Author: Detik.com

  • Belum Tamat Ribut-ribut Anwar Ibrahim Vs Mahathir Mohamad

    Belum Tamat Ribut-ribut Anwar Ibrahim Vs Mahathir Mohamad

    Pernyataan Anwar yang Dipermasalahkan Mahathir

    Pernyataan yang dinilai Mahathir telah mencemarkan nama baiknya itu disampaikan Anwar dalam kongres nasional khusus Partai Keadilan Rakyat (PKR) pada 18 Maret 2023. Saat itu, Anwar bercerita soal seseorang yang menguasai sepenuhnya sumber daya Malaysia untuk diri sendiri dan keluarganya selama masa pemerintahan yang berlangsung 22 tahun dan 22 bulan.

    Anwar memang tidak menyebut nama dalam pernyataannya itu. Namun diketahui bahwa Mahathir menjabat PM Malaysia antara Juli 1981 hingga Oktober 2003 untuk periode pertama dan antara Mei 2018 hingga Februari 2020 untuk periode kedua.

    “Seseorang, setelah 22 tahun (dan) 22 bulan lagi berkuasa, meratapi bahwa orang Melayu telah kehilangan segalanya. Bagaimana tidak, jika Anda mengambil semuanya untuk keluarga dan anak-anak Anda. Sekarang ketika Anda kehilangan kekuasaan Anda, Anda ingin berbicara soal rakyat,” ucap Anwar dalam acara itu.

    Dalam forum itu, Anwar juga mengecam pihak-pihak yang disebutnya berusaha menciptakan perpecahan rasial. “Patriotisme, rasisme dan kefanatikan agama adalah perlindungan terakhir para bandit,” ucapnya.

    Anwar Siap Beri Bukti

    Terbaru, Anwar mengatakan dia siap menunjukkan bukti di balik tuduhannya bahwa Mahathir telah mengumpulkan kekayaan untuk memperkaya dirinya dan keluarganya.

    “Saya tidak ingin bertengkar. Dia (Mahathir) meminta bukti, dan saya akan menunjukkan bukti. Tidak masalah,” kata Anwar saat berdialog dengan para mahasiswa di sebuah universitas di Shah Alam, Malaysia.

    Anwar mengatakan dia tidak sepenuhnya menentang kepemimpinan Mahathir sebelumnya, tapi dia menambahkan bahwa kepemimpinannya memiliki pro dan kontra.

    Presiden PKR itu juga mengkritik Mahathir karena secara negatif melabeli orang Melayu sebagai ‘malas dan pelupa’. Dia mengatakan setiap ras memiliki sifat itu.

    “Itu tidak benar. Ras mana yang tidak memiliki orang malas atau pelupa? Setiap ras memilikinya,” cetus Anwar.

    “Orang Melayu telah melahirkan tokoh-tokoh besar, pemikir dan intelektual. Jangan melemparkan hinaan pada mereka,” kata Anwar.

    (haf/haf)

  • Peringatan Keras Negeri Tirai Bambu Lewat Latihan ‘Pedang Tajam Bersatu’

    Peringatan Keras Negeri Tirai Bambu Lewat Latihan ‘Pedang Tajam Bersatu’

    Beijing

    China memberi peringatan keras kepada Taiwan buntut pertemuan Presiden Taiwan dengan Ketua DPR Amerika Serikat (AS). Peringatan keras itu disampaikan lewat latihan militer bertajuk ‘Pedang Tajam Bersatu’.

    Dilansir AFP, Sabtu (8/4/2023), China meluncurkan latihan militer di sekitar Taiwan hari ini dan akan berlangsung selama tiga hari. Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) mengatakan latihan yang diberi nama “Pedang Tajam Bersatu” itu akan berlangsung hingga Senin mendatang.

    Latihan itu akan berlangsung di “wilayah maritim dan ruang udara Selat Taiwan, di lepas pantai utara dan selatan pulau itu, dan di timur pulau itu”, kata Shi Yin, juru bicara PLA, menurut kantor berita Xinhua.

    Latihan tersebut juga akan mencakup latihan tembakan langsung di lepas pantai provinsi Fujian, China, yang berhadapan dengan Taiwan. Latihan itu dilakukan setelah Presiden Taiwan Tsai Ing-wen membuat marah Beijing gara-gara bertemu dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy di California.

    Pemerintah Negeri Tirai Bambu menganggap Taiwan yang demokratis dan berpemerintahan sendiri sebagai bagian dari wilayahnya dan bersumpah suatu hari akan merebutnya, bahkan dengan paksa jika perlu.

    “Operasi ini berfungsi sebagai peringatan keras terhadap kolusi antara pasukan separatis yang mencari ‘kemerdekaan Taiwan’ dan kekuatan eksternal dan terhadap kegiatan provokatif mereka,” kata Shi.

    “Operasi itu diperlukan untuk menjaga kedaulatan nasional dan integritas teritorial China,” sambung Shi.

    China menggunakan kunjungan Tsai ke AS sebagai “alasan untuk melakukan latihan militer, yang secara serius merusak perdamaian, stabilitas, dan keamanan di kawasan”, kata Kemhan Taiwan.

    Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

  • Chad Usir Dubes Jerman karena Sikap Tidak Sopan

    Chad Usir Dubes Jerman karena Sikap Tidak Sopan

    Jakarta

    Duta Besar (Dubes) Jerman untuk Chad akan diusir dalam waktu 48 jam karena “sikapnya yang tidak sopan” dan “tidak menghormati praktik diplomatik”. Demikian disampaikan pemerintah Chad dalam sebuah pernyataan.

    Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (8/4/2023), Dubes Jerman, Jan Christian Gordon Kricke telah menjabat sejak Juli 2021, dan pemerintah Chad tidak memberikan penjelasan resmi atas pengusirannya.

    Juru bicara pemerintah Chad, Aziz Mahamat Saleh mendesaknya untuk “meninggalkan wilayah Chad dalam waktu 48 jam.”

    “Kami belum dihubungi secara resmi,” kata seorang sumber di Kedutaan Besar Jerman kepada AFP tanpa menyebut nama, yang mengatakan dia telah mendengar berita itu melalui media sosial.

    Kricke sebelumnya menjabat sebagai diplomat di Niger, Angola dan Filipina. Dia juga menjadi perwakilan khusus Jerman di Sahel.

    Sebuah sumber pemerintah Chad mengatakan kepada AFP, bahwa Kricke dipandang “terlalu banyak mencampuri” pemerintahan negara tersebut, dan membuat pernyataan yang memecah belah.

    Dia telah diperingatkan pada beberapa kesempatan, tambah sumber itu.

    Junta militer awalnya berjanji untuk menyerahkan kekuasaan kepada warga sipil, namun pada bulan Oktober tahun lalu, kekuasaan Deby diperpanjang selama dua tahun.

    Kedubes Jerman beserta kedutaan-kedutaan lain, seperti Prancis, Spanyol dan Belanda, telah menyampaikan keprihatinannya atas tertundanya kembalinya demokrasi di Chad.

    Lihat juga Video: Bandara Munich Sepi, Menyusul Rencana Aksi Mogok Kerja

    (ita/ita)

  • Jurnalis AS yang Ditahan Rusia Bantah Lakukan Spionase

    Jurnalis AS yang Ditahan Rusia Bantah Lakukan Spionase

    Jakarta

    Otoritas Rusia secara resmi menuduh jurnalis Amerika Serikat, Evan Gershkovich melakukan spionase. Jurnalis AS itu telah membantah tuduhan tersebut.

    Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (8/4/2023), penangkapan koresponden Wall Street Journal (WSJ), Evan Gershkovich memicu protes dari media-media dan kelompok hak asasi, serta pejabat pemerintah di Washington.

    “Penyelidik FSB menuduh Gershkovich melakukan spionase untuk kepentingan negaranya,” lapor kantor berita Rusia, TASS, mengutip sumber penegak hukum.

    “Dia dengan tegas membantah semua tuduhan dan menyatakan bahwa dia terlibat dalam kegiatan jurnalistik di Rusia,” imbuh TASS.

    Penangkapan Gershkovich dipandang sebagai eskalasi serius dari tindakan keras Moskow terhadap media.

    WSJ, salah satu yang paling bergengsi di Amerika Serikat, “dengan keras menyangkal tuduhan” terhadap “reporter tepercaya dan berdedikasi” tersebut.

    Kasus ini telah diklasifikasikan sebagai rahasia, membatasi jumlah informasi yang tersedia.

    Washington telah lama menuduh Moskow melakukan penangkapan warga Amerika secara sewenang-wenang untuk menjamin pembebasan warga Rusia yang ditahan AS.

    Pada hari Jumat (7/4) waktu setempat, Presiden AS Joe Biden menyerukan pembebasan Gershkovich. Gedung Putih menyebut tuduhan terhadapnya sebagai “konyol”.

  • ASEAN Harus Tetap Netral di Tengah Persaingan AS-China

    ASEAN Harus Tetap Netral di Tengah Persaingan AS-China

    Jakarta

    Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan bahwa ASEAN harus tetap independen dan sebagai zona netral di tengah meningkatnya persaingan Amerika Serikat dan China.

    Dilansir media Malaysia, Bernama dan The Star, Sabtu (8/4/2023), Anwar menyampaikan hal tersebut dalam sebuah wawancara dengan media China, CCTV yang direkam selama kunjungan resmi ke Beijing, China pekan lalu.

    Anwar menekankan bahwa ASEAN dibentuk untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia Tenggara, dan kerja sama di antara negara-negara anggotanya, dan tujuan ini harus dipertahankan.

    Malaysia adalah salah satu dari lima anggota pendiri ASEAN ketika kelompok negara-negara Asia Tenggara itu didirikan pada tahun 1967.

    “Posisi itu terus berlanjut. Kami tidak ingin kawasan tersebut menjadi basis persaingan militer. Posisi itu sudah cukup konsisten meski kami tetap bersahabat dengan semua negara,” katanya dalam wawancara itu.

    Anwar mengatakan wilayah tersebut tidak seharusnya menjadi ajang perebutan kekuasaan atau dibiarkan terlibat dalam provokasi yang tidak perlu, yang timbul dari persaingan.

    Mengenai AUKUS, Malaysia telah menyampaikan kekhawatiran bahwa pakta keamanan trilateral yang melibatkan Australia, Inggris, dan Amerika Serikat di Indo Pasifik itu akan semakin memperburuk situasi di kawasan tersebut.

    Pemimpin negeri jiran itu juga mendesak China dan AS untuk menemukan solusi damai atas ketegangan mereka.

    (ita/ita)

  • Tegang! 42 Jet Tempur-8 Kapal Perang China ‘Kepung’ Taiwan

    Tegang! 42 Jet Tempur-8 Kapal Perang China ‘Kepung’ Taiwan

    “Taiwan tidak akan mundur atau mengalah, dan kami tidak akan memprovokasi atau bertindak gegabah,” tambahnya.

    Sebelumnya, China meluncurkan latihan militer di sekitar Taiwan pada hari Sabtu (8/4) yang akan berlangsung selama tiga hari. China menyebut latihan ini sebagai “peringatan keras” untuk pemerintah Taiwan setelah pertemuan antara presidennya dan ketua DPR Amerika Serikat (AS).

    Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (8/4/2023), militer China, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa latihan yang diberi nama “Pedang Tajam Bersatu”, itu akan berlangsung hingga Senin mendatang.

    Latihan itu akan berlangsung di “wilayah maritim dan ruang udara Selat Taiwan, di lepas pantai utara dan selatan pulau itu, dan di timur pulau itu”, kata Shi Yin, juru bicara PLA, menurut kantor berita Xinhua.

    Latihan itu juga akan mencakup latihan tembakan langsung pada Senin di lepas pantai provinsi Fujian, China, yang berhadapan dengan Taiwan, kata otoritas maritim setempat dalam sebuah pernyataan.

    Latihan itu dilakukan setelah Presiden Taiwan Tsai Ing-wen membuat marah Beijing dengan bertemu dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy di California.

    (ita/ita)

  • Tuduh Mahathir Perkaya Diri Sendiri, Anwar Siap Tunjukkan Bukti !

    Tuduh Mahathir Perkaya Diri Sendiri, Anwar Siap Tunjukkan Bukti !

    Jakarta

    Ribut-ribut antara Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim dan mantan PM Mahathir Mohamad terus berlanjut. Yang terbaru, Anwar mengatakan dia siap menunjukkan bukti di balik tuduhannya bahwa Mahathir telah mengumpulkan kekayaan untuk memperkaya dirinya dan keluarganya.

    “Saya tidak ingin bertengkar. Dia (Mahathir) meminta bukti, dan saya akan menunjukkan bukti. Tidak masalah,” kata Anwar saat berdialog dengan para mahasiswa di sebuah universitas di Shah Alam, Malaysia.

    Mahathir baru-baru ini memberi Anwar waktu hingga 17 April untuk menanggapi somasinya untuk membuktikan klaim bahwa dia telah mengumpulkan kekayaan untuk memperkaya dirinya sendiri selama menjadi perdana menteri.

    Mahathir mengacu pada pernyataan Anwar dalam pidato kebijakannya di kongres nasional khusus Partai Keadilan Rakyat (PKR) pada 18 Maret lalu.

    Saat itu, tanpa menyebut nama, Anwar dalam acara politik itu menyinggung soal seorang mantan pemimpin — dalam dua masa jabatannya sebagai PM Malaysia selama ’22 tahun dan 22 bulan (lainnya) — telah menggunakan jabatannya untuk memperkaya diri sendiri, keluarga dan anak-anaknya.

    Mahathir menjabat PM Malaysia antara Juli 1981 hingga Oktober 2003 untuk periode pertama dan antara Mei 2018 hingga Februari 2020 untuk periode kedua.

  • China Gelar Latihan Militer Dekat Taiwan: Ini Peringatan Keras!

    China Gelar Latihan Militer Dekat Taiwan: Ini Peringatan Keras!

    Jakarta

    China meluncurkan latihan militer di sekitar Taiwan pada hari Sabtu (8/4) yang akan berlangsung selama tiga hari. China menyebut latihan ini sebagai “peringatan keras” untuk pemerintah Taiwan setelah pertemuan antara presidennya dan ketua DPR Amerika Serikat (AS).

    Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (8/4/2023), militer China, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa latihan yang diberi nama “Pedang Tajam Bersatu”, itu akan berlangsung hingga Senin mendatang.

    Latihan itu akan berlangsung di “wilayah maritim dan ruang udara Selat Taiwan, di lepas pantai utara dan selatan pulau itu, dan di timur pulau itu”, kata Shi Yin, juru bicara PLA, menurut kantor berita Xinhua.

    Latihan itu juga akan mencakup latihan tembakan langsung pada Senin di lepas pantai provinsi Fujian, China, yang berhadapan dengan Taiwan, kata otoritas maritim setempat dalam sebuah pernyataan.

    Latihan itu dilakukan setelah Presiden Taiwan Tsai Ing-wen membuat marah Beijing dengan bertemu dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy di California.

    China memandang Taiwan yang demokratis dan berpemerintahan sendiri sebagai bagian dari wilayahnya, dan telah bersumpah suatu hari akan merebutnya, dengan paksa jika perlu.

    “Operasi ini berfungsi sebagai peringatan keras terhadap kolusi antara pasukan separatis yang mencari ‘kemerdekaan Taiwan’ dan kekuatan eksternal dan terhadap kegiatan provokatif mereka,” kata Shi, juru bicara PLA.

  • 1 Orang Tewas Ditabrak, PM Israel Kerahkan Polisi-Tentara Cadangan

    1 Orang Tewas Ditabrak, PM Israel Kerahkan Polisi-Tentara Cadangan

    Jakarta

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu memobilisasi polisi dan tentara cadangan pada Jumat (8/4) malam waktu setempat. Ini dilakukan setelah satu orang tewas dan lima orang terluka setelah sebuah mobil menabrak orang-orang di Tel Aviv.

    Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (8/4/2023), layanan darurat Israel, Magen David Adom mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa seorang pria berusia sekitar 30 tahun telah dinyatakan meninggal dan lima orang lainnya dibawa ke rumah sakit dengan luka-luka setelah serangan itu.

    “Semua korban adalah wisatawan,” kata Magen David Adom, tanpa merinci kewarganegaraan mereka.

    Menurut layanan darurat tersebut, tiga dari mereka, termasuk yang berusia 17 tahun, terluka sedang, sementara dua orang lainnya mengalami luka ringan.

    Sementara itu, juru bicara polisi kepolisian mengatakan kepada AFP “teroris telah dilumpuhkan, itu adalah serangan teror terhadap warga sipil, serangan menabrak mobil”.

    Netanyahu memerintahkan mobilisasi polisi dan tentara cadangan setelah serangan itu, kata kantor Netanyahu dalam sebuah pernyataan.

    Sebelumnya pada Jumat pagi waktu setempat, dua perempuan kakak-beradik Inggris-Israel berusia 16 dan 20 tahun tewas dan ibu mereka terluka parah dalam serangan penembakan di Tepi Barat.

    Serangan itu terjadi beberapa jam setelah Israel membombardir Lebanon menyusul tembakan roket dari sana yang oleh militer Israel dituding dilakukan oleh militan Palestina.

    Kekerasan itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan setelah penyerbuan polisi anti huru-hara Israel ke Masjid Al-Aqsa di Yerusalem, yang menyebabkan puluhan warga Palestina terluka.

    (ita/ita)

  • Panas! Korut Kembali Uji Coba Drone Nuklir Bawah Laut

    Panas! Korut Kembali Uji Coba Drone Nuklir Bawah Laut

    Jakarta

    Korea Utara (Korut) mengklaim telah kembali melakukan uji coba drone serangan nuklir bawah laut. Ini dilakukan sebagai tanggapan terbarunya terhadap latihan militer bersama Amerika Serikat dan Korea Selatan, meskipun para analis mempertanyakan apakah Pyongyang memiliki senjata semacam itu.

    Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (8/4/2023), dalam beberapa pekan terakhir, Korea Utara telah menguji apa yang digambarkan media pemerintah sebagai drone berkemampuan nuklir bawah air dan juga melakukan peluncuran rudal balistik antarbenua.

    “Sebuah lembaga penelitian ilmu pertahanan nasional di DPRK melakukan uji coba sistem senjata strategis bawah air dari 4 hingga 7 April,” kata kantor berita pemerintah Korut, KCNA.

    “Drone serangan nuklir bawah laut ‘Haeil-2’… melaju sejauh 1.000 km dalam simulasi bawah air,” imbuh KCNA.

    KCNA menambahkan bahwa “uji hulu ledak secara akurat diledakkan di bawah air. Tes tersebut dengan sempurna membuktikan keandalan sistem senjata strategis bawah air dan kemampuan serangannya yang fatal.”

    Sebelumnya pada tanggal 23 Maret, Korea Utara juga mengklaim telah menguji drone serangan nuklir bawah laut yang mampu melepaskan “tsunami radioaktif”. Korut saat itu menyalahkan latihan militer AS-Korea Selatan atas situasi keamanan regional yang memburuk.

    Citra satelit juga menunjukkan aktivitas tingkat tinggi di kompleks nuklir utama Korea Utara setelah pemimpin Kim Jong Un memerintahkan agar produksi bahan nuklir tingkat senjata ditingkatkan.