Author: Bisnis.com

  • BSU 2025 Rp600.000 Mulai Cair, Cek Rekening Sekarang!

    BSU 2025 Rp600.000 Mulai Cair, Cek Rekening Sekarang!

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah mulai menyalurkan Bantuan Subsidi Upah (BSU) 2025 sebesar Rp300.000 per bulan untuk 2 bulan sekaligus. Bantuan ditujukan kepada pekerja/buruh untuk menjaga daya beli dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

    Berdasarkan pantauan Bisnis di platform media sosial X, sejumlah warganet telah menerima BSU 2025 senilai Rp600.000. Beberapa warganet tampak membagikan tangkapan layar bukti penerimaan BSU 2025.

    “Alhamdulillah, BSU 2025 sudah cair,” tulis akun @rosy***, dikutip Selasa (24/6/2025).

    Kendati begitu, tidak sedikit pula yang belum menerima BSU 2025. Melalui cuitan di akun @worksfess, banyak warganet yang curhat belum menerima BSU 2025.

    “Temenku sekantor tadi sore ada yang udah cair, tapi aku belum,” tulis akun @ca***.

    “Aku udah lolos tapi belum cair.. btw aku pake BNI sebagian temenku udah cair,” ujar @dich***.

    Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) sebelumnya menyebut bahwa masyarakat tidak perlu mendaftar untuk bisa mendapat BSU 2025. Bantuan akan langsung disalurkan ke rekening pekerja/buruh yang telah memenuhi syarat.

    Melalui platform media sosial resminya @kemnaker, Kemnaker menyebut bahwa bantuan akan langsung disalurkan ke rekening pekerja/buruh yang memenuhi syarat. 

    “BSU 2025 akan langsung disalurkan ke rekening pekerja/buruh yang memenuhi syarat. Jadi enggak perlu daftar apa pun,” tulis Kemnaker, dikutip Selasa (17/6/2025).

    Namun, Kemnaker mengingatkan masyarakat untuk memastikan data yang ada sudah diperbarui di BPJS Ketenagakerjaan, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    Pasalnya, pemerintah akan menyalurkan BSU berdasarkan data yang masuk dan valid dari BPJS Ketenagakerjaan. “Pastikan data kamu sudah ter-update di BPJS Ketenagakerjaan dan sesuai dengan ketentuan,” ujar Kemnaker.

    Syarat penerima BSU telah diatur dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) No.5/2025 tentang Pedoman Pemberian Bantuan Pemerintah Berupa Subsidi Gaji/Upah Bagi Pekerja/Buruh.

    Syarat Penerima BSU 2025 

    1.Warga Negara Indonesia yang dibuktikan dengan kepemilikan nomor induk kependudukan 

    2.Peserta aktif program jaminan sosial ketenagakerjaan BPJS Ketenagakerjaan sampai dengan April 2025, dan 

    3.Menerima gaji/upah paling banyak Rp3,5 juta per bulan 

    Adapun, pemberian BSU dikecualikan bagi aparatur sipil negara (ASN), prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan anggota Kepolisian Negara. 

    Selain itu, pemerintah akan memprioritaskan pemberian BSU 2025 kepada pekerja yang tidak sedang menerima program keluarga harapan pada tahun anggaran berjalan, sebelum BSU disalurkan.

  • BGN Gandeng BPOM Cegah Insiden Keracunan MBG

    BGN Gandeng BPOM Cegah Insiden Keracunan MBG

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Gizi Nasional (BGN) menggandeng Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk memastikan insiden keracunan siswa dalam program Makan Bergizi Gratis atau MBG tidak terulang.

    Kepala BGN Dadan Hindayana menuturkan bahwa pihaknya terus memperkuat tata kelola MBG dengan mengembangkan sistem pengawasan berlapis, pelatihan rutin, dan kerja sama lintas sektor demi menjamin mutu, keamanan, serta kesinambungan program di seluruh wilayah Indonesia.

    BGN telah menerbitkan dokumen Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) sebagai panduan operasional bagi seluruh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Selain itu, pelatihan rutin diberikan kepada penjamah makanan untuk memastikan penerapan prinsip keamanan pangan yang sesuai standar.

    “BGN melakukan pemantauan dan pengawasan secara rutin ke setiap SPPG untuk memastikan pelaksanaan MBG berjalan sesuai protokol,” ujarnya dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (24/6/2025).

    Sebagai bentuk partisipasi publik, BGN juga menginisiasi Gerakan Pemantauan Bersama Masyarakat dan Sekolah dengan memanfaatkan kanal media sosial sebagai ruang laporan, pengawasan, dan edukasi gizi.

    Kolaborasi dengan pemerintah daerah pun diperkuat, khususnya dalam penanganan KLB dan insiden keracunan makanan yang melibatkan peserta MBG.

    BGN bersama kementerian/lembaga terkait sedang menyusun Peraturan Presiden (Perpres) tentang Tata Kelola Program MBG. Perpres ini ditargetkan dapat diundangkan pada awal Juli 2025, sebagai payung hukum yang kokoh bagi keberlanjutan program.

    Dadan menambahkan, dalam mendukung program MBG, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) berperan penting dalam memastikan mutu dan keamanan pangan yang disajikan kepada para penerima manfaat.

    Tugas dan kewenangan BPOM tercantum dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 86 Tahun 2019 tentang Keamanan Pangan serta Perpres No. 80 Tahun 2017 tentang BPOM.

    Berdasarkan Pasal 47 ayat 4 PP 86/2019, pengawasan pangan olahan siap saji menjadi tanggung jawab Kementerian Kesehatan, BPOM, dan pemerintah daerah sesuai kewenangannya.

    Dalam pasal 53 ayat 2 dan pasal 55 disebutkan bahwa pengawasan dilakukan oleh pengawas pangan atau sanitarian dengan kompetensi yang ditetapkan oleh Kepala BPOM.

    Sejalan dengan mandat tersebut, BPOM telah aktif mendampingi pelaksanaan MBG dengan berbagai bentuk dukungan di antaranya memberikan pelatihan kepada SPPI dan SPPG tentang cara produksi pangan olahan yang baik, melakukan pengawasan keamanan pangan pada sarana produksi MBG.

    “BPOM juga melakukan sampling dan pengujian produk pangan MBG. BPOM juga mengawasi keamanan pangan pada rantai pasok MBG dalam hal terjadi KLB keracunan pangan,” pungkas Dadan.

  • Harga Pangan Hari Ini 24 Juni: Daging Ayam & Gula Naik, Beras Kompak Turun

    Harga Pangan Hari Ini 24 Juni: Daging Ayam & Gula Naik, Beras Kompak Turun

    Bisnis.com, JAKARTA – Mayoritas harga rata-rata nasional komoditas pangan mengalami penurunan. Hanya saja, harga daging ayam dan gula pasir justru berbalik mengalami kenaikan pada hari ini, Selasa (24/6/2025).

    Mengutip panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada pukul 7.50 WIB, seluruh jenis beras kompak turun harga. Perinciannya, harga beras premium turun 0,25% dibandingkan dengan hari sebelumnya menjadi Rp15.757 per kg.

    Kemudian, harga beras medium turun 1,33% menjadi Rp13.898 per kg dan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) turun 0,25% menjadi Rp12.500 per kg.

    Harga komoditas lain seperti bawang merah ikut turun 7,13% menjadi Rp42.180 per kg. Diikuti harga bawang putih bonggol yang turun 5,34% menjadi Rp37.592 per kg.

    Selanjutnya, harga cabai merah keriting turun 6,37% menjadi Rp41.201 per kg, cabai merah besar turun cukup signifikan 19,05% menjadi Rp35.398 per kg dan cabai rawit merah turun 7,61% per kg menjadi Rp56.083 per kg.

    Lalu, harga minyak goreng kemasan turun 2,53% menjadi Rp20.356 per liter, minyak goreng curah turun 3,99% ke level Rp16.896 per liter dan Minyakita turun 1,95% menjadi Rp17.234 per liter.

    Komoditas pangan sumber protein seperti telur turut mencatatkan penurunan harga 0,46% menjadi Rp29.197 per kg. Akan tetapi, harga daging ayam ras justru naik 1,25% menjadi Rp35.293 per kg.

    Daging sapi murni juga melanjutkan tren turun harga. Kali ini melandai 0,78% menjadi Rp134.034 per kg. Harga daging kerbau beku (impor luar negeri) turun 3,29% menjadi Rp101.309 per kg dan daging kerbau segar turun 2,29% menjadi Rp137.778 per kg.

    Sementara itu, harga gula konsumsi naik 0,49% menjadi Rp18.545 per kg, sedangkan garam konsumsi masih melanjutkan penurunan harga 3,62% menjadi Rp11.247 per kg.

    Harga jagung peternak juga turun 4,63% menjadi Rp5.834 per kg dan kedelai biji kering turun 1,28% menjadi Rp10.706 per kg.

    Terakhir, harga ikan kembung kembali berbalik naik 2,04% menjadi Rp41.833 per kg, ikan tongkol naik 6,02% menjadi Rp36.094 per kg dan ikan bandeng naik 4,58% menjadi Rp36.286 per kg.

  • Deindustrialisasi dan Kejatuhan Kelas Pekerja

    Deindustrialisasi dan Kejatuhan Kelas Pekerja

    Bisnis.com, JAKARTA – Jutaan orang dalam usia produktif mendambakan kesempatan bekerja untuk memperbaiki kualitas hidup mereka. Sayangnya, harapan sering kali berbenturan dengan kenyataan.

    Kericuhan pada job fair yang digelar Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Bekasi di Cikarang, Jawa Barat, pada Selasa (27/5), menjadi bukti betapa sempitnya peluang yang tersedia bagi para pencari kerja, bahkan untuk sekadar memberikan lamaran.

    Job fair yang seharusnya membuka harapan justru menegaskan betapa dalamnya jurang yang kini memisahkan kelas pekerja dari pekerjaan yang layak. Lantas, apakah kelas pekerja Indonesia sedang mengalami kejatuhannya?

    Kejatuhan kelas pekerja Indonesia telah dimulai sejak era deindustrialisasi prematur tepatnya sejak dua dekade ke belakang. Pada awal milenium, sektor industri mulai mengalami penyusutan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

    Berdasarkan data Nasional Accounts Data yang dirilis United Nations, dalam dua dekade terakhir (2001—2022) tepatnya pada 2001 kontribusi sektor industri Indonesia terhadap PDB masih cukup dominan yaitu di kisaran 48%.

    Sementara pada 2022 kontribusinya mengalami penurunan menjadi 38%. Bandingkan dengan kontibusi sektor jasa. Dalam kurun waktu yang sama, justru mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari 38,4% (2001), menjadi 41,8% (2022).

    Jika kita menilik pada distribusi tenaga kerja, muncul satu anomali yang menarik. Meskipun kinerja sektor manufaktur melemah, jumlah tenaga kerja yang terserap justru meningkat. Pada 2001 hanya sekitar 18,7% tenaga kerja yang terserap ke sektor industri, dan menjadi 22,8% pada 2022. Secara logika, makin banyak orang bekerja di sektor industri akan makin meningkatkan nilai tambah yang dihasilkan terutama terhadap PDB. Namun, mengapa sebaliknya?

    Jika ditelusuri lebih jauh, lonjakan tenaga kerja tidak selalu beriringan dengan kenaikan kontribusinya terhadap PDB. Dalam konteks Indonesia, penyerapan tenaga kerja besar-besaran bisa jadi malah menutupi gejala struktural yang lebih dalam yaitu menurunnya kualitas pekerjaan dan terjebaknya kelas pekerja dalam sektor bernilai tambah rendah, mengapa?

    Sayangnya, di Indonesia, industri yang bertumbuh bukanlah industri yang berorientasi pada nilai tambah tinggi, melainkan industri padat karya yang menyandarkan efisiensi pada upah rendah para pekerjanya. Sebagian besar industri di Indonesia juga berada dalam kategori low value chain yang alih-alih memproduksi barang jadi bernilai tambah tinggi, justru mayoritas industri di Indonesia fokus pada aktivitas perakitan, pengemasan, atau outsourcing sederhana lainnya.

    Akibatnya, meskipun banyak tenaga kerja yang terserap ke sektor industri, output yang dihasilkan cenderung rendah dan secara otomatis kontribusinya terhadap PDB juga rendah.

    Selanjutnya, kebijakan insentif yang salah arah makin memperteruk keadaan. Alih-alih mendorong pertumbuhan industri berbasis inovasi dan teknologi, pemerintah justru lebih aktif menggelontorkan insentif kepada sektor padat karya yang bertumpu pada buruh berupah murah sebagai keunggulan kompetitifnya. Efek dominonya, kelas pekerja hanya dianggap sebagai alat produksi murah. Akibatnya, kesejahteraan pekerja menjadi stagnan akibat ’upah yang ditekan’ untuk menarik investor.

    Alhasil, buruh sulit naik kelas karena minimnya pelatihan dan peningkatan keterampilan, selain akibat rendahnya upah yang mereka dapatkan. Sebagai perbandingan rata-rata upah minimum di Indonesia sekitar Rp2,9 juta/bulan, bandingkan dengan Malaysia yang rata-rata upah minimumnya sekitar Rp8 juta/bulan.

    Sayangnya, insentif yang diberikan juga tidak berorientasi pada peningkatan daya saing industri atau pada upaya mendorong peningkatan permintaan. Sebagai contoh, insentif PPh 21 untuk buruh padat karya penerima gaji Rp4,8 juta—Rp10 juta/bulan. Buruh di Jakarta tentu akan sangat menikmati fasilitas ini, tetapi sayangnya mayoritas buruh di berbagai daerah bahkan belum mencapai ambang batas gaji tersebut, yang artinya kebijakan tersebut tidak berdampak signifikan pada kesejahteraan buruh.

    MENUJU KEBANGKITAN

    Meski situasi tampak suram, bukan berarti jalan tertutup sepenuhnya. Jika kejatuhan ini terjadi karena persoalan struktural, maka kebangkitan kelas pekerja hanya mungkin dicapai melalui pembenahan struktural.

    Solusi atas situasi ini harus menyasar akar-akar strukturalnya. Pertama, arah industrialisasi harus bergeser dari sektor padat karya berupah rendah ke sektor bernilai tambah tinggi berbasis riset dan teknologi. Negara harus memberi insentif kepada industri yang berkomitmen pada transfer teknologi dan peningkatan keterampilan tenaga kerja lokal. Kedua, perlindungan ketenagakerjaan harus diperkuat. Sistem kontrak jangka pendek dan outsourcing harus dihapus, serta perlindungan sosial diperluas hingga ke sektor informal.

    Ketiga, pendidikan dan pelatihan kerja harus direformasi agar mampu menjawab kebutuhan era digital dan otomatisasi, dengan menekankan pada reskilling dan upskilling. Keempat, sistem perpajakan perlu difungsikan sebagai alat untuk redistribusi nilai tambah. Ini berarti pajak tak hanya mengisi kas negara, tetapi juga harus mampu mengurangi ketimpangan. Melalui pajak progresif pada korporasi besar, negara dapat menarik sebagian keuntungan untuk dialokasikan kembali kepada kelas pekerja dalam bentuk perlindungan sosial atau pelatihan keterampilan. Terakhir, perlu dibangun aliansi sosial politik bagi kelas pekerja lintas sektor agar suara mereka terwakili dalam kebijakan publik.

    Kita menjadi saksi dari ironi yang paling getir. Banyak para pekerja yang bekerja mati-matian tetapi tetap terjebak dalam kemiskinan. Maka, kejatuhan kelas pekerja bukan lagi soal kehilangan atau kesulitan menemukan pekerjaan, melainkan tentang hilangnya keyakinan bahwa kerja keras akan memberi kehidupan yang lebih layak, dan yang tersisa hanyalah rasa lelah tanpa ujung, akibat sistem yang tak pernah benar-benar memihak para pekerja.

  • Beda Klaim Iwan Lukminto Vs Kejagung Soal Aliran Uang Kredit Sritex

    Beda Klaim Iwan Lukminto Vs Kejagung Soal Aliran Uang Kredit Sritex

    Bisnis.com, JAKARTA — Kejaksaan Agung (Kejagung) dan mantan Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) Iwan Kurniawan Lukminto berbeda pandangan mengenai penggunaan uang fasilitas kredit ke emiten tekstil tersebut.

    Sekadar catatan, penyidik Kejagung kembali memeriksa Iwan Kurniawan pada Senin kemarin. Iwan telaah diperiksa 4 kali. Kendati demikian, status hukum Iwan masih sebatas sebagai saksi.

    Adapun Iwan Kurniawan, seusai diperiksa, membantah soal penggunaan uang kredit bank untuk pembelian aset non-produktif yang dilakukan kakaknya, Iwan Setiawan Lukminto (ISL). Iwan mengatakan bahwa bantahan itu juga telah disampaikan kepada penyidik pada direktorat Jampidsus Kejagung RI.

    “Setahu saya tidak ada. Kami sudah sampaikan juga di dalam,” ujar Iwan usai diperiksa di Kejagung, Senin (23/6/2025).

    Di samping itu, Iwan tercatat sudah empat kali diperiksa penyidik Kejagung. Iwan dicecar soal pengetahuan hingga perannya dalam pemberian kredit terhadap Sritex  Dalam pemeriksaan keempatnya, bos Sritex itu tiba sekitar 09.40 WIB. Kemudian, Iwan baru keluar pada 20.50 WIB dari Gedung Bundar Kejagung.

    “Hari ini agak lebih panjang, sekitar 24-25 pertanyaan,” imbuhnya.

    Iwan mengaku pertanyaan kali ini berkaitan dengan jabatannya selaku Dirut PT Sri Rejeki Isman Tbk. alias Sritex. “Masih tetap tentang operasional perusahaan, dan bagaimana memanage perusahaan setelah saya menjadi Dirut,” pungkas Iwan.

    Versi Kejaksaan Agung 

    Sebelumnya Kejagung menyampaikan eks Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman Tbk. alias Sritex (SRIL), Iwan Setiawan Lukminto (ISL) diduga menggunakan uang kredit perusahaan tidak sesuai peruntukan.

    Hal itu diungkapkan Direktur Penyidikan Jampidsus Kejagung RI, Abdul Qohar usai pengumuman tersangka pada malam ini. Abdul menuturkan bahwa seharusnya peminjaman kredit dari sejumlah bank plat merah baik itu daerah maupun nasional digunakan untuk modal kerja.

    “Terdapat fakta hukum bahwa data tersebut tidak dipergunakan sebagaimana tujuan dari pemberian kredit yaitu untuk modal kerja tetapi disalahgunakan,” ujarnya di Kejagung, Rabu (21/5/2025) malam.

    Dia menambahkan, uang pemberian kredit itu malah dibelikan Iwan Setiawan untuk membayar utang Sritex ke pihak lain dan dibelanjakan untuk aset yang tidak produktif.

    Salah satu, pembelian aset yang tidak produktif itu yakni tanah yang tersebar di Yogyakarta dan Solo. Hanya saja, Qohar tidak memerinci jumlah kredit yang telah digunakan tersangka itu.

    “Untuk aset yang tidak produktif, antara lain dibelikan tanah. Ada beberapa tempat, ada yang di Jogja, ada yang di Solo. Jadi, nanti pasti akan kita sampaikan semuanya,” pungkasnya.

    Kredit Bank Pelat Merah

    Sekadar informasi, dalam perkara ini, sejumlah bank pemerintah diduga telah memberikan pemberian kredit yang tidak sesuai prosedur dan mengedepankan prinsip kehati-hatian.

    Sebab, berdasarkan informasi dari lembaga pemeringkatan kredit, Sritex berada di bawah standar perusahaan yang bisa diberikan pinjaman dana. Dengan demikian, pemberian kredit dari bank plat merah itu telah merugikan negara.

    Tercatat baru dua pihak bank yang dijadikan tersangka dalam perkara ini, yaitu eks Dirut Bank DKI Zainuddin Mappa (ZM) dan Pemimpin Divisi Komersial dan Korporasi Bank BJB Dicky Syahbandinata (DS).

    Adapun, Bank DKI memberikan kredit Rp149 miliar dan Bank BJB Rp543 miliar. Pemberian kredit itu kemudian dikaitkan menjadi kerugian negara kasus ini yang mencapai Rp692 miliar.

  • The Fed Buka Peluang Pangkas Suku Bunga Bulan Depan

    The Fed Buka Peluang Pangkas Suku Bunga Bulan Depan

    Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Ketua Federal Reserve untuk Pengawasan, Michelle Bowman, menyebut momen untuk memangkas suku bunga acuan semakin dekat. Dia menilai risiko terhadap pasar tenaga kerja kini lebih mengkhawatirkan dibandingkan dampak inflasi dari tarif impor yang tinggi.

    “Sudah saatnya mempertimbangkan penyesuaian suku bunga kebijakan,” ujar Bowman dalam sebuah konferensi di Praha, Republik Ceko, dikutip dari Reuters pada Selasa (24/6/2025).

    Bowman, yang belum lama ini diangkat Presiden Donald Trump sebagai pengawas utama sektor perbankan AS, menambahkan inflasi saat ini menunjukkan tren penurunan yang konsisten menuju target 2%. Dia menyebut dampak kebijakan perdagangan terhadap inflasi hanya akan minimal.

    “Jika tekanan inflasi tetap terkendali, saya akan mendukung pemangkasan suku bunga pada pertemuan berikutnya guna mendekatkannya ke tingkat netral dan menjaga pasar tenaga kerja tetap sehat,” kata Bowman.

    Dalam pidatonya, Bowman menyatakan mendukung keputusan The Fed untuk menahan suku bunga saat ini. Namun, dia juga melihat prospek ekonomi semakin jelas dan risiko resesi mulai berkurang.

    Pandangan Bowman yang kini cenderung lebih akomodatif mencerminkan pergeseran sikap dari sebelumnya yang cenderung hawkish. Dia mengaku semakin fokus pada risiko pasar tenaga kerja sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun kebijakan moneter.

    Bowman mengatakan, pasar tenaga kerja memang masih solid, namun dirinya semakin khawatir dengan prospeknya. Hal tersebut menjadi faktor penting dalam penilaian kebijakan saat ini.

    “Kita juga harus menyadari bahwa risiko terhadap mandat penciptaan lapangan kerja bisa segera menjadi lebih signifikan, terutama dengan melemahnya belanja konsumen dan tanda-tanda kerentanan di pasar tenaga kerja,” lanjut Bowman.

    Terkait inflasi, Bowman tetap optimistis. Dia mengatakan tekanan harga dari tarif yang lebih tinggi tampaknya diimbangi oleh faktor-faktor lain, sehingga tren inflasi inti, khususnya PCE (Personal Consumption Expenditures), kini bergerak semakin dekat ke target 2% The Fed — meskipun belum sepenuhnya terlihat dalam data saat ini.

    Bowman juga menyampaikan bahwa campuran kebijakan ekonomi Presiden Trump justru bisa berdampak positif bagi perekonomian. 

    “Pelonggaran regulasi, pajak bisnis yang lebih rendah, serta iklim usaha yang lebih ramah kemungkinan besar akan mendorong sisi penawaran dan mengimbangi dampak negatif terhadap pertumbuhan dan harga,” pungkasnya.

    Pernyataan Bowman langsung memicu respons positif di pasar keuangan. Pasar saham menguat dan pasar berjangka meningkatkan proyeksi probabilitas pemangkasan suku bunga, meskipun peluang tersebut masih tergolong rendah untuk pertemuan FOMC pada akhir Juli mendatang.

    Pandangan dovish Bowman juga sejalan dengan pernyataan Gubernur The Fed Christopher Waller. Pada pekan lalu, Waller juga menyebut kemungkinan pemangkasan suku bunga pada pertemuan 29–30 Juli. Waller disebut-sebut sebagai kandidat kuat pengganti Powell setelah masa jabatannya berakhir tahun depan.

    Pekan lalu, The Fed mempertahankan suku bunga acuan dalam kisaran 4,25%–4,5% dan tetap dalam kondisi wait and see di tengah ketidakpastian ekonomi yang dipicu kebijakan perdagangan Presiden Trump yang dinilai inkonsisten. 

    Sebagian besar pejabat The Fed khawatir bahwa lonjakan tarif impor dapat menekan pertumbuhan dan kembali memicu tekanan inflasi yang sebelumnya mulai mereda.

    Meski Trump telah mencabut beberapa kebijakan tarif paling ekstrem, total beban tarif impor saat ini masih berada di level tertinggi dalam beberapa dekade, dan tengah digugat di pengadilan.

    “Kenaikan tarif tahun ini kemungkinan akan mendorong harga naik dan menekan aktivitas ekonomi,” ujar Ketua The Fed Jerome Powell, dalam konferensi pers usai rapat FOMC.

    Powell menambahkan dampak tarif butuh waktu untuk terasa sepenuhnya. Dia menyebut pihaknya mulai melihat efek kebijakan tersebut dan memperkirakan akan ada lebih banyak dampak dalam beberapa bulan mendatang.

    Trump sendiri telah berulang kali menekan The Fed agar memangkas suku bunga secara agresif, bahkan tak segan melontarkan kritik pribadi terhadap Powell. 

    Banyak pengamat meyakini bahwa siapapun yang menjabat Ketua The Fed di era Trump perlu menyesuaikan diri dengan keinginan Gedung Putih terhadap suku bunga rendah, meski hal ini dapat merusak kredibilitas bank sentral dalam menjaga stabilitas harga.

    Dalam catatan kepada klien, analis Goldman Sachs menyebut bahwa tekanan harga dari kebijakan tarif akan mencapai puncaknya antara Juni hingga Agustus. 

    “Kami memperkirakan dampak terbesar terhadap inflasi bulanan akan terjadi dalam tiga bulan ke depan,” jelasnya.

  • AS Waspadai Serangan Siber Iran Terhadap Sektor Keuangan hingga Jaringan Listrik

    AS Waspadai Serangan Siber Iran Terhadap Sektor Keuangan hingga Jaringan Listrik

    Bisnis.com, JAKARTA—  Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat (DHS) mengeluarkan peringatan kepada pelaku bisnis dan lembaga di AS untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi serangan siber yang disponsori pemerintah Iran serta gangguan digital skala kecil dari kelompok hacktivist pro-Iran, menyusul serangan udara AS terhadap fasilitas nuklir Iran akhir pekan lalu.

    “Baik kelompok hacktivist maupun aktor siber yang terkait dengan pemerintah Iran secara rutin menargetkan jaringan AS yang lemah dan perangkat yang terhubung ke internet guna melakukan serangan siber yang mengganggu,” demikian bunyi peringatan tersebut dikutip dari laman The Register pada Selasa (24/6/2025). 

    DHS menyebut, meski Iran memiliki kemampuan untuk melancarkan serangan siber destruktif, tingkat keberhasilan dan kecanggihan teknis mereka sejauh ini masih tergolong terbatas. 

    Salah satu insiden besar terjadi pada 2023, ketika kelompok siber Iran bernama CyberAv3ngers yang dikaitkan dengan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) berhasil mengakses beberapa sistem air di AS melalui kata sandi bawaan pada pengendali logika yang terhubung ke internet.

    Pada akhir tahun 2023, kelompok yang sama kembali menyerang sistem pengelolaan air dan bahan bakar di AS dan Israel menggunakan malware khusus. Meski berhasil menembus sistem vital tersebut, kelompok ini tidak menyebabkan kerusakan besar dan hanya membagikan video keberhasilan mereka di kanal Telegram.

    Mantan agen FBI dan wakil presiden di perusahaan keamanan siber Optiv, James Turgal memperkirakan balasan Iran akan diwujudkan dalam bentuk serangan siber destruktif, termasuk peluncuran malware penghancur (wiper), terhadap situs pemerintah AS, sektor jasa keuangan, serta infrastruktur penting seperti pembangkit listrik dan instalasi pengolahan air.

    “Iran juga mungkin kembali menggunakan serangan DDoS [Distributed Denial of Service]. Tim peretas pro-Iran ‘313 Team’ telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan DDoS terhadap platform Truth Social hanya beberapa jam setelah serangan udara AS,” kata Turgal.

    Selain itu, serangan siber diperkirakan mencakup kampanye disinformasi dan manipulasi media, termasuk perusakan situs web dan penyebaran video propaganda deepfake, serupa dengan taktik yang digunakan Rusia saat awal invasi ke Ukraina.

    Think tank keamanan nasional Foundation for Defense of Democracies mengungkap Iran telah menjalankan kampanye psikologis melalui akun-akun palsu yang menyamar sebagai warga Israel di platform Telegram dan X (dahulu Twitter), dengan menyebarkan pesan-pesan yang bersifat merusak moral dalam bahasa Ibrani. 

    Meski menyasar publik Israel, Turgal memperingatkan warga AS juga berpotensi menjadi target kampanye psikologis serupa.

    “Dengan sekitar 62% warga Amerika mendapatkan berita dari media sosial, platform-platform tersebut akan dibanjiri narasi tandingan, misinformasi, dan disinformasi terkait dampak serangan udara AS dan sentimen anti-Amerika lainnya,” imbuhnya.

    Selain serangan siber terbuka, Iran juga terus menjalankan operasi spionase dunia maya. Menurut John Hultquist, analis utama di Google Threat Intelligence Group, kelompok siber yang didukung pemerintah Iran secara rutin memata-matai individu dan organisasi yang memiliki keterkaitan dengan kebijakan luar negeri AS terhadap Iran.

    “Mereka kerap menargetkan individu melalui akun pribadi dan organisasi, serta memanfaatkan data dari perusahaan telekomunikasi, maskapai, dan perhotelan untuk melacak pergerakan dan aktivitas sasaran,” ujar Hultquist.

    Taktik utama mereka meliputi rekayasa sosial dan spear phishing untuk mendapatkan akses terhadap data sensitif. Ancaman ini diperburuk dengan fakta bahwa IRGC pernah terlibat dalam upaya pembunuhan terhadap warga AS, termasuk mantan Penasihat Keamanan Nasional John Bolton.

    “Penegak hukum AS telah beberapa kali menggagalkan rencana pembunuhan yang disponsori Iran sejak 2020,” kata DHS dalam pernyataannya. 

    Selain itu, Iran juga tercatat beberapa kali mencoba menargetkan pengkritik rezimnya di AS dalam upaya serangan mematikan. DHS mendesak seluruh lembaga dan pelaku usaha untuk memperketat keamanan siber dan mengambil langkah pencegahan yang sama seperti dalam menghadapi ancaman ransomware, mengingat dampaknya tetap bisa sangat serius bagi masing-masing institusi, meskipun skala serangan secara umum mungkin dilebih-lebihkan oleh pelaku.

  • Pertamina Intensif Pantau Pergerakan Tanker di Selat Hormuz hingga Terusan Suez

    Pertamina Intensif Pantau Pergerakan Tanker di Selat Hormuz hingga Terusan Suez

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina International Shipping (PIS) melakukan pengawasan intensif terhadap pergerakan tanker, terutama di kawasan rawan, seperti Terusan Suez, Teluk Arab (Arabian Gulf), dan Selat Hormuz. Langkah itu diambil menyusul memanasnya konflik di Timur Tengah.

    Corporate Secretary PIS Muhammad Baron menyampaikan, melalui penguatan protokol keselamatan dan skenario jalur alternatif, PIS memastikan pengangkutan energi tetap berjalan.

    Sejalan dengan protokol keamanan operasional, kata dia, PIS memastikan bahwa seluruh kapal internasional yang saat ini aktif beroperasi dalam kondisi aman. 

    “Pengawasan ketat dilakukan melalui koordinasi langsung dengan otoritas maritim setempat, awak kapal dan penggunaan sistem pemantauan real-time yang terintegrasi,” ujar Baron melalui keterangan resmi dikutip Selasa (24/6/2025).

    Sebagai langkah antisipatif terhadap potensi gangguan rantai pasok, perusahaan juga telah menyiapkan skenario jalur alternatif untuk pengangkutan energi. Menurut Baron, langkah ini aman dan strategis sebagai titik pengganti jika terjadi eskalasi risiko di jalur utama seperti Selat Hormuz.

    Selat Hormuz merupakan salah satu jalur laut yang paling penting bagi lalu lintas pasokan minyak dunia. Di satu sisi, Iran sedang dalam pembahasan untuk menutup selat tersebut imbas meningkatnya eskalasi di wilayah itu.

    Baron mengatakan, pihaknya terus memantau secara aktif situasi regional dan global, serta mengambil langkah cepat demi memastikan keselamatan awak kapal dan kelancaran distribusi energi. 

    “Kami juga terus berkoordinasi secara intens dengan pemilik kargo untuk mengantisipasi perkembangan terkini. Keselamatan dan keberlanjutan pengangkutan energi menjadi prioritas utama kami dalam menjaga ketahanan energi nasional dan memastikan layanan yang andal kepada konsumen global,” imbuhnya.

    Dia lantas memastikan bahwa PIS terus memperkuat posisinya sebagai pemain utama dalam industri perkapalan global dengan memastikan keamanan, keberlanjutan, dan keunggulan dalam setiap operasionalnya. 

    Dia menuturkan, saat ini puluhan armada tanker PIS beroperasi di lebih dari 65 rute internasional yang dioperasikan melalui anak usaha PIS, yakni PIS Asia Pacific yang memiliki kantor cabang di Singapura, Dubai, dan London. 

    Menurut Baron, langkah-langkah ini menegaskan kesiapan PIS dalam menghadapi ketidakpastian global serta memperkuat posisinya sebagai penyedia jasa logistik energi yang andal, adaptif, dan tangguh di tengah tantangan geopolitik dunia.

    Sebelumnya, pemerintah Iran sedang dalam pembahasan untuk menutup Selat Hormuz imbas memanasnya perang. Penutupan ini telah dibahas oleh Parlemen Republik Islam Iran, di mana mereka telah menyetujui usulan penutupan Selat Hormuz bagi seluruh kegiatan pelayaran. 

    Padahal, Selat Hormuz merupakan salah satu jalur laut yang paling penting bagi lalu lintas pasokan minyak dunia.

    Selat Hormuz terletak di antara Oman dan Iran, menghubungkan Teluk Persia dengan Teluk Oman dan Laut Arab. Selat ini memiliki panjang hampir 161 kilometer (km) dan lebar 34 km pada titik tersempitnya, dengan jalur pelayaran di setiap arah hanya selebar 3 km. 

    Selat Hormuz cukup dalam dan lebar untuk dilalui kapal tanker minyak mentah terbesar di dunia dan merupakan salah satu jalur minyak paling penting di dunia. 

    Volume minyak yang mengalir melalui selat ini sangat besar. Jika selat ditutup, hanya sedikit jalur alternatif perdagangan minyak yang tersedia.

    Berdasarkan data U.S. Energy Information Administration (EIA), pada 2024, aliran minyak melalui Selat Hormuz rata-rata mencapai 20 juta barel per hari (bph), atau setara dengan sekitar 20% dari konsumsi minyak bumi global.

  • Para Ahli Menduga Trump Mobile Diproduksi dari China

    Para Ahli Menduga Trump Mobile Diproduksi dari China

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tengah menggalakkan bisnisnya di sektor telekomunikasi dengan mengeluarkan smartphone senilai US$499 atau sekitar Rp8,1 jutaan.

    Ponsel tersebut digadang-gadang akan menjadi ponsel buatan AS bermerek Trump Mobile dengan seri T1, dan bersiap menjadi pesaing iPhone.

    Peluncuran ponsel ini pun menyusul desakan Trump untuk membuat iPhone sepenuhnya diproduksi di AS.

    Melansir Yahoo, ponsel pintar ini berwarna emas dan akan menjalankan sistem operasi Android milik Google.

    Trump Organization pun mengatakan ponsel tersebut akan dibuat sepenuhnya di Amerika Serikat dan tersedia pada September mendatang.

    Namun kemunculan ponsel yang “sepenuhnya made in USA” ini membuat para ahli mempertanyakan dan menduga ponsel tersebut kemungkinan dirancang dan akan diproduksi oleh perusahaan China.

    Analis IDC Francisco Jeronimo mengatakan T1 kemungkinan akan didasarkan pada telepon yang sudah ada yang diproduksi di luar negeri.

    “Ponsel pintar tidak seperti Anda memutuskan untuk mencetak beberapa kaos oblong atau beberapa [jenis] barang dagangan lainnya,” kata Jeronimo kepada Yahoo Finance, dikutip pada Selasa (24/6/2025).

    Jeronimo mengatakan bahwa ponsel pintar adalah produk yang rumit.

    “Jadi pertama-tama, saya ragu mereka memproduksi atau membuat telepon sendiri. Ini tampak seperti produk label putih biasa yang Anda beli dari seseorang, lalu menempelkan logo di atasnya, tetapi hanya itu saja,” katanya.

    Sejalan dengan itu, Analis Counterpoint Research Blake Przesmicki memberikan penilaian serupa terhadap ponsel T1, dengan mengatakan dalam email bahwa “kemungkinan besar perangkat ini awalnya akan diproduksi oleh [produsen perangkat asli] Tiongkok.”

    Spesifikasi T1 Trump Mobile

    Adapun Trump Mobile diklaim akan memiliki layanan yang memang dibuat sepenuhnya di AS.

    T1 memiliki layar AMOLED 6,8 inci dan penyimpanan 256 GB. Perusahaan mencantumkan RAM-nya sebesar 12 GB.

    Ponsel tersebut juga akan hadir dengan tiga lensa, yang terdiri dari kamera utama 50 MP, sensor kedalaman 2 MP, dan lensa makro 2 MP.

    Kemudian baterainya sebesar 5.000 mAh. Lucunya, laporan sebelumnya mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut awalnya mengklaim ponsel tersebut akan menyertakan kamera 5.000 mAh, yang sebenarnya merupakan ukuran masa pakai baterai.

  • Nama Nadiem Makarim di Pusaran Kasus Korupsi Pengadaan Chromebook

    Nama Nadiem Makarim di Pusaran Kasus Korupsi Pengadaan Chromebook

    Bisnis.com, JAKARTA – Nama mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikburistek) Nadiem Makarim, masuk dalam pusaran kasus korupsi. Kemarin, pendiri Go-Jek itu diperiksa sebagai saksi dalam perkara dugaan korupsi pengadaan chromebook yang terjadi saat ia menjabat sebagai menteri.

    Nadiem diperiksa sekitar 12 jam. Ada sekitar 30-an pertanyaan yang ditanyakan penyidik. Namun demikian, Nadiem tidak banyak memberikan komentar mengenai pemeriksaan tersebut. Dia hanya memastikan akan kooperatif dan siap membantu penyidik untuk menjernihkan persoalan tersebut.  

    “Terima kasih dan izinkan saya pulang karena keluarga saya telah menunggu,” ujar Nadiem.

    Dalam catatan Bisnis, kasus ini bermula saat Kemendikbudristek menyusun pengadaan peralatan TIK bagi SD, SMP dan SMA. Peralatan TIK yang dimaksud adalah laptop Chromebook serta perangkat pendukung lainnya.

    Singkatnya, laptop Chromebook itu dinilai tidak efektif lantaran perangkat itu lebih optimal apabila menggunakan internet. Sementara, jaringan internet di Indonesia dinilai belum merata. Oleh sebab itu, Kejagung menduga ada pemufakatan jahat dalam pengadaan alat TIK senilai Rp9,9 triliun.

    Di sisi lain, Nadiem belum lama ini telah mengungkap awal mula pengadaan program digitalisasi pendidikan di Kemendikbudristek berkaitan dengan Covid-19.

    Dia menjelaskan pandemi telah mengancam proses pendidikan atau learning loss. Oleh sebab itu, program digitalisasi pendidikan merupakan mitigasi untuk menekan ancaman tersebut. “Pada 2020, krisis pandemi Covid-19 bukan hanya menjadi krisis kesehatan, tetapi juga menjadi krisis pendidikan,” ujar Nadiem di The Dharmawangsa Jakarta, Selasa (10/6/2025).

    Dia menambahkan, upaya pengadaan itu dilakukan agar program pembelajaran di Tanah Air bisa berlangsung di masa pandemi Covid-19. Secara total, kata Nadiem, ada 1,1 juta unit laptop beserta alat pendukung TIK lainnya seperti modem hingga proyektor dalam pengadaan program digitalisasi pendidikan Kemenbudristek.

    “Kemendikbudristek melakukan pengadaan 1,1 juta unit laptop beserta modem 3G dan proyektor untuk lebih dari 77.000 sekolah dalam kurun waktu 4 tahun,” imbuhnya.

    Selain untuk menunjang pembelajaran siswa-siswi, program ini juga menjadi alat untuk meningkatkan kompetensi guru dan tenaga pendidikan RI.

    Adapun, dia juga menekankan pengadaan khususnya Chromebook tidak ditujukan untuk wilayah 3 T (tertinggal, terdepan, terluar). “Jadi Kemendikbutristek membuat kajian yang komprehensif, tapi targetnya itu adalah bukan daerah 3T dan di dalam juknis sangat jelas hanya boleh diberikan kepada sekolah yang punya internet,” jelasnya.

    Alasan Jaksa Periksa Nadiem

    Sebelum memeriksa Nadiem, penyidik Kejagung sejatinya telah memeriksa orang-orang dekat eks menteri itu untuk mengungkap kasus korupsi pengadaan chromebook. Penyidik juga telah menggeledah sejumlah tempat untuk mengunhkap kasus tersebut,

    Namun demikian, penyidik antikorupsi kejaksaan merasa perlu untuk Nadiem Makarim. Setidaknya selama 12 jam pemeriksaan, mereka mencecar Nadiem Makarim dengan 31 pertanyaan. Semua terkait perkara dugaan korupsi pengadaan Chromebook.

    Kapuspenkum Kejagung RI, Harli Siregar mengatakan pertanyaan penyidik ke Nadiem masih seputar kapasitasnya sebagai eks Mendikbudristek dalam penggunaan anggaran Rp9,9 triliun.

    “Pemeriksaan itu dalam kapasitasnya sebagai Menteri terkait dengan penggunaan anggaran Rp9,9 triliun ini dalam proyek pengadaan Chromebook,” ujar Harli di Kejagung, Senin (23/6/2025) malam.

    Dalam pemeriksaan itu, kata Harli, penyidik telah mendalami soal rapat yang dilakukan pada Mei 2020. Rapat itu diduga untuk mengkaji sebelum memutuskan untuk pengadaan laptop Chromebook.

    Rapat inilah yang didalami oleh penyidik Jampidsus Kejagung RI lantaran pembahasannya dinilai sangat krusial soal pengadaan tersebut.

    “Nah kemudian ada hal yang sangat penting didalami oleh penyidik dalam kaitan dengan rapat pada bulan Mei 2020. Karena kita tahu bahwa sebenarnya kajian teknisi itu kan sudah dilakukan sejak bulan April,” imbuhnya.

    Pendalaman itu kemudian melebar hingga menyeret peran staf khusus (stafsus) Nadiem Makarim dalam proyek program digitalisasi pendidikan periode 2019-2022 tersebut.

    “Nah barangkali nanti secara substansi, karena ini adalah domainnya penyidik maka kita tunggu bagaimana fakta-fakta ini nanti tentu juga masih dikonfirmasi kepada banyak pihak terkait dengan pengadaan ini,” pungkasnya.