Author: Detik.com

  • Dokter di Arab Saudi Dibui 5 Tahun karena Lecehkan Perawat

    Dokter di Arab Saudi Dibui 5 Tahun karena Lecehkan Perawat

    Riyadh

    Pengadilan Arab Saudi menjatuhkan hukuman lima tahun penjara pada seorang pria yang berprofesi sebagai dokter, yang dinyatakan bersalah karena melakukan pelecehan seksual terhadap seorang wanita yang bekerja sebagai perawat di sebuah rumah sakit.

    Seperti dilaporkan media lokal Saudi, Okaz dan dilansir Gulf News, Senin (2/10/2023), pengadilan banding di wilayah Asir, Saudi bagian barat daya, menjatuhkan hukuman maksimum kepada seorang dokter yang berasal dari Suriah tersebut.

    Kasus ini didasarkan pada aduan seorang perawat Filipina yang bekerja dengan dokter tersebut di sebuah rumah sakit swasta di wilayah Saudi bagian selatan. Aduan itu disampaikan si perawat kepada manajemen rumah sakit tersebut, yang diikuti dengan laporan polisi.

    Dalam aduannya, si perawat menuduh dokter itu telah menyentuh bagian pribadi tubuhnya.

    Diungkapkan juga oleh si perawat bahwa dokter itu kemudian mengirimkan pesan teks via ponsel kepada dirinya untuk meminta maaf atas tindakannya, dan mengatakan bahwa dia hanya bercanda.

    Salinan pesan teks itu turut disertakan oleh si perawat dalam aduannya. Disebutkan juga oleh si perawat bahwa dokter itu sebelumnya telah melakukan pelecehan secara verbal terhadap dirinya, dan menawarkan uang 1.000 Riyal Saudi (Rp 4,1 juta) untuk menginap semalam guna menemani si dokter di rumahnya.

    Si dokter kemudian ditangkap setelah ditetapkan sebagai tersangka oleh otoritas Saudi, dan kasus ini berlanjut di pengadilan.

  • Geger Sipir Penjara Israel Berhubungan Seks dengan Tahanan Palestina

    Geger Sipir Penjara Israel Berhubungan Seks dengan Tahanan Palestina

    Tel Aviv

    Otoritas Israel kini melarang tentara wanita bertugas menjadi sipir atau penjaga penjara berkeamanan tinggi. Larangan ini diumumkan setelah terjadi skandal mengejutkan, di mana sipir wanita diduga berhubungan seks dengan seorang tahanan Palestina.

    Seperti dilansir BBC, Senin (2/10/2023), media lokal Israel melaporkan bahwa seorang tentara wanita Israel, yang ditugaskan menjaga penjara dengan keamanan ketat, mengakui telah melakukan hubungan intim secara fisik dengan seorang pria Palestina yang ditahan terkait serangan mematikan terhadap warga sipil Israel.

    Tentara wanita Israel, yang tidak disebut identitasnya, sedang menjalani wajib militer (wamil) yang diwajibkan untuk sebagian besar warga negara Israel. Diketahui bahwa wanita Israel harus menjalani wamil setidaknya selama dua tahun, sedangkan pria Israel harus menjalani wamil selama 32 bulan.

    Nama tahanan Palestina yang terlibat skandal itu juga tidak diungkap ke publik, hanya disebutkan bahwa tahanan itu sedang menjalani masa hukuman penjara seumur hidup.

    Pengadilan Israel yang menyidangkan kasus tersebut memerintahkan agar informasi detail lainnya, termasuk lokasi penjara yang menjadi lokasi kejadian, tidak diungkapkan ke publik.

    Laporan media lokal Israel juga menyebut bahwa selama interogasi dilakukan, tentara wanita itu — yang telah ditangkap — mengklaim empat tentara wanita lainnya juga memiliki hubungan intim dengan tahanan Palestina yang sama.

    Tahanan Palestina itu, menurut Dinas Penjara Israel (IPS), telah dipindahkan dari sel tahanannya ke sel terpisah sebelum menjalani interogasi.

    Lihat juga Video: Jelang Perdamaian Israel-Arab Saudi dan Harapan Era Baru di Timur Tengah

  • Pilu Ibu Kehilangan 2 Anak dalam Serangan Bom di Nagorno-Karabakh

    Pilu Ibu Kehilangan 2 Anak dalam Serangan Bom di Nagorno-Karabakh

    Jakarta

    BBC berbincang dengan sejumlah saksi mata yang menyaksikan pengeboman di sebuah desa terpencil di Nagorno-Karabakh. Insiden itu turut menewaskan tiga anak dan dua warga lanjut usia.

    Azerbaijan bersikeras bahwa mereka hanya menyasar “target militer yang sah, namun BBC mewawancarai seorang ibu yang kehilangan dua putranya yang masih kecil, dan satu putra lainnya terluka parah.

    Para korban selamat menggambarkan peristiwa itu sebagai “serangan tanpa pandang bulu.

    Sarnaghbuyr disebut Aghbulag oleh Azerbaijan adalah sebuah desa di wilayah Askeran di Nagorno-Karabakh. Desa ini dikelilingi oleh hutan dan terletak jauh dari target militer yang signifikan.

    Zarine Ghazaryan berada di Askeran, kota terdekat dari desa itu, ketika serangan dimulai pada 19 September. Saat itu dia tengah mencari susu formula untuk memberi makan putra bungsunya, Karen.

    Selama sembilan bulan, mereka hidup di bawah blokade, yang membuat mereka kekurangan makanan dan bahan bakar.

    Begitu mendengar suara ledakan, Zarine berupaya kembali ke rumahnya. Namun, dia terhenti oleh ledakan besar yang datang.

    Ketiga anaknya yang lain dievakuasi oleh pasukan penjaga perdamaian Rusia.

    Namun ketika sampai di rumah sakit, dia diberitahu bahwa bom tersebut telah menewaskan dua putranya, yakni Mikayel, yang berusia delapan tahun dan Never, yang berusia 10 tahun.

    Zarine Ghazaryan bersama putranya, Karen (BBC)

    Kami berbincang dengan Zarine di rumah sakit. Dia mengatakan bahwa dia diperbolehkan melihat jenazah kedua putranya yang mengalami luka parah di kepala.

    “Saya sudah melihat mereka, kondisi mereka sangat mengerikan, katanya.

    “Mengerikan sekali. Saya hanya ingin ayah mereka datang.

    Arman, seorang laki-laki berusia 15 tahun dari desa tersebut, sedang bersama anak-anak Zarine ketika serangan hebat melanda.

    Kami juga berbincang dengan Arman ketika dia dirawat akibat luka di punggung, bahu, dan tangannya.

    “Mereka mengebom di mana-mana. Beberapa orang tewas, beberapa terluka, saya melihat beberapa orang yang kepalanya hancur. Itu sangat mengerikan, tuturnya.

    Arman mengatakan tiga bom meledak di sebelahnya.

    “Kami mengumpulkan anak-anak ini di bawah pohon, untuk memperkirakan apakah kami bisa menyelematkan anak-anak ini, dan di sana lah mereka menjatuhkan bom, kata Arman.

    Nver dan Mikayel (kanan atas) tewas pada 19 September 2023 (BBC)

    Pihak berwenang mengatakan tiga orang lainnya tewas pada hari itu.

    Kepala desa, Garik Alexanyan, turut kehilangan putranya David, ayahnya yang Bernama Alexander, dan ibu mertuanya bernama Gohar.

    Garik menjelaskan bagaimana kondisi putranya saat tewas, namun penggambarannya terlalu gamblang untuk dituliskan.

    Selain itu, 15 penduduk desa lainnya juga terluka.

    Banyak warga terpaksa meninggalkan rumah. Mereka bergabung dengan eksodus ribuan etnis Armenia lainnya yang mengungsi dari rumah mereka akibat serangan tersebut.

    Sebagian besar mencoba pergi ke Stepanakert atau diangkut oleh pasukan penjaga perdamaian Rusia ke markas besar mereka di bandara setempat.

    Banyak yang berhadap bisa dievakuasi ke Armenia, namun malah terdampar di bandara.

    Desa Sarnaghbyur berlokasi di dekat garis depan (BBC)

    Zarine ingin membawa jenazah putranya ke Armenia untuk dimakamkan, namun ruang yang tersedia di pesawat yang meninggalkan Karabakh lebih difokuskan untuk mengevakuasi para korban luka.

    Antrean untuk pergi ke Armenia melalui jalur darat pun telah mencapai puluhan kilometer. Jadi, dia dan keluarganya harus menunggu.

    BBC belum bisa memverifikasi secara independen rincian serangan tersebut.

    Duta Besar Elchin Amirbekov, utusan khusus Presiden Azerbaijan, mengatakan kepada BBC bahwa tentara Azerbaijan mendapat perintah “untuk hanya menetralisir sasaran militer yang sah”.

    “Kami tidak pernah berniat menyakiti warga sipil mana pun. Memang benar bahwa kerusakan besar terjadi, dan kami menyesali hilangnya nyawa warga sipil, kata Amirbekov.

    Dia membantah tuduhan bahwa serangan ini dilakukan dengan sengaja, dan mengatakan bahwa pada tahun 1990-an, ratusan ribu warga Azerbaijan telah diusir oleh pasukan Armenia dan kejahatan perang telah dilakukan terhadap mereka.

    Laporan tambahan oleh Kayleen Devlin

    (ita/ita)

  • Tragedi Kebakaran Pesta Pernikahan di Irak, ‘Seperti Pintu Neraka Terbuka’

    Tragedi Kebakaran Pesta Pernikahan di Irak, ‘Seperti Pintu Neraka Terbuka’

    Jakarta

    Lebih dari 100 orang tewas dan banyak yang terluka dalam peristiwa kebakaran di sebuah perayaan pernikahan di Qaraqosh, Irak Utara.

    Kepada BBC, sejumlah saksi mata menggambarkan insiden itu sangat mengerikan dan orang-orang menjadi panik ketika api mulai membesar.

    Ghaly Nassim yang berusia 19 tahun hanya berjarak beberapa meter dari ruang perjamuan al-Haitham saat kebakaran terjadi pada Selasa malam.

    Ia bergegas menolong lima temannya yang terjebak di dalam.

    “Satu pintu terkunci, jadi kami membukanya dengan paksa. Kobaran api nampak keluar dari aula. Rasanya seperti pintu neraka terbuka,” katanya.

    “Suhunya tak tertahankan. Saya tidak bisa menggambarkan panasnya.”

    Sekitar 115 orang tewas dan lebih dari 150 korban luka-luka dalam kebakaran yang terjadi saat pesta dansa pertama kedua mempelai. Belum diketahui apakah pasangan itu selamat.

    Para penyintas mengatakan api melahap gedung itu dengan sangat cepat. (Reuters)

    Nassim menyebut kejadian itu sebagai “tragedi”.

    “Saya tidak bisa berbuat apa-apa selain lari dari api,” ucapnya yang terdengar kelelahan melalui sambungan telepon.

    “Setelah petugas pemadam kebakaran tiba, saya bergegas masuk untuk mencari teman-teman saya. Sata lihat 26 mayat di kamar mandi. Seorang gadis berusia 12 tahun terbakar habis dan tergeletak di sudut ruangan.”

    Juru bicara media Pertahanan Sipil Irak, Gawdat Abdul Rahman, mengatakan kepada BBC bahwa kebakaran tersebut disebabkan oleh kembang api yang dinyalakan di dalam aula di kota yang mayoritas penduduknya beragama Kristen.

    Penggunaan bahan bangunan yang mudah terbakar di aula, diduga membuat api cepat menyebar, tambahnya.

    Nassim juga meyakini kurangnya pintu keluar darurat yang memadai memperburuk keadaan.

    Sebab sebagian besar tamu mencoba keluar menggunakan pintu masuk utama aula -yang kemudian diduga menimbulkan kerumunan.

    Hancur dalam hitungan menit

    Nassim juga berkata, teman-temannya ada yang selamat.

    Salah satunya Tommy Uday.

    BBCPenggunaan bahan bangunan yang mudah terbakar di aula, diduga membuat api cepat menyebar.

    Remaja 17 tahun mengatakan saat itu sedang berdiri di samping pintu keluar ketika kebakaran terjadi. Hal ini memungkinkan dia melarikan diri dengan cepat.

    “Saya melihat kepulan asap hitam besar keluar dari langit-langit, jadi saya segera berlari keluar,” ungkapnya seraya menambahkan bahwa “seluruh tempat itu hancur hanya dalam waktu lima menit”.

    Sekitar 50 jenazah dimakamkan pada Rabu (27/09). Sisa jenazah diperkirakan akan dikubur keesokan hari. Tapi masih banyak orang mencari anggota keluarga mereka.

    Ghazwan misalnya, dia terpisah dari istrinya yang berusia 33 tahun, putranya yang berumur empat tahun, serta putrinya yang berusia 13 tahun kala kebakaran terjadi.

    Putrinya yang lain, yang berusia 10 tahun, keluar dari aula dan “mengalami luka bakar hampir 98% di tubuhnya,” kata saudara perempuan Ghazwan, Eisan kepada BBC.

    Dia mengatakan saudara laki-lakinya sedang berkeliling rumah sakit untuk mencari keluarganya.

    Rumah sakit kewalahan

    Di pusat medis khusus luka bakar di Mosul, Dr Waad Salem, berkata kepada BBC bahwa 60% korban luka mengalami luka bakar parah.

    “Mayoritas luka bakar terjadi di wajah, dada, dan tangan,” katanya dengan menambahkan bahwa perempuan dan anak-anak termasuk yang paling terdampak.

    BBCKurangnya pintu keluar darurat yang memadai memperburuk keadaan.

    Kepala Perawat Israa Mohammed merawat korban luka sepanjang malam. Dia mengatakan merawat sekitar 200 pasien.

    “Apa yang saya lihat sangat mengerikan,” katanya.

    “Saya telah melihat orang-orang dengan lebih dari 90% tubuhnya terbakar habis,” sambungnya.

    Dia menambahkan, bahwa setidaknya 50 anak dinyatakan meninggal setelah tiba di rumah sakit.

    “Saya tidak bisa menggambarkan apa yang saya rasakan.”

    “Saya tahu mereka kehilangan anggota keluarga mereka. Setidaknya tiga keluarga kehilangan setiap anggota keluarga dalam kebakaran itu. Masyarakat bersedih, tidak hanya di Provinsi Niveneh tapi di seluruh Irak. Seluruh negara sedih.”

    (ita/ita)

  • China Luncurkan Jalur Kereta Peluru Lintas Laut Pertama

    China Luncurkan Jalur Kereta Peluru Lintas Laut Pertama

    Jakarta

    Cina meluncurkan jalur kereta api berkecepatan tinggi pertamanya yang terbentang melintasi beberapa teluk di sepanjang pantai provinsi Fujian dekat Selat Taiwan, demikian dilaporkan media pemerintah, Xinhua, pada Kamis (28/09).

    Menurut laporan Xinhua, sebuah kereta peluru telah berangkat dari Fuzhou, ibu kota provinsi Fujian di Cina bagian timur pada Kamis (28/09) pagi, membuka jalur kereta api Fuzhou-Xiamen-Zhangzou sepanjang 277 km itu.

    Xinhua dengan mengutip China State Railway Group Co Ltd, perusahaan kereta api negara tersebut, mengatakan bahwa jalur ini adalah jalur cepat lintas laut pertama di Cina, yang akan digunakan oleh kereta peluru melintasi jembatan dan tiga teluk pesisir dengan kecepatan hingga 350 km per jam.

    Waktu tempuh antara Fuzhou dan Xiamen, pusat ekonomi dan tujuan wisata populer di Cina, diperkirakan kurang dari satu jam.

    Hingga tahun 2022, Cina telah mengoperasikan 42.000 km jalur kereta api berkecepatan tinggi. Sementara, panjang jalur kereta api berkecepatan tinggi yang biasanya beroperasi dengan kecepatan 350 km per jam telah mendekati angka 3.200 km pada Juni 2022.

    Cina baru-baru ini mengumumkan rincian rencananya untuk mengubah Fujian menjadi zona pembangunan terintegrasi dengan Taiwan, yang terletak di seberang provinsi tersebut. Cina berharap proyek ini akan meningkatkan peluang investasi dan mempermudah perjalanan.

    Awal pekan ini, Cina juga telah meluncurkan jalur monorel suspense komersial pertama di Wuhan, inu kota provinsi Hubei.

    (ita/ita)

  • Pakar Australia Peringatkan Makin Maraknya Kebakaran Akibat Baterai Lithium

    Pakar Australia Peringatkan Makin Maraknya Kebakaran Akibat Baterai Lithium

    Pakar di Australia memperingatkan kebakaran yang disebabkan oleh baterai lithium diperkirakan akan meningkat karena penggunaan produk yang sangat mudah terbakar ini juga semakin banyak.

    Di negara bagian Queensland dengan ibu kota Brisbane misalnya, baterai litium sudah menyebabkan setidaknya 98 kebakaran, menurut data dari Layanan Kebakaran dan Darurat Queensland (QFES).

    Tahun lalu, baterai tersebut menyebabkan 108 kebakaran.

    Investigasi sedang dilakukan setelah kebakaran di salah satu tempat penyimpanan baterai terbesar di Queensland,Selasa kemarin.

    Kebakaran di Bouldercombe tersebut terjadi pada satu unit baterai, tapi menyebabkan asap berbahaya menyebar ke seluruh area.

    Para pakar mengatakan seiring dengan meningkatnya penggunaan baterai litium dan semakin banyaknya tempat penyimpanan berskala besar, kebakaran yang disebabkan oleh produk tersebut juga akan meningkat.

    “Saat kita semakin mendorong teknologi, akan selalu ada hal-hal yang perlu kita ubah,” kata Ruth Knibbe dari Fakultas Teknik Mesin dan Pertambangan di University of Queensland.

    “Saya yakin ini jadi salah satu yang harus diubah, untuk memastikan agar tidak ada lagi insiden serupa, sehingga kita terus berkembang dan belajar.”

    Baterai terbakar ‘jarang’, tapi jadi sering terjadi

    Dr Knibbe mengatakan kebakaran tempat penyimpanan baterai berskala besar seperti insiden di Bouldercombe jarang terjadi dan lebih banyak disebabkan oleh produk-produk seperti kendaraan listrik dan skuter.

    “Kami sudah melihat lebih banyak kebakaran pada sistem seperti itu, yang jauh lebih kecil dan terdapat lebih banyak operator,” katanya.

    “Tetapi mengingat jumlah baterai yang kita miliki di Australia saat ini masih relatif jarang.”

    Dr Knibbe mengatakan baterai litium sangat mudah terbakar.

    Sementara kebakaran paling sering disebabkan oleh manufaktur yang buruk, kontrol yang buruk, atau suhu baterai yang tinggi.

    Namun dia memperkirakan pemerintah Australia akan menerapkan peraturan baru karena semakin banyak baterai yang digunakan.

    “Kita akan memiliki peraturan yang lebih baik mengenai apa yang masuk dari luar negeri, juga peraturan yang lebih baik mengenai cara mengoperasikan baterai, dan cara kami mendinginkan baterai,” katanya.

    “Sehingga seiring berjalannya waktu, diharapkan [kebakaran] akan berkurang.”

    Apakah ada bateri pengganti?

    Giles Parkinson adalah pendiri situs berita dan analisis energi bersih, Renew Economy.

    Dia mengatakan baterai litium diketahui memiliki risiko kebakaran, dan terdapat masalah, terutama yang digunakan pada perkakas rumah tangga elektronik.

    “Beberapa di antaranya cukup murah dan mungkin tidak memiliki perlindungan penuh,” kata Giles.

    Dia mengatakan beberapa pembuat baterai mulai mempromosikan jenis produk lain dengan risiko kebakaran minimal.

    “Seperti baterai ion natrium, dan apa yang disebut baterai flow, yang merupakan jenis baterai yang berbeda dengan cara berbeda juga dalam mengoperasikannya” kata Giles.

    “Apa yang mereka katakan tentang baterai tersebut adalah hampir tidak ada kebakaran.”

    “Tetapi harganya tidak semurah dan tidak responsif atau sefleksibel seperti yang telah dibuktikan oleh lithium ion.”

    Teknologi baterai lithium jadi hal baru bagi petugas kebakaran

    Komandan QFES di kawasan Fitzroy,John Platt, mengatakan teknologi litium relatif baru dan petugas terus belajar cara terbaik merespons kebakaran akibat baterai lithium.

    “Pelatihan dan saran yang kami dapatkan dari para spesialis terus berkembang setiap saat, dan sebagai layanan penyelamatan kebakaran kami berusaha untuk terus melakukan yang terbaik,” kata John.

    Dr Knibbe mengatakan teknologi baru ini menimbulkan banyak masalah bagi petugas pemadam kebakaran.

    “Bahkan jika mereka datang ke properti perumahan, mereka tidak tahu apakah Anda memiliki baterai lithium ion [yang] dapat menambah bahan bakar untuk api,” katanya.

    John mengatakan sangat penting bagi masyarakat untuk menghubungi triple-0 dan segera mengevakuasi area tersebut jika baterai lithium terbakar.

    “Gas-gas yang dikeluarkan dalam kebakaran itu sangat beracun,” katanya.

    “Jadi penting jika Anda mengalami insiden di rumah Anda dengan baterai lithium, dan baterai tersebut rusak atau terbakar, hubungi triple-0 dan segera evakuasi.”

    Diproduksi oleh Erwin Renaldi dari laporannya dalam bahasa Inggris

  • ‘Perang Dingin Baru’, Kim Jong Un Minta Produksi Senjata Nuklir Ditingkatkan

    ‘Perang Dingin Baru’, Kim Jong Un Minta Produksi Senjata Nuklir Ditingkatkan

    Jakarta

    Media pemerintah Korea Utara, KCNA, melaporkan pada Kamis (28/09) bahwa Kim Jong Un telah menyerukan peningkatan produksi senjata nuklir secara eksponensial, dan agar Korea Utara memainkan peran yang lebih besar dalam koalisi negara-negara untuk menghadapi Amerika Serikat dalam sebuah “Perang Dingin baru”.

    Kim melontarkan komentar itu dalam sebuah sesi selama dua hari di parlemen, yang telah sepakat memasukkan kebijakan mengenai perluasan program senjata nuklir ke dalam konstitusi negara.

    Para anggota majelis setuju dengan suara bulat terhadap klausul baru dalam konstitusi, yaitu “menjamin hak negara untuk hidup dan berkembang, mencegah perang dan melindungi perdamaian regional dan global dengan mengembangkan senjata nuklir secara cepat ke tingkat yang lebih tinggi.”

    “Kebijakan pengembangan kekuatan nuklir Korea Utara telah dijadikan permanen sebagai hukum dasar negara, yang tidak boleh diabaikan oleh siapa pun,” kata Kim dalam pidatonya di sesi tersebut.

    Kim menekankan perlunya “mendorong upaya untuk meningkatkan produksi senjata nuklir secara eksponensial dan mendiversifikasi cara-cara serangan nuklir,” lapor KCNA.

    Amandemen konstitusi terkait kebijakan senjata nuklir itu dilakukan setahun setelah Korea Utara secara resmi mendeklarasikan dirinya sebagai negara nuklir dan secara hukum menetapkan hak untuk menggunakan serangan nuklir guna melindungi diri.

    “NATO versi Asia”

    Kim dalam kesempatan yang sama juga dilaporkan menuduh Amerika Serikat (AS), Korea Selatan dan Jepang menciptakan “NATO versi Asia, akar penyebab perang dan agresi.” Menurutnya, peningkatan kerja sama militer ketiga negara tersebut telah menimbulkan ancaman yang semakin besar.

    Kim pun memerintahkan para diplomatnya untuk “lebih meningkatkan solidaritas dengan negara-negara yang menentang strategi hegemoni AS dan Barat.”

    Kim sebelumnya telah melakukan kunjungan langka ke Rusia, di mana ia dan Presiden Rusia Vladimir Putin sepakat untuk meningkatkan kerja sama militer dan ekonomi.

    Terkait kunjungan ini, para pejabat AS dan Korea Selatan telah menyatakan kekhawatirannya. Pyongyang dituding mencari bantuan teknologi untuk kepentingan pengembangan program nuklir dan rudalnya, sementara Moskow dituding mencoba memperoleh amunisi dari Korea Utara guna menambah persediaan yang semakin menipis akibat perang di Ukraina.

    “Perang Dingin baru”

    Terkait amandemen konstitusi yang dilakukan Korea Utara, para analis mengatakan bahwa ini menandakan adanya percepatan lebih lanjut terkait upaya pengembangan senjata nuklir, yang kemungkinan akan diikuti oleh perluasan kerja sama militer dengan Moskow menyusul kunjungan langka Kim ke Rusia baru-baru ini.

    Sebelumnya pada Selasa (26/09), Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol juga telah memperingatkan Pyongyang agar tidak menggunakan senjata nuklir, yang disampaikan saat Seoul unjuk kekuatan dalam parade militer skala besar pertama dalam satu dekade.

    “Perang Dingin baru di kawasan Asia Timur Laut dan ketegangan militer di Semanjung Korea akan meningkat,” kata Yang Moo-jin, profesor di Universitas Studi Korea Utara di Seoul, seperti dilansir dari Reuters.

    gtp/ (AP, Reuters, AFP)

    (ita/ita)

  • Thailand Sita Narkoba Senilai Rp 124 M, Terbesar dalam Sejarah

    Thailand Sita Narkoba Senilai Rp 124 M, Terbesar dalam Sejarah

    Jakarta

    Polisi anti-narkotika Thailand menyita obat-obatan terlarang senilai lebih dari US$8 juta (setara Rp 124 miliar) dalam salah satu penyitaan terbesar dalam sejarah kerajaan tersebut.

    Wilayah yang disebut sebagai “Segitiga Emas”, tempat bertemunya Thailand, Myanmar, dan Laos telah lama menjadi titik rawan penyelundupan narkoba, khususnya metamfetamin, meskipun telah dilakukan tindakan keras berulang kali.

    Para polisi menggerebek sebuah gedung di pusat kota Nakhon Pathom pada Rabu malam, menahan empat pria di lokasi tersebut dan menemukan sejumlah besar simpanan narkoba.

    “Ini adalah salah satu jumlah narkoba terbesar yang pernah disita,” kata Kepala Kepolisian Nasional Thailand yang baru diangkat, Torsak Sukwimol, seraya menambahkan bahwa hasil sitaan tersebut bernilai sekitar 300 juta baht (US$8 juta) atau sekitar Rp 124 miliar.

    Dia mengatakan kepada wartawan, dikutip kantor berita AFP, Kamis (28/9/2023), bahwa para petugas polisi telah menemukan sekitar 15 juta pil “yaba” — tablet metamfetamin yang diproduksi dan digunakan di seluruh wilayah itu.

    Narkoba yang disita itu juga mencakup sekitar 400 kilogram sabu, dan hampir 450 batang heroin.

  • Hadapi China, Taiwan Luncurkan Kapal Selam Pertama Buatan Dalam Negeri

    Hadapi China, Taiwan Luncurkan Kapal Selam Pertama Buatan Dalam Negeri

    Jakarta

    Taiwan meluncurkan kapal selam pertamanya yang dibuat di dalam negeri, seiring negara tersebut berupaya meningkatkan pertahanan terhadap China.

    Pemerintah China mengklaim mengklaim Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri sebagai wilayahnya. Dalam setahun terakhir, China telah meningkatkan tekanan militer dan politik, meningkatkan jumlah penyusupan pesawat tempur di sekitar pulau tersebut, sambil secara diplomatis mengisolasi Taiwan.

    Sementara Taiwan telah meningkatkan belanja pertahanan – dengan mengalokasikan dana sebesar US$19 miliar pada tahun 2024 – untuk memperoleh peralatan militer, terutama dari sekutu utamanya Amerika Serikat. Namun, upayanya untuk mendapatkan kapal selam menghadapi kendala.

    Presiden Taiwan Tsai Ing-wen meluncurkan program kapal selam pada tahun 2016 dengan tujuan meluncurkan delapan armada kapal.

    Prototipe pertama, diberi nama “Hai Kun” dalam bahasa China, yang berarti “makhluk laut mitos”, dan dijuluki “Narwhal” dalam bahasa Inggris, diresmikan pada hari Kamis (28/9) dalam sebuah seremoni di kota pelabuhan Kaohsiung.

    “Sejarah akan selamanya mengingat hari ini,” kata Tsai yang berdiri di depan kapal selam tersebut yang mengenakan warna bendera Taiwan, sebagaimana dilansir kantor berita AFP, Kamis (28/9/2023).

    “Di masa lalu, membangun kapal selam di dalam negeri dianggap sebagai ‘Mission Impossible’. Namun saat ini, kapal selam yang dirancang dan dibangun oleh orang-orang kita sendiri sudah ada di hadapan semua orang – kita berhasil melakukannya,” katanya.

  • Ada Bantuan China dalam Pembebasan Tentara AS yang Ditahan Korut

    Ada Bantuan China dalam Pembebasan Tentara AS yang Ditahan Korut

    Jakarta

    Otoritas Korea Utara (Korut) telah membebaskan seorang tentara Amerika Serikat yang ditahan sejak Juli lalu. Pemerintah China menyebut bahwa pihaknya telah menawarkan bantuan “kemanusiaan” dalam pembebasan tentara AS tersebut.

    Travis King, 23 tahun, telah ditahan di Korea Utara sejak Juli, ketika ia melintasi Zona Demiliterisasi dari Korea Selatan.

    Setelah hampir tiga bulan ditahan, dia akhirnya melewati perbatasan Korea Utara ke China dengan bantuan para diplomat Swedia, di mana ia diserahkan kepada duta besar AS dan seorang perwira militer senior AS pada hari Rabu (27/9) waktu setempat. Dia kemudian diterbangkan ke pangkalan militer AS.

    Kemudian, dalam contoh yang jarang terjadi dalam kerja sama AS-China, Beijing pada hari Kamis (28/9) mengonfirmasi bahwa pihaknya telah menawarkan bantuan.

    “Atas permintaan pihak Korea Utara dan AS, China telah memberikan bantuan yang diperlukan dari sudut pandang kemanusiaan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning ketika ditanya tentang kasus tersebut, sebagaimana dilansir kantor berita AFP, Kamis (28/9/2023).

    Sebelumnya, penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan pada hari Rabu mengucapkan terima kasih kepada China “atas bantuannya dalam memfasilitasi transit Prajurit King”.

    Namun seorang pejabat senior pemerintah AS mengatakan, China tidak melakukan mediasi dengan Korea Utara terkait pembebasan King dan Amerika Serikat tidak memberikan konsesi apapun kepada Pyongyang untuk pembebasan itu.

    (ita/ita)