Author: Detik.com

  • 13 Petempur Pro-Iran di Suriah Tewas Akibat Serangan AS

    13 Petempur Pro-Iran di Suriah Tewas Akibat Serangan AS

    Damaskus

    Sedikitnya 13 petempur pro-Iran dilaporkan tewas di Suriah bagian timur akibat serangan udara yang dilancarkan Amerika Serikat (AS). Gempuran Washington itu menargetkan Pasukan Quds pada Garda Revolusi Iran dan milisi pendukungnya yang dianggap mendalangi serangan yang menewaskan tiga tentara AS di Yordania.

    Militer AS melancarkan serangan terhadap lebih dari 85 target terkait Pasukan Quds pada Garda Revolusi Iran dan kelompok-kelompok milisi yang berafiliasi dengan Teheran di wilayah Irak dan Suriah pada Jumat (2/2) waktu setempat. Demikian seperti dilansir AFP, Sabtu (3/2/2024).

    Komando Pusat AS atau CENTCOM mengungkapkan bahwa target-target serangannya mencakup pusat komando dan kendali serta intelijen, kemudian gudang senjata yang digunakan oleh Pasukan Quds dan milisi pro-Iran, lalu tempat penyimpanan roket, rudal dan drone, serta fasilitas rantai pasokan logistik dan amunisi.

    Menurut seorang pejabat AS yang enggan disebut namanya, sebanyak 85 target yang digempur AS itu berada di sedikitnya tujuh lokasi berbeda, dengan tiga lokasi di wilayah Irak dan empat lokasi di wilayah Suriah.

    Departemen Pertahanan AS masih menaksir kerusakan akibat serangan-serangan tersebut. Belum diketahui secara jelas apakah ada militan yang tewas dalam serangan di Irak dan Suriah tersebut.

    Namun pemantau konflik Suriah, Syrian Observatory for Human Rights, melaporkan bahwa serangan udara AS itu memakan korban jiwa.

    “Setidaknya 13 petempur pro-Iran tewas,” sebut Direktur Syrian Observatory, Rami Abdel Rahman, dalam laporannya seperti dilansir AFP.

    Iran diketahui mengirimkan ribuan personel militer ke Suriah selama perang berkecamuk di negara tersebut. Pengerahan pasukan Iran itu atas undangan Presiden Bashar al-Assad, dengan tujuan merebut kembali sebagian besar wilayah Suriah yang dikuasai kelompok pemberontak dalam konflik yang pecah tahun 2011 lalu.

    Personel militer itu mencakup anggota Garda Revolusi Iran yang secara resmi berperan sebagai penasihat militer, namun sebagian besar yang dikirim adalah milisi Syiah dari berbagai wilayah Iran.

    Bertahun-tahun setelah Assad dan sekutu-sekutunya berhasil menguasai kembali sebagian besar wilayah Suriah, kelompok-kelompok yang didukung Iran masih beroperasi di wilayah yang luas di negara tersebut.

    Belum ada respons pemerintah Suriah atas rentetan serangan AS di wilayahnya itu.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Irak Kecam Serangan AS di Wilayahnya: Pelanggaran Kedaulatan!

    Irak Kecam Serangan AS di Wilayahnya: Pelanggaran Kedaulatan!

    Baghdad

    Irak melontarkan kecaman terhadap rentetan serangan udara Amerika Serikat (AS) pada target-target terkait Iran di wilayahnya. Baghdad menyebut serangan itu melanggar kedaulatannya, meskipun Washington mengungkapkan pihaknya telah memberitahu Irak sebelum serangan itu dilaksanakan.

    Seperti dilansir AFP, Sabtu (3/2/2024), militer AS melancarkan serangan terhadap lebih dari 85 target terkait Pasukan Quds pada Garda Revolusi Iran dan kelompok-kelompok milisi yang berafiliasi dengan Teheran di wilayah Irak dan Suriah.

    Komando Pusat AS atau CENTCOM mengungkapkan bahwa target-target serangannya mencakup pusat komando dan kendali serta intelijen, kemudian gudang senjata yang digunakan Pasukan Quds dan milisi pro-Iran, lalu tempat penyimpanan roket, rudal dan drone, serta fasilitas rantai pasokan logistik dan amunisi.

    Menurut seorang pejabat AS yang enggan disebut namanya, sebanyak 85 target yang digempur AS itu berada di sedikitnya tujuh lokasi berbeda, dengan tiga lokasi di wilayah Irak dan empat lokasi di wilayah Suriah.

    Juru bicara Perdana Menteri (PM) Irak Shia al-Sudani, Jenderal Yehia Rasool, dalam pernyataannya menyebut serangan-serangan AS di wilayah itu sebagai “pelanggaran kedaulatan Irak”.

    Rasool juga memperingatkan bahwa serangan AS itu bisa memicu “konsekuensi bencana bagi keamanan dan stabilitas Irak dan kawasan”.

    Dalam pernyataan terpisah, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih AS John Kirby menyatakan kepada wartawan bahwa Washington telah memberitahu pemerintah Irak sebelum serangan dilancarkan pada Jumat (2/2) waktu setempat.

    Namun dia tidak menguraikan respons Baghdad atas informasi dari Washington tersebut.

    Kirby, dalam pernyataannya, menyebut serangan-serangan AS itu berlangsung selama 30 menit dan tampaknya berhasil mengenai target-target yang ditentukan.

    Rentetan serangan udara AS di Irak dan Suriah itu dimaksudkan untuk merespons serangan drone yang menewaskan tiga tentaranya dan melukai puluhan orang lainnya di pangkalan Yordania pada akhir pekan lalu. Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden memperingatkan bahwa respons militer AS masih akan berlanjut.

    “Respons kami dimulai hari ini. Ini akan berlanjut pada waktu dan tempat yang kami pilih,” ucap Biden dalam pernyataannya.

    “Amerika Serikat tidak menginginkan konflik di Timur Tengah atau di mana pun di dunia ini. Namun, biarlah semua orang yang ingin membahayakan kami mengetahui hal ini: Jika Anda membahayakan warga Amerika, kami akan meresponsnya,” tegasnya.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • AS Gempur Target Terkait Iran di Irak-Suriah, Biden: Ini Akan Berlanjut

    AS Gempur Target Terkait Iran di Irak-Suriah, Biden: Ini Akan Berlanjut

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengumumkan bahwa respons terhadap serangan, yang menewaskan tiga tentaranya di Yordania, telah dimulai. Militer AS menggempur puluhan target terkait Pasukan Quds pada Garda Revolusi Iran dan milisi pendukungnya di wilayah Irak dan Suriah.

    Biden, dalam pernyataannya, juga memperingatkan bahwa respons militer AS tidak hanya sekali saja dan masih akan berlanjut.

    “Respons kami dimulai hari ini. Ini akan berlanjut pada waktu dan tempat yang kami pilih,” ucap Biden dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Sabtu (3/2/2024).

    “Amerika Serikat tidak menginginkan konflik di Timur Tengah atau di mana pun di dunia ini. Namun, biarlah semua orang yang ingin membahayakan kami mengetahui hal ini: Jika Anda membahayakan warga Amerika, kami akan meresponsnya,” tegasnya.

    Sejumlah pejabat AS, secara terpisah, mengatakan bahwa respons Washington bisa berlangsung selama beberapa hari, bahkan berminggu-minggu ke depan.

    Serangan udara AS itu dimaksudkan untuk merespons serangan drone yang menewaskan tiga tentaranya dan melukai puluhan orang lainnya di pangkalan Yordania pada akhir pekan lalu.

    Komando Pusat AS atau CENTCOM mengatakan bahwa pasukannya menyerang lebih dari 85 target terkait Pasukan Quds pada Garda Revolusi Iran dan kelompok-kelompok milisi yang berafiliasi dengan Teheran di wilayah Irak dan Suriah.

    CENTCOM juga mengungkapkan bahwa target-target serangannya mencakup pusat komando dan kendali serta intelijen, kemudian gudang senjata yang digunakan oleh Pasukan Quds dan milisi pro-Iran, lalu tempat penyimpanan roket, rudal dan drone, serta fasilitas rantai pasokan logistik dan amunisi.

    Meskipun menuduh Iran turut terlibat dalam serangan di Yordania, AS tidak menyerang target apa pun di dalam wilayah Iran. Washington diketahui berupaya mencegah serangan di masa mendatang, sembari menghindari perang habis-habisan dengan Teheran.

    Menurut seorang pejabat AS yang enggan disebut namanya, sebanyak 85 target yang digempur AS itu berada di sedikitnya tujuh lokasi berbeda, dengan tiga lokasi di wilayah Irak dan empat lokasi di wilayah Suriah.

    Menhan AS Ingatkan Lebih Banyak Serangan: Ini Awal Respons Kami

    Menteri Pertahanan (Menhan) AS Lloyd Austin menyampaikan pernyataan senada dengan Biden. Austin juga menegaskan bahwa serangan terhadap target Iran di Irak dan Suriah hanyalah awal dari respons AS.

    “Ini adalah awal dari respons kami,” ucap Austin dalam pernyataannya, seperti dikutip dari situs resmi Departemen Pertahanan AS.

    “Presiden telah mengarahkan tindakan tambahan untuk meminta pertanggungjawaban IRGC (Korps Garda Revolusi Iran-red) dan milisi yang berafiliasi dengan mereka atas serangan terhadap pasukan AS dan koalisinya,” sebutnya.

    “Ini akan terjadi pada waktu dan tempat yang kami pilih,” imbuh Austin.

    Lebih lanjut, dia menegaskan kembali bahwa AS tidak menginginkan konflik di kawasan Timur Tengah atau di mana pun. Tapi, Austin juga memperingatkan bahwa Washington akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mempertahankan diri, pasukannya dan kepentingannya.

    “Presiden dan saya tidak akan mentolerir serangan terhadap pasukan Amerika,” tegasnya.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pekerja Bus-Trem di Jerman Ramai-ramai Mogok Kerja

    Pekerja Bus-Trem di Jerman Ramai-ramai Mogok Kerja

    Berlin

    Tahun 2024 baru saja dimulai, tapi Jerman telah dilanda serangkaian pemogokan dan protes. Kali ini, pekerja angkutan umum lokal yang menggelar aksi mogok kerja selama 24 jam pada Jumat (02/02) hingga Sabtu dinihari (03/02). Ini tentu saja adalah mimpi buruk bagi mereka yang memerlukan transportasi umum untuk pergi ke sekolah, bekerja atau untuk kegiatan harian lainnya.

    Aksi yang didukung oleh serikat buruh Verdi ini telah menghentikan beroperasinya layanan bus dan trem di seluruh negara bagian di Jerman, kecuali di negara bagian Bayern. Verdi antara lain menuntut perbaikan kondisi kerja bagi pegawai angkutan umum. Serikat buruh ini juga sedang bernegosiasi dengan otoritas transportasi umum di tengah aksi ini.

    “Pemogokan akan dilakukan dari awal hingga akhir operasi, umumnya mulai pukul 03.00 pagi (waktu setempat) pada hari Jumat hingga pukul 03.00 pagi pada hari Sabtu (03/01),” kata Andreas Schackert, ketua federasi kelompok bus dan kereta api seluruh Jerman Verdi. Ada beberapa pengecualian, termasuk Berlin, yang mengumumkan pemogokan singkat selama tujuh jam pada pagi hari.

    Serikat pekerja Verdi mewakili sekitar 90.000 pekerja transportasi di sekitar 130 agen angkutan kota.

    Pemogokan ini bertujuan untuk menuntut perbaikan kondisi kerja, seperti minggu kerja yang lebih pendek dan hari kompensasi tambahan untuk kerja shift dan malam.

    Di Berlin, para pekerja di perusahaan transportasi BVG menuntut lebih banyak waktu libur dan waktu istirahat yang lebih lama. Pekerja di beberapa daerah lain, seperti negara bagian Brandenburg menuntut kenaikan gaji sebesar 20%.

    Pemogokan ini juga didukung oleh aktivis iklim Fridays for Future, yang melakukan protes dan unjuk rasa regional untuk menuntut kondisi kerja yang lebih baik dan perbaikan transportasi umum agar pekerjaan di sektor ini menjadi lebih menarik.

    Staf lapangan Bandara Hamburg juga mogok

    Selain pemogokan transportasi umum, warga Hamburg hari Jumat (02/02) ini juga menghadapi pemogokan di antara staf penanganan darat di Bandara Hamburg. Negosiasi saat ini sedang dilakukan untuk memperbarui perjanjian kolektif internal bagi perusahaan transportasi.

    Pemogokan ini telah membatalkan beberapa penerbangan di bandara di kota terbesar kedua di Jerman ini. Meski demikian, sebagian besar operasional penerbangan untuk saat ini masih tetap normal.

    Pihak bandara Hamburg meminta calon penumpang untuk merencanakan waktu yang cukup sebelum penerbangan karena efek pemogokan tersebut. Penumpang disarankan untuk terbang hanya dengan membawa barang bawaan seperlunya dan mengurangi jumlah tas saat check-in seminimal mungkin.

    Jerman terus dilanda protes dan pemogokan

    Pemogokan di Bandara Hamburg ini terjadi hanya selang sehari setelah staf keamanan di bandara-bandara utama Jerman di seluruh negeri berhenti bekerja pada Kamis (01/02).

    Selain Hamburg, staf keamanan di bandara Frankfurt, Bremen, Berlin, Leipzig, Kln/Bonn juga mogok, sehingga mengganggu perjalanan lebih dari 200.000 orang. Namun pemogokan di bandara tidak terjadi di Mnchen dan Nrnberg.

    Sementara pada akhir Januari lalu, Serikat Masinis Jerman (GDL) juga melakukan aksi mogok terlama dalam sejarah perkeretaapian Jerman, menuntut perbaikan upan dan kondisi kerja dari Perusahaan Kereta Api Deutsche Bahn.

    Aksi mogok selama enam hari tersebut dimulai pada Rabu (24/01) dan berakhir Senin (29/01). Sebelumnya, di awal Januari, pekerja kereta api Jerman juga melakukan mogok selama tiga hari.

    Selain pemogokan pekerja, para petani juga melakukan aksi demonstrasi di jalanan dan memblokir jalan bebas hambatan dengan traktor mereka, memprotes pemotongan subsidi bahan bakar Diesel untuk pertanian oleh pemerintah Jerman. Di akhir tahun, dokter di Jerman juga melakukan mogok selama tiga hari guna menuntut kenaikan gaji.

    ae/as (Reuters, dpa, ap)

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • AS Gempur 85 Target Terkait Iran di Irak-Suriah, Libatkan Jet Pengebom

    AS Gempur 85 Target Terkait Iran di Irak-Suriah, Libatkan Jet Pengebom

    Washington DC

    Militer Amerika Serikat (AS) menggempur puluhan target terkait Iran di wilayah Irak dan Suriah sebagai balasan atas serangan yang menewaskan tiga tentaranya di Yordania. Gempuran AS itu menargetkan Pasukan Quds pada Korps Garda Revolusi Iran dan milisi pendukungnya yang ada di kedua negara tersebut.

    Dalam serangan balasan itu, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Sabtu (3/2/2024), Washington juga secara khusus mengerahkan sejumlah pesawat pengebom jarak jauh yang diterbangkan langsung dari wilayah AS.

    Komando Pusat AS atau CENTCOM mengatakan bahwa pasukannya telah melancarkan serangan udara di wilayah Irak dan Suriah yang menargetkan Pasukan Quds pada Garda Revolusi Iran dan kelompok-kelompok milisi yang berafiliasi dengan mereka.

    “Pasukan militer AS menyerang lebih dari 85 target, dengan banyak pesawat termasuk sejumlah pesawat pengebom jarak jauh yang diterbangkan dari Amerika Serikat,” ungkap CENTCOM dalam pernyataannya.

    “Serangan udara itu menggunakan lebih dari 125 amunisi presisi,” imbuh pernyataan tersebut.

    Lebih lanjut, disebutkan CENTCOM bahwa fasilitas-fasilitas yang diserang oleh AS mencakup pusat komando dan kendali serta intelijen, kemudian gudang senjata yang digunakan oleh Pasukan Quds dan milisi pro-Iran.

    Tempat penyimpanan roket, rudal dan kendaraan udara tak berawak atau drone, serta fasilitas rantai pasokan logistik dan amunisi, juga diserang oleh pasukan AS.

    Militer AS Tak Gempur Target di Wilayah Iran

    Dalam pernyataannya, CENTCOM menyebut pasukan Iran telah “memfasilitasi serangan-serangan terhadap pasukan AS dan koalisinya”.

    Namun demikian, tidak ada serangan yang dilancarkan AS terhadap target di dalam wilayah Iran, yang sebelumnya dituduh pemerintahan Presiden Joe Biden turut terlibat dalam serangan di Yordania.

    Sebanyak 85 target yang digempur AS itu, menurut seorang pejabat AS yang enggan disebut namanya, berada di sedikitnya tujuh lokasi berbeda, dengan tiga lokasi di wilayah Irak dan empat lokasi di wilayah Suriah.

    Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, menyebut serangan-serangan AS itu memakan waktu sekitar 30 menit, meskipun serangan itu melibatkan penerbangan panjang bagi sejumlah pesawat pengebom jarak jauh B-1 yang berangkat dari wilayah AS.

    Kirby mengatakan bahwa Departemen Pertahanan AS masih menaksir kerusakan akibat serangan-serangan tersebut. Namun AS meyakini bahwa serangannya itu berhasil mengenai target-target yang ditetapkan.

    Serangan terbaru AS ini merespons serangan drone yang menewaskan tiga tentaranya dan melukai puluhan orang lainnya di pangkalan Yordania pada akhir pekan lalu. Belum diketahui secara jelas apakah ada militan yang tewas dalam serangan di Irak dan Suriah tersebut.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pengungsi Palestina di Timur Tengah Risau Negara Barat Setop Pendanaan UNRWA

    Pengungsi Palestina di Timur Tengah Risau Negara Barat Setop Pendanaan UNRWA

    Beirut

    UNRWA adalah sekolah, klinik, obat-obatan, air minum, vaksin, bantuan tunai. Bagi banyak warga Palestina, badan PBB ini mewakili sesuatu yang lebih besar.

    “UNRWA adalah saksi Nakba kami,” kata Noor Sobhiyeh, 18 tahun, yang tinggal di kamp pengungsi di Lebanon.

    Al-Nakba, yang umumnya diterjemahkan sebagai “Bencana”, mengacu pada pengusiran paksa warga Palestina dari tanah air mereka setelah berdirinya negara Israel pada 1948.

    Saat itu, setidaknya 750.000 warga Palestina melarikan diri atau diusir dari rumah dan tanah mereka.

    Bagi mereka, keturunan mereka, dan gelombang pengungsi Palestina setelahnya, UNRWA yang didirikan pada tahun 1949 menjadi penyedia utama bantuan.

    Noor berharap bisa lulus sekolah tahun ini, namun hal itu kini terancam gagal menyusul keputusan beberapa negara untuk membekukan pendanaan untuk UNRWA singkatan dari United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East atau Lembaga Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat.

    “Mereka tidak bisa menghentikan pendanaan ketika kami belum kembali ke tanah air,” kata Noor.

    UNRWA adalah penopang hidup bagi para pengungsi Palestina di Timur Tengah (Getty Images)

    Di kamp-kamp Palestina di Timur Tengah, logo biru UNRWA ada di mana-mana, hampir sama banyaknya dengan bendera Palestina.

    Logo biru UNRWA adalah lambang status pengungsi mereka, sedangkan bendera Palestina adalah lambang negara yang mereka dambakan.

    Noor ingin mengambil jurusan bisnis di perguruan tinggi. Dia adalah salah satu dari 38.000 pelajar Palestina yang saat ini mengenyam pendidikan di sekolah UNRWA di Lebanon.

    Noor dan ribuan pelajar Palestina lainnya tidak punya pilihan lain untuk mendapatkan pendidikan. Selain penyedia pendidikan, UNRWA juga satu-satunya penyedia layanan kesehatan gratis bagi pengungsi Palestina di Lebanon, yang tidak diberi akses layanan negara tersebut.

    Perempuan Palestina di Lebanon memprotes penangguhan pendanaan UNRWA oleh beberapa negara Barat (Reuters)

    Yang membuat para pengungsi Palestina semakin rentan adalah Lebanon merupakan satu-satunya negara yang melarang mereka bekerja di 39 jenis pekerjaan. Hal ini membuat banyak dari mereka sangat bergantung pada bantuan tunai dari UNRWA.

    Ini mungkin alasan mengapa banyak pengungsi Palestina di Lebanon mengatakan kepada saya bahwa keputusan untuk menghentikan pendanaan UNRWA adalah “hukuman mati”.

    Keputusan penangguhan dana UNRWA diambil oleh negara-negara donor besar seperti Amerika Serikat, Jerman, Inggris dan Kanada, menyusul tuduhan Israel bahwa sebanyak 12 anggota badan tersebut terlibat dalam serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 lalu.

    Baca juga:

    UNRWA, yang mempekerjakan 13.000 orang di Gaza, memecat para staf yang dituduh dan telah menggelar penyelidikan independen.

    Di Lebanon, terdapat sekitar 490.000 pengungsi Palestina yang terdaftar di UNRWA, meskipun diperkirakan jumlah sebenarnya yang tinggal di negara tersebut adalah sekitar 250.000 orang.

    Badan PBB tersebut juga memberikan bantuan kepada 30.000 pengungsi Palestina yang mengungsi dari Suriah ke Lebanon akibat perang di sana.

    Kamp Baqa’a di Yordania adalah yang terbesar di negara ini dan menampung pengungsi Palestina yang meninggalkan Tepi Barat dan Gaza setelah perang Arab-Israel tahun 1967 (Getty Images)

    Namun masalahnya bukan pada jumlah pengungsi, namun pada sejauh mana mereka bergantung pada UNRWA untuk bertahan hidup.

    Ketergantungan ini bersifat total, terutama jika dibandingkan dengan negara-negara penampung pengungsi Palestina di Timur Tengah, seperti Yordania yang menampung pengungsi Palestina terbanyak dalam daftar UNRWA.

    Kebanyakan dari mereka memiliki kewarganegaraan Yordania dan tidak menghadapi diskriminasi seperti yang dialami pengungsi Palestina di Lebanon.

    Realita hidup bagi warga Palestina yang tidak memiliki kewarganegaraan Yordania terbilang lebih suram. Sebagian besar pengungsi dari Gaza tinggal di 13 kamp resmi UNRWA dan tiga kamp tidak resmi.

    Latar belakang konflik Israel-Palestina:

    Sekolah-sekolah UNRWA di Yordania mengajar 120.000 siswa dan klinik kesehatannya menerima sekitar 1,5 juta kunjungan medis per tahun.

    Amani Shallouf, 40, adalah ibu dari tiga anak perempuan yang tinggal di kamp pengungsi asal Gaza di Yordania. Dia lahir di sana, belajar di sana, dan putrinya bersekolah di sana juga.

    “Kartu UNRWA sangat penting dalam kehidupan setiap orang di kamp. Kami sepenuhnya bergantung padanya. Ini adalah satu-satunya penopang kami karena tidak ada pihak lain yang memberikan bantuan apa pun kepada kami,” katanya.

    Kartu UNRWA juga penting bagi pengungsi Palestina yang memegang paspor Yordania, tapi tidak membutuhkan bantuan UNRWA. Mereka masih memandang penting terdaftar di UNRWA, yang dipandang sebagai ‘jaminan’ hak mereka untuk kembali ke tanah air.

    Banyak warga Yordania keturunan Palestina berasal dari Tepi Barat, yang telah diduduki Israel sejak tahun 1967. Dan di sinilah UNRWA mengelola sebagian besar kamp pengungsi di luar Gaza.

    UNRWA “seperti seorang bapak” bagi Mahmoud dan keluarganya (BBC)

    Mahmoud al-Toukhi bekerja sebagai sopir taksi dan berasal dari kamp UNRWA al-Amari, salah satu dari 19 kamp di Tepi Barat. Dia belajar di sekolah UNRWA dan anak-anaknya juga mengenyam pendidikan di sekolah tersebut.

    “Kami hidup di bawah pendudukan Israel, sedangkan Otoritas Palestina tidak memberikan bantuan apa pun kepada kami,” katanya.

    “Kami hanya punya UNRWA yang menjaga kami. Lembaga itu adalah ayah kami, yang mengadopsi kami.”

    Ia mengeluhkan berkurangnya bantuan yang diberikan oleh UNRWA. Meski demikian, menurutnya, UNRWA masih memberikan layanan kesehatan yang “baik” dan mendukung orang-orang dengan kebutuhan tambahan.

    Namun ketakutan bahwa UNRWA menghentikan operasinya masih terlihat jelas.

    “Anak-anak kita tidak akan bisa melanjutkan hidup. Bagaimana mereka melanjutkan pendidikannya?” tanya Mahmoud. Ke mana mereka akan pergi?”

    Banyak orang tua di Tepi Barat tidak punya pilihan untuk pendidikan anak-anak mereka selain sekolah UNRWA (BBC)

    Mustapha Farra tinggal di kamp yang sama dan memiliki toko ayam. Dia menjelaskan bagaimana program bantuan tunai UNRWA juga bermanfaat bagi Israel.

    Setiap keluarga pengungsi Palestina menerima 150 shekel Israel (sekitar Rp 645.000) setiap tiga bulan.

    “Ini adalah mata uang asing yang masuk ke negara ini dan kami membelanjakannya untuk barang-barang Israel. Jadi jika UNRWA menghentikan operasinya, Israel juga akan terkena dampaknya. Ini bukan perkara mudah,” katanya.

    “Mereka tidak bisa meninggalkan kami begitu saja di tengah jalan. Ini tidak bisa diterima, baik dari sudut pandang kemanusiaan maupun hukum,” tambah Mustapha.

    “Ketika kami kembali ke tanah air kami, kami akan mendoakan kepergian mereka dengan bahagia.”

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 3 Fakta Kebakaran Hebat Usai Ledakan Gas hingga Jatuh Korban di Kenya

    3 Fakta Kebakaran Hebat Usai Ledakan Gas hingga Jatuh Korban di Kenya

    Nairobi

    Kebakaran hebat terjadi di Ibu Kota Kenya, Nairobi. Kebakaran hebat ini menyebabkan korban jiwa.

    Dilansir AFP, Jumat (2/2/2024), kebakaran hebat itu terjadi pada Kamis (1/2) malam waktu setempat. Berikut tiga fakta terkait peristiwa mengerikan tersebut:

    Dipicu Ledakan Gas

    Kebakaran hebat itu dipicu ledakan gas. Juru bicara pemerintah Kenya, Isaac Maigua Mwaura, menyebut kebakaran terjadi di area Embakasi yang ada di bagian tenggara Nairobi. Pemicu ledakan gas masih belum diketahui secara jelas.

    Mwaura menyebut ledakan berasal dari sebuah truk yang membawa muatan gas. Ledakan gas itu sempat memicu bola api raksasa ke udara.

    “Sebuah lori (truk) yang tidak diketahui nomor registrasinya dan bermuatan gas telah meledak, memicu bola api besar yang menyebar luas,” tutur Mwaura dalam pernyataannya.

    300 Orang Terluka

    Sedikitnya, 300 orang mengalami luka-luka akibat insiden mengerikan tersebut. Palang Merah Kenya melaporkan bahwa ratusan korban luka telah dievakuasi ke sejumlah fasilitas medis yang ada di wilayah Nairobi.

    “Tindakan terpadu dari berbagai unit tanggap darurat telah berhasil mengevakuasi 271 orang ke berbagai fasilitas kesehatan di Nairobi,” tutur Palang Merah Kenya dalam pernyataan via media sosial X.

    Tonton juga Video: Sulit Dipadamkan, Status Kebakaran TPA Sente Naik Jadi Siaga Darurat

    Sebanyak 27 korban luka lainnya, sebut Palang Merah Kenya, mendapatkan perawatan medis di lokasi kejadian.

    “Akibatnya, kebakaran itu semakin merusak beberapa kendaraan dan properti komersial, termasuk banyak usah kecil dan menengah,” ujar Mwaura.

    “Menyedihkan, rumah-rumah penduduk di lingkungan tersebut juga ikut terbakar, dan banyak warga yang berada di dalam rumah karena saat itu sudah larut malam,” imbuh Mwaura.

    Hingga Jumat (2/2) pagi sekitar pukul 06.30 waktu setempat, menurut laporan jurnalis AFP di lokasi, para petugas pemadam kebakaran masih berupaya mengendalikan api yang berkobar. Kepulan asap hitam pekat masih terlihat mengepul di pinggiran kota Nairobi.

    Tewaskan 2 Orang

    Sedikitnya, dua orang dinyatakan tewas akibat peristiwa itu. Dilansir Reuters, ledakan itu telah menghanguskan sebuah gudang tekstil dan garmen yang terletak di dekat lokasi ledakan.

    Sejumlah kendaraan dan properti komersial, juga perumahan warga, mengalami kerusakan akibat kebakaran tersebut.

    “Akibatnya, dua warga Kenya kehilangan nyawa saat dirawat di Rumah Sakit Nairobi West,” sebut Mwaura dalam pernyataan terbaru pada Jumat (2/2) waktu setempat.

    Sejumlah gambar yang diambil Reuters di lokasi kejadian menunjukkan sesosok jenazah tergeletak di atas tanah, dengan ditutupi selimut. Asap terus mengepul dari sejumlah rumah yang masih terbakar.

    Mwaura mengatakan bahwa lokasi insiden telah diamankan dan pusat komando telah dibentuk untuk membantu upaya penyelamatan para korban.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 13 Petempur Pro-Iran di Suriah Tewas Akibat Serangan AS

    Balas Serangan, AS Lancarkan Serangan Udara di Suriah dan Irak

    Jakarta

    Militer Amerika Serikat (AS) melancarkan serangan balasan di Suriah. Serangan udara ini sebagai balasan atas kematian tiga tentara AS baru-baru ini di sebuah pangkalan terpencil AS di Yordania.

    Dilansir AFP, Sabtu (3/2/2024), media AS melaporkan AS telah melancarkan serangan udara terhadap sasaran-sasaran di Suriah sebagai awal pembalasan atas kematian tiga tentara baru-baru ini di sebuah pangkalan terpencil AS di Yordania. Media AS melaporkan hal itu terjadi pada hari Jumat waktu setempat.

    Pentagon tidak segera mengomentari laporan dari jaringan berita Fox dan ABC. Fox News mengutip seorang pejabat Departemen Pertahanan yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa serangan tersebut diluncurkan dari berbagai platform.

    Dilansir BBC, dua pejabat AS kepada CBS News mengatakan AS juga melancarkan serangan udara di Irak. Serangan ini menyusul serangan pesawat tak berawak yang menargetkan pangkalan militer AS di Yordania, yang menewaskan tiga tentara Amerika dan melukai puluhan lainnya.

    (whn/whn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Berulang Kali Pyongyang Pamer Kekuatan Perang

    Berulang Kali Pyongyang Pamer Kekuatan Perang

    Jakarta

    Pyongyang kembali memamerkan kekuatan perangnya. Korea Utara (Korut) diketahui kembali terdeteksi menembakkan sejumlah rudal jelajah dari wilayahnya, yang diarahkan ke perairan Laut Barat.

    Aktivitas peluncuran Pyongyang ini terdeteksi setelah pemimpin negara itu, Kim Jong Un, dilaporkan menginspeksi kapal perang. Inspeksi ini dilakukan sebagai upaya “peningkatan perang”.

    Dilansir AFP, Jumat (2/2/2024), peluncuran rudal jelajah Korut itu dilaporkan oleh Kepala Staf Gabungan militer Korea Selatan (Korsel) atau JCS dalam pernyataan terbaru. Disebutkan Seoul bahwa ada sejumlah rudal jelajah yang diluncurkan Pyongyang, namun jumlah pastinya tidak dijelaskan.

    “Militer mendeteksi beberapa rudal jelajah tak teridentifikasi ditembakkan sekitar pukul 11.00 waktu setempat,” sebut JCS dalam pernyataannya.

    Dilaporkan bahwa rudal-rudal jelajah itu ditembakkan ke arah lautan di lepas pantai barat Korut.

    JCS menambahkan bahwa militer Korsel telah meningkatkan pengawasan.

    “meningkatkan pengawasan melalui koordinasi erat dengan Amerika Serikat (AS)”.

    Tonton juga Video: 2 Remaja Korut Dihukum Kerja Paksa 12 Tahun gegara Nonton Drakor

    Dalam pernyataannya, JCS menyebut militer Korsel “memantau dengan cermat untuk tanda-tanda aktivitas tambahan” oleh militer Korut.

    Disebutkan juga Seoul sedang “menganalisis secara saksama” peluncuran terbaru Pyongyang tersebut.

    Peluncuran rudal jelajah pada Jumat (2/2) waktu setempat itu, menurut Reuters, menjadi aktivitas peluncuran keempat yang dilakukan Korut dalam sepekan terakhir.

    Pada Minggu (28/1) lalu, Kim Jong Un mengawasi peluncuran rudal rudal jelajah strategis jenis terbaru, yang bernama Pulhwasal-3-31, yang diklaim diluncurkan dari kapal selam Korut. Bulan ini, Pyongyang juga mengklaim telah menguji coba “sistem senjata nuklir bawah laut” dan rudal balistik hipersonik berbahan bakar solid.

    Berbeda dengan uji coba rudal balistik, pengujian rudal jelajah tidak dilarang berdasarkan sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dijatuhkan terhadap Korut.

    Rudal jelajah cenderung bertenaga jet dan mengudara pada ketinggian yang lebih rendah dibandingkan rudal balistik yang lebih canggih, sehingga lebih sulit untuk dideteksi dan ditembak jatuh.

    simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya

    Sementara itu, para analisis memperingatkan bahwa Pyongyang mungkin menguji coba rudal jelajah sebelum mengirimkannya ke Rusia untuk digunakan dalam perang di Ukraina. AS dan Korsel sebelumnya mengklaim Kim Jong Un memasok senjata ke Moskow sebagai bagian dari kesepakatan terlarang, yang dilarang berdasarkan sanksi-sanksi PBB.

    Kim Jong Un Inspeksi Kapal Perang Saat Korut Tingkatkan Persiapan Perang

    Peluncuran rudal terbaru Korut itu dilakukan setelah Korean Central News Agency (KCNA) melaporkan bahwa Kim Jong Un menginspeksi kapal-kapal perang buatan Korut di galangan kapal Nampho. Inspeksi itu dilakukan setelah Kim Jong Un memerintahkan militernya untuk meningkatkan “persiapan perang”.

    “Memperkuat kekuatan Angkatan Laut merupakan isu paling penting dalam mempertahankan kedaulatan maritim negara dan meningkatkan persiapan perang saat ini,” tegas Kim Jong Un saat menginspeksi kapal perang Korut di galangan kapal Nampho, seperti dilaporkan KCNA.

    Kim Jong Un dalam beberapa pekan terakhir menyatakan Korsel sebagai “musuh utama” negaranya dan mengancam perang jika terjadi pelanggaran teritorial “bahkan untuk 0,001 mm” saja. Dia juga menghapus lembaga-lembaga yang berdedikasi untuk reunifikasi dan interaksi dengan Seoul.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Akankah Eropa Mengembalikan Artefak Asia yang Dijarah?

    Akankah Eropa Mengembalikan Artefak Asia yang Dijarah?

    Paris

    Selama kunjungan kenegaraan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet ke Prancis pada bulan Januari, Presiden Emmanuel Macron menjanjikan dukungan untuk mengembalikan lebih banyak artefak Khmer dan bantuan teknis untuk memperluas Museum Nasional Kamboja.

    Macron sering disebut-sebut sebagai pemimpin Eropa pertama yang menyuarakan tuntutan lama dari negara-negara Asia untuk mengembalikan barang antik hasil penjajahan. Pada 2017, Macron memberikan pidato yang menyebut dirinya akan “melakukan segala kemungkinan” untuk mengembalikan warisan yang dijarah oleh kolonial Perancis.

    Beberapa bulan sebelumnya, Musee Guimet di Paris, museum nasional Prancis untuk seni Asia, setuju untuk mengembalikan kepala dan badan patung Khmer abad ketujuh, yang diambil pada tahun 1880-an, ke Kamboja dengan perjanjian pinjaman selama lima tahun.

    Pada 2017, Berlin mengikuti langkah tersebut dan setuju untuk mengembalikan artefak yang diambil selama genosida di awal abad ke-20 ke negara Namibia di Afrika bagian selatan.

    Sementara itu pada Juli 2023, dua museum di Belanda, termasuk Rijksmuseum, menyerahkan kembali ratusan artefak ke Indonesia dan Sri Lanka, bekas jajahan Belanda.

    Museum mempertimbangkan pengembalian artefak yang dijarah

    Pada Januari, pemerintah Jerman dan Prancis sepakat untuk menghabiskan €2,1 juta (sekitar Rp35,8 miliar) untuk meninjau benda-benda warisan Afrika yang ada di koleksi museum nasional mereka, dan ada rumor bahwa mungkin ada skema serupa untuk artefak Asia.

    Gelombang baru seruan pengembalian barang antik yang dicuri dimulai pada Desember 2023 ketika Metropolitan Museum of Art di New York akan mengembalikan 14 patung ke Kamboja dan dua patung ke Thailand yang diperoleh dari pedagang seni Inggris Douglas Latchford, yang didakwa dengan perdagangan barang antik yang dijarah pada 2019.

    Apa dasar hukum pengembalian artefak?

    Konvensi UNESCO tahun 1970 tentang Sarana Pelarangan dan Pencegahan Impor, Ekspor, dan Pengalihan Kepemilikan Benda-benda Budaya secara Ilegal merupakan sumber hukum utama ketika suatu negara mengklaim kepemilikannya dikembalikan.

    Namun, konvensi ini “tidak berlaku secara retrospektif sehingga tidak mencakup fase puncak kolonialisme,” menurut pernyataan German Lost Art Foundation, sebuah LSM.

    “Terlebih lagi, sejumlah besar negara perlu terlibat dalam perjanjian semacam itu. Sejak abad ke-15, hampir setiap wilayah di dunia telah menjadi bagian dari struktur kolonial, setidaknya untuk jangka waktu tertentu,” tambahnya.

    “Dengan demikian, benda dan koleksi budaya yang dibawa ke Eropa berasal dari berbagai konteks perolehan yang berbeda, yang masing-masing berpotensi melibatkan bentuk penanganan tertentu.”

    Akibatnya, beberapa pemerintah Eropa telah mengusulkan undang-undang nasional untuk menentukan nasib artefak di museum mereka.

    Tahun lalu, pemerintah Austria mengatakan akan mengusulkan undang-undang yang mengatur pengembalian benda-benda di museum nasional yang diperoleh kolonialisme pada Maret 2024.

    Pada saat itu, Weltmuseum di Wina mengakui bahwa banyak dari 200.000 objek yang dimilikinya mungkin sesuai dengan kriteria tersebut, termasuk barang antik dari Asia Tenggara.

    Namun, undang-undang serupa yang diusulkan di negara lain kandas karena adanya oposisi politik. Sementara itu, museum-museum di Eropa enggan mengembalikan beberapa koleksinya yang lebih berharga.

    Belanda meminta maaf atas perannya dalam perdagangan budak

    Tahun lalu, Perdana Menteri Belanda Mark Rutte secara resmi meminta maaf atas pendudukan Belanda di Indonesia sebulan sebelum dua museum Belanda mengembalikan artefak yang dijarah ke Jakarta.

    “Ini adalah momen untuk menatap masa depan,” kata Gunay Uslu, Menteri Luar Negeri Belanda untuk Kebudayaan dan Media, pada saat itu, seraya menambahkan bahwa kepulangan ini akan melahirkan “masa kerja sama yang lebih erat dengan Indonesia” dalam bidang penelitian dan pertukaran akademis.

    Menurut Shapiro, jika museum-museum Eropa mengembalikan lebih banyak koleksinya, hal ini akan “mewakili langkah monumental menuju strategi soft power yang lebih besar di kawasan, terutama ketika tampaknya masih ada sisa sentimen anti-kolonial”.

    Namun, tambahnya, jika Eropa ingin mendapatkan pujian yang sama seperti Amerika Serikat di Asia Tenggara karena mengembalikan artefak, mereka harus “memperlihatkan upaya mereka secara lebih terbuka dan bersedia bekerja sama” dengan pemerintah di kawasan tersebut dalam penyelidikan mereka.

    (rs/ha)

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini