Foto
Antara Foto/Adiwinata Solihin – detikNews
Rabu, 16 Apr 2025 11:30 WIB
Gorontalo – Jembatan yang menghubungkan Kecamatan Pulubala dan Tibawa di Gorontalo ambruk usai tergerus arus sungai yang meluap akibat hujan deras. Begini penampakannya.

Foto
Antara Foto/Adiwinata Solihin – detikNews
Rabu, 16 Apr 2025 11:30 WIB
Gorontalo – Jembatan yang menghubungkan Kecamatan Pulubala dan Tibawa di Gorontalo ambruk usai tergerus arus sungai yang meluap akibat hujan deras. Begini penampakannya.

Seoul –
Kepolisian Korea Selatan (Korsel) menggeledah kantor mantan Presiden Yoon Suk Yeol dan kompleks pengawal kepresidenan atau paspampres pada Rabu (16/4). Penggeledahan ini menjadi bagian dari penyelidikan kriminal yang terus berlangsung terhadap Yoon terkait penetapan darurat militer singkat.
Yoon, pada Desember lalu, menetapkan darurat militer secara tiba-tiba, mengirimkan tentara bersenjata ke gedung parlemen sebelum mengubah keputusannya. Dia kemudian dimakzulkan oleh anggota parlemen, namun melawan upaya penangkapan selama berminggu-minggu terkait penyelidikan kriminal terhadapnya.
Setelah kebuntuan yang panjang, di mana pengawal kepresidenan memainkan peran kunci, Yoon menjadi kepala negara pertama Korsel yang ditangkap pada Januari lalu, meskipun dia kemudian dibebaskan atas alasan prosedural.
Kepolisian Korsel dalam pernyataan terbarunya, seperti dilansir AFP, Rabu (16/4/2025), mengatakan mereka telah “memulai pelaksanaan surat perintah penggeledahan dan penyitaan di kantor kepresidenan dan kompleks kediaman kepresidenan”.
Dalam penggeledahan itu, polisi menyita server telepon terenkripsi. Para personel kepolisian juga menggerebek dan menggeledah kantor pengawal kepresidenan pada era Yoon, juga tempat tinggal kepala pengawal kepresidenan.
Disebutkan Kepolisian Korsel bahwa penggerebekan dan penggeledahan itu merupakan bagian dari penyelidikan terhadap “dugaan menghalangi pelaksanaan surat perintah penangkapan”.
Yoon menghabiskan waktu berminggu-minggu “bersembunyi” di dalam kompleks kantor kepresidenan Korsel pada Januari lalu, dengan dilindungi oleh para anggota Dinas Keamanan Kepresidenan yang tetap setia kepadanya.
Pada saat itu, Yoon didakwa atas tuduhan menghalangi penegakan keadilan, dengan pekan ini kepolisian mengatakan bahwa “pada prinsipnya” penyelidikan akan diperlukan.
Para personel kepolisian juga menyita rekaman CCTV dari kantor kepresidenan, sebagai bagian dari penyelidikan terpisah terhadap mantan Menteri Dalam Negeri Lee Sang Min.
Pada Senin (14/4), Yoon hadir di pengadilan untuk hari pertama persidangan kasus pidana atas tuduhan pemberontakan yang menjeratnya. Dalam persidangan, Yoon membantah dirinya telah melakukan pemberontakan.
Sidang berikutnya dijadwalkan pada 21 April mendatang, dengan para pakar mengatakan persidangan kemungkinan akan berlangsung selama berbulan-bulan.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Orang tua harus mengetahui ciri-ciri anak yang mengidap autisme. Dokter Amanda Soebadi Sp.A(K) mengungkap ciri-ciri anak yang mengidap autisme seperti interaksi sosial yang tidak baik, kurangnya komunikasi nonverbal hingga sulitnya menjalin hubungan interpersonal.

Jakarta –
Amon Kipruto Mely, 20, berpikir bahwa dengan menjual ginjalnya, ia akan memulai hidup baru yang lebih baik. Kehidupannya di sebuah desa di Kenya bagian barat sangat sulit, apalagi setelah pandemi COVID. Ia kesulitan mendapatkan penghasilan tetap, bergonta-ganti pekerjaan, dari dealer mobil, lokasi konstruksi, dan tempat lainnya.
Lalu suatu hari, seorang teman memberi tahu tentang cara cepat dan mudah untuk mendapatkan 6.000 dolar Amerika Serikat atau setara sekitar Rp100 juta.
“Katanya, kalau jual ginjal, saya akan untung,” ujar Amon. Kedengarannya menggiurkan, tetapi semua itu berujung eksploitasi, keputusasaan, dan penyesalan.
Laporan ini adalah hasil investigasi kolaboratif selama berbulan-bulan oleh media Jerman Der Spiegel, ZDF, dan DW, yang menelusuri jejak penjual dan pembeli organ.
Media tersebut menganalisis sejumlah dokumen, berbicara dengan para whistleblower dari dunia medis, dan mengungkap bagaimana jaringan internasional, mulai dari rumah sakit di Kenya hingga lembaga bayangan, mencari calon penerima organ dari Jerman.
Jaringan ini diduga mengeksploitasi orang-orang yang rentan: Yang muda, sangat membutuhkan uang, dan yang tua, sangat membutuhkan organ untuk tetap hidup.
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Sindikat penjual ginjal incar kaum muda miskin
Amon mengaku tidak diberi tahu tentang risiko kesehatan apa pun dari tindakan itu. “Mereka tidak menjelaskan apa pun kepada saya. Orang yang membawa saya menunjuk orang-orang di sekitar kami dan berkata: Lihat, mereka semua pendonor, dan mereka bahkan langsung kembali bekerja.”
Setelah operasi, dia hanya diberi uang $4.000, bukannya $6.000 seperti yang dijanjikan. Dari uang itu, dia membeli telepon seluler dan sebuah mobil yang dengan cepat rusak. Tak lama kemudian, kesehatannya memburuk. Dia menjadi sering pusing dan lemah, lalu pingsan.
Ketika dibawa ke rumah sakit, ibunya, Leah Metto, terkejut dan baru mengetahui putranya telah menjual ginjal. “Mereka mengambil keuntungan lewat anak-anak muda seperti Amon,” katanya.
Amon ternyata bukan korban satu-satunya. Willis Okumu, peneliti kejahatan terorganisasi yang berbasis di Nairobi di Institute of Security Studies in Africa, berbicara dengan beberapa pemuda yang juga mengatakan telah menjual ginjal mereka di Kota Oyugis, 180 kilometer di barat daya Eldoret. “Faktanya, ini adalah kejahatan terorganisasi,” ujar Willis Okumu.
Ia memperkirakan di Oyugis saja sekitar 100 orang pemuda telah menjual ginjal mereka. Banyak di antaranya kemudian menderita masalah kesehatan, serta depresi dan trauma psikologis.
Rantai eksploitasi: donor ginjal jadi perekrut
DW berbicara kepada empat pemuda di Oyugis yang mengatakan telah menjual ginjal dengan harga hanya $2.000 atau sekitar Rp33,6 juta. Mereka menceritakan bahwa, setelah operasi di Rumah Sakit Mediheal di Eldoret, mereka diminta merekrut donor baru dengan komisi masing-masing sebesar $400 (Rp6,7 juta).
“Ada area abu-abu dalam hukum yang dieksploitasi oleh sindikat ini,” jelas Okumu. “Tidak ada hukum yang melarang Anda untuk menyumbangkan ginjal demi uang dan Anda tidak dapat dituntut atas hal itu,” katanya, mengacu pada informasi yang ia terima dari unit kejahatan terorganisasi transnasional di kepolisian Kenya.
Namun yang diizinkan menurut hukum Kenya adalah donasi organ kepada kerabat atau untuk alasan altruistik.
Berbicara kepada DW secara anonim, mantan karyawan Rumah Sakit Mediheal mengungkapkan, jual beli organ transplantasi sudah berlangsung selama bertahun-tahun.
Awalnya, penerima berasal dari Somalia dan donor dari Kenya. Namun kemudian, pada tahun 2022, penerima mulai datang dari Israel dan, sejak tahun 2024, dari Jerman. Untuk mereka, para donor pun diterbangkan dari negara-negara seperti Azerbaijan, Kazakhstan, atau Pakistan.
Sumber tersebut lebih lanjut mengatakan, para donor diminta menandatangani dokumen yang menyatakan bahwa mereka adalah kerabat dari penerima yang tidak pernah mereka temui, dan menyetujui pengangkatan ginjal tanpa diberi tahu tentang potensi risiko kesehatan, sementara beberapa dari mereka bahkan belum cukup umur. “Karena kendala bahasa, mereka hanya menandatangani,” kata mantan karyawan tersebut.
Sindikat mencari pasien dari Jerman, Israel
Sejak meningkatnya jumlah penerima organ dari Jerman dan Israel, bisnis pun berkembang pesat. Setiap penerima organ diberitakan berani membayar hingga $200.000 untuk sebuah ginjal.
Mantan karyawan rumah sakit tersebut mengatakan kepada DW, sebuah badan bernama MedLead bertugas untuk mendapatkan donor dan penerima dari berbagai negara.
Di situs webnya, MedLead mengklaim menyediakan donasi ginjal dalam waktu 30 hari yang “sesuai dengan undang-undang donasi organ” dan bahwa para donor dijanjikan akan “100% altruistik.”
Di laman Facebook-nya, terdapat video testimoni orang-orang yang berterima kasih kepada MedLead atas bantuannya dalam mendapatkan ginjal baru di Eldoret, Kenya.
Video terbaru di situs tersebut memperlihatkan Sabine Fischer-Kugler, perempuan berusia 57 tahun dari Gunzenhausen, Jerman, yang telah menderita penyakit ginjal selama 40 tahun.
Setelah ginjal pengganti pertama berhenti berfungsi, ia sangat ingin mencari ginjal kedua. Namun, daftar tunggu untuk mendapatkan ginjal baru di Jerman panjang; bisa memakan waktu delapan hingga sepuluh tahun.
Sabine Fischer-Kugler mengatakan hanya bertemu sebentar dengan pendonornya, seorang pria berusia 24 tahun dari Azerbaijan. Kontraknya menyatakan bahwa pendonor tersebut tidak dibayar, meskipun Fischer-Kugler mengatakan bahwa dia membayar antara $100.000 dan $200.000 kepada MedLead.
“Mungkin saya agak egois karena saya menginginkan ginjal ini, dan yang terpenting, kontraknya tampak baik-baik saja. Namun, jelas. Operasinya tidak sebersih yang terlihat.”
Berdasarkan hukum Jerman, membayar untuk memperoleh organ adalah ilegal, dan pelanggarnya dapat menghadapi hukuman penjara hingga lima tahun.
Pria di balik MedLead adalah warga negara Israel bernama Robert Shpolanski. Menurut dakwaan tahun 2016 oleh Pengadilan Magistrat Tel Aviv, ia dituduh melakukan “sejumlah besar transplantasi ginjal ilegal” di Sri Lanka, Turki, Filipina, dan Thailand, bersama seorang pria bernama Boris Wolfman yang diduga memimpin jaringan kriminal. Wolfman juga dituduh terlibat dalam kegiatan transplantasi ilegal di tempat lain.
“Agak mencurigakan, seharusnya tidak bayar”
Shpolanski membantah adanya hubungan dengan Wolfman. Dalam email kepada Der Spiegel, ZDF, dan DW, MedLead menyatakan tidak terlibat dalam mencari donor, bahwa semua donor bersifat 100% altruistik, dan bahwa MedLead beroperasi secara transparan dan sepenuhnya mematuhi hukum sejak didirikan.
Tim investigasi menyamar di Eka Hotel di Eldoret, hanya satu kilometer dari Rumah Sakit Mediheal, untuk berbicara dengan pasien asing yang tengah menunggu transplantasi. Beberapa tampak lemah, dan ditemani anggota keluarga mereka.
Seorang perempuan dari Rusia, yang sedang menunggu operasi ginjal untuk suaminya, berkata, “Tidak ada yang mau memberikan ginjal secara cuma-cuma.”
Sementara seorang pria dari Israel berusia 72 tahun yang menjalani dialisis di rumah sakit Mediheal mengatakan: “Ini agak mencurigakan. Anda tidak seharusnya membayar tetapi harus membayar,” katanya.
Kembali di Nairobi, Dr. Jonathan Wala, kepala Asosiasi Ginjal Kenya, telah merawat beberapa pasien yang kembali dengan komplikasi pascaoperasi. “Kami mendapat laporan dari pasien Israel yang kembali dengan infeksi parah, beberapa dengan ginjal yang pada dasarnya sudah mati.”
Sementara itu, Amon dan para pendonor lainnya masih terus bertahan hidup hanya dengan satu ginjal. Kesehatan mereka terganggu dan harapan mereka hancur. “Jika saya bisa kembali ke masa lalu, saya tidak akan mau ginjal saya diangkat. Saya membenci diri saya sendiri karenanya.”
Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris
Diadaptasi oleh Arti Ekawati
Editor: Agus Setiawan
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Jakarta – Dokter spesialis anak, Amanda Soebadi Sp.A(K), menegaskan makanan yang dikonsumsi Ibu hamil bukan menjadi penyebab anak mengidap autisme. Ia menyebut makanan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi risiko gangguan pada otak anak.
(/)

Tel Aviv –
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron bahwa pembentukan negara Palestina akan menjadi “hadiah besar bagi terorisme”. Pesan Netanyahu ini disampaikan setelah Macron mengungkapkan rencana Prancis untuk mengakui negara Palestina.
Macron, dalam pernyataan terbaru, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Rabu (16/4/2025), mengatakan dirinya menegaskan kepada Netanyahu bahwa penderitaan warga sipil di Jalur Gaza “harus diakhiri”.
Macron juga mengatakan kepada Netanyahu, bahwa hanya gencatan senjata dalam perang melawan Hamas yang akan membebaskan para sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza.
Pernyataan yang dirilis kantor PM Israel menyebutkan kedua pemimpin berbicara via telepon pada Selasa (15/4) waktu setempat. Dalam percakapan itu, Netanyahu menyampaikan kepada Macron soal “sikapnya yang menentang keras pembentukan negara Palestina, dengan menyatakan hal bahwa itu akan menjadi hadiah besar bagi terorisme”.
“Perdana Menteri mengatakan kepada Presiden Prancis bahwa negara Palestina yang didirikan hanya beberapa menit dari kota-kota Israel akan menjadi benteng terorisme Iran, dan bahwa sebagian besar masyarakat Israel dengan tegas menentang hal ini — dan hal ini telah menjadi kebijakannya yang konsisten dan sudah berlangsung sejak lama,” jelas kantor PM Israel dalam pernyataannya.
Sementara itu, Macron secara terpisah mengatakan dirinya telah menyampaikan kepada Netanyahu bahwa “cobaan berat yang dialami penduduk sipil Gaza harus diakhiri”. Macron juga “menyerukan pembukaan semua perlintasan perbatasan untuk masuknya bantuan kemanusiaan” ke Jalur Gaza.
Israel memutus akses bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza sejak 2 Maret lalu untuk menekan Hamas.
Seruan itu disampaikan setelah komentar Macron pekan lalu yang menyebut Prancis dapat mengakui negara Palestina dalam beberapa bulan ke depan. Komentar itu menuai gelombang kecaman di Israel, termasuk dari Netanyahu dan putranya, serta dikritik kelompok sayap kanan di Prancis.
Macron, pada Senin (14/4), mengungkapkan harapannya agar pengakuan yang diberikan Prancis terhadap negara Palestina akan mendorong negara-negara lainnya untuk mengikuti, dan agar negara-negara yang tidak mengakui Israel akhirnya bersedia memberikan pengakuan serupa.
Sehari sebelum teleponan dengan Netanyahu, Macron berbicara via telepon dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, di mana dia menyatakan dukungan untuk rencana Otoritas Palestina memerintah Gaza pascaperang, jika mengalami reformasi.
“Sangat penting untuk menetapkan kerangka kerja untuk hari-hari setelah perang: melucuti senjata dan menyingkirkan Hamas, menetapkan pemerintahan yang kredibel, dan mereformasi Otoritas Palestina,” cetus Macron kepada Abbas.
“Hal ini akan memungkinkan kemajuan menuju solusi politik dua negara, dengan tujuan konferensi perdamaian pada Juni, demi perdamaian dan keamanan bagi semuanya,” sebutnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Jakarta –
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan mencabut status bebas pajak Harvard setelah universitas tertua di Negeri Paman Sam itu secara terbuka menolak tuntutan pemerintahannya terkait penanganan aktivitas demonstrasi pro-Palestina.
Ancaman itu muncul beberapa jam setelah pemerintahan Trump membekukan US$ 2,3 miliar atau Rp 38,64 triliun (kurs Rp 16.803) dana hibah federal untuk Harvard. Selain itu dirinya juga menuntut permintaan maaf atas penolakan yang sempat mereka lakukan.
Melansir Reuters, Rabu (16/4/2025), sebelumnya pemerintahan Trump telah menegur ratusan universitas yang berada di AS atas penanganan terhadap gerakan protes mahasiswa pro-Palestina pada 2024 lalu imbas serangan Hamas di Israel dan serangan Israel berikutnya di Gaza.
Trump menyebut gerakan protes tersebut adalah tindakan anti-Amerika dan antisemit, menuduh ratusan universitas tersebut turut menyebarkan Marxisme dan ideologi ‘kiri radikal’. Dengan alasan inilah ia kemudian berjanji untuk mengakhiri hibah dan kontrak multi tahun federal kepada perguruan tinggi yang tidak menyetujui tuntutan pemerintahannya.
Terakhir, Trump mengatakan dalam sebuah unggahan di media sosial pada Selasa (15/4) kemarin bahwa saat ini dirinya sedang mempertimbangkan apakah akan mengakhiri status bebas pajak Harvard jika terus menolak tuntutan pemerintahannya dan mendorong pembelajaran yang bersifat ‘politis, ideologis, dan mendukung teroris’.
Namun ia tidak mengatakan langkah apa yang akan dilakukan untuk menghapus status bebas pajak Harvard.
Di sisi lain, Sekretaris pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan Trump ingin Harvard meminta maaf atas apa yang disebutnya sebagai ‘antisemitisme yang terjadi di kampus mereka terhadap mahasiswa Yahudi Amerika’.
Ia menuduh Harvard dan perguruan tinggi lain melanggar undang-undang ‘Title VI of the Civil Rights Act’ yang melarang diskriminasi oleh penerima dana federal berdasarkan ras atau asal negara.
Berdasarkan aturan itu, dana federal dapat dihentikan hanya setelah penyelidikan dan sidang yang panjang serta pemberitahuan 30 hari kepada Kongres.
Menanggapi berbagai tekanan ini, sejumlah profesor dan mahasiswa mengatakan protes tersebut secara tidak adil disamakan dengan antisemitisme sebagai dalih untuk serangan inkonstitusional terhadap kebebasan akademis.
(igo/fdl)

Anda sedang menyimak Dunia Hari Ini, rangkuman sejumlah berita pilihan dari berbagai negara yang terjadi dalam 24 jam terakhir.
Kita akan mengawali edisi Kamis, 16 April 2025 ini dengan informasi dari daratan Eropa.
Siap perang, warga Eropa diminta sisihkan bekal
Merasa ancaman perang langsung yang ada di depan mata, warga Eropa telah diperingatkan untuk bersiap menghadapi yang terburuk.
Sosok yang bertanggung jawab atas manajemen krisis untuk Komisi Eropa, Hadja Lahbib, telah menyarankan 450 juta penduduk Uni Eropa (UE) untuk mengemas tas perlengkapan untuk bertahan hidup selama 72 jam.
Ini karena blok tersebut bersiap menghadapi ancaman “yang lebih kompleks dari sebelumnya.”
“Selama tiga tahun di Ukraina, kami telah melihat medan perang bom dan peluru, pesawat nirawak, pesawat tempur, dan kapal selam … Keamanan Eropa terancam secara langsung oleh hal ini,” katanya.
“Juga terancam oleh medan perang yang ada di saku kita; telepon kita, komputer kita, pembangkit listrik kita, bank kita, rantai pasokan kita.”
Xi Jinping kunjungi Vietnam, Kamboja, dan Malaysia
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Lin Jian dalam jumpa pers kemarin mengatakan mereka telah “meruntuhkan tembok”, memperluas lingkaran mitra dagangnya, dan “berjabat tangan” alih-alih “beradu tinju”, di tengah meningkatnya perang dagang dengan Amerika Serikat.
Komentar dari Kementerian Luar Negeri China muncul saat Presiden Xi Jinping melanjutkan lawatannya ke Asia Tenggara.
Trump telah mempertahankan tarif 145 persen atas impor produk China, sebuah langkah yang mendorong Beijing untuk menaikkan pungutannya atas barang-barang AS menjadi 125 persen.
Beijing menyebut strategi tarif pemerintahan Trump sebagai “lelucon”, yang membuat Menteri Keuangan AS Scott Bessent kesal.
“Ini bukan bercanda. Memang ini angka yang besar,” kata Bessent kepada Bloomberg Television.
Parlemen Singapura dibubarkan menjelang pemilihan umum
Pemungutan suara ini, yang akan diadakan pada tanggal 3 Mei, akan menjadi ujian elektoral pertama bagi Lawrence Wong setelah ia menggantikan perdana menteri lama Lee Hsien Loong sebagai pemimpin Partai Aksi Rakyat (PAP) pada bulan Mei lalu.
“Kita menyaksikan perubahan besar di dunia,” kata Wong dalam sebuah unggahan di media sosial.
“Banyak hal menjadi semakin tidak pasti, tidak menentu, dan bahkan tidak stabil.”
Pemilihan umum mendatang akan memiliki empat kursi lebih banyak dibandingkan dengan pemilihan umum terakhir pada tahun 2020, dengan 97 politisi terpilih dari 15 daerah pemilihan beranggota tunggal dan 18 dapil dengan masing-masing empat atau lima anggota
Hibah Harvard $2,2 miliar dipangkas Trump
Donald Trump berjanji untuk membekukan hibah senilai $2,2 miliar untuk Universitas Harvard dan menghapus status pengecualian pajaknya, di tengah bentrokan kebijakan antara universitas itu dan Gedung Putih.
Pembekuan dana tersebut terjadi setelah institusi tersebut memilih untuk menentang tuntutan pemerintahan Trump untuk mengakhiri program keberagaman, mengubah kebijakan perekrutan dan penerimaan, serta membatasi aktivisme di kampus.
Trump juga menyerukan reformasi tata kelola dan kepemimpinan yang luas di universitas tersebut.
Pemerintah AS mengatakan hampir $9 miliar dalam bentuk hibah dan kontrak secara total terancam jika Harvard tidak mematuhinya.
Presiden Harvard Alan Garber mengatakan universitas tersebut tidak akan tunduk pada tuntutan pemerintah.