB palsu,
    – Kendaraan sipil yang menggunakan rotator dan sirine tanpa izin.
     

    3. Sasaran Lokasi

    Operasi akan difokuskan di kawasan yang rawan pelanggaran dan kepadatan lalu lintas seperti:
     
    – Kawasan tertib lalu lintas dan industri,
    – Jalan raya, jalan tol, dan jalur ganjil-genap,
    – Terminal, stasiun kereta api, bandara, pelabuhan,
    – Area wisata, pasar, dan pusat perbelanjaan.
     

    4. Sasaran Kegiatan

    Penertiban juga menyasar aktivitas yang mengganggu fungsi jalan umum, seperti:
     
    – Pasar tumpah dan PKL di trotoar,
    – Aksi unjuk rasa yang mengganggu arus lalu lintas,
    – Kegiatan meminta sumbangan di jalan raya.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (PRI)

  • Operasi Patuh Jaya 2025 Masih Berlakukan Tilang Manual, Ini Alasannya

    Operasi Patuh Jaya 2025 Masih Berlakukan Tilang Manual, Ini Alasannya

    Jakarta: Meski teknologi tilang elektronik atau Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) sudah mulai diterapkan, namun tilang manual rupanya masih diberlakukan dalam Operasi Patuh Jaya 2025 yang berlangsung di bawah naungan Polda Metro Jaya.

    Hal tersebut terlihat dalam beberapa unggahan di akun X TMC Polda Metro Jaya. Dalam unggahan tersebut, tampak petugas polisi sedang mencatat pelanggaran yang dilakukan pengendara sepeda motor dalam buku tilang.

    Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Komarudin menjelaskan bahwa tilang manual tetap dilakukan. Meski begitu, ia memastikan pihaknya lebih memprioritaskan penggunaan Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE), baik yang stasioner ataupun mobile dalam Operasi Patuh Jaya 2025.

    “Salah satu fokus utama dalam operasi ini adalah pelanggaran melawan arus. Untuk ruas jalan yang belum terjangkau oleh sistem ETLE, baik yang stasioner maupun mobile, tilang konvensional masih tetap diperlukan,” kata Komarudin, Selasa, 15 Juli 2025.
     

    ?
    ETLE tidak menjangkau seluruh ruas jalan

    Komarudin juga menjelaskan bahwa sistem ETLE belum merata di seluruh ruas jalan, sehingga penggunaan tilang manual masih menjadi solusi untuk menjangkau area-area yang belum terpasang perangkat pemantau otomatis tersebut.

    “Tidak semua titik bisa dipantau dengan ETLE. Saat ini, perangkat hanya terpasang di lokasi-lokasi tertentu. Jadi, kalau hanya mengandalkan itu, akan banyak wilayah yang terlewat,” jelasnya. 

    Untuk itu, pendekatan penegakan hukum lalu lintas di lapangan pun disesuaikan. Selain mengandalkan ETLE stasioner, pihak kepolisian juga mengaktifkan sistem mobile dan hunting, di mana petugas bergerak ke titik-titik rawan pelanggaran berdasarkan data dan prioritas operasi.

    “Kami fokus pada jenis pelanggaran tertentu, seperti pengendara di bawah umur. Daerah-daerah yang tidak terjangkau ETLE, khususnya kawasan pinggiran, menjadi sasaran utama kami,” tambahnya.

    Sebagai informasi, sebanyak 2.938 personel gabungan dikerahkan untuk Operasi Patuh Jaya 2025, yang digelar selama 14 hari, dari 14 hingga 27 Juli 2025.

    Jakarta: Meski teknologi tilang elektronik atau Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) sudah mulai diterapkan, namun tilang manual rupanya masih diberlakukan dalam Operasi Patuh Jaya 2025 yang berlangsung di bawah naungan Polda Metro Jaya.
     
    Hal tersebut terlihat dalam beberapa unggahan di akun X TMC Polda Metro Jaya. Dalam unggahan tersebut, tampak petugas polisi sedang mencatat pelanggaran yang dilakukan pengendara sepeda motor dalam buku tilang.
     
    Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Komarudin menjelaskan bahwa tilang manual tetap dilakukan. Meski begitu, ia memastikan pihaknya lebih memprioritaskan penggunaan Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE), baik yang stasioner ataupun mobile dalam Operasi Patuh Jaya 2025.

    “Salah satu fokus utama dalam operasi ini adalah pelanggaran melawan arus. Untuk ruas jalan yang belum terjangkau oleh sistem ETLE, baik yang stasioner maupun mobile, tilang konvensional masih tetap diperlukan,” kata Komarudin, Selasa, 15 Juli 2025.
     

    ?

    ETLE tidak menjangkau seluruh ruas jalan

    Komarudin juga menjelaskan bahwa sistem ETLE belum merata di seluruh ruas jalan, sehingga penggunaan tilang manual masih menjadi solusi untuk menjangkau area-area yang belum terpasang perangkat pemantau otomatis tersebut.
     
    “Tidak semua titik bisa dipantau dengan ETLE. Saat ini, perangkat hanya terpasang di lokasi-lokasi tertentu. Jadi, kalau hanya mengandalkan itu, akan banyak wilayah yang terlewat,” jelasnya. 
     
    Untuk itu, pendekatan penegakan hukum lalu lintas di lapangan pun disesuaikan. Selain mengandalkan ETLE stasioner, pihak kepolisian juga mengaktifkan sistem mobile dan hunting, di mana petugas bergerak ke titik-titik rawan pelanggaran berdasarkan data dan prioritas operasi.
     
    “Kami fokus pada jenis pelanggaran tertentu, seperti pengendara di bawah umur. Daerah-daerah yang tidak terjangkau ETLE, khususnya kawasan pinggiran, menjadi sasaran utama kami,” tambahnya.
     
    Sebagai informasi, sebanyak 2.938 personel gabungan dikerahkan untuk Operasi Patuh Jaya 2025, yang digelar selama 14 hari, dari 14 hingga 27 Juli 2025.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (PRI)

  • Perangi TBC, Dinkes Tangsel Skrining Kondisi Warga

    Perangi TBC, Dinkes Tangsel Skrining Kondisi Warga

    Tangerang: Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie meminta Dinas Kesehatan gerak cepat mengatasi kasus penyakit Tuberkulosis (TBC). Tim kesehatan diminta mendatangi rumah-rumah untuk melihat kondisi kesehatan warga.

    “TBC adalah persoalan serius yang harus ditangani bersama. Kita tidak bisa hanya mengandalkan layanan di faskes (fasilitas kesehatan) saja, menunggu mereka datang. Kalau mau cepat ya kita juga harus jemput bola tim kesehatan yang ngider ke warga-warga,” kata Benyamin.

    Davnie memastikan terus memerangi TBC lewat gerakan masif yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat.

    Lewat pendekatan jemput bola dan edukasi berbasis komunitas, Tangsel kini tak lagi menunggu pasien datang ke puskesmas, tapi aktif mendatangi warganya.

    Langkah ini sejalan dengan upaya Dinkes Tangsel melalui program andalan Ngider Sehat dan RW Bebas TBC. Keduanya menjadi program strategi dalam menemukan kasus secara aktif dan menekan penularan di lingkungan padat penduduk.

    Kepala Dinkes Tangsel Allin Hendalin Mahdaniar menyebut, tim kesehatan kini secara rutin melakukan skrining dan investigasi kontak di lingkungan pasien TBC, terutama di kalangan kontak serumah dan kontak erat.

    “Salah satu strategi kami adalah melalui kegiatan Ngider Sehat dan Cek Kesehatan Gratis (CKG), baik yang digelar di fasilitas kesehatan maupun langsung mengunjungi warga,” ujar Allin.

    Melalui kegiatan Ngider Sehat, tim medis melakukan skrining dan investigasi kontak terhadap pasien TBC yang telah terdata, terutama kepada kontak serumah dan kontak erat.

    Bagi mereka yang tidak bergejala, akan diberikan Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT), sementara yang menunjukkan gejala langsung diarahkan menjalani pemeriksaan seperti Tes Cepat Molekuler (TCM) atau rontgen.

    TCM biasanya digunakan untuk mengetahui apakah kontak tersebut sudah mendapatkan penularan dari indeks kasus.

    Tidak hanya itu, Dinkes Tangsel juga mendorong partisipasi aktif masyarakat melalui program RW Bebas TBC. 

    Warga diajak untuk tidak hanya memahami gejala dan penularan TBC, tetapi juga terlibat langsung dalam mendukung pasien agar tidak menyerah di tengah jalan.

    “Masyarakat juga bagian dari kunci eliminasi TBC ini. Makanya, kita perluas edukasi dari petugas fasyankes, dan warga juga perlu peduli jika ada pasien TBC yang berpindah tempat tinggal agar dapat dilacak dan dipantau kembali,” jelasnya.

    Menurut Allin, kesadaran kolektif inilah yang akan memperkuat langkah-langkah pemerintah dalam memutus mata rantai penularan TBC.

    Dengan percepatan skrining yang telah dilakukan, hingga pertengahan Juni 2025, total kasus TBC di Tangsel mencapai 8.720 kasus, terdiri dari 6.205 kasus pada 2024 dan 2.515 kasus terdeteksi sejak Januari hingga 13 Juni 2025.

    Tangerang: Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie meminta Dinas Kesehatan gerak cepat mengatasi kasus penyakit Tuberkulosis (TBC). Tim kesehatan diminta mendatangi rumah-rumah untuk melihat kondisi kesehatan warga.
     
    “TBC adalah persoalan serius yang harus ditangani bersama. Kita tidak bisa hanya mengandalkan layanan di faskes (fasilitas kesehatan) saja, menunggu mereka datang. Kalau mau cepat ya kita juga harus jemput bola tim kesehatan yang ngider ke warga-warga,” kata Benyamin.
     
    Davnie memastikan terus memerangi TBC lewat gerakan masif yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat.

    Lewat pendekatan jemput bola dan edukasi berbasis komunitas, Tangsel kini tak lagi menunggu pasien datang ke puskesmas, tapi aktif mendatangi warganya.
     
    Langkah ini sejalan dengan upaya Dinkes Tangsel melalui program andalan Ngider Sehat dan RW Bebas TBC. Keduanya menjadi program strategi dalam menemukan kasus secara aktif dan menekan penularan di lingkungan padat penduduk.
     
    Kepala Dinkes Tangsel Allin Hendalin Mahdaniar menyebut, tim kesehatan kini secara rutin melakukan skrining dan investigasi kontak di lingkungan pasien TBC, terutama di kalangan kontak serumah dan kontak erat.
     
    “Salah satu strategi kami adalah melalui kegiatan Ngider Sehat dan Cek Kesehatan Gratis (CKG), baik yang digelar di fasilitas kesehatan maupun langsung mengunjungi warga,” ujar Allin.
     
    Melalui kegiatan Ngider Sehat, tim medis melakukan skrining dan investigasi kontak terhadap pasien TBC yang telah terdata, terutama kepada kontak serumah dan kontak erat.
     
    Bagi mereka yang tidak bergejala, akan diberikan Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT), sementara yang menunjukkan gejala langsung diarahkan menjalani pemeriksaan seperti Tes Cepat Molekuler (TCM) atau rontgen.
     
    TCM biasanya digunakan untuk mengetahui apakah kontak tersebut sudah mendapatkan penularan dari indeks kasus.
     
    Tidak hanya itu, Dinkes Tangsel juga mendorong partisipasi aktif masyarakat melalui program RW Bebas TBC. 
     
    Warga diajak untuk tidak hanya memahami gejala dan penularan TBC, tetapi juga terlibat langsung dalam mendukung pasien agar tidak menyerah di tengah jalan.
     
    “Masyarakat juga bagian dari kunci eliminasi TBC ini. Makanya, kita perluas edukasi dari petugas fasyankes, dan warga juga perlu peduli jika ada pasien TBC yang berpindah tempat tinggal agar dapat dilacak dan dipantau kembali,” jelasnya.
     
    Menurut Allin, kesadaran kolektif inilah yang akan memperkuat langkah-langkah pemerintah dalam memutus mata rantai penularan TBC.
     
    Dengan percepatan skrining yang telah dilakukan, hingga pertengahan Juni 2025, total kasus TBC di Tangsel mencapai 8.720 kasus, terdiri dari 6.205 kasus pada 2024 dan 2.515 kasus terdeteksi sejak Januari hingga 13 Juni 2025.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (FZN)

  • Pemerintah Didorong Naikkan Iuran Jaminan Pensiun Secara Bertahap Demi Keberlanjutan

    Pemerintah Didorong Naikkan Iuran Jaminan Pensiun Secara Bertahap Demi Keberlanjutan

    Jakarta: Anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto mendorong pemerintah untuk menaikkan iuran Jaminan Pensiun (JP) yang dikelola BPJS Ketenagakerjaan secara bertahap guna menjamin keberlanjutan dana pensiun dalam jangka panjang.

    “Jaminan pensiun tidak boleh hanya jadi program administratif. Program ini harus benar-benar menjamin kehidupan di usia tua,” ujar Edy dikutip dari ANTARA.

    Ia menjelaskan bahwa jika iuran tidak disesuaikan dengan kebutuhan manfaat dan perkembangan demografi penduduk lansia, potensi terjadinya defisit tetap terbuka.

    Merujuk pada data Statistik Penduduk Lanjut Usia 2024 dari BPS, rasio ketergantungan lansia mencapai 17,76 persen. Artinya, dari setiap 100 orang usia produktif, terdapat sekitar 17–18 orang lansia yang mungkin memerlukan dukungan sosial maupun ekonomi.

    Jumlah penduduk lansia pun menunjukkan tren peningkatan signifikan. Pada 2024, populasi lansia Indonesia telah mencapai 33,67 juta jiwa, atau sekitar 12 persen dari total populasi, dan diperkirakan akan terus bertambah di tahun-tahun mendatang.

    Lebih lanjut, Edy menekankan bahwa program JP perlu diselaraskan dengan standar internasional. Salah satunya mengacu pada Konvensi ILO No. 102 Tahun 1952, yang merekomendasikan agar manfaat pensiun paling tidak sebesar 40 persen dari gaji terakhir, bagi pekerja dengan masa iur 30 tahun.

    “Untuk bisa mencapai angka tersebut, pemerintah perlu segera menaikkan koefisien perhitungan manfaat dari yang saat ini berlaku menjadi 1,33 persen. Tanpa itu, manfaat yang diterima akan terus berada di bawah standar kelayakan,” kata dia. 
     

    Di samping nilai manfaat, ia juga menyoroti pentingnya perluasan cakupan kepesertaan. Dari total 145,77 juta penduduk yang bekerja, baru sekitar 15 juta yang tercatat sebagai peserta aktif program JP. Ini menunjukkan sebagian besar pekerja, khususnya di sektor informal dan mikro, belum terproteksi dalam skema pensiun nasional.

    “Ini adalah masalah serius. Artinya, sebagian besar pekerja akan memasuki masa tua tanpa perlindungan ekonomi,” ujar Legislator Dapil Jawa Tengah III ini.

    Edy juga mengingatkan pentingnya perlindungan yang layak bagi ahli waris peserta yang meninggal dunia atau mengalami cacat total.

    Ia mengusulkan agar manfaat minimum bagi kondisi tersebut setidaknya setara dengan 1,5 kali garis kemiskinan, sebagai bentuk perlindungan dasar yang manusiawi.

    “Jika kita ingin mewujudkan perlindungan sosial yang adil dan inklusif, maka manfaat JP harus naik dan pesertanya harus diperluas. Tidak bisa lagi hanya menjangkau kelompok formal,” kata dia.

    Pandangan senada juga disampaikan oleh Ketua Asosiasi Ekonomi Kesehatan Indonesia, Hasbullah Thabrany. Ia menilai bahwa jaminan pensiun untuk seluruh warga negara, sebagai bagian dari sistem jaminan sosial, belum sepenuhnya menjadi prioritas nasional.

    Padahal, menurutnya, UUD 1945 Pasal 34 ayat 2 dengan jelas menyebutkan bahwa negara wajib mengembangkan sistem jaminan sosial untuk seluruh rakyat. Selama ini, kata dia, manfaat pensiun berupa pendapatan bulanan hingga akhir hayat umumnya hanya dinikmati oleh ASN.

    Ia menggarisbawahi bahwa seluruh penduduk Indonesia berpotensi mengalami masa tua atau sakit yang menyebabkan kehilangan kemampuan bekerja, dan tanpa perlindungan ekonomi, tidak akan mampu memenuhi kebutuhan dasarnya. 
     

    “Itu adalah kebutuhan paling mendasar bagi semua orang baik muda maupun tua. Para lansia orang tua, pekerja mandiri, entah itu petani, nelayan, pedagang, ketika tua belum tentu mendapatkan pendapatan yang cukup. Tidak mungkin mengandalkan anak-anak, karena tidak selalu mendapatkan penghasilan yang cukup,” katanya.

    Sayangnya, jumlah peserta Jaminan Pensiun saat ini baru mencapai sekitar 38 juta orang, masih sangat kecil dibandingkan total pekerja informal yang mencapai 130 juta.

    Hasbullah mendorong adanya perbaikan mendasar dalam skema iuran dan pengelolaan dana pensiun. Menurutnya, seluruh pekerja yang memiliki penghasilan seharusnya dapat terdaftar sebagai peserta JP, dengan iuran yang dibagi antara pekerja dan pemberi kerja.

    Ia juga mengkritisi program Jaminan Hari Tua (JHT) yang dapat dicairkan kapan saja, karena justru melemahkan esensi perlindungan jangka panjang.

    “Harusnya diakumulasi saja. Iuran JHT sebesar 5,7 persen antara pekerja dan pemberi kerja, ditambah iuran jaminan pensiun 3 persen. Total 8,7 persen itu seharusnya sudah cukup baik untuk masa pensiun,” kata Hasbullah.

    Menurutnya, banyak pekerja masih memiliki pola pikir jangka pendek. Saat terkena PHK, sebagian besar langsung mencairkan dana JHT untuk konsumsi atau usaha tanpa persiapan matang.

    “Padahal mereka tidak memiliki kompetensi untuk berbisnis. Uangnya habis, dan ketika tua atau sakit, tidak ada tabungan pensiun yang tersisa,” katanya.

    Hasbullah juga menyoroti tertinggalnya Indonesia dalam pengumpulan dana pensiun publik oleh BPJS Ketenagakerjaan jika dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan.

    “Vietnam, yang baru merdeka 30 tahun setelah Indonesia dan jumlah penduduknya hanya setengahnya, dana pensiunnya bisa lebih besar dari kita,” ujarnya.

    Sementara itu, Malaysia dan Singapura bahkan sudah masuk dalam 50 besar dunia dalam hal pengelolaan dana pensiun, meski jumlah penduduknya lebih kecil. Belanda, lanjutnya, bahkan memiliki dana pensiun setara dua kali PDB-nya.

    “Sementara kita baru 8 persen dari PDB,” kata dia.

    Ia mengajak seluruh pihak, baik pemerintah maupun pekerja dari berbagai sektor, untuk memiliki kesadaran kolektif akan pentingnya perlindungan sosial di usia senja.

    “Semua kita akan menjadi lansia, atau bisa saja menderita cacat karena sakit. Maka kita punya hak untuk memenuhi kebutuhan dasar: makan, pakaian, tempat tinggal. Negara harus hadir dan pekerja juga harus punya kesadaran itu,” katanya.

    Jakarta: Anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto mendorong pemerintah untuk menaikkan iuran Jaminan Pensiun (JP) yang dikelola BPJS Ketenagakerjaan secara bertahap guna menjamin keberlanjutan dana pensiun dalam jangka panjang.
     
    “Jaminan pensiun tidak boleh hanya jadi program administratif. Program ini harus benar-benar menjamin kehidupan di usia tua,” ujar Edy dikutip dari ANTARA.
     
    Ia menjelaskan bahwa jika iuran tidak disesuaikan dengan kebutuhan manfaat dan perkembangan demografi penduduk lansia, potensi terjadinya defisit tetap terbuka.

    Merujuk pada data Statistik Penduduk Lanjut Usia 2024 dari BPS, rasio ketergantungan lansia mencapai 17,76 persen. Artinya, dari setiap 100 orang usia produktif, terdapat sekitar 17–18 orang lansia yang mungkin memerlukan dukungan sosial maupun ekonomi.
     
    Jumlah penduduk lansia pun menunjukkan tren peningkatan signifikan. Pada 2024, populasi lansia Indonesia telah mencapai 33,67 juta jiwa, atau sekitar 12 persen dari total populasi, dan diperkirakan akan terus bertambah di tahun-tahun mendatang.
     
    Lebih lanjut, Edy menekankan bahwa program JP perlu diselaraskan dengan standar internasional. Salah satunya mengacu pada Konvensi ILO No. 102 Tahun 1952, yang merekomendasikan agar manfaat pensiun paling tidak sebesar 40 persen dari gaji terakhir, bagi pekerja dengan masa iur 30 tahun.
     
    “Untuk bisa mencapai angka tersebut, pemerintah perlu segera menaikkan koefisien perhitungan manfaat dari yang saat ini berlaku menjadi 1,33 persen. Tanpa itu, manfaat yang diterima akan terus berada di bawah standar kelayakan,” kata dia. 
     

     
    Di samping nilai manfaat, ia juga menyoroti pentingnya perluasan cakupan kepesertaan. Dari total 145,77 juta penduduk yang bekerja, baru sekitar 15 juta yang tercatat sebagai peserta aktif program JP. Ini menunjukkan sebagian besar pekerja, khususnya di sektor informal dan mikro, belum terproteksi dalam skema pensiun nasional.
     
    “Ini adalah masalah serius. Artinya, sebagian besar pekerja akan memasuki masa tua tanpa perlindungan ekonomi,” ujar Legislator Dapil Jawa Tengah III ini.
     
    Edy juga mengingatkan pentingnya perlindungan yang layak bagi ahli waris peserta yang meninggal dunia atau mengalami cacat total.
     
    Ia mengusulkan agar manfaat minimum bagi kondisi tersebut setidaknya setara dengan 1,5 kali garis kemiskinan, sebagai bentuk perlindungan dasar yang manusiawi.
     
    “Jika kita ingin mewujudkan perlindungan sosial yang adil dan inklusif, maka manfaat JP harus naik dan pesertanya harus diperluas. Tidak bisa lagi hanya menjangkau kelompok formal,” kata dia.
     
    Pandangan senada juga disampaikan oleh Ketua Asosiasi Ekonomi Kesehatan Indonesia, Hasbullah Thabrany. Ia menilai bahwa jaminan pensiun untuk seluruh warga negara, sebagai bagian dari sistem jaminan sosial, belum sepenuhnya menjadi prioritas nasional.
     
    Padahal, menurutnya, UUD 1945 Pasal 34 ayat 2 dengan jelas menyebutkan bahwa negara wajib mengembangkan sistem jaminan sosial untuk seluruh rakyat. Selama ini, kata dia, manfaat pensiun berupa pendapatan bulanan hingga akhir hayat umumnya hanya dinikmati oleh ASN.
     
    Ia menggarisbawahi bahwa seluruh penduduk Indonesia berpotensi mengalami masa tua atau sakit yang menyebabkan kehilangan kemampuan bekerja, dan tanpa perlindungan ekonomi, tidak akan mampu memenuhi kebutuhan dasarnya. 
     

     
    “Itu adalah kebutuhan paling mendasar bagi semua orang baik muda maupun tua. Para lansia orang tua, pekerja mandiri, entah itu petani, nelayan, pedagang, ketika tua belum tentu mendapatkan pendapatan yang cukup. Tidak mungkin mengandalkan anak-anak, karena tidak selalu mendapatkan penghasilan yang cukup,” katanya.
     
    Sayangnya, jumlah peserta Jaminan Pensiun saat ini baru mencapai sekitar 38 juta orang, masih sangat kecil dibandingkan total pekerja informal yang mencapai 130 juta.
     
    Hasbullah mendorong adanya perbaikan mendasar dalam skema iuran dan pengelolaan dana pensiun. Menurutnya, seluruh pekerja yang memiliki penghasilan seharusnya dapat terdaftar sebagai peserta JP, dengan iuran yang dibagi antara pekerja dan pemberi kerja.
     
    Ia juga mengkritisi program Jaminan Hari Tua (JHT) yang dapat dicairkan kapan saja, karena justru melemahkan esensi perlindungan jangka panjang.
     
    “Harusnya diakumulasi saja. Iuran JHT sebesar 5,7 persen antara pekerja dan pemberi kerja, ditambah iuran jaminan pensiun 3 persen. Total 8,7 persen itu seharusnya sudah cukup baik untuk masa pensiun,” kata Hasbullah.
     
    Menurutnya, banyak pekerja masih memiliki pola pikir jangka pendek. Saat terkena PHK, sebagian besar langsung mencairkan dana JHT untuk konsumsi atau usaha tanpa persiapan matang.
     
    “Padahal mereka tidak memiliki kompetensi untuk berbisnis. Uangnya habis, dan ketika tua atau sakit, tidak ada tabungan pensiun yang tersisa,” katanya.
     
    Hasbullah juga menyoroti tertinggalnya Indonesia dalam pengumpulan dana pensiun publik oleh BPJS Ketenagakerjaan jika dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan.
     
    “Vietnam, yang baru merdeka 30 tahun setelah Indonesia dan jumlah penduduknya hanya setengahnya, dana pensiunnya bisa lebih besar dari kita,” ujarnya.
     
    Sementara itu, Malaysia dan Singapura bahkan sudah masuk dalam 50 besar dunia dalam hal pengelolaan dana pensiun, meski jumlah penduduknya lebih kecil. Belanda, lanjutnya, bahkan memiliki dana pensiun setara dua kali PDB-nya.
     
    “Sementara kita baru 8 persen dari PDB,” kata dia.
     
    Ia mengajak seluruh pihak, baik pemerintah maupun pekerja dari berbagai sektor, untuk memiliki kesadaran kolektif akan pentingnya perlindungan sosial di usia senja.
     
    “Semua kita akan menjadi lansia, atau bisa saja menderita cacat karena sakit. Maka kita punya hak untuk memenuhi kebutuhan dasar: makan, pakaian, tempat tinggal. Negara harus hadir dan pekerja juga harus punya kesadaran itu,” katanya.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (PRI)

  • Operasi Patuh Jaya 2025 Digelar 14 Hari, Polda Metro Jaya Kerahkan 2.938 Personel

    Operasi Patuh Jaya 2025 Digelar 14 Hari, Polda Metro Jaya Kerahkan 2.938 Personel

    Jakarta: Polda Metro Jaya menggelar Operasi Patuh Jaya 2025. Operasi ini dilaksanakan selama 14 hari mulai tanggal 14 Juli hingga 27 Juli 2025. 

    Dalam Operasi Patuh Jaya 2025, Polda Metro Jaya mengerahkan sebanyak 2.938 personel gabungan . 

    Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto mengatakan bahwa operasi ini merupakan operasi mandiri kewilayahan yang bersifat terbuka, yang dilaksanakan bersama TNI serta stakeholder terkait.

    “Saya harapkan kita semua dapat berkolaborasi dan bersinergi dengan baik, untuk mengurai dan memyelesaikan setiap kendala di lapangan, sehingga apa yang menjadi tujuan dari operasi ini dapat terwujud dan dirasakan oleh masyarakat,” kata Karyoto saat pimpin apel personel di Polda Metro Jaya, Senin, 14 Juli 2025.
     

    Dalam pelaksanaan Operasi Patuh Jaya Tahun 2025 ini mengangkat tema Tertib Berlalu Lintas Demi Terwujudnya Indonesia Emas.

    Menurutnya, tema ini sangat relevan dengan semangat kita dalam membangun Indonesia yang maju, aman, dan sejahtera, serta tertib berlalu lintas.

    “Yang menjadi salah satu pilar penting dalam mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045. Saya berharap agar dalam pelaksanaan operasi ini dapat mencapai sasaran yang ditargetkan,” tuturnya.

    Selain itu, operasi ini juga diharapkan dapat mendisiplinkan masyarakat saat berkendara dan mematuhi aturan lalu lintas sehingga dapat menurunkan angka pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas.

    Jakarta: Polda Metro Jaya menggelar Operasi Patuh Jaya 2025. Operasi ini dilaksanakan selama 14 hari mulai tanggal 14 Juli hingga 27 Juli 2025. 
     
    Dalam Operasi Patuh Jaya 2025, Polda Metro Jaya mengerahkan sebanyak 2.938 personel gabungan . 
     
    Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto mengatakan bahwa operasi ini merupakan operasi mandiri kewilayahan yang bersifat terbuka, yang dilaksanakan bersama TNI serta stakeholder terkait.

    “Saya harapkan kita semua dapat berkolaborasi dan bersinergi dengan baik, untuk mengurai dan memyelesaikan setiap kendala di lapangan, sehingga apa yang menjadi tujuan dari operasi ini dapat terwujud dan dirasakan oleh masyarakat,” kata Karyoto saat pimpin apel personel di Polda Metro Jaya, Senin, 14 Juli 2025.
     

     
    Dalam pelaksanaan Operasi Patuh Jaya Tahun 2025 ini mengangkat tema Tertib Berlalu Lintas Demi Terwujudnya Indonesia Emas.
     
    Menurutnya, tema ini sangat relevan dengan semangat kita dalam membangun Indonesia yang maju, aman, dan sejahtera, serta tertib berlalu lintas.
     
    “Yang menjadi salah satu pilar penting dalam mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045. Saya berharap agar dalam pelaksanaan operasi ini dapat mencapai sasaran yang ditargetkan,” tuturnya.
     
    Selain itu, operasi ini juga diharapkan dapat mendisiplinkan masyarakat saat berkendara dan mematuhi aturan lalu lintas sehingga dapat menurunkan angka pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (PRI)

  • Diikuti 13 Ribu Peserta, Riau Bhayangkara Run 2025 Cetak Rekor Ini

    Diikuti 13 Ribu Peserta, Riau Bhayangkara Run 2025 Cetak Rekor Ini

    Pekanbaru: Riau Bhayangkara Run (RBR) 2025 berlangsung sukses pada Minggu, 13 Juli 2025. Ajang lari berskala nasional ini menjadi perhatian publik karena diikuti oleh 13.079 peserta, termasuk 12 pelari internasional dari Kenya, Prancis, Amerika Serikat, Singapura, dan Malaysia, yang ikut meramaikan kompetisi.

    Catatan ini menjadikan RBR 2025  menorehkan rekor sebagai event half marathon terbesar di Sumatera. Terlebih, RBR telah diakui dunia melalui sertifikasi dari World Athletics. 

    Sertifikasi Riau Bhayangkara Run 2025 untuk kategori 5K, 10K, dan 21K, teregister dengan nomor INA2025/156, INA2025/157, dan INA2025/158, pada tanggal 27 Mei 2025. Sertifikat tersebut berlaku sampai dengan 31 Desember 2029.
     
    Dibuka oleh Kapolri

    Acara ini dibuka secara langsung oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang melakukan flag off peserta kategori 5K dan 10K. Sementara itu, Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan, bersama Gubernur Riau Abdul Wahid, secara simbolis melepas peserta untuk kategori Half Marathon 21K.

    Lini start dan finish event ini dipusatkan di Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Riau, yang sejak dini hari telah dipadati ribuan pelari dan penonton dari berbagai daerah. 

    Dalam kegiatan ini, Kapolri turut didampingi sejumlah pejabat utama Mabes Polri, seperti Irwasum Polri Komjen Dedi Prasetyo, Kadiv Humas Polri Irjen Sandi Nugroho, dan Kakorlantas Polri Irjen Agus Suryo Nugroho. 

    Hadir pula Rocky Gerung, pendiri Tumbuh Institute, serta unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Riau yang terdiri dari Danrem 031/Wira Bima, Danlanud Roesmin Nurjadin, Danlanal Dumai, Kajati Riau, Ketua DPRD Riau, dan Ketua Pengadilan Tinggi Riau.

     

     

    Kontribusi untuk UMKM lokal

    Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan menegaskan, event ini tak hanya sekadar seremonial peringatan Hari Bhayangkara ke-79, melainkan memiliki dimensi sosial dan ekonomi yang sangat signifikan. 

    “Terbukti, sebanyak 54 booth UMKM lokal turut ambil bagian, menawarkan produk kuliner, kriya, dan fashion kepada ribuan peserta dan pengunjung. Tingkat okupansi hotel di Pekanbaru juga meningkat tajam menjelang hari pelaksanaan,” jelasnya.

    Lebih lanjut, Kapolda menyampaikan, suksesnya event ini menjadi bukti kesiapan Riau sebagai tuan rumah ajang berskala nasional hingga internasional.

    “Kami ingin tunjukkan bahwa Riau siap, bukan hanya secara infrastruktur dan teknis, tetapi juga dari sisi sosial, keamanan, dan ekosistem yang mendukung,” ujarnya.
     
    Kampanye Green Policing

    Tak hanya aspek olahraga dan ekonomi, Riau Bhayangkara Run 2025 juga mengusung misi ekologis. Acara ini menjadi bagian dari kampanye Green Policing yang menjadi strategi unggulan Polda Riau dalam memadukan penegakan hukum dengan kepedulian terhadap lingkungan hidup. 

    “Kami ingin mendorong kebiasaan hidup ramah lingkungan, atau green habit, serta membangun pemahaman ekologis berkelanjutan melalui pendekatan humanis dan kolaboratif,” kata Kapolda.

    “Riau Bhayangkara Run 2025 menjadi momentum penting yang membuktikan bahwa kolaborasi antara aparat negara, pemerintah daerah, komunitas, dan masyarakat bisa menghasilkan dampak besar dan berkelanjutan,” pungkas Irjen Herry. 

    Pekanbaru: Riau Bhayangkara Run (RBR) 2025 berlangsung sukses pada Minggu, 13 Juli 2025. Ajang lari berskala nasional ini menjadi perhatian publik karena diikuti oleh 13.079 peserta, termasuk 12 pelari internasional dari Kenya, Prancis, Amerika Serikat, Singapura, dan Malaysia, yang ikut meramaikan kompetisi.
     
    Catatan ini menjadikan RBR 2025  menorehkan rekor sebagai event half marathon terbesar di Sumatera. Terlebih, RBR telah diakui dunia melalui sertifikasi dari World Athletics. 
     
    Sertifikasi Riau Bhayangkara Run 2025 untuk kategori 5K, 10K, dan 21K, teregister dengan nomor INA2025/156, INA2025/157, dan INA2025/158, pada tanggal 27 Mei 2025. Sertifikat tersebut berlaku sampai dengan 31 Desember 2029.
     

    Dibuka oleh Kapolri

    Acara ini dibuka secara langsung oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang melakukan flag off peserta kategori 5K dan 10K. Sementara itu, Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan, bersama Gubernur Riau Abdul Wahid, secara simbolis melepas peserta untuk kategori Half Marathon 21K.

    Lini start dan finish event ini dipusatkan di Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Riau, yang sejak dini hari telah dipadati ribuan pelari dan penonton dari berbagai daerah. 
     
    Dalam kegiatan ini, Kapolri turut didampingi sejumlah pejabat utama Mabes Polri, seperti Irwasum Polri Komjen Dedi Prasetyo, Kadiv Humas Polri Irjen Sandi Nugroho, dan Kakorlantas Polri Irjen Agus Suryo Nugroho. 
     
    Hadir pula Rocky Gerung, pendiri Tumbuh Institute, serta unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Riau yang terdiri dari Danrem 031/Wira Bima, Danlanud Roesmin Nurjadin, Danlanal Dumai, Kajati Riau, Ketua DPRD Riau, dan Ketua Pengadilan Tinggi Riau.
     

     

     

    Kontribusi untuk UMKM lokal

    Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan menegaskan, event ini tak hanya sekadar seremonial peringatan Hari Bhayangkara ke-79, melainkan memiliki dimensi sosial dan ekonomi yang sangat signifikan. 
     
    “Terbukti, sebanyak 54 booth UMKM lokal turut ambil bagian, menawarkan produk kuliner, kriya, dan fashion kepada ribuan peserta dan pengunjung. Tingkat okupansi hotel di Pekanbaru juga meningkat tajam menjelang hari pelaksanaan,” jelasnya.
     
    Lebih lanjut, Kapolda menyampaikan, suksesnya event ini menjadi bukti kesiapan Riau sebagai tuan rumah ajang berskala nasional hingga internasional.
     
    “Kami ingin tunjukkan bahwa Riau siap, bukan hanya secara infrastruktur dan teknis, tetapi juga dari sisi sosial, keamanan, dan ekosistem yang mendukung,” ujarnya.
     

    Kampanye Green Policing

    Tak hanya aspek olahraga dan ekonomi, Riau Bhayangkara Run 2025 juga mengusung misi ekologis. Acara ini menjadi bagian dari kampanye Green Policing yang menjadi strategi unggulan Polda Riau dalam memadukan penegakan hukum dengan kepedulian terhadap lingkungan hidup. 
     
    “Kami ingin mendorong kebiasaan hidup ramah lingkungan, atau green habit, serta membangun pemahaman ekologis berkelanjutan melalui pendekatan humanis dan kolaboratif,” kata Kapolda.
     
    “Riau Bhayangkara Run 2025 menjadi momentum penting yang membuktikan bahwa kolaborasi antara aparat negara, pemerintah daerah, komunitas, dan masyarakat bisa menghasilkan dampak besar dan berkelanjutan,” pungkas Irjen Herry. 
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (PRI)