Author: Medcom.id

  • PDIP Bakal Pecat 27 Kader yang Langgar Disiplin, Diumumkan 17 Desember

    PDIP Bakal Pecat 27 Kader yang Langgar Disiplin, Diumumkan 17 Desember

    Jakarta: Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan bahwa partainya akan menjatuhkan sanksi pemecatan terhadap 27 kader yang terbukti melanggar disiplin. Menurut Hasto, sanksi tersebut merupakan bagian dari upaya menjaga kekokohan ideologi dan konsolidasi organisasi PDIP menjelang Kongres 2025.

    “DPP sudah menerima masukan, setidaknya sudah ada 27 orang yang akan dikenakan sanksi pemecatan,” ujar Hasto di Jakarta Selatan, Rabu 4 Desember 2024.

    Ia menekankan bahwa sanksi tegas ini merupakan bagian dari komitmen PDIP dalam menegakkan demokrasi yang berkeadilan dan disiplin internal partai.

    Baca juga: PDIP Pecat Effendi Simbolon Imbas Dukung Ridwan Kamil-Siswono

    Hasto menjelaskan bahwa pelanggaran disiplin yang dilakukan para kader tersebut bervariasi, salah satunya terkait dengan ketidakpatuhan terhadap keputusan partai dalam mendukung calon yang telah ditentukan, terutama selama Pilkada Serentak 2024 yang baru berlalu. 

    “Ada yang mendukung calon lain, termasuk yang tidak menjalankan perintah partai,” ungkap Hasto.

    Untuk memastikan bahwa penegakan disiplin berjalan sesuai prosedur, Hasto menyebutkan bahwa PDIP akan mengadakan rapat tertutup untuk mendeteksi pelanggaran yang terjadi. Namun, nama-nama 27 kader yang dikenakan sanksi ini masih dirahasiakan dan akan diumumkan dalam upacara partai pada 17 Desember mendatang.

    “Nanti akan diumumkan tanggal 17 Desember bersama-sama, sekaligus. Jadi nanti dalam upacara partai itu kita akan umumkan,” jelasnya. 

    Ia menambahkan bahwa tindakan ini bertujuan untuk memastikan PDIP memiliki kader-kader yang militan, menjaga kebenaran, dan berani menghadapi berbagai bentuk intimidasi.

    Hasto juga menegaskan bahwa meski banyak perbedaan dalam pilihan politik di Pilpres dan Pilkada, PDIP tetap berkomitmen untuk menjaga soliditas partai dengan sanksi yang tegas terhadap pelanggaran.

    Jakarta: Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan bahwa partainya akan menjatuhkan sanksi pemecatan terhadap 27 kader yang terbukti melanggar disiplin. Menurut Hasto, sanksi tersebut merupakan bagian dari upaya menjaga kekokohan ideologi dan konsolidasi organisasi PDIP menjelang Kongres 2025.
     
    “DPP sudah menerima masukan, setidaknya sudah ada 27 orang yang akan dikenakan sanksi pemecatan,” ujar Hasto di Jakarta Selatan, Rabu 4 Desember 2024.
     
    Ia menekankan bahwa sanksi tegas ini merupakan bagian dari komitmen PDIP dalam menegakkan demokrasi yang berkeadilan dan disiplin internal partai.
    Baca juga: PDIP Pecat Effendi Simbolon Imbas Dukung Ridwan Kamil-Siswono
     
    Hasto menjelaskan bahwa pelanggaran disiplin yang dilakukan para kader tersebut bervariasi, salah satunya terkait dengan ketidakpatuhan terhadap keputusan partai dalam mendukung calon yang telah ditentukan, terutama selama Pilkada Serentak 2024 yang baru berlalu. 
     
    “Ada yang mendukung calon lain, termasuk yang tidak menjalankan perintah partai,” ungkap Hasto.
     
    Untuk memastikan bahwa penegakan disiplin berjalan sesuai prosedur, Hasto menyebutkan bahwa PDIP akan mengadakan rapat tertutup untuk mendeteksi pelanggaran yang terjadi. Namun, nama-nama 27 kader yang dikenakan sanksi ini masih dirahasiakan dan akan diumumkan dalam upacara partai pada 17 Desember mendatang.
     
    “Nanti akan diumumkan tanggal 17 Desember bersama-sama, sekaligus. Jadi nanti dalam upacara partai itu kita akan umumkan,” jelasnya. 
     
    Ia menambahkan bahwa tindakan ini bertujuan untuk memastikan PDIP memiliki kader-kader yang militan, menjaga kebenaran, dan berani menghadapi berbagai bentuk intimidasi.
     
    Hasto juga menegaskan bahwa meski banyak perbedaan dalam pilihan politik di Pilpres dan Pilkada, PDIP tetap berkomitmen untuk menjaga soliditas partai dengan sanksi yang tegas terhadap pelanggaran.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (DHI)

  • Netizen Ramaikan Petisi Copot Miftah dari Jabatan Utusan Khusus Presiden

    Netizen Ramaikan Petisi Copot Miftah dari Jabatan Utusan Khusus Presiden

    Jakarta: Desakan agar Prabowo mencopot Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah sebagai Utusan Khusus Presiden (UKP) semakin menguat. Kini muncul petisi agar Miftah dicopot dari jabatannya.

    Petisi tersebut beredar di laman change.org. Hingga Rabu, 4 Desember 2024 pukul 18.30 WIB, sudah hampir tiga ribu orang menandatangani petisi  berjudul ‘Copot Gus Miftah dari Jabatan Utusan Presiden’ itu.

    Petisi ini muncul usai video viral yang memperlihatkan Miftah melontarkan kata-kata tidak pantas kepada seorang pedagang es teh. Sebelumnya netizen ramai mendesak agar Miftah dicopot dari jabatannya sebagai UKP Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.

    Hal tersebut disampaikan melalui unggahan di media sosial maupun kolom komentar unggahan akun Instagram Partai Gerindra.

    “Seperti yang kita ketahui, saat ini Gus Miftah menjabat sebagai Utusan Khusus Presiden di pemerintahan yang dipimpin oleh bapak Prabowo Subianto. Publik tentu mempertanyakan apakah jabatan tersebut layak diterima oleh pribadi yang kerap membuat kegaduhan di masyarakat,” tulis petisi tersebut seperti dikutip Medcom.id, Rabu, 4 Desember 2024.

    Berdasarkan pantaun Medcom.id petisi tersebut sudah ditandatangi 2.959 orang. Berikut ini link petisi tersebut (Link Petisi Copot Gus Miftah sebagai Utusan Khusus Presiden).
     

    Diketahui sebelumnya, dalam video yang viral di media sosial, Gus Miftah terlihat mengolok-olok penjual es teh yang hadir di acara tersebut. Ia bahkan mengucapkan kata-kata ‘gob*ok’ yang ditujukan kepada pedagang tersebut.
     
    Penjual es teh yang menjadi korban olok-olok Gus Miftah hanya terdiam di tengah-tengah para hadirin yang tertawa. Kejadian ini pun menjadi viral di media sosial dan mengundang banyak kecaman dari warganet.
     
    Ucapan Gus Miftah tersebut mendapat banyak kecaman dari warganet. Mereka menilai Gus Miftah telah merendahkan profesi penjual es teh.

    Jakarta: Desakan agar Prabowo mencopot Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah sebagai Utusan Khusus Presiden (UKP) semakin menguat. Kini muncul petisi agar Miftah dicopot dari jabatannya.
     
    Petisi tersebut beredar di laman change.org. Hingga Rabu, 4 Desember 2024 pukul 18.30 WIB, sudah hampir tiga ribu orang menandatangani petisi  berjudul ‘Copot Gus Miftah dari Jabatan Utusan Presiden’ itu.
     
    Petisi ini muncul usai video viral yang memperlihatkan Miftah melontarkan kata-kata tidak pantas kepada seorang pedagang es teh. Sebelumnya netizen ramai mendesak agar Miftah dicopot dari jabatannya sebagai UKP Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.
    Hal tersebut disampaikan melalui unggahan di media sosial maupun kolom komentar unggahan akun Instagram Partai Gerindra.
     
    “Seperti yang kita ketahui, saat ini Gus Miftah menjabat sebagai Utusan Khusus Presiden di pemerintahan yang dipimpin oleh bapak Prabowo Subianto. Publik tentu mempertanyakan apakah jabatan tersebut layak diterima oleh pribadi yang kerap membuat kegaduhan di masyarakat,” tulis petisi tersebut seperti dikutip Medcom.id, Rabu, 4 Desember 2024.
     
    Berdasarkan pantaun Medcom.id petisi tersebut sudah ditandatangi 2.959 orang. Berikut ini link petisi tersebut (Link Petisi Copot Gus Miftah sebagai Utusan Khusus Presiden).
     

    Diketahui sebelumnya, dalam video yang viral di media sosial, Gus Miftah terlihat mengolok-olok penjual es teh yang hadir di acara tersebut. Ia bahkan mengucapkan kata-kata ‘gob*ok’ yang ditujukan kepada pedagang tersebut.
     
    Penjual es teh yang menjadi korban olok-olok Gus Miftah hanya terdiam di tengah-tengah para hadirin yang tertawa. Kejadian ini pun menjadi viral di media sosial dan mengundang banyak kecaman dari warganet.
     
    Ucapan Gus Miftah tersebut mendapat banyak kecaman dari warganet. Mereka menilai Gus Miftah telah merendahkan profesi penjual es teh.
     

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (RUL)

  • Wall Street Cetak Rekor Berkat Saham Teknologi

    Wall Street Cetak Rekor Berkat Saham Teknologi

    Jakarta: Indeks-indeks Wall Street kompak meningkat ke rekor tertinggi (all time high) pada Rabu, 3 Desember 2024.
     
    Reli saham teknologi yang dipimpin oleh laporan positif dari Salesforce dan Marvell Technology menjadi pendorong utama kenaikan ini.
     
    Mengacu Global Overnight Review BNI Sekuritas, Kamis, 5 Desember 2024, indeks S&P 500 naik 0,61 persen di level 6.086,49, Nasdaq meningkat 1,3 persen ke level 19.735,12 dan Dow Jones menguat 0,69 persen ke level 45.014,04. Ketiga indeks utama tersebut mencatat rekor tertinggi sepanjang masa.
     

     
    Saham Salesforce meningkat hampir 11 persen setelah perusahaan melaporkan pendapatan kuartal ketiga fiskal yang melampaui ekspektasi.
     
    Sementara itu, produsen cip Marvell Technology juga melaporkan kinerja yang lebih baik dari perkiraan dan memberikan panduan positif untuk kuartal keempat. Saham Marvell meroket 23 persen, menjadi performa harian terbaiknya sejak Mei 2023.
     
    Pergerakan positif saham teknologi ini mendorong Technology Select Sector SPDR Fund mencapai rekor tertinggi baru sejak Juli.
     
    Indeks sektor teknologi ini ditutup menguat 1,8 persen.
     
    Kini investor menantikan data ketenagakerjaan AS yang akan dirilis pada Jumat mendatang.
     
    Para ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan perekonomian AS menambah 214 ribu pekerjaan pada November.
     
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Sindir Gus Miftah, Ini Pesan Manchester United untuk Penjual Es Teh

    Sindir Gus Miftah, Ini Pesan Manchester United untuk Penjual Es Teh

    Jakarta: Penceramah kondang Gus Miftah viral karena melontarkan kata-kata kasar bernada merendahkan kepada seorang penjual es teh di sebuah acara pengajian. 

    Gus Miftah mengolok-olok penjual es teh yang hadir di acara tersebut. Ia bahkan mengucapkan kata-kata ‘gob*ok’ yang ditujukan kepada pedagang itu. 

    Momen ini ternyata turut mendapat perhatian dari klub Liga Inggris, Manchester United. Melalui akun resmi @manchesterunited, klub berjuluk Setan Merah tersebut mengunggah foto-foto saat punggawa MU mengangkat trofi kejuaraan.

    Namun hal yang menarik adalah pesan yang ditulis dalam keterangan foto. Akun resmi MU menyebut menjunjung es teh maupun trofi sama-sama mulia. Bahkan pesan tersebut mereka tulis dengan menggunakan bahasa Indonesia baik di instagram maupun platform X.

     

    Menjunjung es teh maupun menjunjung trofi, keduanya sama-sama mulia. ????#MUFC pic.twitter.com/RkooEBi6Zi
    — Manchester United (@ManUtd_ID) December 3, 2024

    “Menjunjung es teh maupun menjunjung trofi, keduanya sama-sama mulia,” demikian pesan yang disisipkan Manchester United. 
     

    Sontak saja, unggahan ini mengundang respons dari netizen Indonesia. 

    “Bjir, sekelas MU nyindir juga. Wkwkw,” tulis seorang netizen.

    “Biasa diroasting, sekarang ngeroasting balik,” timpal netizen lain.

    “Sekelas MU yang sering dihina badut lebih beradab dari Gus Miftah,” komentar salah satu akun. 

    “Efek masuknya Gus Zikrie dan Gus Amorim ini,” ujar akun lainnya.

    Jakarta: Penceramah kondang Gus Miftah viral karena melontarkan kata-kata kasar bernada merendahkan kepada seorang penjual es teh di sebuah acara pengajian. 
     
    Gus Miftah mengolok-olok penjual es teh yang hadir di acara tersebut. Ia bahkan mengucapkan kata-kata ‘gob*ok’ yang ditujukan kepada pedagang itu. 
     
    Momen ini ternyata turut mendapat perhatian dari klub Liga Inggris, Manchester United. Melalui akun resmi @manchesterunited, klub berjuluk Setan Merah tersebut mengunggah foto-foto saat punggawa MU mengangkat trofi kejuaraan.
    Namun hal yang menarik adalah pesan yang ditulis dalam keterangan foto. Akun resmi MU menyebut menjunjung es teh maupun trofi sama-sama mulia. Bahkan pesan tersebut mereka tulis dengan menggunakan bahasa Indonesia baik di instagram maupun platform X.
     
     

    Menjunjung es teh maupun menjunjung trofi, keduanya sama-sama mulia. ????#MUFC pic.twitter.com/RkooEBi6Zi

    — Manchester United (@ManUtd_ID) December 3, 2024

    “Menjunjung es teh maupun menjunjung trofi, keduanya sama-sama mulia,” demikian pesan yang disisipkan Manchester United. 
     

     
    Sontak saja, unggahan ini mengundang respons dari netizen Indonesia. 
     
    “Bjir, sekelas MU nyindir juga. Wkwkw,” tulis seorang netizen.
     
    “Biasa diroasting, sekarang ngeroasting balik,” timpal netizen lain.
     
    “Sekelas MU yang sering dihina badut lebih beradab dari Gus Miftah,” komentar salah satu akun. 
     
    “Efek masuknya Gus Zikrie dan Gus Amorim ini,” ujar akun lainnya.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (PRI)

  • Dibuka Melemah, IHSG Masih Miliki Potensi Penguatan

    Dibuka Melemah, IHSG Masih Miliki Potensi Penguatan

    Jakarta: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan Kamis, 5 Desember 2024 terpantau bergerak melemah.
     
    Mengacu data RTI, IHSG dibuka pada level 7.326,5. Lalu setelah 12 menit perdagangan atau pada pukul 09.12 WIB IHSG bergerak melemah 23,3 poin atau 0,32 persen menjadi 7.303,45.
     
    IHSG sempat berusaha menguat hingga menyentuh zona hijau di level 7.338,6. Namun tersungkur kembali ke level terendah sementara 7.298,87.
     
    Sebanyak 1,47 miliar saham tercatat telah diperdagangkan pagi ini dengannilai transaksi Rp1,03 triliun.
     
    Sementara itu masih berdasarkan data yang sama, jumlah saham yang mengalami penguatan tercatat 197 saham. Lalu saham yang melemah dan stagnan pagi ini masing-masing sebanyak 187 dan 203 saham.
     

    IHSG diprediksi menguat
    Melansir Antara, IHSG diperkirakan bergerak menguat di tengah pelaku pasar bersikap wait and see terhadap data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS).
     
    “IHSG hari ini akan mencoba melanjutkan kenaikan ke range 7.400 sampai 7.500,” ujar Head of Retail Research BNI Sekuritas Fanny Suherman.
     
    Saat ini, para pelaku pasar menantikan data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) yang akan dirilis pada Jumat, 6 Desember 2024. Para ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan bahwa perekonomian AS menambah 214 ribu pekerjaan pada November 2024.
     
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Serap Aspirasi, Menteri dan Wamen BKKBN Bermalam di Rumah Warga Karawang

    Serap Aspirasi, Menteri dan Wamen BKKBN Bermalam di Rumah Warga Karawang

    Karawang: Dalam kunjungan kerja selama dua hari di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sekaligus Kepala BKKBN, Wihaji, memilih bermalam di rumah warga di Kampung Cibogo, Dusun Kaum, Desa Mulyasari, Kecamatan Ciampel, Rabu, 4 Desember 2024. Keputusan ini merupakan bagian dari upaya mendekatkan diri dengan masyarakat dan menyerap langsung aspirasi dari warga setempat.

    Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala BKKBN, Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, turut mendampingi kunjungan tersebut dan juga bermalam di salah satu rumah warga. Kunjungan ini menjadi langkah nyata dalam memahami kondisi keluarga-keluarga di wilayah tertentu, sesuai arahan Presiden Joko Widodo untuk lebih banyak turun ke lapangan.

    “Arahan Presiden jelas, jangan hanya banyak diskusi, seminar, atau lokakarya, tetapi turun langsung dan selesaikan masalah. Negara harus hadir di tengah masyarakat,” ujar Wihaji saat berdialog dengan siswa SMA yang tergabung dalam program Generasi Berencana (GenRe).

    Menteri Wihaji dan Wamen Isyana juga mengunjungi tiga rumah lansia dan tiga rumah Keluarga Risiko Stunting (KRS) di daerah tersebut. Mereka berdialog untuk memahami tantangan yang dihadapi keluarga-keluarga tersebut. 

    “Kami ingin tahu kondisi sesungguhnya di lapangan. Selanjutnya, kami akan mencarikan orang tua asuh untuk membantu mereka,” kata Wihaji.

    Dalam kunjungan tersebut, Menteri dan Wakil Menteri BKKBN juga memberikan bantuan berupa bingkisan kepada para lansia dan KRS, serta membagikan mukenah dan sarung di salah satu masjid setempat. Langkah ini menjadi wujud nyata kehadiran pemerintah di tengah masyarakat.

    Karawang: Dalam kunjungan kerja selama dua hari di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sekaligus Kepala BKKBN, Wihaji, memilih bermalam di rumah warga di Kampung Cibogo, Dusun Kaum, Desa Mulyasari, Kecamatan Ciampel, Rabu, 4 Desember 2024. Keputusan ini merupakan bagian dari upaya mendekatkan diri dengan masyarakat dan menyerap langsung aspirasi dari warga setempat.
     
    Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala BKKBN, Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, turut mendampingi kunjungan tersebut dan juga bermalam di salah satu rumah warga. Kunjungan ini menjadi langkah nyata dalam memahami kondisi keluarga-keluarga di wilayah tertentu, sesuai arahan Presiden Joko Widodo untuk lebih banyak turun ke lapangan.
     
    “Arahan Presiden jelas, jangan hanya banyak diskusi, seminar, atau lokakarya, tetapi turun langsung dan selesaikan masalah. Negara harus hadir di tengah masyarakat,” ujar Wihaji saat berdialog dengan siswa SMA yang tergabung dalam program Generasi Berencana (GenRe).
    Menteri Wihaji dan Wamen Isyana juga mengunjungi tiga rumah lansia dan tiga rumah Keluarga Risiko Stunting (KRS) di daerah tersebut. Mereka berdialog untuk memahami tantangan yang dihadapi keluarga-keluarga tersebut. 
     
    “Kami ingin tahu kondisi sesungguhnya di lapangan. Selanjutnya, kami akan mencarikan orang tua asuh untuk membantu mereka,” kata Wihaji.
     
    Dalam kunjungan tersebut, Menteri dan Wakil Menteri BKKBN juga memberikan bantuan berupa bingkisan kepada para lansia dan KRS, serta membagikan mukenah dan sarung di salah satu masjid setempat. Langkah ini menjadi wujud nyata kehadiran pemerintah di tengah masyarakat.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ALB)

  • Rupiah Diramal Menguat, Ini Faktor Pendukungnya

    Rupiah Diramal Menguat, Ini Faktor Pendukungnya

    Jakarta: Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan hari ini terpantau menguat tipis.
     
    Mangacu data Bloomberg, Kamis, 5 Desember 2024 mencatat rupiah menguat 17 poin atau 0,11 persen menjadi Rp15.920 per USD.
     
    Sementara berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah mengaut 15 poin atua 0,09 persen menjadi Rp15.909 per USD. Pada perdagangan hari ini rupiah ditaksir akan bergerak pada level Rp15.889 hingga Rp15.952 per USD.
    Pengamat pasar uang Ariston Tjendra memproyeksikan nilai tukar rupiah menguat pada perdagangan Kamis didukung sinyal pemangkasan lanjutan suku bunga kebijakan Amerika Serikat Fed Funds Rate (FFR).
     
    “Pernyataan Gubernur The Fed semalam yang memberi sinyal pemangkasan lanjutan bisa mendorong penguatan rupiah hari ini terhadap dolar AS,” kata Ariston dilansir Antara.
     

    Risiko di pasar keuangan
    Penguatan rupiah juga dipengaruhi oleh sentimen pasar terhadap risiko di pasar keuangan cukup positif kemarin di mana indeks saham menguat dan pagi ini Nikkei dan Hangseng juga menguat.
     
    Tapi di sisi lain, indeks dolar AS tidak bergerak jauh pagi ini masih di kisaran 106,30-an seperti pagi kemarin. Hal itu menunjukkan pasar masih mewaspadai potensi penguatan dolar AS ke depan.
     
    Menurut Ariston, faktor pendukung penguatan dolar AS masih belum hilang seperti rencana kebijakan tarif Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump, kondisi ekonomi AS yang masih bagus dan situasi konflik di beberapa tempat.
     
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Pemprov Banten Dukung Transisi Energi dan Net Zero Emission

    Pemprov Banten Dukung Transisi Energi dan Net Zero Emission

    Serang: Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten resmi membangun kerjasama pengembangan potensi daerah untuk mendukung transisi energi hingga pencapaian target net Zero Emission yang bakal terintergerasi dalam program kolaboratif sinergi masyarakat untuk edukasi transisi aman menuju emisi nol yang adaptif dan berkelanjutan (Semesta Menyala).

    Kepala Dinas Lingkungan Hiduo dan Kehutana (DLHK) Banten, Wawan Gunawan, mengatakan program Semesta Menyala adalah rangkaian rencana aksi perubahan pendidikan, penguatan perencanaan lingkungan hidup kolaboratif.

    “Ini merupakan langkah nyata DLHK Banten serta para pihak yang melakukan MoA untuk ikut berkontribusi dalam pelestarian lingkungan khususnya dalam membantu penurunan emisi melalui kegiatan penyerapan karbon dengan penanaman kayu energi yang terintegrasi dengan pemberdayaan masyarakat di dalamnya, sekaligus menanggulangi perubahan iklim,” kata Wawan di Serang, Rabu, 4 Desember 2024.
     

    Kerja sama dibuktikan dengan penandatanganan memorandum of agreement (MoA) yang dilakukan General Manager PT PLN Indonesia Power UBP Suralaya, Burlian Prasetyo; Vice President PT PLN Biomassa Energi Primer Indonesia, Erfan Julianto; Ketua Departemen Manajemen Hutan Institut Pertanian Bogor, Soni Trison; Wakil Ketua III Bagian Perencanaan Keuangan dan Pelaporan Badan Amil Zakat Nasional Banten, Ace Sumirsa; Administrator Perhutani KKPH Banten, Agus Soleh dan Kepala Dinas Lingkungan Hiduo dan Kehutana (DLHK) Banten, Wawan Gunawan. 

    Kepala Penataan dan Peningkatan Kapasitas DLHK Banten, Irwan Setiawan, mengungkap program ini merupakan langkah menuju emisi nol adaptif serta berkelanjutan dengan cita-citanya menjadi sarana penghubung industri yang mempunyai kewajiban pengelolaan emisi dengan kelompok tani yang akan terlibat dalam kegiatan penyerapan karbon dalam bentuk budidaya tanaman kayu energi. 

    “Semesta Menyala adalah singkatan dari sinergi masyarakat untuk edukasi transisi aman, menuju emisi nol yang adaptif dan berkelanjutan,” ungkap Irwan. 

    Vice President PT PLN Biomassa EPI, Erfan Julianto, menyebut upaya yang dilakukan kali ini merupakan langkah awal yang perlu dilakukan secara konsisten oleh para pihak yang berkomitmen. 

    “Untuk bisa menemukan keseimbangan antara ketergantungan kita terhadap energi fosil dengan kemampuan kita untuk melakukan adaftasi terhadap perubahan iklim dengan teknologi-teknologi yang lebih ramah terhadap lingkungan,” ujarnya. 

    Serang: Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten resmi membangun kerjasama pengembangan potensi daerah untuk mendukung transisi energi hingga pencapaian target net Zero Emission yang bakal terintergerasi dalam program kolaboratif sinergi masyarakat untuk edukasi transisi aman menuju emisi nol yang adaptif dan berkelanjutan (Semesta Menyala).
     
    Kepala Dinas Lingkungan Hiduo dan Kehutana (DLHK) Banten, Wawan Gunawan, mengatakan program Semesta Menyala adalah rangkaian rencana aksi perubahan pendidikan, penguatan perencanaan lingkungan hidup kolaboratif.
     
    “Ini merupakan langkah nyata DLHK Banten serta para pihak yang melakukan MoA untuk ikut berkontribusi dalam pelestarian lingkungan khususnya dalam membantu penurunan emisi melalui kegiatan penyerapan karbon dengan penanaman kayu energi yang terintegrasi dengan pemberdayaan masyarakat di dalamnya, sekaligus menanggulangi perubahan iklim,” kata Wawan di Serang, Rabu, 4 Desember 2024.
     

    Kerja sama dibuktikan dengan penandatanganan memorandum of agreement (MoA) yang dilakukan General Manager PT PLN Indonesia Power UBP Suralaya, Burlian Prasetyo; Vice President PT PLN Biomassa Energi Primer Indonesia, Erfan Julianto; Ketua Departemen Manajemen Hutan Institut Pertanian Bogor, Soni Trison; Wakil Ketua III Bagian Perencanaan Keuangan dan Pelaporan Badan Amil Zakat Nasional Banten, Ace Sumirsa; Administrator Perhutani KKPH Banten, Agus Soleh dan Kepala Dinas Lingkungan Hiduo dan Kehutana (DLHK) Banten, Wawan Gunawan. 
    Kepala Penataan dan Peningkatan Kapasitas DLHK Banten, Irwan Setiawan, mengungkap program ini merupakan langkah menuju emisi nol adaptif serta berkelanjutan dengan cita-citanya menjadi sarana penghubung industri yang mempunyai kewajiban pengelolaan emisi dengan kelompok tani yang akan terlibat dalam kegiatan penyerapan karbon dalam bentuk budidaya tanaman kayu energi. 
     
    “Semesta Menyala adalah singkatan dari sinergi masyarakat untuk edukasi transisi aman, menuju emisi nol yang adaptif dan berkelanjutan,” ungkap Irwan. 
     
    Vice President PT PLN Biomassa EPI, Erfan Julianto, menyebut upaya yang dilakukan kali ini merupakan langkah awal yang perlu dilakukan secara konsisten oleh para pihak yang berkomitmen. 
     
    “Untuk bisa menemukan keseimbangan antara ketergantungan kita terhadap energi fosil dengan kemampuan kita untuk melakukan adaftasi terhadap perubahan iklim dengan teknologi-teknologi yang lebih ramah terhadap lingkungan,” ujarnya. 
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (DEN)

  • Peran Aktif BRI Dukung Ketahanan Pangan, Salurkan Kredit Senilai Rp199,83 Triliun di Sektor Pertanian

    Peran Aktif BRI Dukung Ketahanan Pangan, Salurkan Kredit Senilai Rp199,83 Triliun di Sektor Pertanian

    Jakarta: PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) menunjukkan komitmennya dalam berperan aktif mendukung ketahanan pangan nasional. Hingga akhir September 2024, BRI (bank only) telah berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp199,83 triliun kepada sektor pertanian, kehutanan dan pertanian.
     
    Langkah ini sejalan dengan visi BRI sebagai mitra strategis pemerintah dalam memperkuat sektor-sektor prioritas yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
     
    Direktur Utama BRI Sunarso menjelaskan bahwa sektor pertanian memegang peranan penting dalam menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
    “Kami memahami bahwa sektor pertanian bukan hanya tulang punggung perekonomian nasional, tetapi juga kunci dalam memastikan ketahanan pangan bagi masyarakat. Oleh karena itu, kami terus memperluas akses pembiayaan kepada para pelaku di sektor ini, termasuk petani, UMKM, dan pelaku agribisnis lainnya,” ujar Sunarso.
     

    Direktur Utama BRI Sunarso. (Foto: Dok. BRI)
     
    Kredit yang disalurkan BRI mencakup berbagai subsektor pertanian, mulai dari tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, hingga peternakan dan perikanan. Pendekatan yang diambil BRI tidak hanya fokus pada penyaluran dana, tetapi juga mencakup pemberdayaan petani melalui program pendampingan, pelatihan, dan digitalisasi sektor pertanian.
     
    Sunarso mengungkapkan bahwa BRI akan terus berkomitmen dalam mendukung ketahanan pangan, karena melalui ketahanan pangan Indonesia dapat keluar dari perangkap pendapatan menengah (middle income trap). 
     
    “Berdasarkan kajian Bappenas, Indonesia diperkirakan akan keluar dari jebakan kelas pendapatan menengah pada tahun 2041 jika asumsi rata-rata pertumbuhan ekonomi minimal 6 persen terpenuhi,” kata Sunarso. 
     
     

     
    Untuk keluar dari jebakan pendapatan menengah, menurut Sunarso, pendapatan per kapita Indonesia harus berada di atas USD4.465 (sumber: World Bank). Terkait hal tersebut, Sunarso mengungkapkan dalam kajian BRI bahwa faktor yang paling menentukan pertumbuhan ekonomi 6 persen adalah investasi pada human capital atau nilai ekonomi dari pengalaman dan keterampilan pekerja. Pembentukan human capital juga perlu didorong oleh tiga faktor. 
     
    Pertama, Indonesia harus fokus dalam memaksimalkan kebutuhan nutrisi dan pangan. “Maka menjadi penting, kita fokus untuk memiliki strategi yang khusus, spesifik, dan visioner untuk masalah ketahanan pangan,” ujar Sunarso.
     
    Kedua, negara punya tugas untuk menyejahterakan rakyat dan ini akan mendukung pertumbuhan ekonomi. Sunarso mengatakan bahwa cara terbaik untuk menyejahterakan rakyat adalah dengan memberikan mereka pekerjaan.
     
    “Jadi semua orang pada usia produktif memang harus bekerja. Kalau begitu, pemerataan kesempatan kerja itu menjadi penting,” jelasnya. 
     
    Ketiga, adalah pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Untuk mendapatkan pemerataan kesempatan kerja dibutuhkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, di mana di dalamnya juga ada unsur pemerataan serta partisipasi masyarakat untuk ikut tumbuh dan berkembang.
     
    “Investasi yang penting adalah human capital, dan kalau mau memperbaiki human capital, perbaiki dulu nutrisi dan pangan. Dan kemudian kita tunggu, untuk pemerataan butuh inklusivitas pertumbuhan,” ujar Sunarso.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ROS)

  • Jangan Paksakan Penaikan PPN

    Jangan Paksakan Penaikan PPN

    BESAR kemungkinan penaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) dari 11% menjadi 12% akan diberlakukan oleh pemerintah mulai 1 Januari 2025. Kado pada awal tahun itu mesti diterima masyarakat meski daya beli terus menurun sepanjang 2024.

    Hingga kini, belum ada pembicaraan antara pemerintah dan DPR untuk merevisi UU No 7/2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan yang menjadi dasar hukum penaikan PPN itu. Apalagi pada 6 Desember 2024, DPR memasuki masa reses dan baru akan kembali bersidang pada Januari tahun depan.

    Artinya, hanya peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perppu) yang dapat dikeluarkan Presiden jika pemerintah ingin membatalkan rencana penaikan PPN itu. Namun, pertanyaannya, ada situasi kegentingan memaksa apa sehingga perppu harus diterbitkan? Sepertinya opsi itu pun tak akan diambil Presiden mengingat penaikan PPN ada dasar hukumnya.

    Jika menilik UU No 62/2024 tentang APBN Tahun Anggaran 2025, dapat dipandang wajar jika pemerintah tetap menaikkan PPN. Bagaimana tidak? Dengan rencana belanja senilai Rp3.621,3 triliun pada tahun depan, pemerintah hanya punya duit sebesar Rp3.005,1 triliun. Artinya, ada defisit sebesar Rp616,19 triliun yang mesti ditalangi.

    Kalau bukan berutang, pilihannya efisiensi dan pungutan negara yang mesti ditambah buat menalanginya. Dari perincian Perpres No 201/2024 tentang Rincian APBN Tahun Anggaran 2025, terlihat jelas pemerintah memilih ingin menambah pendapatan negara ketimbang berutang. Dengan pemberlakuan PPN sebesar 12%, pemerintah menargetkan penerimaan PPN dalam negeri Rp609,04 triliun. Target PPN itu naik 23,4% dari tahun sebelumnya, yakni Rp493,3 triliun.

    Jelas tambahan PPN itu masih belum mampu menutupi besaran defisit APBN. Karena itu, siap-siap saja pemerintah akan menambah pungutan pajak lainnya, termasuk cukai.

    Terbitnya Perpres pada 30 November 2024 itu sekaligus menandai sikap pemerintah yang tetap akan jalan terus dengan menaikkan tarif PPN meski penolakan dari masyarakat dan dunia usaha terus menguat.

    Pemerintah berdalih tergerusnya daya beli masyarakat yang diperparah oleh tambahan penaikan PPN itu akan diganjal dengan guyuran bansos dan PPNBM (pajak pertambahan nilai dan bea masuk) yang ditanggung negara. Tak cuma itu, insentif, utamanya untuk industri padat karya, juga tengah disiapkan pemerintah.

    Namun, itu hitung-hitungan versi pemerintah. Masyarakat yang kini banyak yang sudah turun kelas, dari menengah menjadi menuju menengah dan rentan miskin, tentu juga punya hitung-hitungan sendiri.

    Saat pendapatan tak berubah atau hanya naik tak sampai 10% pada tahun depan, masyarakat mesti menghadapi kenaikan berbagai harga barang dan jasa. Dunia usaha pun akan kelimpungan karena barang dan jasa mereka banyak yang tak laku akibat harganya naik.

    Pemerintah tentu belum lupa, data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut jumlah kelas menengah pada 2024 tinggal 47,85 juta jiwa, melorot jika dibandingkan dengan periode prapandemi covid-19 pada 2019 yang mencapai 57,33 juta jiwa. Artinya, sebanyak 9,48 juta warga kelas menengah turun kelas dalam lima tahun terakhir.

    Penurunan itu tentu berdampak pada pengurangan kontribusi kelas menengah terhadap konsumsi domestik. Pangsa konsumsi mereka turun dari 45,6% pada 2018 menjadi hanya 40,3% pada 2023.

    Jika banyak anggota masyarakat yang turun kelas, bagaimana negara bisa mendapat kenaikan pendapatan lewat penaikan PPN? Pemerintah tentu mesti memikirkan dampak penurunan konsumsi tersebut. Apalagi BPS mencatat ekonomi kuartal III 2024 hanya mampu tumbuh 4,94% secara tahunan, anjlok dari 5,05% pada kuartal II 2024. Itu semua diakibatkan turunnya konsumsi masyarakat yang selama ini jadi tumpuan utama pertumbuhan ekonomi nasional.

    Dengan berkaca dari semua itu, sebenarnya simpel saja jalan keluarnya. Ketimbang memaksakan penaikan PPN yang berdampak langsung pada daya beli masyarakat, lebih baik pemerintah memangkas pengeluaran yang bukan prioritas. Belanja-belanja besar yang bersifat jangka panjang sebaiknya ditunda dulu di tengah anggaran yang pas-pasan. Gunakan anggaran yang ada buat menyelesaikan persoalan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.

    Mimpi indah tentu dibolehkan, tapi hidup di atas realitas itu kewajiban.

    BESAR kemungkinan penaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) dari 11% menjadi 12% akan diberlakukan oleh pemerintah mulai 1 Januari 2025. Kado pada awal tahun itu mesti diterima masyarakat meski daya beli terus menurun sepanjang 2024.
     
    Hingga kini, belum ada pembicaraan antara pemerintah dan DPR untuk merevisi UU No 7/2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan yang menjadi dasar hukum penaikan PPN itu. Apalagi pada 6 Desember 2024, DPR memasuki masa reses dan baru akan kembali bersidang pada Januari tahun depan.
     
    Artinya, hanya peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perppu) yang dapat dikeluarkan Presiden jika pemerintah ingin membatalkan rencana penaikan PPN itu. Namun, pertanyaannya, ada situasi kegentingan memaksa apa sehingga perppu harus diterbitkan? Sepertinya opsi itu pun tak akan diambil Presiden mengingat penaikan PPN ada dasar hukumnya.
    Jika menilik UU No 62/2024 tentang APBN Tahun Anggaran 2025, dapat dipandang wajar jika pemerintah tetap menaikkan PPN. Bagaimana tidak? Dengan rencana belanja senilai Rp3.621,3 triliun pada tahun depan, pemerintah hanya punya duit sebesar Rp3.005,1 triliun. Artinya, ada defisit sebesar Rp616,19 triliun yang mesti ditalangi.
     
    Kalau bukan berutang, pilihannya efisiensi dan pungutan negara yang mesti ditambah buat menalanginya. Dari perincian Perpres No 201/2024 tentang Rincian APBN Tahun Anggaran 2025, terlihat jelas pemerintah memilih ingin menambah pendapatan negara ketimbang berutang. Dengan pemberlakuan PPN sebesar 12%, pemerintah menargetkan penerimaan PPN dalam negeri Rp609,04 triliun. Target PPN itu naik 23,4% dari tahun sebelumnya, yakni Rp493,3 triliun.
     
    Jelas tambahan PPN itu masih belum mampu menutupi besaran defisit APBN. Karena itu, siap-siap saja pemerintah akan menambah pungutan pajak lainnya, termasuk cukai.
     
    Terbitnya Perpres pada 30 November 2024 itu sekaligus menandai sikap pemerintah yang tetap akan jalan terus dengan menaikkan tarif PPN meski penolakan dari masyarakat dan dunia usaha terus menguat.
     
    Pemerintah berdalih tergerusnya daya beli masyarakat yang diperparah oleh tambahan penaikan PPN itu akan diganjal dengan guyuran bansos dan PPNBM (pajak pertambahan nilai dan bea masuk) yang ditanggung negara. Tak cuma itu, insentif, utamanya untuk industri padat karya, juga tengah disiapkan pemerintah.
     
    Namun, itu hitung-hitungan versi pemerintah. Masyarakat yang kini banyak yang sudah turun kelas, dari menengah menjadi menuju menengah dan rentan miskin, tentu juga punya hitung-hitungan sendiri.
     
    Saat pendapatan tak berubah atau hanya naik tak sampai 10% pada tahun depan, masyarakat mesti menghadapi kenaikan berbagai harga barang dan jasa. Dunia usaha pun akan kelimpungan karena barang dan jasa mereka banyak yang tak laku akibat harganya naik.
     
    Pemerintah tentu belum lupa, data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut jumlah kelas menengah pada 2024 tinggal 47,85 juta jiwa, melorot jika dibandingkan dengan periode prapandemi covid-19 pada 2019 yang mencapai 57,33 juta jiwa. Artinya, sebanyak 9,48 juta warga kelas menengah turun kelas dalam lima tahun terakhir.
     
    Penurunan itu tentu berdampak pada pengurangan kontribusi kelas menengah terhadap konsumsi domestik. Pangsa konsumsi mereka turun dari 45,6% pada 2018 menjadi hanya 40,3% pada 2023.
     
    Jika banyak anggota masyarakat yang turun kelas, bagaimana negara bisa mendapat kenaikan pendapatan lewat penaikan PPN? Pemerintah tentu mesti memikirkan dampak penurunan konsumsi tersebut. Apalagi BPS mencatat ekonomi kuartal III 2024 hanya mampu tumbuh 4,94% secara tahunan, anjlok dari 5,05% pada kuartal II 2024. Itu semua diakibatkan turunnya konsumsi masyarakat yang selama ini jadi tumpuan utama pertumbuhan ekonomi nasional.
     
    Dengan berkaca dari semua itu, sebenarnya simpel saja jalan keluarnya. Ketimbang memaksakan penaikan PPN yang berdampak langsung pada daya beli masyarakat, lebih baik pemerintah memangkas pengeluaran yang bukan prioritas. Belanja-belanja besar yang bersifat jangka panjang sebaiknya ditunda dulu di tengah anggaran yang pas-pasan. Gunakan anggaran yang ada buat menyelesaikan persoalan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.
     
    Mimpi indah tentu dibolehkan, tapi hidup di atas realitas itu kewajiban.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ADN)