Author: Detik.com

  • Jumlah Kematian Pengidap COVID-19 di Indonesia Selama Masa Pandemi

    Jumlah Kematian Pengidap COVID-19 di Indonesia Selama Masa Pandemi

    Jakarta

    Pandemi COVID-19 sempat menjadi permasalahan besar dunia. Selain memengaruhi sistem pelayanan medis, pandemi yang pertama kali muncul di awal 2020 tersebut juga menelan korban jiwa yang tidak sedikit.

    Hal tersebut juga dialami oleh Indonesia. Selama masa pandemi, ada jutaan orang yang menjadi pasien, dan tak sedikit juga yang meninggal dunia. Bagaimana situasi pandemi COVID-19 di Indonesia?

    Kasus COVID-19 di RI

    Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sampai tahun 2025 Indonesia mencatatkan total kasus positif COVID-19 hingga 6.830.274 kasus. Ini menempatkan Indonesia di peringkat 20 dengan kasus COVID-19 terbanyak di dunia.

    Sedangkan untuk angka kematian akibat COVID-19 di RI sampai tahun 2025, tercatat ada 162.059 kasus. Ini menempatkan Indonesia di peringkat 11 dengan angka kematian akibat COVID-19 terbanyak di dunia.

    Kondisi COVID-19 di Negara-negara Asia Tenggara

    Jika dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara, Indonesia menduduki peringkat pertama dengan kasus kematian akibat COVID-19 terbanyak. Pada peringkat kedua ada Filipina dengan 66.864 kasus kematian, lalu ada Vietnam dengan 43.206 kematian.

    Berikut ini rincian lengkapnya:

    Indonesia – 162.059 kematian dari 6.830.274 kasus.Filipina – 66.864 kematian dari 4.140.383 kasus.Vietnam – 43.206 kematian dari 11.624.000 kasus.Malaysia – 37.351 kematian dari 5.329.836 kasus.Thailand – 34.871 kematian dari 5.247.981 kasus.Myanmar – 19.494 kematian dari 643.349 kasus.Kamboja – 3.056 kematian dari 139.326 kasus.Singapura – 2.024 kematian dari 3.006.155 kasus.Brunei – 182 kematian dari 350.550 kasus.Laos – 671 kematian dari 219.060 kasus.

    Harus Tetap Waspada

    Kasus harian dan efek dari infeksi COVID-19 sudah jauh menurun bila dibandingkan semasa pandemi. Spesialis paru dr Erlang Samoedro, SpP(K) menuturkan infeksi COVID-19 saat ini sebenarnya lebih mirip dengan flu musiman.

    Gejalanya cenderung lebih ringan lantaran daya tahan tubuh masyarakat jauh lebih baik setelah vaksinasi diberikan.

    “Karena ini sudah dianggap ringan, jadi kita ya untuk kewaspadaan sendiri aja. Terutama untuk orang-orang yang punya komorbid, kemudian orang-orang yang punya orang tua, kemudian anak-anak itu yang rentan terhadap infeksi seperti itu,” kata dr Erlang dalam sebuah wawancara dengan detikcom.

    “Iya betul, perilaku hidup bersih sehat sama seperti COVID yang dulu, pakai masker, cuci tangan, hindari kerumunan itu aja sih,” sambungnya.

    Meski gejalanya cenderung ringan, dr Erlang mengingatkan virus COVID-19 akan selalu ada. Jangan sampai terlena dan tidak menerapkan perlindungan sama sekali, khususnya pada pengidap komorbid seperti diabetes, penyakit paru kronik, jantung, dan sebagainya.

    Infeksi COVID-19 dapat memperburuk masalah kesehatan yang sudah ada.

    “Ya, karena dia penyakitnya ringan, beberapa masyarakat menganggap itu seperti batuk pilek biasa. Ya, kita kan memang normal ya jadi terinfeksi virus seperti itu, batuk pilek dalam satu tahun bisa kena sampai beberapa kali,” tambahnya.

    “Yang jadi masalah sebenarnya, kalau pada orang-orang yang rentan. Seperti anak-anak atau bayi, balita, kemudian orang tua dan yang punya komorbid, itu kadang-kadang infeksi yang sedikit saja, yang ringan saja, itu membuat komorbidnya jadi tambah berat,” jelas dr Erlang.

    Terpisah, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI Aji Muhawarman beberapa waktu lalu mengimbau untuk vaksinasi booster. Vaksin booster sangat disarankan untuk kelompok-kelompok rentan seperti lansia, orang dengan imunitas rendah, serta orang dengan komorbid atau penyerta.

    Jumlah vaksin gratis yang disediakan saat ini sudah sangat terbatas. Di luar program pemerintah, vaksin COVID-19 masih bisa didapatkan secara mandiri dengan kisaran harga Rp 200 ribuan.

    “Gratis di fasilitas kesehatan seperti puskesmas. Tetapi jumlahnya sudah terbatas,” tutur Aji beberapa waktu lalu.

    Daftar Negara dengan Kasus COVID-19 Terbanyak

    Berikut ini 10 negara dengan kasus COVID-19 terbanyak di dunia:

    Amerika Serikat – 103 juta kasus.China – 99,4 juta kasus.India – 45,1 juta kasus.Prancis – 39 juta kasus.Jerman – 38,4 juta kasus.Brasil – 37,7 juta kasus.Korea Selatan – 34,6 juta kasus.Jepang – 33,8 juta kasus.Italia – 27 juta kasus.Britania Raya – 25,1 juta kasus.

    Berikut ini 10 negara dengan angka kematian COVID-19 terbanyak di dunia:

    Amerika Serikat – 1,2 juta kasus kematian.Brasil – 703 ribu kasus kematian.India – 534 ribu kasus kematian.Rusia – 404 ribu kasus kematian.Meksiko – 335 ribu kasus kematian.Britania Raya – 232 ribu kasus kematian.Peru – 221 ribu kasus kematian.Italia – 199 ribu kasus kematian.Jerman – 175 ribu kasus kematian.Prancis – 168 ribu kasus kematian.

    (avk/tgm)

  • Layanan Internet Gratis dari Pemerintah Akan Diluncurkan, Ini Bentuknya

    Layanan Internet Gratis dari Pemerintah Akan Diluncurkan, Ini Bentuknya

    Jakarta

    Pemerintah mau memberikan layanan internet gratis untuk masyarakat. Bentuknya akan hadir sebagai penunjang dari Program Sekolah Rakyat.

    Layanan internet gratis ini akan hadir dalam bagian dari Program Sekolah Rakyat yang dicanangkan pemerintah. Program ini tak hanya untuk memperkuat kualitas pendidikan dalam negeri, namun juga turut beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Kecepatan internet hingga 100 Mbps akan tersedia di seluruh Sekolah Rakyat tersebut.

    Sebagai informasi, Sekolah Rakyat merupakan salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto, sebagai komitmen pemerintah dalam memutus mata rantai kemiskinan melalui perluasan akses pendidikan bagi masyarakat kurang mampu.

    Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid memastikan Sekolah Rakyat akan mendapatkan kecepatan internet 100 Mbps. Sebagai langkah awal, dua Sekolah Rakyat Menengah Atas 19 Kabupaten Bantul dan Sekolah Rakyat Menengah Atas 20 Kabupaten Sleman akan menerima koneksi internet ngebut.

    “Kewajiban Komdigi adalah pertama, memastikan infrastruktur digital. Jadi, bahwa Sekolah Rakyat ini juga terkoneksi dengan koneksi internet yang baik dan cepat. Kemudian yang kedua adalah melakukan komunikasi publik dengan baik,” ujar Menkomdigi Meutya pada akhir Juni lalu.

    Dua unit Sekolah Rakyat di Yogyakarta itu diklaim kini tersambung dengan internet kecepatan tinggi untuk kegiatan belajar-mengajar. SR Kabupaten Bantul menerima layanan internet 100 Mbps untuk mendukung 75 siswa dari tiga rombongan belajar, sementara SR Kabupaten Sleman mendapat dukungan 200 Mbps yang akan digunakan oleh 200 siswa dari lima kabupaten/kota di DIY.

    Komdigi menyebutkan menjadikan internet cepat sebagai fondasi utama dalam mendukung pelaksanaan Sekolah Rakyat di berbagai wilayah Indonesia. Sebanyak 200 Sekolah Rakyat akan mendapatkan akses koneksi internet ngebut.

    Langkah ini disebut bagian dari komitmen Komdigi untuk memastikan bahwa setiap anak Indonesia, terutama dari kelompok rentan, memiliki akses ke pendidikan berbasis teknologi, sejalan dengan agenda besar transformasi digital nasional.

    Adapun pengadaan layanan internet 100 Mbps di Sekolah Rakyat itu pembiayaannya bersumber dari Kementerian Sosial, sedangkan Komdigi sebagai penyedia layanan di lokasi.

    Direncanakan Sekolah Rakyat akan mulai dibuka Agustus hingga September 2025. Kemensos mengatakan fasilitas pendidikan tersebut memanfaatkan Balai Latihan Kerja (BLK) baik milik Kementerian Ketenagakerjaan maupun pemerintah daerah di berbagai provinsi, kabupaten, dan kota sebagai bagian dari tahap program prioritas Prabowo.

    “Konsepnya sama persis seperti di SMA Taruna Nusantara dengan nanti di dalamnya ada SD, SMP, dan SMA dengan fasilitas 100 persen dibiayai oleh APBN,” ungkap Sekretaris Jenderal Kemensos Robben Rico.

    Selama masa rintisan, pemerintah menggunakan skema pinjam pakai gedung selama satu tahun. Gedung tersebut direnovasi dan akan dikembalikan dalam kondisi layak guna kepada Pemda.

    (agt/fay)

  • Denza Masuk 10 Mobil Terlaris di Indonesia: Modal 1 MPV

    Denza Masuk 10 Mobil Terlaris di Indonesia: Modal 1 MPV

    Jakarta

    Denza masuk daftar 10 merek terlaris di Indonesia. Padahal sub brand premium dari BYD itu baru menjual satu model saja.

    Denza D9 yang menjadi andalan penjualan. Data wholesales (distribusi pabrik ke dealer) Gaikindo menyebutkan MPV listrik itu terdistribusi sebanyak 1.768 unit pada Juni 2025. Atas hasil ini membuat Denza ke posisi 10 merek terlaris pada bulan tersebut.

    Untuk retail sales (dealer ke konsumen) Denza tercatat sebanyak 1.128 unit pada Juni 2025. Hasil itu membuatnya bertengger ke posisi 12 merek mobil terlaris di Indonesia.

    Secara akumulatif Januari-Juni 2025, Denza masih berada di luar 10 besar penjualan mobil nasional. Data wholesales menunjukkan Denza sudah mendistribusikan mobil sebanyak 5.733 unit, sedangkan retail-nya mencapai 5.093 unit. Tentu yang menarik dari hasil ini adalah Denza baru menjual satu model saja.

    Dari sisi harga, Denza D9 cukup memikat. MPV premium ini dibanderol di bawah Rp 1 miliar. Harga untuk OTR Jakarta yaitu Rp 950 juta. Jarak tempuh yang ditawarkan juga cukup jauh yaitu hingga 620 km. Mengecas baterai Denza D9 pun tak butuh waktu lama, dari 0 ke 80 persen cuma butuh waktu 7 menit menggunakan pengisian daya DC fast charging. Di sisi lain BYD mengklaim dapat mengisi daya baterai berjarak 243 kilometer cuma dalam 15 menit.

    Di balik desain box premium, Denza D9 menawarkan performa melalui platform e-Platform 3.0. Motor yang dipadukan dengan Blade Battery memberikan jangkauan hingga 600 km dan dengan pengisian cepat 166 kW, dapat menempuh jarak 150 km hanya dalam 10 menit. Spesifikasi baterainya itu sama seperti yang ditawarkan di China.

    Denza D9 untuk menggoda konglomerat Tanah Air hadir dengan berbagai pilihan warna eksterior seperti Arctic White, Cosmos Black, Whale Sea Blue, dan Harbour Grey. Sedangkan untuk interiornya, Denza D9 memiliki pilihan warna Beige dan Brown menambah daya tarik visualnya.

    (riar/dry)

  • Mungkin Begini Neanderthal dan Denisova Jika Hidup di Zaman Sekarang

    Mungkin Begini Neanderthal dan Denisova Jika Hidup di Zaman Sekarang

    Jakarta

    Selama 40 ribu tahun terakhir, Homo sapiens menjadi satu-satunya spesies manusia yang berjalan di Bumi. Nenek moyang kita punah ribuan tahun lalu, tidak meninggalkan apa pun kecuali fosil, beberapa artefak yang tersebar, dan jejak yang masih tertinggal dalam DNA kita. Namun bagaimana jika mereka tidak punah dan hidup di zaman sekarang?

    Menggunakan AI ChatGPT, Mail Online mencoba menerjemahkan wujud Neanderthal dan Denisova berdasarkan penjelasan ciri-cirinya menurut para ahli.

    Dr. April Nowell, seorang arkeolog paleolitik dari Victoria University menyebutkan, Neanderthal dan Denisova merupakan kerabat manusia purba terdekat kita. Manusia Neanderthal muncul sekitar 400.000 tahun lalu, saat mereka merupakan cabang dari nenek moyang kita. Sementara itu, Denisova adalah spesies manusia purba yang jauh lebih sulit dipahami yang terpisah dari garis evolusi Neanderthal sekitar 430 ribu tahun yang lalu.

    Jika mereka tetap sebagai spesies terpisah dan tidak punah, Neanderthal dan Denisova mungkin akan terlihat sama seperti di masa lalu.

    Wujud Neanderthal

    “Dari catatan fosil yang melimpah, kita tahu bahwa Neanderthal sedikit lebih pendek dari kita secara rata-rata, dengan kaki yang lebih pendek dan pinggul yang lebih lebar. Neanderthal sangat berotot dan kekar, dengan tubuh besar dan kepala yang lebih besar lagi,” papar Nowell, dikutip dari Mail Online.

    Tengkoraknya menunjukkan bahwa mereka memiliki ruang untuk otak yang lebih besar daripada manusia modern dan dibedakan dengan tonjolan alis yang besar dan dahi yang kecil. Meskipun demikian, para ahli mengatakan mereka masih dapat dikenali dengan jelas sebagai sesama manusia.

    “Kami tidak mengetahui adanya ciri fisiologis yang membuat Neanderthal berbeda, yaitu ciri-ciri yang tidak tumpang tindih. Hampir setiap ciri fisik pada Neanderthal memiliki variasi yang sama dengan ciri fisik kita saat ini, setidaknya sampai batas tertentu,” kata Profesor John Hawks, seorang antropolog dari Wisconsin-Madison University.

    Artinya, mereka tidak akan terlihat seperti manusia gua yang besar dan lamban, tetapi seperti variasi manusia yang sedikit berbeda.

    Foto: ChatGPT via Mail OnlineWujud Denisova

    Sementara itu, Denisova sedikit lebih misterius. Baru pada bulan ini para ilmuwan mengidentifikasi tengkorak Denisova yang pertama, dan selain itu, hanya ada sedikit fragmen tulang yang dapat dijadikan dasar perkiraan wujudnya.

    Berdasarkan tengkorak yang baru diidentifikasi, para ahli meyakini bahwa Denisova memiliki wajah lebar dengan pipi tebal dan datar, mulut lebar, dan hidung besar.

    Tulang-tulang ini juga menunjukkan bahwa Denisova merupakan manusia yang luar biasa besar dan berotot, jauh lebih kuat daripada Homo sapiens yang lebih ramping.

    Tidak terlalu berbeda

    Akan tetapi, para ahli mengatakan bahwa Homo sapiens, Denisova, dan Neanderthal mungkin tidak terlalu berbeda dalam jangka waktu lama.

    Spesies manusia ini banyak melakukan perkawinan silang selama periode yang tumpang tindih, dan banyak manusia modern membawa setidaknya beberapa DNA Neanderthal dan Denisova. Jika spesies ini tidak punah, mereka mungkin terus kawin silang dan mencampurkan gen kita.

    “Dalam satu hal, mereka tidak pernah punah. Kita menyatu. Mungkin jumlah DNA Neanderthal dan Denisova yang relatif rendah pada manusia masa kini mencerminkan fakta bahwa manusia modern (Homo sapiens) lebih banyak jumlahnya,” kata Dr Hugo Zeberg, seorang pakar aliran gen dari Neanderthal dan Denisova ke manusia modern dari Karolinska Institutet di Swedia.

    “Tetapi dengan lebih banyak peluang pertemuan, kita mungkin memiliki lebih banyak DNA kuno yang ada dalam kumpulan gen manusia modern,” jelasnya.

    Peneliti masih mempelajari bagaimana gen purba memengaruhi manusia modern, jadi sulit mengatakan efek apa yang mungkin ditimbulkan oleh pencampuran ini.

    Namun Dr. Zeberg menunjukkan bahwa gen Denisova bertanggung jawab atas adaptasi dataran tinggi bagi orang Tibet dan beberapa pengaruh bentuk bibir pada populasi Amerika Latin.

    Demikian pula, hibrida Neanderthal dan Homo Sapiens kemungkinan besar memiliki campuran ciri-ciri kedua spesies seperti kepala yang lebih besar, anggota tubuh yang lebih panjang, dan pinggul yang lebih sempit.

    Seiring berjalannya waktu, sejumlah ilmuwan meyakini Denisova, Neanderthal, dan Homo Sapiens mungkin telah bergabung menjadi satu spesies manusia dengan campuran semua ciri.

    “Saya pikir mustahil bagi Denisova dan Neanderthal untuk mempertahankan isolasi genetik yang cukup untuk tetap menjadi populasi yang terpisah,” kata Dr Bence Viola, seorang paleoantropolog di Toronto University.

    “Kita tahu bahwa mereka kawin silang dengan manusia modern setiap kali mereka bersentuhan, jadi semakin banyak kontak yang terjadi, semakin banyak pula percampuran yang terjadi. Jadi, di kemudian hari mereka menjadi bagian dari kita,” jelasnya.

    Foto: ChatGPT via Mail OnlineJika Mereka Tidak Punah

    Jika Neanderthal dan Denisova tidak punah ribuan tahun lalu, dunia mungkin akan sangat berbeda. Dari bukti yang kita miliki mengenai spesies purba ini, kita tahu bahwa mereka hidup dalam komunitas yang jauh lebih kecil dan memiliki dampak yang jauh lebih terbatas terhadap daratan.

    Faktanya, Dr. Zeberg menunjukkan bahwa manusia modern tampaknya unik dalam cara kita memodifikasi dunia di sekitar kita melalui pertanian dan kota-kota besar.

    Salah satu konsekuensi anehnya adalah bahwa dunia tempat Homo sapiens tidak dominan mungkin berarti dunia yang tidak ada hewan peliharaan.

    Pasalnya, tidak ada bukti bahwa Neanderthal dan Denisova berusaha memelihara hubungan dengan hewan melalui domestikasi. Itu berarti, di dunia yang sekarang mungkin tidak akan kucing, anjing, kuda, atau bahkan spesies pertanian modern seperti sapi dan domba.

    Namun, karena lebih banyak gen anti-sosial yang dimilikinya, manusia mungkin juga bakal terhindar dari beberapa kecenderungannya yang lebih merusak.

    “Jika Neanderthal adalah yang bertahan hidup, kita mungkin tidak akan mengalami masalah seperti yang kita alami dengan perubahan iklim, karena kecenderungan mereka untuk lebih terisolasi dalam kelompok masing-masing mungkin telah membatasi bagaimana teknologi menyebar dan digunakan, dan seberapa besar lingkungan dieksploitasi,” kata Dr. Zeberg.

    (rns/fay)

  • Binaragawan ‘Hulk’ Sempat Nyesel Pakai Suntik Pembesar Otot Sebelum Meninggal

    Binaragawan ‘Hulk’ Sempat Nyesel Pakai Suntik Pembesar Otot Sebelum Meninggal

    Jakarta

    Binaragawan di Rusia meninggal dunia di usia 35 tahun setelah menyuntikkan ‘pembesar otot’ ke tubuhnya. Hal ini membuat ototnya membengkak hingga ukuran yang tidak masuk akal.

    Insiden ini dialami Nikita Tkachuk yang sempat memenangkan gelar Master of Sports di Rusia saat usia 21 tahun. Sampai akhirnya, ia mulai beralih ke suntikan synthol ke tubuhnya.

    Tkachuk yang dijuluki ‘Hulk’ juga menandatangani kontrak dengan perusahaan farmasi untuk mengiklankan produk mereka. Kontrak itulah yang membuatnya tidak bisa menghentikan suntikan synthol ke tubuhnya.

    Sekitar dua tahun lalu, Tkachuk mengaku sangat menyesal telah menyuntikkan synthol ke ototnya. Ia meminta agar tidak ada lagi orang yang mengikuti jejaknya.

    “Saya sarankan Anda untuk berpikir lagi, menimbang semuanya, memikirkannya. Saya tidak mengerti, jika lengan Anda berukuran 45-50 cm, apa yang akan berubah dalam hidup Anda? Anda akan kehilangan kesehatan dan itu tidak sepadan,” beber Tkachuk yang dikutip dari The Sun, Rabu (9/7/2025).

    “Jika saya bisa kembali ke tahun 2015-2016, saya tidak akan melakukannya. Pada dasarnya, saya telah menghancurkan seluruh karier olahraga saya. Jika saya tidak melakukan suntikan dan tetap menekuni binaraga, saya pikir akan berada pada level kompetitif yang cukup tinggi,” lanjutnya.

    Kondisi Pasca Suntikan yang Dilakukan Terus-menerus

    Tkachuk didiagnosis mengidap sarkoidosis, yaitu kondisi butiran kecil imun padat yang terbentuk di beberapa organ tubuhnya. Ia menjalani beberapa operasi dan mencoba kembali berlatih.

    Kesehatan Tkachuk mulai semakin memburuk setelah terinfeksi COVID-19. Paru-parunya mengalami ‘penyakit autoimun’ dan kakinya membengkak karena pembentukan kalsium.

    “Pembentukan yang sama ditemukan di area sendi pinggul. Mereka melakukan MRI dan menyadari bahwa pembuluh darah dan ginjal tersumbat oleh kalsium,” tulisnya dalam sebuah postingan di Instagram pribadinya.

    Namun, Tkachuk kembali dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif. Ia mengalami gagal paru-paru dan ginjal.

    Ia juga koma yang diinduksi secara medis setelah mengalami serangan jantung. Tetapi, kondisinya semakin memburuk hingga meninggal dunia karena kegagalan organ.

    “Nikita, suamiku tercinta, telah meninggal. Ginjalnya gagal, (ia mengalami) edema paru, dan jantungnya berhenti berdetak,” kata Maria, istri dari Tkachuk.

    “Banyak sekali cobaan selama bertahun-tahun. Kekuatannya sudah habis. Tidak ada kata lain untuk saat ini, hanya syok,” tuturnya.

    (sao/kna)

  • 3 Jenderal TNI & Polri Berbagi Kisah Inspiratif ke 30 Ribu Siswa di Kalteng

    3 Jenderal TNI & Polri Berbagi Kisah Inspiratif ke 30 Ribu Siswa di Kalteng

    Jakarta

    Tiga jenderal TNI dan Polri mengajar 30.000 siswa SMA/SMK/SKH se-Kalimantan Tengah di SMAN 1 Muara Teweh dan hybrid. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan motivasi kepada siswa untuk terus mengejar dan mewujudkan mimpi.

    Kegiatan yang diselenggarakan, Selasa (8/7/2025) turut dihadiri Kapolda Kalteng Irjen Pol Iwan Kurniawan, Danrem 102/Pjg Brigjen TNI Wimoko, dan Pangdam XII/Tanjungpura Mayjen TNI Jamalullail.

    Ketiganya juga berpesan bahwa digitalisasi pembelajaran adalah momentum emas untuk memperluas pemerataan pendidikan, sekaligus menanamkan nilai-nilai kepemimpinan sejak dini.

    Kapolda Kalteng Irjen Pol Iwan Kurniawan mengajak para siswa untuk memanfaatkan kesempatan untuk sekolah dengan sebaik-baiknya. Sebab masih banyak anak muda yang belum memiliki kesempatan untuk belajar di bangku sekolah.

    “Tidak semua orang punya kesempatan duduk di bangku sekolah. Maka manfaatkan ini sebaik-baiknya,” kata Kapolda Kalteng Irjen Pol Iwan Kurniawan dalam keterangan tertulis, Rabu (9/7/2025).

    Dalam kesempatan itu, dia juga menyoroti pentingnya pengembangan akademik dan karakter.

    “Pintar saja tidak cukup. Harus jujur, harus punya pengendalian diri agar tidak terjerumus narkoba atau pergaulan bebas,” ujarnya.

    Sementara itu, Danrem 102/Pjg Brigjen TNI Wimoko menyampaikan pentingnya bermimpi tinggi. Dia pun turut berpesan agar para siswa untuk terus belajar dan tetap memperhatikan Kesehatan.

    Terakhir, Pangdam XII/Tanjungpura Mayjen TNI Jamalullail turut berbagi cerita inspiratif kepada para siswa. Dia bercerita tentang masa kecilnya yang berasal dari keluarga sederhana.

    Dia menekankan bahwa masa depan bukan ditentukan oleh orang lain, melainkan oleh usaha dan doa diri sendiri. Dia juga mengajak siswa menjauhi geng motor, pergaulan negatif, dan fokus belajar demi menjadi pemimpin masa depan.

    (ega/ega)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Prabowo Temui Presiden Brasil Lula Hari Ini, Bahas Perdagangan-Investasi

    Prabowo Temui Presiden Brasil Lula Hari Ini, Bahas Perdagangan-Investasi

    Jakarta

    Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan bertemu Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva hari ini di Istana Kepresidenan Brasil, Brasilia. Pertemuan bilateral ini menjadi salah satu agenda penting kunjungan kenegaraan Prabowo ke Brasil sejak 6 Juli lalu untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025 di Rio de Janeiro.

    Prabowo bertolak ke Brasilia pada Senin (7/7/2025) sore waktu setempat. Dalam keterangan resmi Biro Pers, Media, dan Informasi (BPMI) Sekretariat Presiden, pertemuan ini diharapkan menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk memperkuat kemitraan strategis dengan Brasil sekaligus menjajaki potensi kerja sama konkret di berbagai bidang.

    Kunjungan ini juga disebut sebagai bukti keseriusan diplomasi Presiden Prabowo untuk memperluas jaringan kerja sama Indonesia dengan negara-negara global south, khususnya kawasan Amerika Latin yang punya potensi besar.

    “Pertemuan ini menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk memperkuat kemitraan strategis di antara kedua negara serta memperluas dan menjajaki potensi kerja sama konkret antara Indonesia dan Brasil di berbagai bidang,” tulis BPMI dalam keterangannya, dikutip Rabu (9/7/2025).

    Indonesia dan Brasil sendiri telah menjalin hubungan diplomatik lebih dari 70 tahun dan menjadi mitra dagang utama Indonesia di kawasan Amerika Latin. Selama ini, kedua negara telah menandatangani berbagai kesepakatan di bidang pertahanan, energi, hingga pertanian. Kunjungan ini diharapkan memperkuat kesepahaman dalam hubungan perdagangan, investasi, dan kemitraan strategis di masa mendatang.

    Tonton juga “Prabowo-Pangeran MBS Sepakat Bentuk Dewan Koordinasi Tertinggi” di sini:

    (hal/rrd)

  • Fenomena Buck Moon 10 Juli, Bukan Purnama Sembarangan!

    Fenomena Buck Moon 10 Juli, Bukan Purnama Sembarangan!

    Jakarta

    Jika langit cerah, purnama akan menampakkan diri pada 10 Juli. Purnama yang di dunia Barat disebut sebagai Buck Moon ini punya sejumlah keistimewaan.

    Dikutip dari The Daily Galaxy, Selasa (8/7/2025) purnama ini menjadi titik fokus minat ilmiah, karena fenomena Bulan seperti ini dikaitkan dengan berbagai siklus alam dan kosmik. Selain itu, fenomena purnama kali ini juga menjadi kesempatan yang pas untuk melihat efek optik aneh ilusi Bulan.

    Penelitian menunjukkan bahwa purnama seperti Buck Moon memainkan peran penting dalam memahami ritme musiman dan dampak fase Bulan pada kehidupan di Bumi.

    Apa Itu Buck Moon

    Buck Moon adalah sebutan di dunia Barat untuk purnama yang muncul di bulan Juli. Secara tradisional, penamaan ini dikaitkan dengan musim munculnya pertumbuhan tanduk pada rusa jantan.

    Fenomena ini menandai puncak musim panas, ketika rusa jantan muda mulai menumbuhkan tanduk baru mereka. Istilah ini dipopulerkan pada 1930-an oleh Maine Farmer’s Almanac, yang memperkenalkan berbagai nama purnama berdasarkan musim yang sedang terjadi di alam.

    Nama ‘Buck Moon’ adalah salah satu dari beberapa penamaan yang mencerminkan ritme alam. Selain Buck Moon, ada juga yang menyebutnya ‘Thunder Moon’ karena seringnya badai musim panas terjadi di bulan Juli, atau ‘Hay Moon’ yang dikaitkan dengan musim panen jerami.

    Dalam budaya lain, purnama di bulan Juli menjadi waktu refleksi pada siklus alam, dengan pertumbuhan tanduk rusa yang melambangkan kekuatan, ketahanan, dan berlalunya waktu.

    Waktu Kemunculan Buck Moon

    Purnama di bulan Juli akan terbit tepat setelah pukul 21.00 UTC pada 10 Juli atau 04.00 pagi WIB (05.00 WITA/06.00 WIT) tanggal 11 Juli 2025. Jika langit tidak mendung, para pengamat bisa melihat tampilan yang hidup saat Bulan terbit tepat di atas cakrawala, dengan rona emas besar. Inilah efek optik aneh yang disebut ‘ilusi Bulan.’

    Efek ini membuat Bulan tampak lebih besar saat berada di dekat cakrawala dibandingkan saat lebih tinggi di langit. Untuk pengalaman terbaik, disarankan untuk menemukan tempat yang jauh dari lampu kota dan polusi cahaya. Pastikan untuk memeriksa cuaca setempat untuk langit yang paling cerah.

    Keajaiban Langit Lainnya

    Selain Buck Moon yang spektakuler, para penggemar fenomena langit juga berkesempatan untuk mengamati keajaiban langit lainnya. Pada pagi hari setelah purnama, Venus dan Saturnus akan terlihat di langit sebelum fajar.

    Venus akan bersinar terang di timur, sementara Saturnus akan terlihat di tenggara, menawarkan tampilan kosmik yang melengkapi kecemerlangan Bulan. Penampakan planet-planet ini mengingatkan kita pada gerakan dan aktivitas konstan dalam Tata Surya kita, memberikan kesempatan yang sempurna untuk merenungkan keterkaitan benda-benda langit.

    Bagi yang cukup beruntung untuk menyaksikannya pada dini hari tanggal 11 Juli 2025, kesejajaran planet-planet ini dengan Buck Moon akan menciptakan pemandangan astronomi yang menakjubkan.

    (rns/fay)

  • Ingat! Mobil Listrik Jangan Dimodifikasi Sembarangan

    Ingat! Mobil Listrik Jangan Dimodifikasi Sembarangan

    Jakarta

    Pengguna mobil listrik semakin banyak di Indonesia. Maka itu, perlu diketahui hal-hal apa saja yang bisa berisiko terhadap mobil listrik. Salah satu hal yang bisa berpotensi menimbulkan bahaya di mobil listrik adalah modifikasi. Kok bisa?

    Seperti dikatakan After Sales Director PT Neta Auto Indonesia Raditio Hutomo, memodifikasi mobil listrik, khususnya modifikasi yang terkait dengan sistem kelistrikan, bisa menjadi penyebab terjadinya hubungan listrik arus pendek, yang berujung kebakaran.

    “Sebagai bagian dari edukasi keselamatan, penting bagi setiap pemilik mobil listrik Neta untuk memahami potensi risiko yang dapat menyebabkan korsleting listrik (short circuit), percikan api, atau panas berlebih,” ungkap Raditio dalam keterangan resminya.

    “Salah satu penyebab umum dari risiko tersebut adalah penambahan atau modifikasi perangkat kelistrikan yang tidak sesuai standar, seperti instalasi audio system, lampu, GPS, atau aksesori elektronik lainnya yang tidak dianjurkan oleh pihak Neta,” sambung Raditio.

    Selain bisa membuat korsleting kelistrikan di mobil listrik dan mengakibatkan kebakaran, memodifikasi kelistrikan mobil listrik juga berpotensi menggugurkan garansi resmi pabrikan. “Memodifikasi kelistrikan dapat menghilangkan atau membatalkan garansi kendaraan listrik tersebut,” jelas Raditio.

    Berkaca dari hal itu, maka disarankan kepada para pengguna atau pemilik mobil listrik agar tidak menyentuh bagian kelistrikan hanya demi modifikasi. Jika ingin melakukan modifikasi, pemilik mobil listrik bisa menyasar modifikasi yang tak berkaitan dengan area kelistrikan, contohnya seperti modifikasi eksterior mobil.

    Modifikasi eksterior bisa dilakukan dengan mengganti velg aftermarket yang lebih kekinian, pemasangan decal sticker yang lebih trendy, atau pemasangan roof box yang bisa dimanfaatkan untuk membawa barang tambahan.

    (lua/dry)

  • Sudah Masuk Musim Kemarau, Kok Masih Hujan Lebat? BMKG Bilang Gini

    Sudah Masuk Musim Kemarau, Kok Masih Hujan Lebat? BMKG Bilang Gini

    Jakarta

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut Indonesia menghadapi cuaca ekstrem dalam beberapa pekan terakhir di sebagian besar wilayah. Hal ini dikarenakan adanya dinamika atmosfer yang tak lazim membuat musim kemarau mundur.

    Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut hingga akhir Juni 2025, terpantau baru 30 persen wilayah zona musim yang sudah masuk ke peralihan ke musim kemarau.

    “Padahal secara klimatologis, pada waktu yang sama, biasanya sekitar 64 persen wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau,” beber Dwikorita dalam konferensi pers, Senin (7/7/2025).

    Menurutnya, kemunduran musim kemarau dipicu lemahnya monsun australia serta suhu muka laut di selatan Indonesia meningkat. Walhasil, menyebabkan tingginya kelembapan udara hingga terbentuk awan hujan, bahkan di tengah periode yang seharusnya dalam kondisi kering.

    Situasi tersebut bahkan diperburuk dengan beragam fenomena atmosfer. Pertama, aktifnya Madden-Julian Oscillation (MJO) dan gelombang ekuator (Kelvin dan Rossby Equator). Keduanya mendukung pembentukan awan konvektif dan memperbesar potensi hujan lebat.

    “Kendati ENSO dan IOD berada dalam fase netral dan diperkirakan akan tetap netral hingga akhir tahun, curah hujan di atas normal masih terus terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia sejak Mei dan diperkirakan berlangsung hingga Oktober 2025,” wanti-wantinya.

    Seperti yang terjadi belakangan, hujan ekstrem di berbagai daerah terutama di periode 5 dan 6 Juli lalu terjadi di sejumlah Jabodetabek dan memicu banjir, hingga gangguan aktivitas masyarakat lain.

    Prediksi Hujan Sepekan ke Depan

    Fenomena cuaca ekstrem yang terus terjadi ini menurutnya membuat hujan masih terus terjadi meski telah memasuki periode kemarau.

    Berdasarkan hasil analisis BMKG, wilayah yang berpotensi mengalami hujan lebat dalam sepekan ke depan meliputi:

    Jawa bagian barat dan tengah (termasuk Jabodetabek)Kalimantan TimurSulawesi SelatanNusa Tenggara BaratMaluku bagian tengahPapua bagian tengah dan utara.

    “Potensi hujan ini diperkirakan akan bergeser ke wilayah tengah dan timur Indonesia pada periode 10 hingga 12 Juli 2025,” imbuhnya.

    BMKG mengimbau masyarakat untuk terus memantau informasi cuaca terkini dan memperhatikan peringatan dini guna menghindari dampak yang lebih besar dari bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang, dan gangguan transportasi.

    “Kami mengajak seluruh masyarakat dan pemangku kepentingan untuk tidak lengah dan selalu waspada terhadap perkembangan cuaca, karena dinamika atmosfer yang terjadi saat ini masih cukup kompleks,” tutup Dwikorita.

    (naf/kna)