Author: Detik.com

  • Politikus Israel Ditarik dari Podium Saat Bicara Kondisi Gaza: Ini Kebenaran!

    Politikus Israel Ditarik dari Podium Saat Bicara Kondisi Gaza: Ini Kebenaran!

    Tel Aviv

    Seorang politikus oposisi Israel, Ayman Odeh dikeluarkan secara paksa dari podium ruang parlemen usai menyampaikan kondisi Gaza, Palestina. Ayman memaparkan korban perang Gaza yang mencapai puluhan ribu.

    Dilansir DW News dan The Guardian, Minggu (25/5/2025) Ayman Odeh merupakan anggota partai Arab-Yahudi Hadash. Ayman Odeh menyampaikan pendapatnya soal kondisi Gaza ini pada Kamis (22/5) lalu. Dia mengkritik anggota parlemen yang lemah dalam menangani perang ini.

    “Hal lain yang ingin saya katakan, Anda tidak tahu betapa lemahnya Anda. Anda adalah orang-orang yang lemah. Sangat, sangat lemah,” ujar Ayman.

    Dia menyoroti korban perang Gaza yang mencapai puluhan ribu orang. Selain itu, dia mengungkap bahwa perang ini juga menghancurkan kampus hingga rumah sakit.

    “Setelah satu setengah tahun perang di mana Anda membunuh 19.000 anak-anak. 53.000 penduduk. Anda menghancurkan semua universitas, dan rumah sakit, Anda merasa tidak ada kemenangan politik, itulah sebabnya Anda menjadi gila,” tegasnya.

    Ayman mengatakan bahwa parlemen lemah. Sebab, tak ada kemenangan politik dalam hal ini. “Mengapa? Karena tidak ada kemenangan politik,” ungkapnya.

    Ayman menyatakan dalam akun X miliknya, bahwa tindakan penarikan paksa itu melanggar aturan. Padahal, Ayman sedang berbicara tentang kebenaran di Gaza.

    “Mereka menyeret saya keluar dari podium Parlemen, bukan karena melanggar aturan, tetapi karena mengatakan kebenaran,” katanya.

    Ayman lantas mengingatkan kembali akan tragedi Nakba. Menurutnya, tragedi itu terulang lagi di Gaza.

    “Tujuh puluh tujuh tahun setelah Nakba, dunia menyaksikan Nakba kedua terjadi di Gaza,” lanjutnya.

    Tonton juga “Kecaman Netanyahu gegara Prancis-Inggris Dukung Negara Palestina” di sini:

    (rdp/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Drone Rusia Kembali Serang Ukraina, 7 Orang Terluka

    Drone Rusia Kembali Serang Ukraina, 7 Orang Terluka

    Kyiv

    Drone Rusia kembali menyerang ibu kota Ukraina, Kyiv. Drone ini menyerang gedung apartemen dan rumah. Sedikitnya tujuh orang terluka akibat terkena serpihan bangunan yang terbakar.

    Dilansir Reuters, Minggu (25/5/2025), serangan ini terjadi pada Minggu (25/5) pagi waktu setempat. Kepala administrasi militer kota Kyiv, Timur Tkachenko mengatakan bahwa empat orang terluka.

    Mereka menghubungi pihak medis usai sebuah gedung apartemen lima lantai diserang di distrik Holosiivskyi di luar pusat kota.

    Wali Kota Vitali Klitschko mengatakan bagian luar gedung rusak. Sementara itu ada juga tiga orang terluka di distrik kota lainnya.

    Tkachenko sebelumnya telah memperingatkan bahwa lebih banyak drone dan kemungkinan serangan rudal mungkin terjadi. Saksi Reuters mendengar unit antipesawat beroperasi di sekitar kota.

    Sebelumnya, serangan udara besar-besaran Rusia menggunakan drone dan rudal menghantam wilayah Ukraina, termasuk ibu kota Kyiv, pada Sabtu (24/5). Sedikitnya 15 orang mengalami luka-luka akibat gempuran di Kyiv, yang terjadi ketika kedua negara sedang dalam proses pertukaran tahanan besar-besaran.

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Ukraina, Andriy Sybiga, menyebut rentetan serangan udara itu adalah “bukti nyata bahwa tekanan sanksi yang lebih besar terhadap Moskow diperlukan untuk mempercepat proses perdamaian”.

    Tonton juga “Drone Rusia Hantam Kendaraan Sipil di Ukraina, 9 Orang Tewas” di sini:

    (rdp/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Harvard Melawan saat Trump Terus Menekan

    Harvard Melawan saat Trump Terus Menekan

    Jakarta

    Harvard University melawan kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan melayangkan gugatan di pengadilan federal Massachusetts. Salah satu universitas terbaik dunia ini meradang karena kebijakan Trump yang melarang penerimaan mahasiswa asing alias non warga negara AS.

    Dilansir AFP pada Sabtu (24/5/2025), Harvard menduga larangan penerimaan mahasiswa asing adalah balasan dari Trump karena pihaknya menolak tuntutan pemerintah untuk mengendalikan tata kelola, kurikulum, dan ‘ideologi’ fakultas dan mahasiswa. Harvard mengatakan penolakan pihaknya terhadap kebijakan Trump merupakan hak amandemen pertama.

    “Ini adalah tindakan terbaru pemerintah sebagai balasan yang jelas terhadap Harvard yang menjalankan hak Amandemen Pertama dengan menolak tuntutan pemerintah untuk mengendalikan tata kelola, kurikulum, dan ‘ideologi’ fakultas dan mahasiswa Harvard,” tulis dokumen gugatan yang diajukan di pengadilan federal Massachusetts dilansir kantor berita AFP, Sabtu (24/5/2025).

    Sebelumnya Trump melalui menuduh Harvard telah “mendorong kekerasan, anti-Semitisme, dan berkoordinasi dengan Partai Komunis China”. Maka isi gugatan Harvard yakni meminta hakim AS untuk “menghentikan tindakan pemerintah yang sewenang-wenang, tidak masuk akal, melanggar hukum, dan inkonstitusional”.

    Lalu apa bagaimana hasil gugatan tersebut?

    Hakim Tangguhkan Larangan Trump

    Donald Trump (Foto: Getty Images via AFP/ANDREW HARNIK)

    Hakim Distrik AS Allison Burroughs memerintahkan penangguhan sementara terhadap larangan HarvardUniversity menerima mahasiswa asing. DilansirAFPdanReuters, perintah hakim Burroughs ini akan menangguhkan kebijakan Trump itu selama dua pekan ke depan.

    Sidang lanjutan dijadwalkan berlangsung pada 27 Mei dan 29 Mei untuk mempertimbangkan langkah selanjutnya dalam perkara ini.

    Di sisi lain, perintah hakim Burroughs ini sedikit memberikan keringanan kepada ribuan mahasiswa asing Harvard yang dipaksa pindah universitas, atau terancam kehilangan status hukum mereka.

    Gedung Putih memberikan reaksi keras terhadap perintah hakim AS tersebut. Jurubicara Gedung Putih Abigail Jackson menyebut hakim Burroughs tidak memiliki hak untuk menghentikan kebijakan pemerintahan Trump.

    “Hakim yang tidak dipilih, tidak memiliki hak untuk menghentikan pemerintahan Trump dalam menjalankan kendali yang sah atas kebijakan imigrasi dan kebijakan keamanan nasional,” tegas Jackson dalam pernyataannya.

    Hakim Burroughs Disebut Hakim Komunis

    Pemerintahan Trump memberi sinyal akan mengajukan banding atas putusan hakim Burroughs tersebut. Kemudian Wakil kepala staf Gedung Putih, Stephen Miller, dalam tanggapan terpisah menyebut hakim Burroughs sebagai ‘hakim komunis’.

    Dia mengatakan bahwa dengan mengabulkan penangguhan sementara, seorang hakim komunis telah menciptakan hak konstitusional untuk warga negara asing untuk diterima di universitas-universitas Amerika yang didanai oleh pajak warga Amerika.

    Hakim Burroughs merupakan seorang hakim distrik AS yang bertugas di Pengadilan Distrik AS untuk Massachusetts. Dia ditunjuk menjadi hakim distrik AS sejak tahun 2015 lalu oleh mantan Presiden Barack Obama pada era pemerintahannya.

    Diketahui Harvard menerima hampir 6.800 mahasiswa asing untuk tahun ajaran saat ini. Angka itu setara dengan 27 persen dari total pendaftaran untuk tahun ajaran saat ini.

    Oleh sebab itu langkah ini membuat masa depan ribuan mahasiswa asing menjadi tidak jelas, dan aliran pendapatan menguntungkan yang didapat dari penerimaan mahasiswa asing menjadi diragukan.

    Halaman 2 dari 2

    (aud/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Korut Tahan 3 Orang Terkait Kecelakaan Peluncuran Kapal Perang

    Korut Tahan 3 Orang Terkait Kecelakaan Peluncuran Kapal Perang

    Pyongyang

    Korea Utara menahan tiga orang terkait kecelakaan yang terjadi saat peluncuran kapal perang. Pihak yang ditahan salah satunya kepala teknisi kapal.

    Dilansir AFP, Minggu (25/5/2025), Pyongyang mengatakan bahwa ‘kecelakaan serius terjadi’ pada upacara peluncuran, Rabu (21/5) di kota pelabuhan timur Chongjin untuk kapal perusak angkatan laut seberat 5.000 ton yang baru dibangun. Pada insiden itu, bagian dasar kapal hancur.

    Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyebut kecelakaan itu sebagai “tindakan kriminal yang disebabkan oleh kecerobohan mutlak”.

    Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA) melaporkan mereka yang ditahan adalah kepala teknisi di galangan kapal Chongjin Kang Jong Chol, kepala bengkel konstruksi lambung kapal Han Kyong Hak dan wakil manajer urusan administrasi, Kim Yong Hak.

    Laporan KCNA mengatakan ketiganya “bertanggung jawab atas kecelakaan tersebut”.

    Pada hari Jumat, KCNA melaporkan bahwa manajer galangan kapal Hong Kil Ho telah dipanggil oleh penegak hukum.

    Militer Korea Selatan mengatakan bahwa otoritas intelijen AS dan Seoul menilai bahwa “upaya peluncuran samping” kapal oleh Korea Utara gagal, dan kapal tersebut dibiarkan miring di air.

    Berdasarkan ukuran dan skalanya, militer Korea Selatan mengatakan kapal perang yang baru dibangun tersebut diyakini memiliki perlengkapan yang sama dengan kapal kelas perusak seberat 5.000 ton Choe Hyon, yang diluncurkan Korea Utara bulan lalu.

    Pyongyang mengatakan Choe Hyon dilengkapi dengan “senjata paling kuat”, dan akan “mulai beroperasi awal tahun depan”.

    Militer Seoul mengatakan Choe Hyon dapat dikembangkan dengan bantuan Rusia. Dia menduga ini sebagai imbalan atas pengerahan ribuan pasukan Pyongyang untuk membantu Moskow memerangi Ukraina.

    Analis mengatakan kapal perang yang terlibat dalam kecelakaan hari Rabu mungkin juga dibangun dengan bantuan Rusia.

    Tonton juga “Kapal Perang Korut yang Terbalik Kini Ditutupi Terpal” di sini:

    (lir/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 9 Anak dari Pasangan Dokter di Gaza Tewas Akibat Serangan Rudal Israel

    9 Anak dari Pasangan Dokter di Gaza Tewas Akibat Serangan Rudal Israel

    Gaza

    Badan pertahanan sipil Gaza mengatakan bahwa serangan Israel di kota selatan Khan Yunis menewaskan sembilan anak. Korban adalah anak kandung dari pasangan dokter.

    Dilansir AFP, Minggu (25/5/2025), juru bicara badan pertahanan sipil Gaza, Mahmud Bassal, mengatakan kru pertahanan sipil mengambil 9 jenazah yang tewas.

    “Sembilan jenazah anak yang menjadi martir, beberapa di antaranya hangus, dari rumah Dr Hamdi al-Najjar dan istrinya, Dr Alaa al-Najjar, yang semuanya adalah anak-anak mereka,” kata Bassal.

    Ia menambahkan bahwa Hamdi al-Najjar dan putra lainnya, Adam, juga terluka parah dalam serangan pada hari Jumat itu. Sumber medis di Rumah Sakit Nasser, tempat Alaa al-Najjar bekerja, menyebutkan usia Adam 10 tahun.

    Rekaman kejadian yang dirilis oleh badan pertahanan sipil menunjukkan tim penyelamat menemukan sisa-sisa korban yang terbakar parah dari rumah yang rusak.

    Pemakaman anak-anak tersebut berlangsung di Rumah Sakit Nasser, menurut rekaman AFP.

    Ketika ditanya tentang insiden tersebut, militer Israel mengatakan telah “menyerang sejumlah tersangka yang diidentifikasi beroperasi dari sebuah bangunan” di dekat pasukannya.

    “Klaim mengenai bahaya bagi warga sipil yang tidak terlibat sedang ditinjau,” imbuhnya.

    Militer telah mengeluarkan peringatan evakuasi untuk Khan Yunis pada hari Senin.

    Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Gaza, Muneer Alboursh, mengatakan pada X bahwa serangan itu terjadi tak lama setelah Hamdi Al-Najjar mengantar istrinya ke tempat kerja.

    “Hanya beberapa menit setelah kembali ke rumah, sebuah rudal menghantam rumah mereka,” katanya, seraya menambahkan bahwa sang ayah “dalam perawatan intensif”.

    “Inilah kenyataan yang dialami staf medis kami di Gaza. Kata-kata tidak cukup untuk menggambarkan rasa sakitnya,” katanya.

    “Di Gaza, bukan hanya petugas kesehatan yang menjadi sasaran — agresi Israel bahkan lebih parah, menewaskan seluruh keluarga,” katanya.

    (lir/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Bos Kartel Narkoba Meksiko Tewas Ditembak Saat Penggerebekan

    Bos Kartel Narkoba Meksiko Tewas Ditembak Saat Penggerebekan

    Sinaloa

    Seorang pemimpin kartel narkoba Meksiko, Jorge Humberto Figueroa, yang terkenal kejam tewas dalam penggerebekan yang dilakukan tentara. Pelaku tewas usai ditembak.

    Dilansir AFP, Minggu (25/5/2025), Negara bagian Sinaloa, Meksiko, tempat kartel itu bermarkas, tengah dilanda perang antara dua faksi yang bermusuhan. Perang ini telah menewaskan sekitar 1.200 orang sejak September tahun lalu.

    Jorge Humberto Figueroa ditembak dan tewas pada hari Jumat dalam penggerebekan yang dilakukan untuk menangkapnya. Hal itu disampaikan Sekretaris Keselamatan Publik Omar Garcia Harfuch di platform media sosial X.

    Nyawa Figueroa dihargai mahal oleh pihak Amerika Serikat (AS). Badan Penegakan Narkoba AS (DEA) telah menawarkan hingga $1 juta untuk informasi untuk penangkapan Figueroa atas dugaan perdagangan fentanil dan pencucian uang.

    Kembali lagi ke pernyataan Harfuch, dia mengatakan Figueroa adalah salah satu dalang bentrokan yang terkenal dengan pihak berwenang pada tahun 2019 di kota Culiacan.

    Dalam kasus itu, anggota kartel melawan pasukan keamanan yang telah menangkap Ovidio Guzman, putra salah satu pendiri kartel Sinaloa Joaquin ‘Chapo’ Guzman.

    Pihak berwenang Meksiko secara kontroversial membebaskan Ovidio Guzman saat itu, dengan mengatakan mereka ingin menghindari pertumpahan darah lebih lanjut. Namun, ia akhirnya ditangkap kembali pada tahun 2023 dan diekstradisi ke Amerika Serikat, tempat ia masih ditahan.

    Kelompok ini telah melawan faksi lain yang dipimpin oleh ahli waris salah satu pendiri kartel Ismael Zambada, yang dibujuk ke Amerika Serikat dalam operasi penyamaran pada tahun 2024 dan ditangkap.

    Surat kabar Reforma mengatakan Figueroa adalah kepala keamanan untuk faksi yang dipimpin oleh putra-putra Guzman.

    (lir/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kembali Tegang Usai Tentara India Tembak Pria Pakistan di Perbatasan

    Kembali Tegang Usai Tentara India Tembak Pria Pakistan di Perbatasan

    New Delhi

    Situasi di perbatasan India dan Pakistan kembali memanas. Ketegangan muncul lagi setelah tentara perbatasan India menembak mati seorang pria Pakistan yang diklaim menerobos perbatasan.

    Padahal India dan Pakistan baru menyetujui gencatan senjata sekitar dua pekan lalu. Kini hubungan kedua negara kembali memanas.

    Dilansir AFP, Sabtu (24/5/2025), Pasukan Keamanan Perbatasan India (BSF) menyatakan pasukannya melihat “satu orang mencurigakan bergerak maju ke pagar perbatasan” pada Jumat (23/5) malam.

    Pria mencurigakan itu berada di pagar pembatasan yang terletak di luar perbatasan internasional di distrik Banaskantha di negara bagian Gujarat. Pria yang disebut penyusup itu tidak berhenti saat mendapat peringatan dari pihak militer India.

    “Mereka (pasukan perbatasan India-red) memperingatkan penyusup itu, tetapi dia terus bergerak maju, mendorong mereka untuk melepaskan tembakan,” jelas BSF dalam pernyataannya.

    “Penyusup itu dinetralkan di tempat,” sebut pernyataan tersebut.

    Sebuah foto yang dirilis pasukan perbatasan India menunjukkan seorang pria dengan rambut beruban tergeletak tak bernyawa.

    Gencatan Senjata 2 Pekan Lalu

    Militer Pakistan dan militer India di perbatasan kedua negara (Foto: REUTERS/Mohsin Raza Acquire Licensing Rights)

    Pakistan dan India menyetujui gencatan senjata pada 10 Mei lalu. Kedua negara bertetangga itu sepakat menahan diri setelah terlibat aksi saling serang yang berlangsung selama empat hari.

    Pekan ini, otoritas penerbangan India dan Pakistan mengumumkan langkah memperpanjang larangan wilayah udara untuk maskapai dari masing-masing negara. Islamabad menutup wilayah udaranya untuk pesawat maskapai India sejak 24 April, sedangkan New Delhi mengambil langkah serupa beberapa hari kemudian.

    Otoritas Penerbangan Sipil Pakistan mengumumkan larangan wilayah udara itu diperpanjang hingga 24 Juni mendatang. Sementara Otoritas Penerbangan Sipil India, dalam pernyataan terpisah, mengumumkan perpanjangan larangan wilayah udara untuk maskapai Pakistan hingga 23 Juni mendatang.

    Langkah kedua negara ini berdampak pada waktu tempuh yang lebih lama dan pada akhirnya akan membuat tiket penerbangan lebih mahal dari biasanya.

    Pemicu Ketegangan Pakistan-India

    Pasukan keamanan berpatroli di Pahalgam, Kashmir, usai serangan bersenjata terhadap turis. Wilayah dijaga ketat demi mencegah serangan susulan. (Foto: AP/Dar Yasin)

    Pakistan dan India sempat saling serang menggunakan serangan rudal, drone dan artileri. Sedikitnya 70 orang imbas saling serang kedua negara bertetangga itu.

    Saling serang India dan Pakistan pecah usai serangan bersenjata menewaskan puluhan wisatawan di area Kashmir yang menjadi sengketa pada 22 April lalu. Kedua negara yang sama-sama bersenjata nuklir ini kemudian saling menyerang menggunakan kekuatan militer masing-masing.

    New Delhi menuduh Islamabad turut mendukung militan yang mendalangi serangan di Kashmir tersebut. Tuduhan itu telah dibantah oleh Pakistan.

    Situasi yang memanas kemudian mendorong militer India melancarkan serangan terhadap wilayah Pakistan, yang diklaim menargetkan markas dan fasilitas terkait kelompok militan lokal yang diyakini mendalangi serangan bersenjata di Kashmir.

    New Delhi menjelaskan bahwa serangan itu dilancarkan karena Islamabad tidak mengambil tindakan tegas terhadap militan lokal tersebut.

    Simak juga Video: India Minta IAEA Awasi Ketat Senjata Nuklir Pakistan

    Halaman 2 dari 3

    (jbr/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Ancaman Prancis-Inggris-Kanada Dibalas Netanyahu dengan Tuduhan Bantu Hamas

    Ancaman Prancis-Inggris-Kanada Dibalas Netanyahu dengan Tuduhan Bantu Hamas

    Jakarta

    Perdana Mengeri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, kembali memberikan reaksi terhadap pernyataan bersama Prancis-Inggris-Kanada terkait operasi militer di Gaza. Netanyahu menuduh Prancis-Inggris-Kanada membantu Hamas.

    Pernyataan bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron, PM Inggris Keir Starmer, dan PM Kanada Mark Carney disampaikan pada 19 Mei lalu. Dalam pernyataan bersama itu, mereka “sangat menentang perluasan operasi militer Israel di Gaza”.

    Pernyataan bersama ketiga pemimpin negara Barat itu juga “menyerukan kepada pemerintah Israel untuk menghentikan operasi militernya di Gaza dan segera mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza”. Ketiga pemimpin juga meminta Hamas “segera membebaskan sandera yang tersisa” di Jalur Gaza.

    Dilansir Reuters dan TIME, Sabtu (24/5/2025), Netanyahu dalam pernyataannya, menyebut Hamas “ingin menghancurkan negara Yahudi” dan memusnahkan orang-orang Yahudi. Dia mengatakan dirinya gagal memahami bagaimana ketiga pemimpin negara Barat itu gagal memahami hal tersebut.

    “Mereka (Hamas) tidak menginginkan negara Palestina. Mereka ingin menghancurkan negara Yahudi,” kata Netanyahu dalam pernyataan via media sosial X.

    “Saya tidak pernah bisa memahami bagaimana kebenaran sederhana ini luput dari perhatian para pemimpin Prancis, Inggris, Kanada, dan negara-negara lainnya,” ucapnya, sembari menyebut bahwa langkah negara Barat mengakui negara Palestina sama saja “memberikan hadiah utama kepada para pembunuh ini”.

    Netanyahu mengatakan bahwa apa yang dilakukan para pemimpin Prancis, Inggris dan Kanada justru membuat Hamas semakin berani.

    “Hamas benar berterima kasih kepada mereka. Karena dengan mengeluarkan tuntutan mereka — yang disertai ancaman sanksi terhadap Israel, terhadap Israel, melawan Israel, bukan Hamas — ketiga pemimpin ini secara efektif mengatakan bahwa mereka ingin Hamas tetap berkuasa,” sebut Netanyahu.

    “Sekarang, para pemimpin ini mungkin berpikir bahwa mereka sedang memajukan perdamaian. Tidak. Mereka justru membuat Hamas semakin berani untuk terus bertempur selamanya,” tegasnya.

    Macron, Starmer, dan Carney tidak menuntut perang Gaza segera diakhiri, namun menyerukan penangguhan serangan militer terbaru Israel di Jalur Gaza dan pencabutan blokade bantuan kemanusiaan. Hamas juga tidak memberikan tanggapan untuk menanggapi pernyataan ketiga pemimpin itu.

    Netanyahu menegaskan kembali kritikannya terhadap Macron, Starmer dan Carney pada Kamis (22/5) malam.

    “Ketika para pembunuh massal, pemerkosa, pembunuh bayi, dan penculik berterima kasih kepada Anda, Anda berada di sisi keadilan yang salah, Anda berada di sisi kemanusiaan yang salah, dan Anda berada di sisi sejarah yang salah,” tegasnya dalam kritikan yang ditujukan untuk ketiga pemimpin tersebut.

    (lir/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Sepakat Bayar Rp 17,8 T, Boeing Terhindar Sidang Pidana Kasus 737 MAX

    Sepakat Bayar Rp 17,8 T, Boeing Terhindar Sidang Pidana Kasus 737 MAX

    Washington DC

    Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) telah mencapai kesepakatan awal dengan raksasa penerbangan Boeing, yang memungkinkan perusahaan itu membayar US$ 1,1 miliar (Rp 17,8 triliun) demi menghindari persidangan kasus pidana terkait 737 MAX yang bermasalah.

    Kesepakatan ini menjadi bagian dari penyelidikan pidana sejak lama oleh otoritas AS terhadap kecelakaan mematikan pesawat jenis Boeing 737 MAX.

    Departemen Kehakiman AS dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Sabtu (24/5/2025), mengatakan bahwa “kesepakatan secara prinsip” ini akan menggugurkan dakwaan pidana terhadap Boeing terkait pelanggarannya dalam sertifikasi 737 MAX, yang terlibat dua kecelakaan maut tahun 2018 dan tahun 2019.

    Kecelakaan yang dialami maskapai Lion Air dan Ethiopian Airlines itu menewaskan total sedikitnya 346 orang.

    Seorang hakim AS harus menyetujui kesepakatan awal itu, yang akan membatalkan persidangan pidana federal yang dijadwalkan akan digelar pada Juni mendatang di pengadilan Fort Worth, Texas.

    Kesepakatan ini menuai kecaman dari anggota keluarga beberapa korban kecelakaan maut Boeing 737 MAX. Mereka menyebut penyelesaian yang diusulkan itu sebagai hadiah bagi Boeing.

    “Pesan yang dikirimkan oleh tindakan ini kepada perusahaan-perusahaan di seluruh negeri ini adalah, jangan khawatir soal membuat produk Anda aman bagi konsumen Anda,” kata salah satu pengacara penggugat yang menggugat Boeing, Javier de Luis, dalam pernyataannya.

    Lihat juga Video Reaksi Bos Boeing soal Pesawatnya Dikembalikan China Imbas Tarif Trump

    Namun Departemen Kehakiman AS, dalam ringkasan penjelasannya, mengutip beberapa anggota keluarga korban yang menyatakan keinginan untuk mencapai penyelesaian dalam kasus ini.

    Bahkan salah satu anggota keluarga korban disebut mengatakan bahwa “kesedihan muncul kembali setiap kali kasus ini dibahas di pengadilan atau forum-forum lainnya”.

    Para anggota keluarga dari lebih dari 110 korban kecelakaan Boeing 737 MAX mengatakan kepada pemerintah AS bahwa “mereka mendukung kesepakatan itu secara khusus, mendukung upaya Departemen (Kehakiman) untuk menyelesaikan kasus pra-sidang secara lebih umum atau tidak menentang kesepakatan itu”.

    Lihat juga Video Reaksi Bos Boeing soal Pesawatnya Dikembalikan China Imbas Tarif Trump

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Helikopter Polisi Thailand Jatuh dan Terbakar, 3 Orang Tewas

    Helikopter Polisi Thailand Jatuh dan Terbakar, 3 Orang Tewas

    Bangkok

    Sebuah helikopter milik Kepolisian Thailand terjatuh dan terbakar di wilayah selatan negara tersebut pada Sabtu (24/5) waktu setempat. Sedikitnya tiga orang tewas dalam kecelakaan maut ini.

    Otoritas setempat, seperti dilansir AFP, Sabtu (24/5/2025), melaporkan bahwa helikopter jenis Bell 212 milik Unit Penerbangan Kepolisian Kanchanaburi itu terjatuh di dekat sebuah desa di Provinsi Prachuap Khiri Khan.

    Kepolisian Kerajaan Thailand dalam pernyataannya menyebut terdapat dua pilot dan satu mekanik di dalam helikopter yang jatuh.

    Ketiganya dikonfirmasi tewas dalam kecelakaan helikopter tersebut.

    Petugas penyelamat setempat mengatakan kepada AFP bahwa para petugas pemadam kebakaran telah berhasil memadamkan api yang menyelimuti helikopter yang jatuh tersebut.

    Namun sejauh ini, penyebab jatuhnya helikopter polisi itu belum diketahui secara jelas.

    Kepolisian Kerajaan Thailand, dalam pernyataannya, menyampaikan belasungkawa untuk keluarga para korban tewas.

    Lihat juga Video Kecelakaan Helikopter New York Tewaskan Pejabat Siemens dan Keluarganya

    (nvc/idh)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini