Author: Detik.com

  • Warga Singapura Banyak yang Kolesterol Tinggi, Aturan Mi Instan-Bumbu Dapur Diperketat

    Warga Singapura Banyak yang Kolesterol Tinggi, Aturan Mi Instan-Bumbu Dapur Diperketat

    Jakarta

    Aturan label Nutrigrade di Singapura bakal diperluas, tidak hanya berkaitan dengan kandungan tinggi gula di minuman. Mulai 2027, mi instan, bumbu dapur, dan minyak goreng wajib mencantumkan nilai gizi yang menjadi tanda seberapa sehat produk mereka.

    Pelabelan gizi Nutrigrade memberi nilai produk A, B, C, atau D, untuk setiap produk. Produk A paling sehat, dan D paling tidak sehat.

    Penetapan label yang diperluas mencakup seberapa tinggi kandungan natrium dan lemak jenuh. Ini juga akan diberlakukan pada produk makanan yang merupakan sumber utama natrium dan lemak jenuh warga Singapura.

    Meskipun wacana ini sudah diumumkan pada bulan Agustus tahun lalu oleh Kementerian Kesehatan Singapura, rincian tentang bagaimana hal itu akan diluncurkan baru dirilis pada Minggu (6/5/2025), oleh Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung.

    Dalam sebuah acara yang menandai ulang tahun ke-55 Singapore Heart Foundation (SHF) di Galeri Nasional Singapura, Ong mengatakan jumlah warga Singapura yang didiagnosis dengan penyakit jantung telah meningkat dalam dekade terakhir.

    Pada 2022, 36 warga Singapura didiagnosis infark miokard akut atau serangan jantung setiap hari.

    “Itu lebih dari satu orang setiap jam. Sepuluh tahun sebelumnya, jumlahnya 25 per hari,” kata Ong, dikutip dari CNA.

    “Ini bukan sekadar statistik, karena setiap korban adalah anggota keluarga, teman, atau kolega.”

    Selain deteksi dini melalui pemeriksaan rutin, warga Singapura harus mewaspadai tiga penyakit utama termasuk diabetes, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi, yang semuanya meningkatkan risiko penyakit jantung.

    Berdasarkan statistik nasional terbaru pada 2022, prevalensi hipertensi dan kolesterol darah tinggi di antara penduduk Singapura tetap tinggi, kata MOH.

    Lebih dari satu dari tiga atau sekitar 37 persen warga Singapura mengalami hipertensi, atau tekanan darah tinggi, jumlahnya hampir dua kali lipat sejak 2010. Hampir sepertiga atau 31,9 persen mengalami kolesterol tinggi, atau hiperlipidemia.

    Mengonsumsi terlalu banyak garam dan lemak jenuh merupakan faktor risiko utama untuk kondisi kronis ini.

    Sembilan dari 10 penduduk Singapura mengonsumsi lebih dari jumlah natrium yang direkomendasikan, yaitu 2.000 mg per hari. Jumlah natrium yang mereka konsumsi juga meningkat menjadi 3.620 mg per hari dari 3.480 mg pada 2019.

    Asupan lemak jenuh warga Singapura juga melebihi pedoman. Lemak jenuh membentuk 36 persen dari total asupan lemak makanan penduduk Singapura, yang lebih tinggi dari batas atas 30 persen yang direkomendasikan. Sumber utama lemak jenuh dalam makanan mereka adalah minyak goreng.

    “Dalam hal diet, sebagian besar warga Singapura akan mendapat manfaat besar, bukan dengan mengikuti program diet mewah apa pun, tetapi (dengan) sekadar mengurangi konsumsi ‘tiga S’ – gula, natrium, lemak jenuh,” kata Ong.

    (naf/naf)

  • Mereka yang Baru Bisa Mudik Saat Orang-orang Sibuk di Arus Balik

    Mereka yang Baru Bisa Mudik Saat Orang-orang Sibuk di Arus Balik

    Jakarta

    Stasiun-stasiun di Jakarta sudah mulai dipadati oleh pemudik yang kembali dari kampung halaman. Namun, ada juga mereka yang baru bisa melaksanakan mudik pada H+6 Lebaran 2025 atau Idulfitri 1446 H.

    Seperti yang terjadi di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, pada Minggu (6/4/2025). Dalam pantauan detikcom di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, kursi-kursi di ruang tunggu keberangkatan masih dipenuhi pemudik yang baru mau bertolak ke kampung halaman. Terlihat antrean panjang di pintu keberangkatan dan sekitar mesin cetak boarding pass.

    Sementara itu, pemandangan yang sama terlihat di pintu kedatangan. Tampak para penumpang baru tiba di Jakarta. Beberapa di antaranya membawa koper, tas jinjing, hingga buah tangan.

    Seorang warga, Aryo (28), mengaku baru mudik di H+6 Lebaran. Dia, yang bekerja di Jakarta, hendak mudik ke kampung halaman di Semarang, Jawa Tengah (Jateng). Aryo mengaku baru bisa cuti hari ini. Dia mengatakan akan menghabiskan waktu di Semarang selama tiga hari.

    “Baru bisa ambil cuti hari ini. Di Semarang juga nanti cuma 3 hari, Rabu sudah harus balik Jakarta lagi,” kata Aryo saat ditemui di Stasiun Senen, Jakarta Pusat, Minggu (6/4/2025).

    “Meksi begitu, Aryo bersyukur bisa pulang ke kampung halamannya. Dia mengaku tahun lalu tidak bisa ke Semarang karena pekerjaan.”

    “Tapi ya alhamdulillah disyukuri aja, karena tahun lalu saya nggak bisa pulang,” lanjutnya.

    Hal serupa pun dilakukan oleh Cokro (30). Ia mengaku baru bisa mudik ke Pemalang, Jawa Tengah hari ini. Cokro mengaku sudah tidak mudik ke kampung halaman tiga tahun berturut-turut seperti ‘Bang Toyib’.

    “Baru sempatnya sekarang. Udah tiga tahun saya nggak pulang. Kangen ibu,” kata Cokro saat ditemui di Stasiun Senen.

    Terkadang Cokro merasa sedih lantaran tidak bisa merayakan hari raya bersama orang tua. Padahal, Cokro sebelum merantau ke Jakarta tidak pernah absen merayakan Idulfitri bersama keluarga.

    “Semenjak pindah kantor baru, baru sempat pulang tahun ini. Bukan baru sempat sih, memang harus disempatkan dari jauh-jauh bulan minta cuti kantor. Orang tua udah nanyain terus. Saya juga sedih 3 tahun lebaran sendiri di Jakarta,” ujar Cokro yang baru merantau 3 tahun di Jakarta itu.

    Salah satu hal yang paling dirindukan dari Lebaran adalah momen makan bersama. Cokro mengaku rindu dengan masakan ibunya saat Lebaran, yaitu rendang dan ketupat.

    “Masakan ibu juga saya kangen banget. Dulu biasanya lebaran pasti selalu ada opor sama ketupat, sambel goreng. Semenjak nggak bisa pulang, cuma bisa nonton aja di medsos teman-teman pada kumpul foto keluarga,” ujarnya.

    Sedih Tak Berkumpul Keluarga Besar

    Suasana di Stasiun Gambir (Maulani Mulianingsih/detikcom)

    Di Stasiun Gambir, Jakarta, banyak pula pemudik yang baru akan pergi ke kampung halaman seperti yang dialami oleh Fitri (35). Dia merasa sedih karena tak bisa berkumpul bersama dengan keluarga besar di Salatiga, Jateng.

    Fitri merantau dari Salatiga ke Jakarta untuk bekerja di sebuah toko. Pada momen Lebaran tahun ini, Fitri tidak bisa merayakannya bersama keluarga di Salatiga lantaran belum mendapatkan cuti kerja.

    “Karena kan gantian sama yang lainnya, jadi memang kita ambil cutinya setelah Lebaran, biar juga menghindari kemacetan kemarin. Gitu aja sih,” tutur Fitri saat ditemui di Stasiun Gambir, Minggu (6/4/2025).

    Fitri (35) baru bisa mudik ke Salatiga, Jawa Tengah (Jateng), hari ini atau H+6 Lebaran. Foto: Maulani/detikcom

    Fitri merasa kehilangan momentum Idulfitri karena baru mudik setelah Lebaran. Ia merasa kecewa tidak bisa bertemu dengan keluarga besarnya. Meski begitu, paling tidak ia masih ada kesempatan untuk bertemu anak, suami, dan orang tua di Salatiga.

    “Iya, tetap pastilah (kehilangan suasana Lebaran). Ini kan saudara-saudara yang jauh juga udah mulai pada pulang. Jadi kehilangan, tapi yang penting ketemu anak sama suami sama orang tua di rumah,” tutur Fitri.

    Fitri mengatakan mudik menggunakan kereta dari Stasiun Gambir untuk menghindari macet. Tidak hanya itu, ia merasa mudik menggunakan kereta membuatnya lebih banyak istirahat.

    “Nggak macet, biar nggak macet, dan kalau dihitung juga lebih bisa istirahat dan alurnya lebih enak gitu,” tutur Fitri.

    Sementara itu, petugas kebersihan di Stasiun Gambir, Indra, sebagai harus menangguhkan rencana mudiknya dan bekerja ekstra di Stasiun Gambir

    “Ya kalau dalam segi perbedaan ya mungkin sedikit gitu (kalau hari biasa), kalau untuk ini kan lebih ramai gitu kalau untuk pelayanan,” tutur Indra saat ditemui di Stasiun Gambir, Minggu (6/4/2025).

    Pada lebaran Idulfitri tahun ini Indra harus rela menunda pertemuannya dengan keluarga. Indra baru bisa pulang kampung ke Cianjur setelah masa mudik lebaran usai.

    “Tahun ini mudiknya ya mungkin habis posko (arus mudik-balik),” ucap Indra.

    Meski merasa kehilangan momentum lebaran bersama keluarga, Indra mengatakan keluarganya telah memahami konsekuensi dari pekerjaanya. Tahun ini bukan pertamakalinya ia tidak merayakan lebaran bersama keluarga.

    “Sudah biasa sih kalau ini lebaran udah biasa juga gitu. Jadi kayak ya udah ngertiin juga keluarga ya. Kalau suasana (Lebaran) juga ya pastilah ngerasain gitu sedikit, kurangnya, sama kumpul keluarga gitu,” tutur Indra.

    Halaman 2 dari 2

    (aik/fas)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Ragam Meme Absurd Soal Kehidupan, YOLO!

    Ragam Meme Absurd Soal Kehidupan, YOLO!

    Ragam Meme Absurd Soal Kehidupan, YOLO!

  • Kabar Terkini Kasus Kematian Jurnalis Palu di Hotel Jakbar

    Kabar Terkini Kasus Kematian Jurnalis Palu di Hotel Jakbar

    Jakarta

    Seorang jurnalis asal Palu, Sulawesi Tengah, ditemukan tewas dalam kamar hotel di Jakarta Barat. Belum diketahui pasti penyebab kematian pria berinisial SW tersebut.

    Seperti diketahui, korban ditemukan meninggal dunia di kamar hotel D’Paragon, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, pada Jumat, 4 April 2025 sekitar pukul 21.00 WIB. Tiga orang saksi telah dimintai keterangan oleh pihak kepolisian.

    Saat ini polisi masih menyelidiki kematian pria berusia 33 tahun tersebut. Jenazah korban sendiri telah diautopsi dan dari hasil pemeriksaan sementara tidak ditemukan adanya bekas tanda kekerasan pada tubuh korban.

    Polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi untuk mendalami kasus ini. Polisi juga telah menganalisis rekaman circuit closed-television (CCTV) di hotel tersebut untuk membuat terang kematian korban.

    Luka Lebam di Tubuh Korban

    Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Arfan Zulkan Sipayung mengatakan tidak ada bekas penganiayaan di tubuh korban meski ditemukan adanya lebam di badan.

    “Lebam di bagian badan. Di badan, tidak ada di muka. Maksudnya (belum) ada bukti penganiayaan, sementara ya. Untuk hasil autopsi kan kita tunggu hasil visum luarnya. Untuk bekas penganiayaan, bekas benda tumpul, belum ada,” kata Arfan dilansir Antara, Sabtu (5/4).

    Jenazah korban telah dievakuasi ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Arfan menyebut pihak keluarga telah mengizinkan jenazah korban untuk diautopsi.

    “Jenazah lagi di Rumah Sakit Kramat Jati. Keluarga juga sudah mempersilakan untuk dilakukan autopsi,” kata Arfan.

    Temuan Sejumlah Obat-obatan

    Terpisah, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengungkapkan pihaknya telah melakukan olah TKP di kamar hotel tempat korban menginap. Dari hasil pemeriksaan di TKP ditemukan sejumlah obat-obatan.

    “Beberapa obat yang ditemukan di kamar korban, obat maag tablet, mycoral ketoconazole, rifampicin (antibiotik-mencegah dan mengobati penyakit akibat infeksi bakteri seperti tuberkulosis),” kata Kabid Humas polda metro jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi dalam keterangannya, Minggu (6/4).

    Baca selanjutnya: hasil autopsi hingga analisis rekaman CCTV

    Ilustrasi Police Line, (Foto: Getty Images/D-Keine)

    Hasil Autopsi Jenazah

    Kombes Ade Ary mengatakan pihaknya telah mendapatkan hasil autopsi sementara. Akan tetapi, polisi masih menunggu hasil pemeriksaan labfor untuk memastikan apa penyebab kematian korban tersebut.

    “Berdasarkan hasil autopsi sementara, terdapat indikasi adanya infeksi pada paru-paru (dugaan dokter yaitu penyakit TBC). Namun guna memastikannya masih harus menunggu hasil pemeriksaan toksikologi dan histopatologi,” jelas Ade Ary.

    “Paru kanan terdapat perlengketan hebat pada hampir seluruh permukaannya ke dinding dada (tanda adanya infeksi paru), kemudian terdapat massa dugaan infeksi pada paru kanan bagian atas, dan adanya perbendungan pada hampir seluruh organ-organ tubuh,” sambungnya.

    Lebih lanjut, Ade Ary mengatakan tidak ditemukan adanya bekas tanda kekerasan pada jenazah korban.

    “Tidak ada tanda-tanda kekerasan, baik luka jeratan maupun luka sayatan,” imbuhnya.

    Adapun, memar yang ditemukan pada bagian tubuh korban merupakan lebam mayat.

    “Adanya memar pada bagian tubuh akibat lebam mayat,” ucapnya.

    Dari hasil autopsi tersebut, diperkirakan korban meninggal dunia 8-24 jam sebelum dilakukan pemeriksaan luar atau pada Jumat (4/4) sekitar pukul 04.00 WIB sampai dengan 4 April 2025 pukul 20.00 WIB.

    Ade Ary mengatakan pihaknya telah mengambil sampel organ untuk pemeriksaan toksikologi dan hispatologi untuk mengetahui secara pasti penyebab kematian korban.

    “Sebab pasti kematian menunggu hasil pemeriksaan toksikologi dan histopatologi,” lanjutnya.

    Hasil Analisis CCTV

    Polisi juga telah menganalisis rekaman CCTV hotel. Dari hasil analisis CCTV tersebut, korban diketahui masuk ke kamar hotel pada Kamis (3/4) sekitar pukul 18.50 WIB.

    “Berdasarkan analisa CCTV, sejak Saksi V bersama korban saat masih hidup pada tanggal 3 April 2025, pukul 18.50 WIB sampai dengan mayat korban ditemukan, tidak ada orang lain yang memasuki kamar korban dan korban juga tidak terpantau keluar kamar,” ungkapnya.

    Ade Ary tidak menyebutkan siapa saksi V tersebut, namun ia menyebutkan saksi tersebut seorang perempuan.

    Tiga Saksi Diperiksa

    Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Arfan Zulkan Sipayung mengatakan pihaknya telah memeriksa tiga orang saksi terkait kematian jurnalis asal Palu ini.

    “Saksi sudah kita periksa, tiga orang (dari pihak hotel),” kata Arfan.

    Halaman 2 dari 2

    (mea/fas)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Nggak Semangat Kerja Usai Libur Panjang Lebaran? Mungkin Kena Post Holiday Blues

    Nggak Semangat Kerja Usai Libur Panjang Lebaran? Mungkin Kena Post Holiday Blues

    Jakarta

    Selesai sudah momen libur Lebaran. Setelah sepekan lebih menghabiskan waktu bersama keluarga di kampung halaman, tiba saatnya kembali ke rutinitas untuk bekerja kembali.

    Ketika liburan berakhir, beberapa orang mungkin merasa sedih dan tidak bersemangat untuk kembali beraktivitas seperti biasa.

    Kondisi ini dikenal juga dengan sebutan ‘post-holiday blues”. Dikutip dari Health, post-holiday blues merujuk pada perasaan jangka pendek yang dialami seseorang setelah liburan. Perasaan tersebut meliputi kesedihan, kesepian, kelelahan, kekecewaan, tekanan mental, atau bahkan ketakutan terhadap waktu yang akan datang.

    Psikolog sekaligus pendiri Ohana Space Veronica Adesla, MPsi, Psikolog, mengungkapkan post-holiday blues merupakan hal yang umum terjadi, termasuk menjelang penghujung libur lebaran.

    “Itu kan ibaratnya kayak berpisah dari momen-momen menyenangkan, seru, rileks gitu. Kayak momen-momen di mana terlepas dari semua beban pekerjaan, rutinitas, dan omelan-omelan yang mungkin diterima,” tuturnya saat dihubungi detikcom, Selasa (25/3/2025).

    “Nah, saat itu udah kelar, harus kembali lagi ke rutinitas yang demikian. Pasti ada rasa ‘aduh balik lagi’, terus hati sama pikiran kok kayak belum siap gitu. Itu post-holiday blues,” sambungnya.

    Tips Mengatasi Post-Holiday Blues

    Post-holiday blues dapat mengganggu produktivitas saat kembali bekerja. Untuk mengatasinya, Veronica membagikan beberapa tips yang bisa dilakukan.

    Pertama, sebelum kembali ke rutinitas, luangkan satu atau dua hari untuk beristirahat dan menyiapkan diri sebelum kembali beraktivitas.

    “Nggak ada waktu transisi, besok udah langsung kerja. Nah itu tanpa waktu transisi itu malah semakin memungkinkan si post holiday blues ini mengganggu gitu loh, karena gak ada transisi tadi,” terangnya.

    “Jadi memang baiknya kayak 1-2 hari sebelum masuk kerja ya udah di rumah gitu. Jadi udah mulai mempersiapkan diri untuk masuk kerja kembali, balik ke rutinitas,” tambah Veronica.

    Veronica juga mengatakan berkumpul bersama teman atau rekan di hari pertama bekerja dapat menjadi salah satu cara untuk mengenyahkan post-holiday blues.

    “Kayak makan bareng ya ntar sini terus ngobrol-ngobrol gitu, sharing cerita, ‘lu liburan kemarin ngapain aja’, gitu. Itu adalah termasuk dalam transisi, cuma transisinya lebih kepada transisi setelah masuk kerja adalah tukar cerita, tukar cerita sama teman-teman kantor. Jadi masih ada fun-funnya sebelum benar-benar kembali ke rutinitas,” pungkasnya.

    (ath/kna)

  • Efek Tarif Trump, Uang Ratusan Triliun Juragan Tekno Raib

    Efek Tarif Trump, Uang Ratusan Triliun Juragan Tekno Raib

    Jakarta

    Kekayaan gabungan 500 orang terkaya di dunia langsung anjlok hingga USD 208 miliar atau setara Rp 3.444 triliun pasca penerapan tarif terbaru yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Para pemimpin perusahaan teknologi, seperti Jeff Bezos, Mark Zuckerberg, hingga Elon Musk termasuk yang kena imbasnya.

    Menurut Bloomberg Billionaire Index, penurunan kekayaan miliarder tersebut merupakan yang terbesar keempat kurun waktu satu hari dalam sejarah 13 tahun, dan yang terbesar sejak puncak pandemi COVID-19 beberapa waktu lalu.

    Berdasarkan laporan terkini seperti dilansir dari Bloomberg, Senin (7/4/2025) disebutkan bahwa lebih dari separuh dari orang tajir dunia ini mengalami penurunan kekayaan dengan rata-rata sebesar 3,3%. Miliarder AS yang paling terpuruk dialami oleh Mark Zuckerberg yang merupakan pemimpin Meta, induk perusahaan dari Facebook, Instagram, dan WhatsApp.

    Zuckerberg mengalami penurunan 9% yang menyebabkan kerugian sebesar USD 17,9 miliar atau sekitar Rp 296 triliun. Padahal, gerak saham Meta masuk indeks Magnificent Seven yang terdiri dari saham-saham teknologi besar.

    Nasib juga dialami oleh Jeff Bezos. Perusahaan Amazon yang didirikan Bezos ini sahamnya runtuh 9% yang mengakibatkan kekayaan pribadinya kehilangan sampai USD 15,9 miliar atau sekitar Rp 263 triliun. Adapun, penurunan tersebut terbesar sejak April 2022 dan lebih dari 25% dari puncaknya di Februari.

    Elon Musk yang sejak Pilpres AS secara vokal mendukung Donald Trump juga kena getahnya karena kekayaan miliknya raib sampai USD 110 miliar sepanjang tahun ini, termasuk USD 11 miliar atau Rp 182 triliun sejak Trump mengumumkan tarif bea terbaru.

    Sebagai informasi, Donald Trump telah resmi mengumumkan tarif impor baru untuk sejumlah negara dengan besaran yang berbeda. Tarif resiprokal atau tarif timbal balik itu menyasar sejumlah negara seperti China, Vietnam, hingga Indonesia.

    Dikutip dari The New York Times, Kamis (3/4), setidaknya ada 100 mitra dagang yang terkena tarif baru. Beberapa negara terkena tarif cukup besar, seperti China 34%, Vietnam 46%, Kamboja 49%, Taiwan 32%, India 26%, hingga Korea Selatan 25%.

    Indonesia sendiri terkena tarif impor sebesar 32%, lebih besar dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia atau Singapura.

    (agt/fay)

  • 7 Tanda Tubuh Overdosis Garam, Sering Haus hingga Susah Tidur

    7 Tanda Tubuh Overdosis Garam, Sering Haus hingga Susah Tidur

    Jakarta

    Garam merupakan salah satu bumbu dapur yang seringkali digunakan untuk menambah cita rasa makanan. Kendati demikian, konsumsi garam dalam jumlah tinggi tidak direkomendasikan karena dapat memicu beragam masalah kesehatan.

    Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI merekomendasikan batas konsumsi garam tidak lebih dari 2.000 miligram atau sekitar 1 sendok teh per hari. Konsumsi garam yang berlebihan telah dikaitkan dengan berbagai gangguan kesehatan, seperti hipertensi, penyakit jantung, hingga kanker.

    Kadar garam yang terlalu tinggi dalam tubuh juga akan menimbulkan gejala-gejala yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Dikutip dari WebMD, berikut sejumlah tanda-tanda tubuh kelebihan garam.

    1. Kembung

    Perut kembung merupakan salah satu dampak jangka pendek akibat konsumsi garam berlebihan. Kembung dapat terjadi ketika tubuh menahan cairan (retensi cairan), mengakibatkan lebih banyak cairan yang menumpuk.

    Kembung dapat membuat perut terlihat buncit dan menimbulkan rasa tidak nyaman hingga menyakitkan.

    2. Tekanan Darah Meningkat

    Kadar garam yang terlalu tinggi dapat menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan darah. Perubahan tekanan darah ini terjadi melalui ginjal.

    Terlalu banya garam membuat ginjal lebih sulit membuang cairan yang tidak dibutuhkam tubuh. Inilah yang kemudian membuat tekanan darah meningkat.

    3. Bengkak di Bagian Tubuh

    Retensi cairan juga dapat menyebabkan terjadinya pembengkakan pada sejumlah anggota tubuh, seeprti wajah, tangan, dan kaki. Jika bagian tubuh lebih bengkak dari biasanya, perhatikan berapa banyak garam yang telah dikonsumsi.

    4. Sering Haus

    Sering haus juga dapat menjadi pertanda mengonsumsi terlalu banyak garam. Kelebihan garam dapat membuat tubuh menahan dan menarik cairan yang tersimpan. Akibatnya, tubuh kekurangan cairan sehingga mengakibatkan rasa haus sebagai sinyal adanya ketidakseimbangan dalam tubuh.

    5. Berat Badan Meningkat

    Retensi cairan juga dapat memicu terjadinya peningkatan berat badan. Jika berat badan bertambah dengan cepat dalam seminggu atau beberapa hari, itu bisa jadi disebabkan mengonsumsi terlalu banyak garam.

    6. Sering Buang Air Kecil

    Konsumsi garam yang berlebihan dapat membuat seseorang lebih sering buang air kecil. Ini dapat terjadi karena garam memicu rasa haus dan mendorong untuk minum lebih banyak. Alhasil, seseorang mungkin harus lebih sering buang air kecil dibandingkan biasanya.

    7. Susah Tidur

    Konsumsi garam yang berlebihan juga dapat menyebabkan gangguan tidur. Tanda-tandanya dapat berupa tidur tidak nyenyak, sering terjaga di malam hari, hingga kelelahan saat bangun pagi.

    (ath/kna)

  • Temuan Mengerikan Ratusan Kerangka Tentara Romawi

    Temuan Mengerikan Ratusan Kerangka Tentara Romawi

    Jakarta

    Renovasi lapangan bola di ibu kota Austria, Wina, mengungkap penemuan kuburan massal Romawi berisi sisa-sisa ratusan tentara tewas. Perusahaan konstruksi yang mengerjakan lapangan di distrik Simmering itu menemukannya akhir Oktober silam.

    Jasad 129 individu ditemukan pakar perusahaan penggalian arkeologi Novetus. Total individu diperkirakan lebih dari 150, karena pekerjaan konstruksi sebelumnya telah memindahkan sejumlah besar tulang.

    Temuan menunjukkan penutupan tanah tergesa-gesa dan jenazah tak dikuburkan teratur. Anggota tubuh saling terkait, banyak yang tengkurap atau miring. Setelah dibersihkan dan diperiksa, peneliti menguak semuanya adalah laki-laki.

    Sebagian besar tingginya lebih dari 1,7 meter dan berusia antara 20 dan 30 tahun saat meninggal. Berbagai luka mengerikan, sebagian besar di tengkorak, panggul, dan dada oleh senjata seperti tombak, belati, dan pedang, menunjukkan luka diderita di pertempuran.

    “Karena jenazah tersebut murni laki-laki, dapat dipastikan lokasi penemuan tidak terkait dengan rumah sakit militer atau yang serupa atau bahwa epidemi menjadi penyebab kematian. Cedera tulang jelas akibat pertempuran,” sebut Novetus

    Tulang-tulang tersebut diperkirakan berasal dari sekitar tahun 80 hingga 230 M. Senjatanya mungkin dirampok, karena hanya sejumlah kecil benda ditemukan di samping mereka.

    Sejumlah paku payung ditemukan dekat kaki salah satu orang. Paku ini kemungkinan menempel di sepatu militer Romawi. Sinar-X pada sarung belati besi yang berkarat menunjukkan hiasan khas Romawi berupa tatahan kawat perak. Belati ini diperkirakan dibuat antara pertengahan abad ke-1 dan awal abad ke-2 Masehi.

    Ada juga beberapa potong baju besi bersisik yang tak biasa karena bentuknya lebih persegi daripada bundar. Sebuah pelindung pipi dari helm Romawi juga ditemukan, sama dengan jenis yang biasa dijumpai sejak pertengahan abad ke-1.

    “Kami sangat terkejut dengan penemuan ini. Ada bukti arkeologis tentang medan perang Romawi di Eropa, tapi tidak ada dari abad ke-1/2 Masehi dengan kerangka yang terawetkan sepenuhnya” kata Kristina Adler-Wölfl, kepala Departemen Arkeologi Wina.

    Sekitar tahun 100 Masehi, pemakaman kremasi merupakan hal umum di wilayah Eropa yang diperintah oleh Romawi. “Penemuan kerangka Romawi dari periode ini karenanya sangat langka,” katanya.

    “Sifat tempat pemakaman yang tidak bermartabat beserta luka mematikan pada setiap individu menunjukkan adanya konfrontasi militer dahsyat, yang mungkin diikuti oleh penarikan mundur tergesa-gesa,” tambah Adle.

    Catatan sejarah menunjukkan pada akhir abad ke-1, pada masa pemerintahan kaisar Domitianus, pertempuran terjadi di perbatasan utara Sungai Donau antara Kekaisaran Romawi antara suku Romawi dan suku Jermanik.

    “Ini adalah pertama kalinya kami memiliki bukti material tentang perang Jermanik yang dilakukan oleh Domitian antara tahun 86 dan 96 M,” kata Adler yang dikutip detikINET dari Live Science, Senin (7/4/2025).

    “Penyelidikan awal kami menunjukkan dengan hampir pasti kuburan massal tersebut adalah hasil pertempuran Romawi-Jerman, kemungkinan terjadi pada atau sekitar tahun 92 M,” tambahnya.

    (fyk/hps)

  • JPPI Sayangkan Penanganan Kasus Kekerasan Seks Guru Besar UGM Lambat

    JPPI Sayangkan Penanganan Kasus Kekerasan Seks Guru Besar UGM Lambat

    Jakarta

    Seorang Guru Besar Fakultas Farmasi UGM, Edy Meiyanto, terjerat kasus kekerasan seksual hingga terancam dipecat. Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) menyayangkan kasus ini berjalan lambat.

    “Menurut saya penanganan kasus ini tergolong lambat, sebab kejadiannya sudah dari 2023, lalu kenapa baru tahun ini akan dikenakan sanksi?” ujar Koordinator Nasional JPPI Ubaid Matraji kepada detikcom, Minggu (6/4/2025).

    Ubaid memuji UGM yang telah menunjukkan respons progresif dengan langkah perlindungan korban dan penindakan administratif. Untuk itu, kolaborasi dengan pihak berwajib untuk memproses hukum pidana dan sinkronisasi kebijakan dengan Kemendikbudristek diperlukan agar sanksi benar-benar memberikan efek jera dan mencegah kasus serupa di masa depan.

    Ubaid tegas mengatakan pelaku layak dipecat. “Itu harus dilakukan pemecatan, bahkan prosesnya jangan terlalu lama, karena ini tindakan biadab dan tidak bermoral, apalagi pelakunya adalah guru besar,” sambungnya.

    Baginya, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) harus lantang atas masalah ini. UGM tidak memiliki kewenangan penuh untuk memecat status guru besar karena pengangkatan dan pemberhentiannya merupakan wewenang Kemendiktisaintek.

    “Menurut saya gelar guru besarnya juga harus dicopot, karena ini sangat memalukan dan mencoreng marwah kampus,” tutur Ubaid.

    “Dalam hal ini, yang juga penting adalah publikasi sanksi dan dukungan terhadap korban untuk melapor ke jalur hukum adalah kunci menciptakan efek jera,” kata Ubaid.

    Diberitakan sebelumnya, Sekretaris UGM, Andi Sandi, mengatakan kasus ini sudah bergulir sejak sekitar tahun 2023 lalu dan dilaporkan pada 2024. Dari laporan itu kemudian ditelusuri oleh Satgas PPKS.

    “Nah, sanksi sedang sampai berat itu mulai dari skorsing sampai dengan pemberhentian tetap,” lanjut dia.

    (isa/dhn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Video: Konsumsi Yogurt Dapat Turunkan Risiko Kanker Usus

    Video: Konsumsi Yogurt Dapat Turunkan Risiko Kanker Usus

    Video: Konsumsi Yogurt Dapat Turunkan Risiko Kanker Usus