Author: Detik.com

  • Tank Israel Tak Sengaja Tembak Pos Perbatasan Mesir, 7 Orang Luka

    Tank Israel Tak Sengaja Tembak Pos Perbatasan Mesir, 7 Orang Luka

    Kairo

    Sedikitnya tujuh orang mengalami luka-luka akibat serpihan peluru yang ditembakkan tank Israel yang menghantam sebuah pos perbatasan Mesir. Beberapa korban luka termasuk para tentara penjaga perbatasan Mesir.

    Seperti dilansir Al Jazeera, Senin (23/10/2023), militer Israel dalam pernyataannya telah mengonfirmasi bahwa pihaknya ‘secara tidak sengaja’ mengenai posisi militer Mesir di dekat perbatasan dengan Jalur Gaza dalam insiden pada Minggu (22/10) malam waktu setempat.

    “Insiden ini sedang diselidiki dan rinciannya sedang ditinjau. IDF (Angkatan Bersenjata Israel) menyatakan kesedihan atas insiden tersebut,” demikian pernyataan militer Israel tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.

    Juru bicara militer Israel, dalam pernyataan terpisah, membenarkan adanya insiden tersebut. Namun mereka tidak menyebutkan secara spesifik jumlah personel militernya yang mengalami luka-luka.

    Salah satu saksi mata dan seorang sumber media menyebut para korban luka dibawa ke rumah sakit setempat.

    Beberapa saksi mata melaporkan mereka mendengar suara ledakan yang diikuti oleh suara ambulan yang dikerahkan dari wilayah Mesir.

    Menurut laporan media lokal Mesir, beberapa saksi mata mengatakan serangan Israel itu tidak akan mengganggu aliran bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, yang sedang diblokade dan digempur Israel.

  • Perang Hamas Vs Israel Memanas, Paus Fransiskus: Hentikan, Hentikan!

    Perang Hamas Vs Israel Memanas, Paus Fransiskus: Hentikan, Hentikan!

    Vatican City

    Paus Fransiskus menyerukan agar perang antara Hamas dan Israel diakhiri di tengah meningkatnya kekhawatiran akan meluasnya perang. Pemimpin umat Katolik sedunia ini juga menyerukan lebih banyak bantuan kemanusiaan diizinkan masuk ke wilayah Jalur Gaza saat perang berkecamuk.

    Seperti dilansir AFP, Senin (23/10/2023), seruan itu disampaikan Paus Fransiskus setelah menyampaikan doa Angelus di Alun-Alun Saint Peter, Vatikan, pada Minggu (22/10) waktu setempat.

    “Perang selalu merupakan kekalahan, itu adalah kehancuran persaudaraan manusia. Saudara-saudara, hentikan! Hentikan!” cetus Paus Fransiskus.

    “Saya mengulangi seruan saya agar ruang-ruang dibuka, bantuan kemanusiaan terus berdatangan, dan para sandera dibebaskan,” tegasnya.

    Perang antara Hamas dan Israel pecah setelah kelompok yang menguasai Jalur Gaza itu melancarkan serangan mematikan terhadap negara Yahudi tersebut pada 7 Oktober lalu. Para pejabat Israel melaporkan lebih dari 1.400 orang, yang sebagian warga sipil, tewas akibat serangan Hamas tersebut.

    Serangan udara besar-besaran kemudian dilancarkan oleh militer Israel terhadap Jalur Gaza selama lebih dari dua pekan terakhir untuk membalas serangan Hamas. Laporan otoritas kesehatan Gaza menyebut lebih dari 4.600 orang tewas akibat serangan udara Israel.

    “Perang, perang apa pun yang terjadi di dunia — saya juga berpikir soal Ukraina yang tersiksa — adalah sebuah kekalahan,” sebut Paus Fransiskus dalam pernyataannya.

  • Hizbullah Bikin Kesalahan Besar Jika Gabung Perang di Gaza!

    Hizbullah Bikin Kesalahan Besar Jika Gabung Perang di Gaza!

    Tel Aviv

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan Hizbullah yang berbasis di Lebanon bahwa kelompok itu akan melakukan ‘kesalahan besar dalam hidup’ jika memulai perang dengan Israel. Peringatan ini disampaikan saat Israel sedang berperang melawan Hamas di Jalur Gaza.

    Seperti dilansir Al Arabiya, Senin (23/10/2023), Netanyahu melontarkan peringatan untuk Hizbullah, yang didukung oleh Iran itu, saat berbicara dalam kunjungan ke posisi tentara Israel di dekat perbatasan Lebanon. Perbatasan Israel dan Lebanon memanas beberapa waktu terakhir dengan markanya serangan lintas perbatasan.

    “(Hizbullah) Akan membuat kesalahan besar dalam hidup mereka. Kita akan menyerang mereka dengan kekuatan yang bahkan tidak bisa mereka bayangkan, dan dampaknya bagi mereka dan terhadap negara Lebanon akan sangat menghancurkan,” ucap Netanyahu dalam peringatannya pada Minggu (22/10).

    “Saya tidak bisa memberi tahu Anda saat ini apakah Hizbullah akan memutuskan untuk memasuki perang (Gaza) sepenuhnya,” imbuhnya.

    Perang di Gaza, sebut Netanyahu, merupakan ‘lakukan atau mati’ bagi Israel. Israel menyatakan perang terhadap Hamas setelah kelompok yang menguasai Gaza itu melancarkan serangan mematikan terhadap negara Yahudi tersebut pada 7 Oktober lalu.

    Para pejabat Israel melaporkan lebih dari 1.400 orang, yang sebagian warga sipil, tewas akibat serangan Hamas. Sementara otoritas kesehatan Gaza melaporkan sejauh ini lebih dari 4.600 orang tewas akibat serangan udara Israel yang berlangsung selama lebih dari dua pekan terakhir.

    Sebelumnya, seperti dilansir AFP, Hizbullah menyatakan mereka ‘sepenuhnya siap’ untuk bergabung dengan Hamas, sekutu Palestina mereka, dalam perang melawan Israel ketika waktunya tepat.

    Saksikan juga ‘Saat PM Lebanon Minta Hizbullah Tak Terprovokasi Israel’:

  • 1 Tentara Israel Tewas Kena Rudal Hamas di Gaza

    1 Tentara Israel Tewas Kena Rudal Hamas di Gaza

    Tel Aviv

    Militer Israel menyebut seorang tentaranya tewas dalam operasi darat yang dilancarkan ke Jalur Gaza pada akhir pekan. Tel Aviv menyebut tentaranya itu tewas akibat rudal anti-tank yang diluncurkan oleh kelompok Hamas saat operasi darat berlangsung.

    Seperti dilansir Al Jazeera, Senin (23/10/2023), militer Israel dalam pernyataannya juga menyebut bahwa selain satu tentara tewas, tiga tentara lainnya mengalami luka-luka dalam operasi yang dilancarkan pada Minggu (22/10) waktu setempat.

    “Satu orang mengalami luka sedang, dan dua orang mengalami luka ringan akibat terkena rudal anti-tank,” sebut militer Israel dalam pernyataannya.

    Dalam pernyataannya, militer Israel menyebut tujuan dari operasi darat itu adalah untuk menemukan orang-orang yang disandera Hamas di wilayah Khan Younis, Gaza dan untuk ‘menggagalkan infrastruktur teroris’.

    Tentara Israel telah melancarkan beberapa operasi melintasi perbatasan, yang menurut militer Israel, dimaksudkan untuk membersihkan wilayah tersebut dan mengumpulkan informasi intelijen soal orang-orang yang disandera oleh Hamas di Jalur Gaza.

    Secara terpisah, sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, dalam pernyataan via Telegram mengklaim mereka telah memukul mundur pasukan militer Israel yang melakukan operasi ke Jalur Gaza.

    Menurut laporan koresponden Al Jazeera, Tareq Abu Azzoum, dari Khan Younis di Jalur Gaza, operasi militer Israel itu memaksa Hamas bersiap menghadapi invasi darat yang diperkirakan akan dilakukan oleh militer Tel Aviv.

  • Israel Ancam Cap Warga Gaza ‘Kaki Tangan Teroris’ Jika Ogah Ngungsi

    Israel Ancam Cap Warga Gaza ‘Kaki Tangan Teroris’ Jika Ogah Ngungsi

    Gaza City

    Militer Israel melontarkan ancaman terbaru untuk warga Palestina di Jalur Gaza yang terus digempur militer negara Yahudi tersebut. Israel mengancam warga Gaza bisa diidentifikasi sebagai simpatisan ‘organisasi teroris’ jika tetap bertahan dan menolak perintah evakuasi dari zona utara ke zona selatan.

    Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Senin (23/10/2023), ancaman itu disampaikan oleh militer Israel dalam selebaran yang ditandai nama dan logo Angkatan Bersenjata Israel (IDF). Selebaran itu disebarkan mulai Sabtu (21//10) dan dikirimkan dalam bentuk pesan audio via ponsel kepada seluruh warga Jalur Gaza.

    “Peringatan mendesak, kepada warga Gaza. Kehadiran Anda di Wadi Gaza bagian utara membahayakan hidup Anda. Siapa pun yang memilih untuk tidak meninggalkan Gaza bagian utara ke Wadi Gaza bagian selatan, bisa diidentifikasi sebagai kaki tangan organisasi teroris,” demikian bunyi selebaran itu.

    Israel terus menggempur Jalur Gaza dengan serangan udara sejak Hamas melancarkan serangan mematikan pada 7 Oktober lalu, yang dilaporkan menewaskan lebih dari 1.400 orang. Israel membalasnya dengan serangan udara besar-besaran yang sejauh ini dilaporkan menewaskan lebih dari 4.600 orang di Jalur Gaza.

    Tidak hanya lewat udara, Israel juga diperkirakan akan melancarkan serangan darat terhadap Jalur Gaza. Pasukan serta kendaraan lapis baja Israel telah ditempatkan di dekat perbatasan Jalur Gaza yang semakin memperkuat kemungkinan serangan darat.

    Militer Israel mengatakan dalam pernyataan terbaru bahwa pihaknya ‘tidak berniat untuk mempertimbangkan orang-orang yang belum dievakuasi … sebagai anggota kelompok teroris’. Ditegaskan juga oleh militer Israel bahwa mereka tidak menargetkan warga sipil dalam serangan-serangannya.

    “Untuk meminimalkan korban sipil, IDF mengirimkan permintaan kepada penduduk di wilayah utara Jalur Gaza untuk mengungsi ke wilayah selatan Wadi Gaza,” demikian pernyataan militer Israel.

  • Ups, Tank Israel Tak Sengaja Tembak Pos Perbatasan Mesir

    Ups, Tank Israel Tak Sengaja Tembak Pos Perbatasan Mesir

    Jakarta

    Militer Israel mengatakan bahwa salah satu tank tempurnya secara tidak sengaja menembak dan mengenai sebuah pos Mesir di dekat perbatasan dengan Gaza, ketika tentara membombardir wilayah Palestina tersebut.

    “IDF (militer Israel) menyatakan kesedihan atas insiden tersebut,” kata militer Israel dalam sebuah pernyataan, dikutip kantor berita AFP, Senin (23/10/2023). Insiden itu terjadi pada Minggu (22/10) waktu setempat di dekat daerah Kerem Shalom.

    “Insiden tersebut sedang diselidiki dan rinciannya sedang ditinjau,” imbuh pernyataan militer Israel tersebut.

    Sebelumnya, militer Mesir mengatakan ledakan di pos penjagaan perbatasan itu menyebabkan “luka-luka ringan” namun tidak memberikan rincian lebih lanjut.

    Militer Mesir mengatakan Israel telah “segera menyatakan penyesalannya atas insiden yang tidak disengaja tersebut dan penyelidikan sedang dilakukan”.

    Media-media Mesir melaporkan bahwa serangan Israel tersebut tidak akan mengganggu aliran bantuan ke Gaza, mengutip para saksi.

    Sejak Sabtu lalu, setidaknya 37 truk yang membawa pasokan penting telah melintas dari Mesir ke Gaza melalui pos perbatasan Rafah, yang terletak sekitar tiga kilometer (dua mil) dari Israel.

    PBB memperkirakan sekitar 100 truk per hari dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan rakyat Gaza, di mana lebih dari 4.650 orang telah tewas dalam rentetan serangan Israel, menurut pemerintah Hamas.

    Serangan udara terus menerus oleh Israel tersebut terjadi menyusul serangan kelompok milisi Hamas ke Israel, yang menewaskan lebih dari 1.400 orang.

    (ita/ita)

  • Pilu Rumah Sakit di Gaza Kehabisan Kain Kafan

    Pilu Rumah Sakit di Gaza Kehabisan Kain Kafan

    Jakarta

    Peringatan: Artikel ini memuat konten yang mungkin membuat Anda merasa tidak nyaman.

    Di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Gaza, para dokter dan perawat kehabisan bahan untuk mengafani korban meninggal dunia yang terus bertambah.

    Jenazah-jenazah tersebut ditumpuk di halaman luar rumah sakit. Para kerabat yang ditinggalkan mendaraskan doa dan tak jarang pula yang ambruk ke lantai sambil meratap dalam kesedihan.

    Di dalam rumah sakit, para dokter berjuang untuk merawat korban luka dan menyelamatkan mereka yang terluka parah di tengah menipisnya persediaan obat-obatan dan perbekalan.

    Seorang wartawan BBC Arabic menyaksikan betapa rumah sakit penuh dengan jenazah dan para dokter tergopoh-gopoh menyelesaikan tindakan untuk satu pasien kemudian berpindah ke pasien berikutnya.

    Beberapa tayangan video dan foto keadaan rumah sakit pada Minggu (22/10) terlalu mengerikan untuk ditampilkan. Anak-anak – termasuk setidaknya dua bayi – termasuk di antara korban meninggal dunia.

    Para pejabat dari Kementerian Kesehatan yang dikendalikan Hamas mengatakan lebih dari 100 orang tewas ketika Israel melancarkan serangan udara pada Minggu (22/10).

    Militer Israel sengaja menargetkan area dekat rumah sakit

    Secara terpisah, Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, mengatakan aksi militer di Gaza “mungkin memakan waktu satu, dua atau tiga bulan, tetapi pada akhirnya tidak akan ada lagi Hamas”.

    Gallant berbicara setelah pengarahan operasional di Pusat Komando dan Kontrol Operasi Angkatan Udara Israel.

    “Dalam aspek operasional manuver, pada akhirnya, tidak ada yang bisa menghentikan IDF (Pasukan Pertahanan Israel)”, katanya.

    “Ini harus menjadi operasi manuver terakhir kami di Gaza, dengan alasan sederhana bahwa setelah itu tidak akan ada lagi Hamas.”

    Gallant mengatakan operasi darat yang ditunggu-tunggu, “akan segera dilakukan”.

    Akan tetapi, seberapa cepat operasi tersebut masih belum jelas.

    ‘Rumah sakit kehabisan kain kafan’

    Pada Minggu (22/10) pagi, sejumlah kendaraan terlihat membawa orang-orang yang terluka ke rumah sakit.

    “Kami sudah berada di sini sejak fajar menyingsing dan jenazah telah memenuhi halaman rumah sakit. Tempat pendingin di kamar jenazah sudah penuh dengan mayat, begitu pula dengan di dalam gedung rumah sakit dan di luar gedung,” kata seorang staf.

    “Kami kehabisan kain kafan untuk mengafani jenazah karena jumlahnya sangat banyak. Semua jenazah tiba dalam keadaan tidak utuh. Kami tidak dapat mengidentifikasi mereka karena jenazah telah hancur.”

    Dia menggambarkan situasi ini sebagai sesuatu yang “tak tertahankan”, dan menambahkan: “Walau kami telah banyak menyaksikan segala rupa, ini adalah pemandangan yang belum pernah kami lihat.”

    “Cepat, cepat!” seru pria ini agar korban yang berada di dalam mobilnya segera dirawat di rumah sakit. (BBC)

    Pemandangan serupa terjadi di berbagai rumah sakit di seluruh Gaza pada pekan ketiga perang Israel-Hamas.

    Di Rumah Sakit al-Quds di wilayah Tel al-Hawa, Kota Gaza, bom menghantam gedung-gedung di dekat rumah sakit ketika tim yang terdiri dari 23 dokter dan perawat menangani lebih dari 500 orang, menurut seorang dokter di rumah sakit melalui pesan suara ke BBC.

    Pasien dan warga sipil yang berlindung di rumah sakit hidup dalam “keadaan teror”, kata dokter tersebut, yang tidak ingin disebutkan namanya demi keselamatannya.

    Di tengah situasi yang digambarkannya sebagai “bencana besar”, para dokter harus memutuskan siapa yang harus ditangani terlebih dahulu. Sisanya bergabung dalam antrean.

    “Banyak korban luka telah menunggu beberapa hari untuk dioperasi,” kata dokter.

    Baca juga:

    Pesan suara sang dokter disampaikan oleh dokter dan aktivis Norwegia, Mads Gilbert, dari tim darurat Komite Bantuan Norwegia.

    Menurut dokter tersebut, staf medis telah berkurang karena beberapa orang tewas terbunuh dan yang lain tidak dapat mencapai lokasi. Staf yang tersisa sekarang berbagi gedung dengan 1.200 pengungsi yang berlindung di sana.

    “Ada 120 orang terluka dengan berbagai macam luka di sini, 10 pasien di ICU menggunakan ventilator, dan kami memiliki sekitar 400 pasien kronis,” kata dokter tersebut.

    “Ada sekitar 1.200 warga yang mengungsi di sini – tidak mudah untuk memindahkan orang dalam jumlah besar sehingga kami memutuskan untuk tidak mengungsi.”

    BBC

    Militer Israel kembali memperingatkan kepada semua orang di Jalur Gaza utara untuk menuju ke bagian selatan Wadi Gaza, sebuah jalur lahan basah yang melintasi wilayah tersebut. Kota Gaza berada di sebelah utara Wadi Gaza, sedangkan Deir al-Balah di selatan.

    Ratusan ribu orang telah mengungsi ke bagian selatan Gaza, namun ribuan lainnya masih bertahan di rumah mereka di Gaza utara.

    Nyawa bayi terancam karena tiada pasokan BBM

    Rumah sakit di seluruh Gaza sangat membutuhkan pasokan bantuan, bahkan setelah 20 truk bantuan pertama bisa masuk dari Mesir pada hari Sabtu.

    Meskipun sejumlah makanan dan pasokan medis dibawa rombongan truk tersbeut, tidak ada bahan bakar yang masuk ke Gaza sejak konflik dimulai. Rumah sakit mengandalkan generator bertenaga diesel.

    Pada Minggu (22/10), Unicef memperingatkan bahwa 120 bayi di inkubator – termasuk 70 bayi baru lahir prematur yang juga menggunakan ventilator – bergantung pada mesin yang terhubung dengan generator cadangan yang digunakan ketika pasokan listrik Gaza dari Israel dimatikan.

    “Saat ini kami memiliki 120 bayi baru lahir yang berada di inkubator dan 70 di antaranya memiliki ventilasi mekanis. Tentu saja hal ini sangat kami khawatirkan,” kata juru bicara Unicef, Jonathan Crickx.

    Baca juga:

    Fikr Shalltoot, direktur lembaga amal Bantuan Medis untuk Palestina di Gaza, mengatakan beberapa bayi prematur telah lahir di tengah pertempuran terkini.

    “Di bangsal itu ada seorang bayi berusia 32 minggu yang berhasil diselamatkan oleh dokter setelah ibunya terbunuh dalam serangan udara,” katanya kepada BBC. Ibu dan seluruh keluarganya meninggal, namun bayinya berhasil diselamatkan.

    Dia mengatakan kematian pasti terjadi pada anak tersebut, dan orang lain di bangsal yang sama, jika generator berhenti bekerja.

    Persediaan bahan bakar untuk menghidupkannya terbatas.

    ‘Bantuan yang datang hanya setetes air di lautan’

    Kepala Kemanusiaan PBB, Martin Griffiths, mengatakan konvoi truk gelombang kedua telah membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza.

    Sebanyak 14 truk telah masuk, sehari setelah 20 truk gelombang pertama melintasi perbatasan Rafah antara Mesir dan Gaza.

    Griffiths, yang menjabat wakil sekretaris jenderal PBB untuk urusan kemanusiaan, menyatakan bahwa gelombang bantuan itu merupakan “Secercah harapan kecil bagi jutaan orang yang sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan.”

    Menyusul kabar bahwa gelombang bantuan kedua telah tiba di Gaza, Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan akan ada “aliran bantuan penting yang berkelanjutan” ke wilayah tersebut.

    Akan tetapi, kepala kemanusiaan lembaga Oxfam, Magnus Corfixen, menegaskan bantuan yang dikirim ke Gaza tidak cukup.

    “Oxfam tentu saja menyambut baik konvoi bantuan lain yang terdiri dari 14 truk dan 20 truk kemarin [Sabtu] yang telah masuk ke Gaza,” katanya, “tetapi kita juga harus mengatakan bahwa ini [bantuan yang datang] ibarat setetes air di lautan mengingat bantuan kemanusiaan berskala besar dibutuhkan saat ini di Gaza.”

    Tanpa gencatan senjata, menurutnya, situasi tidak akan membaik dan bantuan berkelanjutan sulit mencapai warga sipil yang membutuhkan.

    “Agar hal itu bisa terjadi, kita juga perlu segera melakukan gencatan senjata”.

    (ita/ita)

  • Menhan Israel Sesumbar Bakal Musnahkan Hamas: Ini Perang Terakhir

    Menhan Israel Sesumbar Bakal Musnahkan Hamas: Ini Perang Terakhir

    Jakarta

    Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan perang melawan Hamas bisa memakan waktu berbulan-bulan. Dia mengatakan perang ini akan menjadi yang terakhir di Gaza karena Hamas bakal musnah.

    “Ini akan memakan waktu satu bulan, dua bulan, tiga bulan, dan pada akhirnya tidak akan ada lagi Hamas,” kata Gallant di pangkalan angkatan udara yang lokasinya tidak disebutkan oleh Kementerian Pertahanan Israel, dilansir AFP, Senin (23/10/2023).

    “Sebelum Hamas melakukan kontak dengan tank dan infanteri kami, mereka akan mengetahui peluru dari angkatan udara kami,” lanjutnya.

    Dia mengatakan jet tempur Israel bisa melakukan serangan mematikan. Dia sesumbar Hamas tak akan ada lagi

    “Ini harus menjadi perang terakhir di Gaza, karena alasan sederhana bahwa tidak akan ada lagi Hamas,” kata Gallant.

    Israel mengatakan serangan udaranya menargetkan komandan dan infrastruktur Hamas.

    Diketahui, Israel sudah membombardir Gaza, Palestina, sejak 7 Oktober. Kementerian kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan pada hari Minggu (22/10) bahwa lebih dari 4.600 orang telah tewas dalam serangan sejauh ini, termasuk 1.873 anak-anak.

    (eva/haf)

  • Nyawa Terus Melayang Kala Israel Tingkatkan Serangan di Gaza

    Nyawa Terus Melayang Kala Israel Tingkatkan Serangan di Gaza

    Jakarta

    Korban tewas akibat serangan Israel di Gaza, Palestina terus bertambah. Hingga saat ini lebih dari 4.600 orang tewas dan belasan ribu lainnya terluka.

    Dilansir CNN, Minggu (22/10/2023), Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengatakan jumlah korban tewas sejak 7 Oktober bertambah menjadi 4.651 orang. Selain itu lebih dari 14.245 orang terluka.

    Juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina, Dr Ashraf Al-Qidra, mengatakan selama 24 jam terakhir, 266 orang tewas termasuk 117 anak-anak.

    Kementerian Kesehatan telah menerima 1.450 panggilan telepon mengenai orang hilang yang diyakini berada di bawah reruntuhan. Sebanyak 800 orang di antaranya adalah anak-anak.

    Nyawa 120 Bayi Prematur di RS Gaza Terancam Imbas Pasokan Listrik

    Sementara itu, dilansir AFP, Minggu (22/10), nyawa 120 bayi baru lahir yang berada di inkubator rumah sakit di Gaza terancam imbas Israel memblokade pasokan listrik. Hal itu seiring dengan meluasnya pemadaman listrik akibat generator yang sudah kehabisan bahan bakar.

    Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Palestina, lebih dari 1.750 anak telah terbunuh oleh serangan Israel. Rumah sakit juga menghadapi kekurangan obat-obatan, bahan bakar dan air, tidak hanya bagi ribuan orang yang terluka, tetapi juga bagi pasien rutin.

    “Saat ini kami memiliki 120 bayi baru lahir yang berada di inkubator, dan 70 bayi di antaranya dilengkapi dengan ventilasi mekanis, dan tentu saja hal ini sangat kami khawatirkan,” kata juru bicara UNICEF Jonathan Crickx.

  • Pencuri Perhiasan di Polandia Nyamar Jadi Manekin demi Kelabui Sekuriti

    Pencuri Perhiasan di Polandia Nyamar Jadi Manekin demi Kelabui Sekuriti

    Warsawa

    Pria di Polandia berusia 22 tahun ditangkap polisi usai menyamar menjadi manekin di sebuah toko. Ia diketahui hendak mencuri perhiasan di pusat perbelanjaan di Warsawa.

    Dilansir AFP, Jumat (20/10), setelah masuk toko yang diincarnya, pelaku “mengenakan pakaian baru, lalu berdiri diam di jendela seperti manekin untuk mengelabui penjaga keamanan dan kamera pengintai” kata juru bicara kepolisian Warsawa, Robert Szumiata.

    Setelah toko tutup, pelaku beraksi. Ia mengambil perhiasan dari stand pusat perbelanjaan sebelum akhirnya ditangkap.

    “Kami belum pernah melihat yang seperti ini,” kata Szumiata kepada AFP.

    Ia didakwa melakukan pencurian dan perampokan. Pria tersebut terancam hukuman 10 tahun penjara.

    (isa/isa)