Author: Detik.com

  • Pengguna iPhone atau Samsung? Ini Faktanya

    Pengguna iPhone atau Samsung? Ini Faktanya

    Jakarta

    Pertanyaan klasik yang kerap mengemuka di antara penggemar teknologi adalah: “Siapa yang lebih kaya, pengguna iPhone atau pengguna Samsung Galaxy?” Mirip seperti teka-teki “mana yang lebih dulu, ayam atau telur?”, pertanyaan ini telah memicu banyak diskusi sejak Apple dan Samsung bersaing ketat di pasar ponsel pintar.

    Kini, berkat data dari Consumer Intelligence Research Partners (CIRP), kita akhirnya punya jawaban berdasarkan fakta. CIRP melakukan survei untuk menganalisis kebiasaan pembelian ponsel dari para pengguna setia Apple dan Samsung.

    Mereka mendefinisikan “pengguna setia” sebagai konsumen yang sebelumnya memiliki iPhone atau Galaxy dan memilih merek yang sama saat mengganti ponsel mereka. Hasilnya cukup mengejutkan dan membantah stereotip yang selama ini beredar.

    Fakta dari Survei CIRP:

    Pengguna iPhone lebih banyak ditemukan di kelompok berpenghasilan rendah dan tinggi.Pengguna Samsung Galaxy sebagian besar berada di kelompok berpenghasilan mennengah.Hasil survey CRIP Foto: Phonrarena

    Sekilas, ini mungkin terdengar mengejutkan. Banyak yang mengira pengguna iPhone, dengan harga perangkatnya yang cenderung lebih mahal, didominasi oleh kelompok berpenghasilan tinggi.

    Namun, CIRP menjelaskan bahwa banyaknya pengguna iPhone dari kalangan berpenghasilan rendah, terutama generasi muda yang tidak terbebani biaya hidup besar seperti sewa, cenderung membeli model iPhone yang lebih terjangkau atau model lama.

    Detail Hasil Survei:

    Sebanyak 75% loyalis Samsung Galaxy termasuk dalam kelompok berpenghasilan menengah, dibandingkan dengan 67% pengguna iPhone. Ini karena Samsung menawarkan lebih banyak pilihan ponsel di segmen kelas menengah, sesuatu yang tidak terlalu ditekuni Apple.Di kelompok berpenghasilan tertinggi (di atas USD150.000 atau Rp 2,4 miliar per tahun), 9% pengguna setia iPhone berada dalam kelompok ini, sementara hanya 6% pengguna Galaxy. Di kelompok berpenghasilan terendah (di bawah USD25.000 atau Rp 407 juta per tahun), 24% pengguna iPhone dan 19% pengguna Galaxy termasuk dalam kategori ini.

    Jadi, apakah pengguna Samsung lebih kaya dari pengguna iPhone? Tidak sepenuhnya benar. Data menunjukkan bahwa pengguna iPhone lebih terpolarisasi, dengan jumlah yang signifikan di kelompok berpenghasilan rendah dan tinggi, sementara pengguna Samsung Galaxy cenderung mendominasi kelas menengah.

    Ini menunjukkan bahwa preferensi merek lebih dipengaruhi oleh faktor seperti gaya hidup, fitur perangkat, dan strategi pemasaran merek ketimbang sekadar pendapatan, demikian dilansir dari Phonearena.

    Bagaimana menurut kamu? Apakah kamu termasuk loyalis iPhone atau Galaxy?

    (afr/afr)

  • Harga Beras Naik Saat Stok Melimpah

    Harga Beras Naik Saat Stok Melimpah

    Jakarta

    Harga beras menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) naik di tingkat grosir dan eceran. Peningkatan ini terjadi di tengah cadangan beras pemerintah (CBP) melimpah, bahkan disebut mencetak sejarah.

    BPS mencatat untuk rata-rata harga beras di tingkat penggilingan pada Mei 2025 turun tipis 0,01% secara bulanan, namun naik 2,37% secara tahunan.

    “Secara kualitas beras di penggilingan beras premium turun 0,35% secara mtm (month to month) dan naik 0,01% secara yoy, beras medium naik sebesar 0,17% secara mtm dan naik 1,8% secara yoy (year to year),” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (2/6/2025).

    Harga beras di penggilingan pada Mei 2025 Rp 12.733/kilogram (kg), sementara bulan lalu tercatat Rp 12.734/kg. Sementara beras di tingkat grosir dan eceran pada Mei 2025 tercatat naik.

    Di tingkat grosir, menurut catatan BPS, harga beras di tingkat grosir pada Mei 2025 sebesar Rp 13.735/kg, naik dibandingkan bulan lalu Rp 13.728/kg.

    Sementara Harga beras di konsumen pada Mei 2025 tercatat Rp 14.784/kg, naik dibandingkan bulan lalu Rp 14.754/kg.

    “Di tingkat eceran terjadi inflasi 0,20% secara mtm dan terjadi inflasi sebesar 2,46% secara yoy. Harga beras yang kami sampaikan ini merupakan rata-rata harga beras yang mencakup jenis kualitas dan harga beras di seluruh wilayah Indonesia,” terang Pudji.

    Sebelumnya diberitakan, Pemerintah mencatatkan sejarah baru dalam tata kelola pangan nasional. Untuk pertama kalinya sejak Perum Bulog berdiri pada 1969, stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) menembus angka fantastis 4 juta ton.

    Berdasarkan laporan real-time per Kamis, 29 Mei 2025 pukul 21.41 WIB, serapan setara beras oleh Bulog telah mencapai 2.407.257 ton, dan total stok beras nasional resmi tercatat sebesar 4.001.059 ton. Angka ini menjadi simbol konkret keberhasilan kolaborasi nasional dalam memperkuat ketahanan pangan dan menyejahterakan petani Indonesia.

    Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih yang mendalam kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi terhadap capaian ini.

    “Saya menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh petani Indonesia, Komisi IV DPR RI, TNI, Polri, Kejaksaan, Gubernur, Bupati, Kepala Dinas Pertanian, PIHC, Perum Bulog, para pengamat, akademisi, pelaku usaha penggilingan, penyuluh pertanian lapangan (PPL), dan para media. Semua pihak telah bekerja bahu-membahu hingga Indonesia mencapai cadangan beras terbesar dalam sejarah,” Amran di Jakarta, Jumat (30/5/2025).

    Mentan menyebut capaian ini tak lepas dari gagasan Presiden Prabowo Subianto, yang secara konsisten mendorong berbagai terobosan strategis melalui penerbitan Instruksi Presiden (Inpres) untuk memperkuat produksi dan memudahkan petani dalam berusaha tani.

    (ada/hns)

  • Hat-trick Deflasi! Alarm Ekonomi RI Sedang Sakit

    Hat-trick Deflasi! Alarm Ekonomi RI Sedang Sakit

    Jakarta

    Indonesia dilanda deflasi sebesar 0,37% pada Mei 2025 secara bulanan (month to month/mtm). Deflasi ini menjadi deflasi ketiga sepanjang tahun setelah Januari (-0,76%) dan Februari (-0,48%).

    Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan deflasi ini menjadi alarm bahaya bagi ekonomi Indonesia. Pertumbuhan ekonomi kuartal II-2025 diproyeksi kembali tidak sampai 5%.

    “Ini sudah lampu kuning, ada gejala pertumbuhan ekonomi melambat di kuartal II-2025,” kata Bhima kepada detikcom, Senin (2/6/2025).

    Bhima menyebut deflasi berkepanjangan menandakan sebagian besar masyarakat menahan belanja. Hal ini membuat ekonomi ke depan lebih menantang.

    “Ini bukan kesuksesan mengendalikan inflasi, tapi demand pull inflation-nya tidak bergerak naik. Artinya penduduk besar, tapi sebagian besar tahan belanja. Konsumsi rumah tangga yang lambat artinya ekonomi ke depan lebih menantang,” ucap Bhima.

    Senior Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad mengatakan akar dari permasalahan ini karena tidak banyaknya lapangan kerja tercipta. Alhasil tidak ada peningkatan pendapatan masyarakat secara agregat, yang ada justru pemutusan hubungan kerja (PHK) meningkat.

    “Karena banyak yang PHK, banyak masyarakat menahan pembelian dan kalau kita lihat mereka menggunakan tabungan untuk survival. Jadi menjadikan cadangan untuk membeli, tapi tidak dibelanjakan banyak-banyak,” imbuhnya.

    Pemerintah Harus Atasi Cepat

    Senior Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad menilai pemerintah harus gerak cepat mengatasi permasalahan ini. Pasalnya jika tidak, kondisi akan semakin memperparah rakyat kecil.

    “Harus ada upaya mengambil inisiatif untuk mengurangi efek dari global. Pertama diversifikasi negara tujuan ekspor, tujuan produk-produk yang diterima di luar pasar AS maupun negosiasi tarif agar dampak ke dalam negerinya bisa berkurang,” saran Tauhid.

    “Lalu enam paket stimulus itu cukup untuk bantalan kelas bawah, tapi untuk kelas menengah kurang. Jadi stimulus yang diperlukan adalah stimulus di bidang infrastruktur dan padat kerja termasuk stimulus tambahan untuk sektor industri karena itu yang menyerap lapangan kerja paling banyak,” tambahnya.

    (aid/fdl)

  • Google Maps Salah Beri Label, Jalanan Langsung Lumpuh

    Google Maps Salah Beri Label, Jalanan Langsung Lumpuh

    Jakarta

    Pengguna kendaraan bermotor di Jerman menjadi korban kesalahan label oleh Google Maps, yang menyebabkan kemacetan parah di jalanan.

    Insiden ini terjadi saat hari libur Kenaikan Isa Almasih selama empat hari, di mana banyak warga Jerman berjalan-jalan. Google Maps menandai sejumlah jalanan, terutama jalan tol (autobahn) dan jalan utama, tak bisa dilewati atau ditutup. Bahkan jalanan yang beberapa bagian ada di Belgia dan Belanda pun ikut ditutup.

    Akibat “ditutupnya” jalanan utama itu, banyak pengguna kendaraan bermotor yang menggunakan jalur-jalur alternatif. Sayangnya, jalur-jalur alternatif itu relatif kecil sehingga menimbulkan kemacetan parah karena kelimpahan volume kendaraan bermotor yang banyak.

    Namun tentunya insiden ini tidak terjadi untuk pengguna kendaraan bermotor yang tidak memakai Google Maps, ataupun pengguna Google Maps yang sedang tidak mengecek layanan tersebut, demikian dikutip detikINET dari Techspot, Selasa (3/6/2025).

    Begitu juga dengan pengguna Apple Maps, Waze, dan bermacam layanan sejenis lain, di mana tidak ada jalan yang ditutup. Hal itu juga menyebabkan jalan tol menjadi lebih lengang dibanding biasanya.

    Penutupan jalan ini pun menyebabkan kepanikan pengguna Google Maps. Bahkan ada yang mengira ada serangan teroris yang menyebabkan ditutupnya jalanan tersebut, dan ada juga yang mengira sedang terjadi bencana alam.

    Insiden ini terjadi selama dua jam, dan Google tidak mengungkap penyebab insiden itu. Mereka hanya menyebutkan kalau Google Maps memberikan label itu berdasarkan tiga sumber: pengguna individu, sumber publik seperti badan transportasi, dan gabungan dari penyedia informasi pihak ketiga.

    Juru bicara Google hanya menyebutkan kalau mereka sudah menginvestigasi masalah teknis yang membuat jalanan tersebut ditutup, dan kini sudah menghilangkan penutupan jalan itu.

    (asj/afr)

  • Diskon Tarif Listrik 50% Akhirnya Batal Usai Rapat di Istana

    Diskon Tarif Listrik 50% Akhirnya Batal Usai Rapat di Istana

    Jakarta

    Diskon tarif listrik 50% Juni dan Juli batal! Dalam paket stimulus ekonomi yang disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati usai rapat bersama Presiden Prabowo Subianto di Istana, Senin (2/6/2025), tidak paket soal diskon tarif listrik.

    Program diskon tarif listrik awalnya disampaikan Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto usai melakukan rapat dengan kementerian di bawah koordinasinya, pada Jumat 23 Mei 2025.

    Menurut Airlangga diskon tarif listrik 50% akan kembali digelar. Rencananya diskon tarif listrik akan diberikan selama 2 bulan, yaitu Juni dan Juli.

    Selain itu, Diskon tarif listrik akan berlaku pada pelanggan PLN dengan daya listrik sampai dengan 1.300 VA.

    “Kayak sebelumnya, ya. Tapi kita turunkan di bawah 1.300 VA. Kalau kemarin kan sampai 2.200 VA,” terang Airlangga kepada wartawan kala itu.

    Namun, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengaku belum tahu diskon tarif listrik 50% bakal ada lagi.

    Bahlil menegaskan seharusnya kebijakan terkait diskon harus dibahas dengan kementerian terkait terlebih dahulu.

    “Gini, gini, setahu saya ya kalau ada pemotongan atau apapun dalam mekanismenya, selalu ada pembahasan dulu, ya. Pembahasannya selalu biasanya, ada Kementerian ESDM. Saya nggak tahu apakah di teknis sudah ada atau belum, saya belum tahu,” kata Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (26/5/2025) yang lalu.

    Prabowo Putuskan Diskon Tarif Listrik Batal

    Pada akhirnya, rapat yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto pada Senin 2 Juni 2025, memutuskan diskon tarif listrik batal dilakukan. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan secara langsung diskon listrik batal diterapkan.

    Dia mengatakan alasan utama batalnya diskon tarif listrik 50% karena proses penganggaran yang lambat.

    “Kita sudah rapat di antara para menteri, untuk pelaksanaan diskon listrik ternyata untuk proses penganggarannya jauh lebih lambat, sehingga kalau Juli Juni kita putuskan tak bisa dijalankan,” sebut Sri Mulyani usai rapat terbatas di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat.

    Sebagai gantinya, Sri Mulyani mengatakan, Bantuan Subsidi Upah (BSU) dinaikkan jumlahnya dari awalnya Rp 150.000 per bulan selama dua bulan, menjadi Rp 300.000 per bulan selama dua bulan. Hal ini dilakukan untuk membuat daya ungkit ekonomi yang sama baiknya dengan diskon tarif listrik.

    “Kita ingin dampak pengungkit lebih baik dan kuat, dan tentu tadi karena untuk diskon listrik tidak jadi dilakukan maka kita bikin daya ungkit yang sama kuat dan lebih baik lagi maka dinaikkan,” ungkap Sri Mulyani.

    (hal/hns)

  • Fakta-fakta Lonjakan COVID-19 di Thailand, Kematian Tinggi-Sekolah Online Lagi

    Fakta-fakta Lonjakan COVID-19 di Thailand, Kematian Tinggi-Sekolah Online Lagi

    Jakarta

    Thailand menjadi salah satu negara di Asia dengan kasus COVID-19 yang terus meningkat. Bahkan, jumlah kematian akibat infeksi SARS-CoV2 di Negeri Gajah Putih terbilang cukup tinggi dibandingkan akibat penyakit lain.

    Dikutip dari The Nation, dalam sebuah unggahan Facebook, seorang dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Chulalongkorn, Assoc Prof Dr Thira Woratanarat menyebut dalam sebulan terakhir, ada sekitar 170 ribu orang yang dirawat di rumah sakit akibat COVID-19.

    Pada situasi ini, Dr Thira mengatakan ada sekitar 37 kematian akibat infeksi COVID-19. Sebagai perbandingan, hanya satu kematian yang dilaporkan akibat influenza selama periode yang sama.

    Pada periode 18 hingga 24 Mei, COVID-19 terus menyebabkan jumlah penyakit dan kematian tertinggi di antara warga Thailand. Jumlah kasus COVID-19 lima kali lebih banyak daripada kasus diare, sepuluh kali lebih banyak daripada kasus influenza, dan 30 kali lebih banyak daripada kasus keracunan makanan.

    COVID-19 Tidak Boleh Dianggap Remeh

    Dr Thira menekankan, meskipun COVID-19 saat ini telah berstatus endemik, virus ini tidak tetap tidak boleh dipandang sebelah mata. Hal ini karena infeksi virus ini tidak sama dengan flu biasa, dan biasanya bisa menimbulkan gejala yang lebih berat daripada influenza.

    Kini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tengah memantau virus SARS-CoV2 varian LP.8.1 dan NB.1.8.1.

    Varian LP.8.1 kini menyumbang sekitar 39 persen infeksi di 51 negara. Sementara itu, varian NB.1.8.1 terus meningkat, dengan tingkat infeksi 10,7 persen di 22 negara.

    WHO telah mengklasifikasikan NB.1.8.1 sebagai variant under monitoring (VUM) karena lebih cepat menyebar atau menular dibandingkan LP.8.1, serta mampu menghindari kekebalan tubuh 1,5 hingga 1,6 kali lebih besar terhadap perlindungan dari vaksin atau infeksi sebelumnya.

    Total atau kumulatif kasus sepanjang 2025 di Thailand menjadi 240.606 kasus. Sementara jumlah kematian mencapai 53 orang.

    NEXT: Sekolah di Thailand Mendadak Online Lagi

    Kasus COVID-19 di Thailand yang melonjak tinggi, hingga 18.000 pasien per hari membuat pihak sekolah membuat aturan khusus terkait kegiatan belajar mengajar.

    Salah satunya adalah sekolah Bangkaew di bawah Pemerintah Kota Bangkaew, Distrik Bang Phli, Provinsi Samut Prakan yang menghentikan sementara kegiatan belajar mengajar mulai tanggal 4 hingga 6 Juni 2025.

    Selama masa penutupan ini, siswa diimbau untuk menyelesaikan tugas dari rumah. Kegiatan belajar mengajar akan kembali normal pada 9 Juni 2025. Pihak sekolah juga meminta para staf, guru, dan siswa untuk menjaga kesehatan dan menghindari kerumunan.

    Klaster-Klaster Penyebaran COVID-19 di Thailand

    Ada sekitar 14 klaster penyebaran COVID-19 di Thailand, di antaranya:

    Enam klaster di penjara dengan 198 kasusLima klaster di sekolah dengan 258 kasusDua klaster di pangkalan militer dengan 178 kasusSatu klaster di rumah sakit dengan 35 kasus

    Pemerintah mendesak para orang tua untuk tidak membawa bayi di bawah usia satu tahun ke tempat umum atau ramai. Hal ini karena sistem kekebalan bayi yang masih berkembang, membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi SARS-CoV-2 dan risiko gejala berat.

    Simak Video “Video Update Situasi Kasus Covid-19 di Indonesia”
    [Gambas:Video 20detik]

  • ASSI Minta Pemerintah Perketat Regulasi Operator Satelit Asing di Indonesia

    ASSI Minta Pemerintah Perketat Regulasi Operator Satelit Asing di Indonesia

    Video: ASSI Minta Pemerintah Perketat Regulasi Operator Satelit Asing di Indonesia

    4,140 Views | Senin, 02 Jun 2025 22:51 WIB

    Daffa Ridwan Nurhakim – 20DETIK

  • 10 HP Flagship Terkencang Sejagat, Ada Punyamu?

    10 HP Flagship Terkencang Sejagat, Ada Punyamu?

    10 HP Flagship Terkencang Sejagat, Ada Punyamu?

  • PHRI Dukung Pramono Perbanyak Event Demi Cegah Badai PHK di Hotel Jakarta

    PHRI Dukung Pramono Perbanyak Event Demi Cegah Badai PHK di Hotel Jakarta

    Jakarta

    Badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) menerpa sektor perhotelan, termasuk hotel-hotel di Jakarta. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mendukung usulan Gubernur Jakarta Pramono Anung untuk memperbanyak event-event di Ibu Kota.

    “Event-event itu sebaiknya memang dilakukan merata ya. Di Jakarta Pusat, di selatan, di timur, di barat. Itu diupayakan supaya kebagian semua lah,” ujar Ketua DPD Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jakarta, Sutrisno Iwantono, kepada wartawan, Selasa (3/6/2025).

    Dengan banyaknya event, sehingga membuat traffic di Jakarta semakin meningkat. Sutrisno berharap wisatawan bisa menetap di hotel lebih lama.

    Sutrisno menyebut ancaman badai PHK di sektor perhotelan sudah di depan mata. Pihak hotel terpaksa merumahkan pegawai-pegawainya karena rendahnya tingkat okupansi hotel.

    “(PHK di sektor perhotelan) Antara ada yang 10 sampai 30 persen lah (dari jumlah total karyawan),” jelas Sutrisno.

    “Kalau kamarnya misalnya terjual hanya 40 persen misalnya kan, kan tidak membutuhkan tenaga yang banyak. Jadi tenaga pasti akan dikurang,” sambungnya.

    “(Salah satu penyebab PHK) penghematan pemerintah ini. Karena meeting-meeting di hotel kan sudah berkurang ya. Dan tambah lagi kalau biaya produksinya masih naik ya. Jadi pungutan-pungutan seperti PBB itu memang kita mohon untuk dikurangkan,” tutur Sutrisno.

    Sebelumnya, Pramono Anung menegaskan pihaknya berupaya meminimalisir adanya ancaman PHK. Salah satunya, kata dia, dengan memperbanyak event di Jakarta.

    “Nah dengan perbanyakan event ini membuat perhotelan bisa bertahan,” sambungnya.

    (isa/eva)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kisah Pilu Petinju Umur 25 Meninggal karena Kanker, Gejalanya Diabaikan Dokter

    Kisah Pilu Petinju Umur 25 Meninggal karena Kanker, Gejalanya Diabaikan Dokter

    Jakarta

    Seorang petinju wanita profesional meninggal di usia 25 tahun karena kanker. Sebelum kematiannya, gejala kanker yang dirasakannya kerap diabaikan dokter.

    Kabar kematian Georgia O’Connor, petinju di Inggris ini disampaikan oleh agensi yang menaunginya pada 25 Mei lalu. Kematian O’Connor terjadi beberapa bulan setelah dia mengungkapkan bahwa dirinya mengidap kanker.

    “Selama 17 minggu sejak awal Oktober, saya terus-menerus merasakan sakit, bolak-balik antara Durham dan Newcastle RVI A&E, sambil tahu jauh di lubuk hati saya ada sesuatu yang salah,” tulis O’Connor.

    “Sejak awal saya katakan bahwa saya merasa itu kanker. Saya TAHU risikonya. Saya menderita kolitis dan PSC, dua penyakit yang secara drastis meningkatkan kemungkinan terkena penyakit itu. Saya TAHU seberapa tinggi risiko saya dan keduanya memang demikian,” sambung dia.

    O’Connor, yang berasal dari Durham, Inggris, tidak menyebutkan jenis kanker yang diidapnya. Saat pemeriksaan pertamanya di Oktober tahun lalu, dia memohon kepada dokter untuk memeriksanya tetapi diabaikan oleh tim

    Pada bulan Januari 2025, O’Connor mengatakan ia didiagnosis kanker terminal atau kanker stadium akhir. Dua tahun sebelumnya, dokter mengatakan dia mengidap kolitis ulseratif, yang menyebabkan peradangan dan ulserasi di usus besar.

    Dikutip dari laman Healthline, kanker terminal mengacu pada kanker yang tidak dapat disembuhkan atau diobati. Kadang-kadang disebut juga kanker stadium akhir. Semua jenis kanker dapat menjadi kanker terminal.

    Kanker terminal tidak dapat diobati. Oleh karena itu, pengobatan kanker terminal berfokus pada upaya membuat seseorang merasa senyaman mungkin.

    (kna/kna)