Author: Bisnis.com

  • Kemenkes Ingatkan Bahaya Konsultasi via ChatGPT, AI Tak Mampu Gantikan Dokter

    Kemenkes Ingatkan Bahaya Konsultasi via ChatGPT, AI Tak Mampu Gantikan Dokter

    Bisnis.com, JAKARTA— Maraknya penggunaan ChatGPT untuk konsultasi kesehatan menuai perhatian serius dari Kementerian Kesehatan. 

    Meski teknologi tersebut dapat membantu dalam memberikan informasi awal, para ahli mengingatkan ChatGPT tak bisa menggantikan peran dokter, terutama dalam hal diagnosis dan penanganan medis yang tepat. 

    Staf Ahli Bidang Teknologi Kesehatan sekaligus Ketua Tim Transformasi Teknologi dan Digitalisasi Kesehatan (TTDK) Kementerian Kesehatan RI, Setiaji, mengatakan salah satu sorotan utamanya adalah lokasi dan sumber data yang digunakan oleh AI seperti ChatGPT.

    “Pertama, ChatGPT ini datanya tidak ada di Indonesia, jadi kita harus aware. Kami sangat concern bagaimana menyiapkan konsultasi berbasis seperti ChatGPT, tapi dengan data yang ada di Indonesia,” kata Setiaji dalam acara Building Trust in Healthcare AI yang digelar oleh Philips di Jakarta pada Rabu (23/7/2025). 

    Dia menambahkan, sudah ada inisiatif lokal seperti Sahabat AI yang dibangun bersama beberapa mitra teknologi di Indonesia dan memanfaatkan basis data lokal serta bahasa Indonesia. 

    Solusi ini dinilai lebih relevan dibanding pencarian informasi bebas di internet yang belum tentu akurat dan terverifikasi.

    Namun demikian, Setiaji mengakui saat ini belum ada alternatif yang cukup kuat untuk menandingi AI global seperti ChatGPT. Oleh sebab itu, langkah yang paling memungkinkan adalah meningkatkan edukasi kepada masyarakat.

    “Kita belum bisa mencegah masyarakat untuk menggunakan [ChatGPT], karena belum ada alternatifnya. Tapi yang paling penting adalah edukasi bahwa tetap harus konsultasi ke dokter. Kita belum tahu sejauh apa knowledge yang dimiliki AI, dan dokter selalu mengikuti perkembangan diagnostik,” kata Setiaji.

    Dia juga mengingatkan gejala penyakit sering kali bersifat kompleks dan tidak bisa disimpulkan hanya dari satu keluhan. Misalnya, keluhan pusing belum tentu berasal dari kepala bisa jadi berkaitan dengan organ lain. 

    Hal semacam ini membutuhkan pemeriksaan mendalam yang hanya bisa dilakukan oleh tenaga medis profesional. Dalam hal penerapan teknologi, Setiaji menekankan pentingnya dua indikator utama: sensitivitas dan akurasi. 

    Sensitivitas berkaitan dengan kemampuan AI mendeteksi berbagai jenis penyakit, sedangkan akurasi mengukur seberapa tepat diagnosis yang dihasilkan. Faktor lain seperti kualitas gambar juga sangat memengaruhi hasil diagnosis berbasis AI.

    “Kalau image-nya blur, hasil diagnosis tentu akan menurun. Jadi dua alat ukur itu, sensitivitas dan akurasi sangat penting dalam menilai efektivitas teknologi kesehatan,” ungkapnya.

    Tak kalah penting, Setiaji menyoroti aspek keamanan data pasien. Menurutnya, sistem berbasis digital harus menerapkan prinsip shared responsibility atau tanggung jawab bersama antara rumah sakit dan pasien. Jika kebocoran data berasal dari individu, misalnya karena password yang mudah ditebak, maka individu itu yang bertanggung jawab. 

    Namun jika kebocoran terjadi di sisi institusi, maka rumah sakit harus menanggung akibatnya.

    “Yang penting adalah ada backup, sistem enkripsi, dan penerapan standar keamanan seperti ISO. Kalau datanya diambil tapi sudah dienkripsi, tetap tidak bisa dibuka,” ujarnya.

    Senada dengan itu, Direktur Utama Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah (RSJPD) Harapan Kita, Iwan Dakota, menekankan bahwa AI hanyalah alat bantu, bukan pengganti dokter.

    “AI adalah mitra kami untuk membantu menegakkan diagnosis dan menuntun ke arah terapi. Tapi tidak bisa dipercaya 100% dan tidak menggantikan dokter,” katanya.

    Menurut Iwan, risiko paling besar dari penggunaan AI seperti ChatGPT untuk konsultasi kesehatan adalah misdiagnosis dan misinterpretasi. Kondisi ini bisa berujung fatal karena pasien bisa saja merasa dirinya sehat berdasarkan jawaban AI, padahal sebenarnya tengah mengidap penyakit serius yang harus segera ditangani.

    Karena itu, menurut Iwan, penting bagi tenaga medis dan teknologi untuk saling melengkapi. 

    “Human and machine [manusia dan mesin] kombinasi dua hal itu yang terbaik. Kalau salah satu hilang, kita tidak bisa dapat hasil yang optimal,” pungkasnya.

  • Indonesia Disarankan Tiru Korsel dan China dalam Mengatur Whatsapp

    Indonesia Disarankan Tiru Korsel dan China dalam Mengatur Whatsapp

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Indonesia disarankan meniru Korea Selatan dan China dalam mengatur platform over the top (OTT) seperti Whatsapp, Netflix, TikTok dan lain sebagainya.

    Ketegasan kedua negara dalam menghadapi OTT, membuat layanan berbasis aplikasi dari luar negeri tersebut akhirnya membayar denda kepada pemain lokal. 

    Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (Apjatel) Jerry Mangasas Swandy mengatakan Korea Selatan cukup tegas dalam mengatur OTT, dengan mewajibkan OTT untuk menjaga kualitas layanan ke masyarakat.

    OTT juga wajib memberikan kontribusi kepada penyelenggara jaringan agar kapasitas jaringan operator dapat menampung seluruh trafik OTT, hal ini tertuang dalam Amandemen UU bisnis telekomunikasi Korea  Selatan sejak 2020. 

    “Kita bisa mencontoh kasus operator telekomunikasi di Korsel melawan Netflix. Keberpihakan pemerintah terhadap industri nasionalnya besar sampai akhirnya operator Korsel menang di proses peradilan dan Netflix membayar kontribusi,” kata Jerry, dikutip Rabu (23/7/2025). 

    Jerry menjelaskan bahwa penyelenggara jaringan selama ini telah melakukan investasi besar dan berkelanjutan dalam membangun infrastruktur digital nasional. Namun, lalu lintas data yang masif dari layanan OTT belum diimbangi dengan kontribusi yang sepadan terhadap beban infrastruktur yang digunakan.

    Asosiasi lantas mendorong agar pemerintah menegakan regulasi yang berlaku perihal kontrol terhadap trafik OTT. 

    Logo Netflix

    Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.46/2021 tentang Pos, Telekomunikasi, dan Penyiaran (Postelsiar), khususnya Pasal 15 ayat (6), disebutkan bahwa penyelenggara jaringan dapat melakukan pengelolaan trafik demi kualitas layanan dan kepentingan nasional.

    Ketentuan ini juga diperkuat dalam Pasal 11 Peraturan Menteri Kominfo Nomor 5 Tahun 2021. Dengan kebijakan tersebut diharapkan beban trafik dapat dipikul bersama antara OTT dengan pengusaha internet dalam negeri. 

    “Jangan sampai penyelenggara jaringan terus menanggung beban dan akhirnya tidak bisa memberikan layanan seperti sekarang ini, karena pelaku OTT terus tumbuh tanpa kewajiban yang proporsional sehingga pembangunan jaringan tidak bisa keep up,” kata Jerry. 

    Apjatel menggarisbawahi bahwa trafik OTT kini mendominasi kapasitas jaringan, namun tanpa mekanisme berbagi tanggung jawab yang adil (fair share), hal ini berisiko melemahkan ketahanan dan ketersediaan jaringan pada masa depan. 

    Jika pemerintah hanya membiarkan OTT mengeksploitasi trafik di Indonesia tanpa ada kontribusi maka operator telekomunikasi tidak dapat mengimbangi penyediaan kapasitas trafik di Indonesia yang berdampak pada menurunnya kualitas layanan OTT itu sendiri.

    Menurutnya saat ini operator berdarah darah membangun jaringan untuk menyediakan kapasitas besar untuk melayani trafik OTT keluar negeri, tetapi karena kebutuhan masyarakat tinggi dan kapasitas pemain lokal juga terbatas maka perlu ongkos lebih besar.

    “Di sisi ini OTT kontribusi ke operator, jadi tidak ada yang dibebani ke masyarakat, justru dengan begini [kerja sama OTT dan pemain lokal] masyarakat tetap bisa menikmati layanan tanpa ada perubahan,” kata Jerry. 

    Tiru China

    Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Zulfadly Syam  berpendapat nilai tawar Indonesia terhadap OTT asing masih rendah. Indonesia, lanjutnya, dapat meniru China yang mampu melakukan aksi nyata untuk filterisasi dan memaksa OTT asing tunduk pada aturan yang diberlakukan pemerintahnya.

    Ilustrasi bendera China dan AS

    Selain itu, China juga mempersiapkan substitusi layanan OTT asing. Sementara itu Indonesia, menurutnya, belum menaruh perhatian besar dalam penciptaan aplikasi pengganti Whatsapp, Telegram, dan lain sebagainya. 

    “Kita mampu, hanya saja perhatian pemerintah untuk menciptakan iklim riset dan inovasi untuk OTT sangat minim, bahkan tidak ada,” ungkap Zulfadly.

    Agar OTT asing dan pelaku usaha telekomunikasi nasional memiliki kesetaraan, Zulfadly meminta agar pemerintah dapat menata ulang regulasi telekomunikasi di Indonesia.

    Pemerintah memiliki kewajiban untuk membenahi infrastruktur internet di Indonesia. Jika pemerintah tak membenahinya, maka yang akan dirugikan adalah masyarakat Indonesia secara luas.

    “Jangan ada lagi jargon ‘seleksi alam’, yang mampu akan berkembang dan yang tidak mampu akan tutup dengan sendirinya. Kondisi yang kondusif ini harus diciptakan oleh pemerintah. Karena telekomunikasi merupakan sektor strategis yang harus dijaga pemerintah guna kepentingan nasional,” ujar Zulfadly.

  • Menteri UMKM Bakal Batasi Produk F&B China yang Menjamur di Shopee

    Menteri UMKM Bakal Batasi Produk F&B China yang Menjamur di Shopee

    Bisnis.com, JAKARTA —  Kementerian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menegaskan komitmennya untuk membatasi ekspansi produk makanan dan minuman atau food and beverage (F&B) internasional.

    Menteri UMKM, Maman Abdurrahman mengakui ekspansi produk F&B internasional salah satunya yang berasal dari China memang tumbuh secara signifikan dalam beberapa waktu belakangan. 

    Dia menyebut, produk-produk itu masuk melalui situs perdagangan elektronik atau e-commerce seperti Shopee, Tokopedia, Lazada, dan lain sebagainya.

    “Dalam banyak hal kita juga sudah berupaya untuk membatasi. dalam banyak hal melalui regulasi dan kebijakan,” jelas Maman saat ditemui di Gedung Smesco, Jakarta, Rabu (23/7/2025).

    Sebagai langkah lanjutan, Maman juga menyebut pihaknya bakal menyiapkan pemberian insentif khusus pada produk UMKM lokal. Dengan demikian, upaya itu diharapkan dapat meningkatkan daya saing.

    Saat dikonfirmasi seperti apa bentuk insentif tersebut, Maman mengaku masih bakal melakukan pendalaman. Hanya saja, dia memperkirakan bentuknya dapat berupa pemotongan biaya penjualan dan pembelian di e-commerce.

    “Sedang dibicarakan bentuk insentifnya seperti apa, ini lagi dikaji. Yang pasti salah satunya ya, salah satunya adalah misalnya dari angka, persentase, fee, dan lain sebagainya, ini lagi kita kaji,” tambahnya.

    Selain produk F&B, Maman mengungkap komoditas lain seperti tekstil menjadi produk yang paling rentan tergerus daya saingnya akibat gempuran produk impor. Untuk itu, dia memastikan bakal terus mengawasi aktivitas impor produk nasional.

    “Kami akan pastikan kita akan coba jaga arus masuk dari semua barang-barang impor ini. Demi untuk mengamankan dan melindungi usaha mikro, kecil, menengah kita,” tandasnya.

    Sebelumnya, Maman memang sempat mengatakan pihaknya bakal meningkatkan pengawasan guna mencegah banjir barang impor China ke Indonesia di tengah adanya tarif tarif timbal balik atau tarif resiprokal Presiden AS Donald Trump. 

    Langkah ini dilakukan agar produk dalam negeri bisa bersaing dengan produk China. Maman juga menyeut pihaknya telah mengantisipasi banjir impor barang China, salah satunya melalui pemantauan ketat (monitoring) pada setiap perusahaan e-commerce. 

    “Salah satunya adalah melakukan monitoring e-commerce kita agar lebih mengedepankan marketing penjualan produk-produk lokal,” kata Maman dalam konferensi pers di Kantor Kementerian UMKM, Jakarta, Selasa (15/4/2025).

    Selain itu, Kementerian UMKM juga bakal membangun beberapa ekosistem usaha untuk meningkatkan para pelaku UMKM hingga menekan biaya produksi UMKM.

  • Moratelindo (MORA) Singgung Kepastian Regulasi jika Data Pribadi RI Dikelola AS

    Moratelindo (MORA) Singgung Kepastian Regulasi jika Data Pribadi RI Dikelola AS

    Bisnis.com, JAKARTA —  PT Mora Telematika Indonesia atau Moratelindo (MORA) menilai dibutuhkan dasar hukum yang jelas, yang memperbolehkan Amerika Serikat (AS) mengelola data pribadi masyarakat Indonesia. 

    Chief Strategic Business Officer Moratelindo Resi Y Bramani mengatakan perusahaan menghormati setiap kebijakan dan kerja sama internasional yang diambil oleh pemerintah, serta memahami bahwa keputusan tersebut memiliki pertimbangan strategis tersendiri.

    Namun, lanjutnya, Moratelindo berharap ada dasar hukum yang jelas, yang memperbolehkan AS mengelola data pribadi Indonesia.

    Menurutnya dasar hukum yang jelas bertujuan agar agar tidak timbul konflik antara UU Pelindungan Data Pribadi (PDP), serta UU lain yang mengatur informasi Data Pribadi dan perjanjian antar negara.

    “Kejelasan dasar  ini penting untuk memastikan bahwa industri data center lokal tetap memiliki ruang yang sehat untuk tumbuh dan bersaing secara adil, dan yang pastinya tetap menjunjung tinggi kedaulatan/ kepentingan Indonesia,” kata Resi kepada Bisnis, Rabu (23/7/2025).

    Mengenai dampak regulasi dengan potensi kehilangan pelanggan dan pendapatan, kata Resi, risiko tersebut bisa saja terjadi mengingat pergeseran komposisi pelanggan dan arah industri adalah hal yang wajar. 

    Sebagian pelanggan mungkin akan migrasi ke perusahaan data center global. Namun, perusahaan data center dapat melihat peluang pertumbuhan di sektor-sektor yang memerlukan kepatuhan hukum nasional dan kendali data, seperti keuangan, pemerintahan, dan kesehatan. 

    “Kami berharap kebijakan luar negeri yang diambil pemerintah, tetap bisa memberikan ruang tumbuh yang adil, tetap dapat berdaya saing, perlakuan yang sama terhadap pelaku usaha dalam negeri dan tetap menjaga kepercayaan terhadap ekosistem digital nasional,” kata Resi.

    Sebelumnya, kebebasan pemerintah Amerika Serikat (AS) dalam mengelola data pribadi masyarakat Indonesia – sesuai kesepakatan yang terjalin – dinilai akan berdampak pada industri pusat data atau data center dalam negeri.

    Pemerintah diminta memperjelas makna pengelolaan data pribadi oleh AS. 

    Ketua Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB), Ian Yosef M. Edward mengatakan kebijakan pengelolaan data di AS tidak hanya berdampak pada pelindungan data pribadi, juga dapat merugikan industri data center dalam negeri, terutama dari sisi kepercayaan dan keberlanjutan bisnis.

    Jika pengelolaan dan pemindahan data ke luar negeri dibiarkan tanpa pembatasan, bahkan dengan jaminan keamanan tertentu, hal ini berpotensi menurunkan kepercayaan pengguna lokal maupun asing pada layanan data center Indonesia. 

    Pengguna internasional yang saat ini menggunakan data center di Indonesia sebagai mirror atau backup juga bisa ikut memindahkan layanannya ke negara lain, sehingga mengancam kelangsungan bisnis data center nasional.

    “Hal pengalihan data secara bebas perlu perhatian lebih jauh. Industri data center di Indonesia dapat bermasalah,” kata Ian.

    Ian menuturkan pemahaman tentang definisi “bebas dipindahkan” sangat penting untuk menakar dampak dan risiko, sebab praktik disaster recovery dan keberlanjutan bisnis banyak mengandalkan data center lokal yang secara fisik dipisahkan serta diakses khusus oleh penyewa.

  • Pertamina Hadir di GIIAS 2025, Dukung Industri Otomotif Indonesia

    Pertamina Hadir di GIIAS 2025, Dukung Industri Otomotif Indonesia

    Bisnis.com, TANGERANG – PT Pertamina (Persero) mendukung penuh perkembangan industri otomotif di Indonesia dengan menghasilkan produk dan bahan bakar berkelanjutan.

    Dukungan Pertamina pada dunia otomotif tercermin dari partisipasinya dalam pameran otomotif terbesar di Indonesia, GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS), yang berlangsung di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Kabupaten Tangerang, Banten, 24 Juli – 3 Agustus 2025.

    Bertempat di Hall 6 ICE BSD, Pertamina hadir dengan booth yang mengusung tema ‘Energizing The Acceleration’, yakni semangat untuk mempercepat transformasi sektor energi Indonesia. Hal ini juga selaras dengan tema besar GIIAS 2025, yakni Empowering the Future.

    Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso menjelaskan, upaya Pertamina dalam mendorong pertumbuhan dilakukan melalui strategi bisnis pertumbuhan ganda (Dual Growth Strategy).

    Pertama, menjaga ketahanan energi nasional dengan menjalankan bisnis eksistingnya, termasuk penyediaan produk-produk BBM berkualitas, seperti Pertamax, Pertamax Turbo, Pertamina Dex, dan lainnya.

    Strategi yang kedua, lanjutnya, mendorong potensi energi terbarukan atau bisnis rendah karbon. Inovasi Pertamina pada produk rendah karbon turut dipamerkan pada booth Pertamina di acara GIIAS 2025, seperti Pertamax Green, Green Energy Station dan lain-lain.

    Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengungkapkan partisipasi booth Pertamina di GIIAS 2025 mengusung tema ‘Energizing the Acceleration’, sejalan dengan tema GIIAS ‘Empowering the Future’ . Pertamina hadir di Hall 6 ICE BSD, Tangerang pada ajang pameran otomotif terbesar di Indonesia, GIIAS, sejak 24 Juli hingga 3 Agustus 2025.

    “Dual growth strategy ini paralel jalan bersamaan. Pertamina sebagai BUMN energi harus mengamankan ketahanan energi, namun di sisi lain Pertamina juga menyiapkan energi masa depan dengan menyediakan sumber-sumber energi terbarukan. Hal ini sangat terkait dengan tema GIIAS tahun ini, Empowering The Future,” terang Fadjar, pada acara Press Day GIIAS 2025, di ICE BSD, Banten, 23 Juli 2025.

    Fadjar menambahkan, Pertamina berkomitmen untuk terus berinovasi dan melahirkan produk-produk yang selaras dengan perkembangan teknologi di dunia otomotif saat ini.

    Pertamina, lanjut Fadjar, menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih kepada seluruh masyarakat yang setia menggunakan produk-produk berkualitas dari Pertamina. Kehadiran Pertamina sebagai salah satu peserta GIIAS, diharapkan dapat memberi layanan bagi masyarakat yang berkunjung, untuk melihat beragam produk Pertamina sekaligus berkesempatan mendapat hadiah tiket Pertamina Grand Prix of Indonesia (Moto GP) di Mandalika, pada Oktober mendatang.

    “Kami juga mengajak masyarakat untuk hadir ke GIIAS 2025 di ICE BSD, datang ke booth Pertamina, nikmati fasilitas dan layanannya, siapa tahu dapat hadiah bisa tonton MotoGP di Mandalika,” pungkasnya.

    Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target net zero emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.

  • Kemenkes Segera Uji Coba Layanan Kesehatan Berbasis AI dan Regulatory Sandbox

    Kemenkes Segera Uji Coba Layanan Kesehatan Berbasis AI dan Regulatory Sandbox

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menyiapkan terobosan baru berupa layanan Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) untuk tindakan preventif terhadap penyakit, dan juga Regulatory Sandbox untuk pengujian layanan.

    Layanan AI tersebut salah satunya mencakup skrining digital diabetes mellitus dan hipertensi yang memungkinkan masyarakat Indonesia melakukan skrining awal yang terjangkau dan fleksibel secara waktu dan tempat. 

    Inisiatif tersebut dilaksanakan mengingat diabetes mellitus dan hipertensi merupakan 2 dari 10 penyebab utama kematian di Indonesia. Keduanya seringkali tidak disadari oleh orang yang berisiko mengidapnya, dan alat tesnya pun relatif mahal.

    Selain inovasi preventif itu, ada juga Toolkit Prediksi dan Perencanaan Malaria (MPPT), sebagai upaya pengendalian dan pencegahan Malaria. 

    MPPT memanfaatkan data dari berbagai sumber, termasuk pola cuaca, faktor lingkungan, dan data historis kejadian malaria yang dipadukan dengan model AI, toolkit ini akan memberikan wawasan kepada pejabat kesehatan dan peneliti terkait potensi wabah di masa depan.

    “Untuk Sandbox kami, nantinya akan berfungsi untuk menguji regulasi, memperluas pemanfaatan produk, dan mengembangkan inovasi sebelum nantinya produk kesehatan diluncurkan,” jelas Staf Ahli Bidang Teknologi Kesehatan Kemenkes, Setiaji tentang Regulatory Sandbox, di Jakarta (23/07/25).

    Dia juga mengatakan, sejak 2024, Sandbox milik Kemenkes tersebut sudah mengakomodir enam klaster kesehatan yaitu medical education, medical diagnosis, patient solutions, online marketplace, tele kesehatan, dan wellness wearable/devices.

    Untuk masa mendatang, Kemenkes juga akan melakukan sejumlah uji coba layanan AI preventif lainnya dalam rangka revolusi diagnostik dan jalur pengobatan. Layanan ini akan berfokus pada imaging, atau analisis hasil pemeriksaan seperti X-Ray, Ultrasonografi (USG), dan Magnetic Resonance Imaging (MRI).

    “Contohnya dapat dilihat pada layanan CT Scan Otak untuk kondisi sistem saraf di RSPON Mahar Mardjono. Selain itu, kami juga sedang engembangkan fitur chat AI Large Language Model (LLM) khusus di bidang kesehatan,” kata Setiaji.

    Untuk strategi khusus terkait validasi AI di bidang kesehatan, Kemenkes akan membentuk Kelompok Kerja (POKJA) khusus AI, yang berisikan para tenaga medis, pakar di universitas, dan bisnis startup kesehatan, yang berfokus pada pembentukan regulasi.

    Sebelumnya, layanan SatuSehat sudah terlebih dahulu diluncurkan oleh Kemenkes. Aplikasi yang sebelumnya bernama PeduliLindungi tersebut menjadi platform pendukung layanan kesehatan yang terintegrasi, serta memiliki aksesibilitas yang mudah.

    SatuSehat memungkinkan penggunanya mengakses data kesehatan baik publik, maupun yang pribadi tanpa khawatir akan keamanannya, bahkan juga mampu difungsikan untuk melihat rekam medis.

    Pemerintah berharap dengan semua inovasi yang akan diterapkan, nantinya akan muncul AI healthcare specialist di masa mendatang, dan juga mampu mewadahi inovator dengan AI yang tersentralisasi. (Muhamad Rafi Firmansyah Harun)

  • Amerika Serikat Kelola Data RI Tanpa UU PDP, Kebocoran Informasi Tak Dapat Ditindak

    Amerika Serikat Kelola Data RI Tanpa UU PDP, Kebocoran Informasi Tak Dapat Ditindak

    Bisnis.com, JAKARTA — Pengusaha komputasi awan atau cloud computing mengaku khawatir dengan kesepakatan yang memperbolehkan Amerika Serikat bebas mengelola data pribadi masyarakat Indonesia. Pasalnya, AS saat ini belum memiliki Undang-Undang Pelindungan Data Pribadi (UU PDP) sehingga pelanggaran kebocoran data tidak dapat diberi sanksi. 

    Ketua Umum Asosiasi Cloud Computing Indonesia (ACCI) Alex Budiyanto mengatakan Amerika Serikat berbeda dengan Eropa yang telah memiliki aturan pelindungan data pribadi atau General Data Protection Regulation, seperti di Indonesia.

    Amerika Serikat belum memiliki regulasi pasti yang mengatur hal tersebut, sehingga perusahaan yang memperjualbelikan atau bocor datanya, tidak dapat diberi sanksi.

    “AS belum punya undang-undang federal untuk perlindungan data pribadi. Jadi, harusnya data kita tidak boleh masuk ke sana,” kata Alex kepada Bisnis, Rabu (23/7/2025).

    Dia mengatakan AS hingga saat ini belum punya UU PDP versi mereka. AS hanya meminta data pribadi Indonesia untuk dikelola di sana tanpa ada jaminan perlindungan hukum.

    Artinya, jika terjadi pelanggaran di AS, Indonesia tidak punya instrumen hukum untuk menuntut atau menghukum.

    “Di Indonesia ada UU-nya, di Eropa ada GDPR. Tapi di AS? Tidak ada. Makanya ini jadi masalah,” kata Alex.

    Dia juga mengatakan sebelum kesepakatan ini diambil, pelaku usaha komputasi awan tidak dilibatkan dalam diskusi. Pemerintah hanya melibatkan lingkaran terdekat dalam memutuskan hal krusial tersebut.

    “Saya yakin yang diajak ngomong cuma orang-orang di lingkaran pemerintah saja. Teman-teman asosiasi lain juga bilang enggak diajak diskusi. Jadi ini murni keputusan para pejabat, tanpa melibatkan stakeholder. Makanya banyak yang kecewa, marah, dan merasa dijual ke AS,” kata Alex.

    Ketua Indonesia Cyber Security Forum (ICSF), Ardi Sutedja mengingatkan bahwa perlindungan data adalah inti dari keamanan dan ketahanan siber nasional.

    Pada era digital, data pribadi sudah menjadi tulang punggung di hampir seluruh sektor – mulai dari perbankan, kesehatan, hingga energi. Kemudahan transfer data lintas negara yang tak diatur dengan jelas pada akhirnya mengabaikan eksistensi UU PDP dan menurunkan kedaulatan digital Indonesia.

    Tidak hanya itu, Ardi secara khusus menyoroti ketidaksiapan Amerika Serikat dalam hal perlindungan data secara nasional.

    Sama seperti Alex, Dia menegaskan  AS tidak memiliki undang-undang federal terkait perlindungan data pribadi. Hal ini sangat berisiko untuk data warga negara Indonesia yang berpindah ke luar negeri, khususnya AS.

    “Siapa yang bisa menjamin kalau data warga Indonesia bocor di Amerika? Cara menuntutnya bagaimana?” tegas Ardi.

    Sementara itu, Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan pengambilan data pribadi masyarakat oleh AS harus mendapat persetujuan pemilik data pribadi.

    “Persetujuan juga dibutuhkan jika data akan dibagi kepada pihak lain. Jika masyarakat sebagai pemilik data pribadi setuju, maka ada aturan berikut.  Sharing data haruslah bersifat resiprokal,” kata Heru.

    Sebelumnya,  Presiden Donald Trump mengumumkan kesepakatan dagang bersejarah antara Amerika Serikat (AS) dan Indonesia di berbagai sektor, termasuk di sektor digital terkait proses pengolahan data pribadi. 

    Di sektor tersebut, Donald Trump lewat keterangan resmi Gedung Putih menyebut AS dan RI menghapus hambatan perdagangan digital dengan berencana merampungkan komitmen mengenai perdagangan digital, jasa, dan investasi.

    Sejumlah komitmen diambil oleh Indonesia. Salah satunya, memberikan kepastian atas kemampuan memindahkan data pribadi keluar dari wilayah Indonesia ke AS melalui pengakuan bahwa AS memberikan perlindungan data yang memadai menurut hukum Indonesia.

  • Momen Prabowo Duduk Diapit Gibran-Kaesang saat Penutupan Kongres PSI

    Momen Prabowo Duduk Diapit Gibran-Kaesang saat Penutupan Kongres PSI

    Bisnis.com, SOLO — Presiden Prabowo Subianto menghadiri acara penutupan Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Solo, Jawa Tengah, pada Minggu malam (20/7/2025).

    Menurut pantauan Bisnis, kehadiran Presiden Ke-8 RI dalam acara tersebut menjadi perhatian utama, terutama karena dia duduk diapit oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka di sebelah kanan dan Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep di sebelah kiri. Ketiganya tampak berbincang akrab sepanjang acara berlangsung.

    Prabowo tiba di Solo pada Minggu sore dan langsung menuju lokasi kongres PSI. Dalam acara tersebut, dia tampil mengenakan setelan safari berwarna coklat.

    Sejumlah menteri dari Kabinet Merah Putih serta pimpinan partai politik nasional turut hadir dalam acara penutupan kongres yang mengusung semangat konsolidasi internal PSI dan penegasan arah politik partai ke depan.

    Sebelumnya, orang nomor satu di Indonesia itu melakukan kunjungan ke kediaman Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) di Solo, Minggu (20/7/2025) malam.

    Dalam pertemuan tersebut, Kepala negara itu mengaku membagikan cerita berbagai capaian diplomatik yang dia lakukan selama lawatan ke sejumlah negara, termasuk pertemuan penting dengan para pemimpin dunia dan terobosan besar dalam hubungan dagang Indonesia dengan Uni Eropa.

    Kepada awak media usai pertemuan, Presiden Ke-8 RI itu menjelaskan bahwa kunjungannya merupakan ajang silaturahmi sekaligus cerita informal atas hasil kerja luar negerinya.

    “Umum saja, saya cerita [ke Pak Jokowi] baru berkeliling dari luar negeri. Beliau juga mengikuti, rupanya. Saya ceritakan terobosan-terobosan yang kami dapat kemarin, terutama dengan Uni Eropa. Sepuluh tahun perundingan akhirnya tembus,” katanya kepada wartawan di kediaman Jokowi.

    Lebih lanjut, Kepala negara menjelaskan bahwa selain kesepakatan dengan Uni Eropa, dirinya juga menghadiri pertemuan BRICS di Brasil, serta bertemu sejumlah pejabat di Prancis, London, hingga berkomunikasi dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Prabowo juga sempat mampir ke Belarus untuk menjajaki kerja sama di bidang komoditas.

    “Mereka punya potash, mereka butuh karet kita, mereka butuh banyak komoditas kita. Ternyata harga cokelat dunia sedang sangat tinggi. Mereka banyak berharap dari kita. Maka kita harus segera lakukan peremajaan dan pembibitan baru,” tandas Prabowo.

  • Respons Jokowi soal Isu Bergabung ke PSI Usai Dipecat PDIP

    Respons Jokowi soal Isu Bergabung ke PSI Usai Dipecat PDIP

    Bisnis.com, SOLO — Presiden ke-7 Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) kembali angkat suara soal kedekatannya dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang dipimpin oleh putranya, Kaesang Pangarep.

    Saat ditanya apakah dirinya resmi menjadi kader PSI atau memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA), Jokowi menanggapi singkat untuk bertanya ke partai yang baru saja mengubah logo dari mawar ke gajah tersebut. 

    “Tanyakan aja ke PSI,” ujar Jokowi singkat usai bertemu Presiden Prabowo Subianto di kediaman Jokowi Gang Kutai Negara Nomor 01, Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Minggu (20/7/2025).

    Spekulasi mengenai keterlibatan Jokowi dalam PSI semakin menguat setelah dia beberapa kali tampak menghadiri acara partai berlambang bunga mawar yang kini telah menjadi gajah itu.

    Namun saat ditanya apakah dia akan bergabung jika diminta, Jokowi tetap enggan memberikan jawaban tegas.

    “Diminta [gabung], tanyakan ke PSI,” ujarnya.

    Meski begitu, Jokowi tak menampik bahwa dia memberikan dukungan penuh terhadap PSI.

    “Ya pendukungan penuh. Dukung penuh kan jelas, full mendukung. Artinya full penuh memberikan dukungan. Kalau full mendukung artinya ya harus bekerja keras,” tegasnya.

    Mengenai kemungkinan dirinya menjadi Dewan Pembina partai, Jokowi kembali memilih untuk tidak menjawab langsung.

    “Tanyakan ke PSI,” kata Jokowi berulang kali saat ditanya soal peran formalnya di partai tersebut.

    Saat ditanya apakah sudah ada ajakan langsung dari Kaesang untuk bergabung dengan PSI, Jokowi mengaku belum ada tawaran.

    Komentar mantan Ketua Umum PSI, Giring Ganesha, dan petinggi partai lainnya yang menyebut Jokowi sebagai sosok yang bisa berada di depan dan di belakang PSI juga dikonfirmasi kembali oleh awak media. Saat ditanya mengenai posisi dirinya saat ini, Jokowi menjawab santai dia bisa berada di posisi mana saja dalam mendukung partai yang dinahkodai anaknya itu.

    “Di depan bisa, di belakang bisa. Di tengah juga bisa,” pungkas Jokowi.

  • Prabowo Hadiri Kongres PSI di Solo, Yel-yel Dua Periode Menggema

    Prabowo Hadiri Kongres PSI di Solo, Yel-yel Dua Periode Menggema

    Bisnis.com, SOLO — Presiden Prabowo Subianto menghadiri Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang digelar di Solo, Jawa Tengah pada Minggu (20/7/2025) sore.

    Menurut pantauan Bisnis, Prabowo tiba di Gedung Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Karanganyar, Jawa Tengah pada pukul 19.37 WIB dengan mengenakan kemeja safari dan peci hitam.

    Prabowo pun disambut oleh kader PSI yang menyanyikan yel-yel singkat sepanjang kedatangannya melintasi karpet berwarna biru muda.

    “Selamat datang, Pak Prabowo. PSI dukung dua periode,” teriak kader-kader PSI yang hadir.

    Sebelumnya, Kepala Negara bersama rombongan terbatas lepas landas dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, sekitar pukul 16.35 WIB.

    Keberangkatan Presiden Prabowo dilepas langsung oleh sejumlah pejabat tinggi TNI dan Polri. Tampak hadir Pangdam Jaya Mayjen TNI Deddy Suryadi, Pangkoopsud I Marsda TNI Muzafar, dan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto yang menyampaikan salam hormat kepada Presiden sebelum menaiki pesawat.

    Adapun pada esok hari, Senin (21/7), Presiden Ke-8 RI itu dijadwalkan meresmikan peluncuran kelembagaan 80 ribu Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih yang dipusatkan di Kabupaten Klaten. Program ini menjadi tonggak penting dalam upaya pemberdayaan ekonomi rakyat dan penguatan kemandirian desa yang menjadi prioritas pembangunan nasional.

    Kunjungan kerja Presiden ke Jawa Tengah kali ini menandai keberlanjutan visi pemerintahan Kabinet Merah Putih untuk memberdayakan ekonomi kerakyatan, sekaligus mempererat sinergi antara pemerintah pusat dan daerah.

    Turut mendampingi Presiden Prabowo dalam penerbangan menuju Provinsi Jawa Tengah adalah Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Menteri Luar Negeri Sugiono, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Angga Raka Prabowo, serta Kepala Badan Pengendalian Pembangunan dan Investigasi Khusus Aris Marsudianto.