Author: Bisnis.com

  • Produksi Rokok Semester I/2025 Turun 2,5%, Pengusaha Klaim Tarif Cukai Jadi Biang Kerok

    Produksi Rokok Semester I/2025 Turun 2,5%, Pengusaha Klaim Tarif Cukai Jadi Biang Kerok

    Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku usaha industri hasil tembakau (IHT) mengklaim terjadinya penurunan produksi secara tahunan akibat kebijakan cukai hasil tembakau (CHT) yang dinilai tinggi. 

    Data dari produsen menunjukkan produksi rokok selama enam bulan pertama 2025 sebesar 142,6 miliar batang. Jumlah itu turun 2,5% periode yang sama tahun sebelumnya. 

    Bahkan, angka itu menjadi yang terendah dalam delapan tahun terakhir sejak 2018, kecuali pada 2023. 

    Adapun, pada Juni 2025 produksi hanya mencapai 24,8 miliar batang, turun 5,7% dibanding Mei dan merosot 3,2% dibanding periode yang sama tahun lalu.

    Ketua Gabungan Produsen Rokok Putih Indonesia (Gaprindo), Benny Wachjudi mengatakan bahwa kinerja IHT, khususnya sigaret putih mesin (SPM) makin melemah karena tekanan regulasi CHT dan maraknya rokok ilegal. 

    “Memang kenaikan cukai beberapa tahun terakhir ini sudah sangat tinggi, sehingga menekan pertumbuhan industri,” kata Benny dalam keterangan tertulis, Minggu (24/8/2025).

    Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), pada kuartal I/2025 industri pengolahan tembakau mengalami kontraksi terdalam sebesar -3,77% secara tahunan (year-on-year/YoY), berbanding terbalik dengan pertumbuhan 7,63% pada periode yang sama tahun lalu.

    Di samping itu, pihaknya mencatat realisasi CHT per Mei 2025 mencapai Rp87 triliun atau sebesar 37,8% dari total target penerimaan CHT tahun ini yang dipatok Rp230,9 triliun. 

    Menurut Benny, realisasi tahun ini juga dinilai tidak akan mencapai target. Hal ini seiring dengan tren tahun sebelumnya. Pada 2023, realisasi CHT hanya mencapai Rp213,48 triliun atau 91,78% dari target Rp232,5 triliun. Adapun pada 2024, realisasi CHT hanya Rp216,9 triliun atau 94,1% dari target Rp230,4 triliun.

    Di samping itu, Benny menyebut pembelian pita cukai sejak Januari 2023 menunjukkan tren pelemahan, yang tercatat turun 14,6% YoY sepanjang 2023, kemudian terkoreksi sebesar 13,8% pada 2024. Pihaknya memperkirakan produktivitasnya berpotensi kian lesu pada 2025.

    Lebih lanjut, Benny juga menyoroti maraknya rokok ilegal yang memperburuk persaingan usaha. 

    “Semakin tinggi cukai, semakin tinggi juga rokok ilegal. Produsen kena persaingan yang tidak sehat, dan dengan rokok ilegal kita nggak bisa bersaing,” jelasnya.

    Senada, Ketua Gabungan Perusahaan Rokok (Gapero) Jawa Timur, Sulami Bahar menilai tekanan paling berat dirasakan pelaku usaha skala menengah dan kecil. 

    Pasalnya, isu kenaikan cukai yang selalu muncul tiap tahun membuat pabrik-pabrik kecil di Jawa Timur yang merupakan sentra produksi makin terpuruk.

    “Di Jawa Timur, yang menjadi salah satu basis IHT, pabrik-pabrik kecil sudah mulai berkurang aktivitasnya. Mereka menghadapi kenyataan bahwa kenaikan cukai tidak diikuti oleh kenaikan daya beli masyarakat,” tuturnya.

    Pihaknya melihat kenaikan tarif CHT yang tinggi selama ini menyebabkan pemutusan hubungan kerja (PHK) dan gulung tikar bagi banyak usaha kecil. Menurut dia, ancaman itu bukan hanya risiko tapi sudah menjadi fakta di lapangan.

    “Pabrik yang dulu menyerap ribuan tenaga kerja kini banyak yang hanya bisa bertahan dengan ratusan atau bahkan puluhan pekerja. Beberapa perusahaan terpaksa menutup usahanya karena tidak lagi sanggup menghadapi tekanan biaya produksi yang melonjak,” jelasnya.

    Moratorium Kenaikan Tarif Cukai Hasil Tembakau

    Untuk menyelamatkan industri, Sulami mendorong pemerintah agar memberlakukan penundaan kenaikan tarif cukai atau moratorium selama tiga tahun ke depan. 

    Kebijakan tersebut dinilai sebagai kesempatan bagi pemerintah dan industri menyusun peta jalan yang lebih berimbang, antara kebutuhan fiskal negara dan kelangsungan hidup jutaan orang yang bergantung pada IHT.

    “Moratorium tiga tahun adalah langkah realistis agar industri bisa bernapas dan melakukan penyesuaian,” pungkasnya.

    Diberitakan Bisnis sebelumnya, realisasi penerimaan CHT hingga Juli 2025 mencapai Rp121,98 triliun, naik 9,6% YoY.

    Namun, Direktur Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Jasa Direktorat Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Nirwala Dwi Heryanto menjelaskan bahwa pertumbuhan penerimaan CHT tahun ini terutama dipengaruhi kebijakan penundaan pembayaran pita cukai yang berlaku pada 2024.

    “Melalui Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai No. 2/2024, pemesanan pita cukai pada periode 1 Maret sampai 31 Oktober 2024 dapat memperoleh perpanjangan jangka waktu penundaan pembayaran dari 60 hari menjadi 90 hari,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (20/8/2025).

    Kebijakan itu diberikan untuk memberikan relaksasi serta mendukung kelancaran arus kas industri hasil tembakau. Hanya saja, pencatatan realisasi penerimaan cukai pada 2024 mengalami pergeseran sekitar 30 hari.

    “Pada 2025, ketentuan penundaan pembayaran kembali ke aturan normal yakni 60 hari, karena itu pencatatan penerimaan tercatat lebih cepat dibandingkan tahun sebelumnya,” jelas Nirwala.

    Adapun CHT, yang komponen intinya merupakan cukai rokok, merupakan penyumbang utama penerimaan cukai. Total penerimaan cukai mencapai Rp126,85 triliun sepanjang Januari—Juli 2025 atau setara 51,95% dari target sebesar Rp244,2 triliun.

  • Berantas Tambang Ilegal, PT Timah (TINS) akan Atur Ulang Ketentuan Mitra

    Berantas Tambang Ilegal, PT Timah (TINS) akan Atur Ulang Ketentuan Mitra

    Bisnis.com, PANGKALPINANG — PT Timah Tbk. (TINS) terus berupaya menekan jumlah tambang ilegal yang masih tersebar utamanya di perairan Bangka Belitung, melalui pengaturan ulang ketentuan mitra.

    Direktur Pengembangan Usaha PT Timah Suhendra Yusuf Ratuprawiranegara menjelaskan bahwa selama ini konsep mitra menjadi salah satu langkah untuk menekan jumlah penambang timah ilegal di wilayah izin usaha tambang (IUP) yang luasnya hampir mencapai 500.000 hektare. 

    Dalam rangka memberantas tambang ilegal dalam jangka pendek, Suhendra menyampaikan akan menambah sejumlah klausul dan memperketat perjanjiannya bersama mitra tambang. 

    “Saya lihat masih sedikit longgar [kerja samanya]. Kami mau memperketat di situ dengan suatu persyaratan bahwa ada kewajiban yang harus dipenuhi oleh mitra, dan itu menjadi hak bagi PT Timah,” ujarnya kepada awak media, dikutip pada Minggu (24/8/2025).  

    Pasalnya selama ini para tambang mitra tidak diberikan target. Padahal, PT Timah sendiri mengetahui volume dan potensi cadangan timah yang dapat ditambang di lokasi tersebut. Alhasil, kewajiban bagi penambang tersebut pun akan diiringi dengan reward bagi mitra yang mampu melebihi target berupa gradasi harga jasa penampangan. 

    “Kami kan ada rumusan. Ada mitra seminggu ini cuma 10 ton, atau cuma 1 ton, harus ditarget, kita kan tahu itu, cadangan yang ada di situ kita tahu,” lanjutnya. 

    Dirinya pun tidak dapat menyebutkan berapa jumlah tambang ilegal yang berada di wilayah lokasi IUP PT Timah beserta kerugiannya. 

    Untuk jangka panjang, Suhendra menjelaskan pihaknya telah menyiapkan grand design bahwa PT Timah ini menjadi lead dalam penambangan timah yang ada di Indonesia, dan khususnya di Bangka Belitung. 

    Saat ini dari sisi tata kelola tengah dicoba secara parsial, karena dirinya mengakui bahwa persoalan tambang ilegal sangat rumit dan sudah menjadi kultur bagi masyarakat setempat. Dirinya pun berharap dukungan dari regulator, pemangku kepentingan terkait di daerah maupun nasional untuk memberantas penambangan ilegal tersebut. 

    Berdasarkan pantauan Bisnis di perairan Bangka Utara, Kepulauan Bangka Belitung, Sabtu (23/8/2025), terpantau ratusan kapal penambang ilegal. Itu pun yang hanya Bisnis lihat sejauh mata memandang, belum nilai riil keseluruhan yang tersebar di luasnya perairan Bangka Belitung.

    Bahkan keberadaan kapal-kapal tersebut pun lokasinya tidak jauh dari Kapal Isap Produksi (KIP) PT Timah yang tengah beroperasi mengeruk bijih timah. 

    Kapal penambang ilegal secara khas tertanda dengan ukurannya yang relatif kecil dan pengambilan bijih timah secara manual tanpa alat bantu khusus seperti kapal isap alias diambil oleh penyelam secara langsung. 

    Sementara para mitra PT Timah, ditandai dengan spanduk kemitraan yang bertuliskan Surat Perjanjian Kerjasama (SPK) kedua pihak. 

    Adapun jumlah tambang ilegal pada April 2025 masih tinggi. Perinciannya, jumlah tambang ilegal di darat Bangka mencapai 175, laut Bangka 890, dan darat Belitung 110. Sementara penertiban baru dilakukan pada 68 tambang ilegal.

     

    Janji Prabowo Tindak Tambang Ilegal

    Presiden Prabowo Subianto dalam pidato kenegaraan pada Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR RI) pada pertengahan Agustus lalu menegaskan bakal menindak 1.063  Praktik Pertambangan Tanpa Izin (PETI) yang tersebar di seluruh Indonesia.

    Menurut Prabowo, potensi kerugian negara dari keberadaan tambang ilegal itu bisa mencapai minimal Rp300 triliun. 

    “Kami akan tertibkan tambang-tambang yang melanggar aturan, saya telah diberi laporan oleh aparat-aparat bahwa terdapat 1.063 tambang ilegal,” ucap Prabowo.

    Dia pun lantas mengingatkan agar pihak-pihak yang terlibat dalam praktik tambang ilegal itu untuk segera mengaku. Sang Kepala Negara itu memperingatkan bahwa semua pihak-pihak yang terlibat seperti jenderal TNI, jenderal Polri, hingga pengusaha besar bakal ditumpas.

    “Saya beri peringatan, apakah ada orang-orang besar, orang-orang kuat, jenderal-jenderal dari manapun, apakah jenderal dari TNI atau Polri, atau mantan jenderal, tidak ada alasan, kami akan bertindak atas nama rakyat,” tegas Prabowo.

  • Harga Beras di Jepang Meroket, Mentan Amran Pamer Kondisi di RI

    Harga Beras di Jepang Meroket, Mentan Amran Pamer Kondisi di RI

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkap stok beras Indonesia aman di tengah krisis pangan global, seperti yang terjadi di Jepang.

    Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, sederet negara maju seperti Jepang menghadapi lonjakan harga beras hingga 90,7% pada Juli 2025 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Harganya tertinggi sejak 1971.

    Bukan hanya itu, Amran menyampaikan bahwa masyarakat setempat di Jepang juga harus mengantre untuk membeli beras murah. Sementara itu, ungkap dia, Indonesia mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri.

    “Di Jepang, harga beras melonjak 90,7 persen pada Juli 2025, tertinggi sejak 1971, hingga rakyatnya antre untuk mendapatkan beras murah. Sementara itu, Indonesia mampu memenuhi kebutuhan dari produksi sendiri. Ini capaian luar biasa,” kata Amran dalam keterangan tertulis, Minggu (24/8/2025).

    Amran juga menyampaikan bahwa pemerintah telah menutup keran impor beras sejak awal 2025, seiring dengan melonjaknya stok beras yang diproduksi dari dalam negeri.

    “Alhamdulillah, kita patut bersyukur stok beras dalam negeri sangat cukup, sehingga tahun ini kita tidak impor beras. Hingga Agustus ini stok beras aman dan produksi on the track terus meningkat,” ujarnya.

    Mengacu data FAO, USDA, dan Badan Pusat Statistik (BPS), Amran menuturkan bahwa produksi beras nasional melonjak dari 30,62 juta ton pada 2024 dan diperkirakan mencapai 33,8–35,6 juta ton pada 2025. Dia juga menyebut, cadangan beras pemerintah mencapai rekor tertinggi dalam 57 tahun atau mencapai 4,2 juta ton.

    “Dulu kita defisit stok dan terpaksa impor 7 juta ton pada 2023 dan 3–4 juta ton pada 2024. Kini, stok kita tertinggi dalam sejarah, dan dunia mengakui ketahanan pangan Indonesia. FAO dan Departemen Pertanian Amerika memuji capaian ini,” tuturnya.

    Lebih lanjut, Amran memperkirakan panen kedua pada September 2025 akan semakin memperkuat pasokan beras dalam negeri. Untuk itu, dia meminta agar masyarakat tidak perlu khawatir akan kekurangan beras.

    Menurut Amran, kebijakan setop impor beras sejak awal 2025 bukan hanya menjaga stok dalam negeri, melainkan juga memengaruhi harga beras dunia, yang kini turun ke level terendah dalam 8 tahun, yakni US$372,50 per ton untuk beras putih 5% pecah asal Thailand.

    “Stok kita besar, harga mulai turun, petani sejahtera, dan impor berhenti. Ini kado untuk bangsa,” pungkasnya.

    Jika menengok Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga beras premium dan medium secara rata-rata nasional masih mengalami lonjakan pada Minggu (24/8/2025) pukul 16.33 WIB.

    Panel Harga menunjukkan, harga beras premium di tingkat konsumen dibanderol Rp16.087 per kilogram. Harganya naik 7,97% dari harga eceran tertinggi (HET) nasional yang semestinya di level Rp14.900 per kilogram.

    Jika dilihat secara terperinci, harga rata-rata beras premium kompak naik di sejumlah zonasi. Harga beras premium di zona 1, zona 2, dan zona 3 masing-masing dibanderol Rp15.433 per kilogram, Rp16.505 per kilogram, dan Rp18.346 per kilogram.

    Sekadar informasi, HET beras premium di zona 1 adalah Rp14.900 per kilogram, zona 2 sebesar Rp15.400 per kilogram, dan zona 3 ditetapkan sebesar Rp15.800 per kilogram.

    Senada, harga beras medium di tingkat konsumen juga melampaui HET. Panel menunjukkan, harga rata-rata beras medium melonjak 13,75% dari HET nasional Rp12.500 per kilogram menjadi Rp14.219 per kilogram.

    Lebih jauh, kenaikan harga beras medium terjadi di semua zonasi, yakni zona 1 menjadi Rp13.751 per kilogram, zona 2 menjadi Rp14.459 per kilogram, dan zona 3 dibanderol Rp16.283 per kilogram.

    Untuk diketahui, HET beras medium zona 1, zona 2, dan zona 3 masing-masing ditetapkan sebesar Rp12.500 per kilogram, Rp13.100 per kilogram, dan Rp13.500 per kilogram.

  • ESDM Ungkap 1,28 Juta Rumah Tangga Belum Dapat Akses Listrik Agustus 2025

    ESDM Ungkap 1,28 Juta Rumah Tangga Belum Dapat Akses Listrik Agustus 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkap hingga saat ini terdapat 1,28 juta rumah tangga yang masih belum mendapat akses listrik.

    Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian ESDM,  Dadan Kusdiana merinci 1,28 juta rumah tangga yang belum terfasilitasi listrik itu tersebar di 10.068 lokasi di seluruh Indonesia. Di mana umumnya berada di wilayah terpencil.

    “Dari sisi akses, kita memang secara wilayah kan demikian besar. Secara tantangan juga demikian besar karena banyak lokasi-lokasi di wilayah-wilayah yang terpencil,” jelasnya saat ditemui di Balai Kartini, Minggu (24/8/2025).

    Dadan merinci, secara mayoritas sebaran masyarakat yang belum teraliri listrik itu berada di wilayah Indonesia Timur. Di mana, Program Ketahanan Energi yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto dirumuskan untuk mengatasi persoalan tersebut.

    Dia menambahkan, sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto, pemerintah bakal menyelesaikan persoalan pasokan aliran listrik di wilayah terpencil dalam kurun waktu lima tahun ke depan.

    “Pak Presiden dalam beberapa kesempatan sering menyampaikan bahwa dalam kepemimpinan beliau ini semuanya harus tuntas jadi dalam 5 tahun ke depan kami di Kementerian ESDM yang diminta untuk menyelesaikan sisa yang belum terlistrik tersebut,” tambahnya.

    Berdasarkan paparan yang disampaikan, pemerintah bakal memasok listrik ke wilayah terpencil yang menyasar 1,28 juta rumah tangga lewat program Listrik Desa (Lisdes) periode 2025 – 2029.

    Perinciannya, sebesar 783.000 masyarakat akan diberikan akses listrik lewat program Pembangunan dan 503.000 rumah tangga lewat Bantuan Sambungan Listrik (BPBL).

    “Jadi kita akan mulai dari tahun ini untuk 1,287 juta calon pelanggan [yang belum teraliri Listrik],” tandasnya. 

    Adapun sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menetapkan ketahanan energi menjadi program prioritas yang akan digarap pemerintah tahun depan. Di mana, pemerintah telah menyiapkan anggaran sebesar Rp402,4 triliun untuk ketahanan energi nasional dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026.

    Hal itu dia sampaikan dalam Rapat Paripurna DPR RI Ke-1 Tahun Sidang 2025/2026 dan Penyampaian RAPBN Tahun Anggaran 2026 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (15/8/2025).

    Prabowo mengatakan, dukungan fiskal itu bakal disalurkan lewat subsidi energi, insentif perpajakan, pengembangan energi baru terbarukan (EBT), hingga penyediaan listrik desa. 

    “Secara keseluruhan pada 2026 dukungan fiskal pemerintah yaitu Rp402,4 triliun untuk ketahanan energi,” ucap Prabowo.

    Dia menuturkan, untuk memperkuat ketahanan energi, pemerintah akan mendorong produksi minyak dan gas bumi (migas). Selain itu, harga energi juga tetap dijaga sambil melakukan transisi menuju EBT. 

    Prabowo juga mengingatkan bahwa subsidi energi harus adil dan tepat sasaran. Dia tak akan membiarkan subsidi dinikmati oleh golongan mampu. 

  • RI Butuh Bandar Antariksa Mandiri untuk Luncurkan Satelit LEO, Tekan Ongkos

    RI Butuh Bandar Antariksa Mandiri untuk Luncurkan Satelit LEO, Tekan Ongkos

    Bisnis.com, JAKARTA — Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) mengungkap sejumlah tantangan bagi Indonesia untuk meluncurkan satelit orbit rendah (low earth orbit/LEO) secara mandiri. Salah satunya keberadaan bandar antariksa (spaceport) sebagai tempat peluncuran ratusan satelit tersebut.

    Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel), Sarwoto Atmosutarno, menegaskan pentingnya dukungan pemerintah dalam upaya Indonesia meluncurkan satelit Low Earth Orbit (LEO) secara mandiri.

    Langkah ini dinilai krusial sebagai bagian dari Ketahanan Antariksa Nasional, khususnya di negara kepulauan seperti Indonesia yang memiliki lebih dari 17.000 pulau.

    Menurut Sarwoto, realisasi satelit LEO mandiri harus didukung dengan kebijakan dan insentif yang berpihak pada kepentingan rakyat.

    “Inisiatif ini mesti didukung pemerintah karena tugasnya memberi benefit kepada rakyat. Persiapan dari sisi regulasi harus didukung insentif noncash APBN, agar swasta yang mau investasi tidak dibebani biaya di muka,” ujar Sarwoto kepada Bisnis, Minggu (24/8/2025).

    Sarwoto menambahkan pemerintah juga perlu mendukung proses filing slot LEO yang berjumlah lebih dari 1.200 untuk melengkapi administrasi ke International Telecommunication Union (ITU). Di samping itu, identifikasi pasar, pabrikasi satelit, sistem peluncuran, serta penguatan riset juga menjadi aspek krusial sebelum Indonesia bisa meluncurkan satelit LEO mandiri.

    Menjawab tantangan tingginya biaya peluncuran satelit, Sarwoto menyarankan agar Indonesia memanfaatkan lokasi peluncuran dalam negeri seperti di Biak (Papua), Morotai (Maluku Utara), dan daerah lainnya. Wilayah tersebut secara geografis cukup baik untuk tempat peluncuran karena jauh dari pemukiman.

    Di sisi lain, keberadaan tempat peluncuran dalam negeri juga dapat membuat ongkos peluncuran ratusan satelit LEO, yang butuh lebih satu kali peluncuran dalam setahun, menjadi lebih efisien. Sebagai informasi. Elon Musk hanya dapat meluncurkan 24 satelit LEO dalam satu kali peluncuran. Sementara itu total satelit yang dibutuhkan untuk melayani seluruh seluruh dunia mencapai ribuan satelit.

    “Kesiapan infrastruktur peluncuran seperti power, pelabuhan dan utilitas lainnya penting. Kerja sama peluncuran ini akan menekan biaya dan meningkatkan efisiensi,” kata Sarwoto.

    Roket peluncur milik SpaceX mengangkut 24 satelit Starlink

    Terkait peluang dan tantangan pembangunan Space Port di Indonesia, Sarwoto menilai letak geografis Indonesia yang berada di sabuk katulistiwa sangat strategis dan ideal untuk pengembangan fasilitas peluncuran satelit.

    Untuk merealisasikan visi ini, investasi besar diperlukan pada beberapa aspek, antara lain sumber daya manusia—termasuk merekrut diaspora dan membangun kerjasama internasional—segmen ruang angkasa dan segmen darat, fasilitas peluncuran, hasil riset, serta pembiayaan untuk seluruh rangkaian program.

    Sementara itu dalam peresmian Asosiasi Antariksa (Ariksa) di Jakarta, Ketua National Air and Space Power Center of Indonesia (NASPCI) Marsekal Pertama TNI Penny Radjendra mengatakan Indonesia saat ini telah memiliki rencana strategis 2025-2029, yang salah satunya berfokus pada antariksa, termasuk spaceport. Secara perlahan kesadaran tersebut telah dibangun.

    ”Secara informal sudah kita lakukan dan secara formal pun sudah dilakukan pertemuan-pertemuan dengan negara-negara lainnya. Artinya kita tidak bisa sendiri soal-soal seperti ini. Pertama kita perlu pendekatan collaborative effort atau global effort. Di luar kita pun kerja sama antar negara. Misal dengan Amerika Serikat, dengan Prancis dan seterusnya,” kata Penny.

    Sebagai konteks, wacana kehadiran satelit LEO mandiri semakin menguat setelah Asosiasi Antariksa (Ariksa) menyoroti urgensi pengembangan satelit LEO untuk kedaulatan Indonesia sekaligus membuka potensi ekonomi sektor antariksa nasional. Dengan penguasaan teknologi LEO, Indonesia diyakini bisa mengoptimalkan manfaat ekonomi ruang angkasa dan memperkuat posisi strategisnya di masa depan.

    Asosiasi Antariksa Indonesia (Ariksa) berharap pada 2027 atau 2 tahun lagi Indonesia dapat meluncurkan satelit orbit rendah atau low earth orbit (LEO) pertamanya. Sejumlah langkah disiapkan termasuk pengembangan space port atau tempat peluncuran roket untuk satelit LEO. 

    Satelit LEO adalah satelit yang mengorbit di ketinggian 500 kilometer – 2.000 kilometer di atas permukaan bumi. Karena ketinggiannya yang relatif dekat bumi, ongkos roket yang dipakai relatif lebih murah dibandingkan satelit GEO yang mengorbit di ketinggian 36.000 kilometer. 

    Namun harus diingat, satelit GEO cukup diluncurkan satu kali untuk memberi layanan di seluruh antero bumi. Sementara LEO harus beberapa kali konstelasi satelit karena untuk memberikan cakupan layanan di seluruh bumi, dibutuhkan ratusan satelit LEO.

    “Tahun 2027 kita paling lambat meluncurkan LEO atau roket dari Indonesia,” kata Ketua Umum Asosiasi Antariksa Indonesia (Ariksa) Adi Rahman Adiwoso di Jakarta, Kamis (21/8/2025).

    Dia mengatakan untuk mensukseskan langkah besar ini dibutuhkan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan dan ekosistem. 

    Adi Rahman mengatakan industri antariksa memiliki peranan penting dalam mendukung berbagai sektor di Indonesia mulai dari ekonomi hingga pertahanan. Saat ini fokus dalam pengembangan antariksa masih terpecah belah. Oleh sebab itu Ariksa dibentuk agar seluruh pemangku kepentingan memiliki misi bersama dalam membangun antariksa yang memberikan manfaat bagi Indonesia.

    Ada tiga hal yang harus menjadi fokus dalam pengembangan antariksa dalam negeri. Pertama, kebijakan yang berpihak dan ramah investasi. Kedua, pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang sejalan dengan pertumbuhan industri.

    Terakhir, model bisnis.  “Bisnisnya supaya itu berputar semuanya,” kata Adi.

    Potensi ….

  • Bos Ciputra Harap Bunga KPR Turun Mengikuti BI Rate Pacu Penjualan Properti

    Bos Ciputra Harap Bunga KPR Turun Mengikuti BI Rate Pacu Penjualan Properti

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Ciputra Development Tbk (CTRA) berharap kembali dipangkasnya suku bunga acuan Bank Indonesia menjadi 5% membawa angin segar bagi sektor properti. 

    Untuk diketahui, berdasarkan Survei Harga Properti Residensial yang diterbitkan Bank Indonesia,  penjualan unit properti residensial di pasar primer tercatat mengalami kontraksi sebesar 3,80% (Year-on-Year/YoY) pada kuartal II dari kuartal sebelumnya yang tumbuh sebesar 0,73% YoY. 

    Adapun penjualan rumah tipe kecil yang tumbuh 6,70% (YoY), melambat dari 23,75% (YoY) pada kuartal sebelumnya. Selain itu, penjualan rumah tipe besar terkontraksi sebesar 14,95% (YoY), lebih dalam dari kuartal sebelumnya yang terkontraksi sebesar 11,69% (YoY). Penjualan rumah tipe menengah terkontraksi sebesar 17,69% (YoY) mengalami perbaikan dari kuartal sebelumnya yang terkontraksi sebesar 35,76% (YoY). 

    Mayoritas pembelian rumah di pasar primer dilakukan melalui skema pembiayaan kredit pemilikan rumah (KPR) dengan pangsa sebesar 73,06% dari total pembiayaan,, sedangkan pembayaran tunai bertahap dan tunai masing-masing memiliki pangsa sebesar 17,75% dan 9,19%. 

    Managing Director PT Ciputra Development Tbk Budiarsa Sastrawinata berharap penurunan suku bunga acuan BI rate dapat diiringi dengan bunga KPR perbankan. Hal ini untuk menstimulus pasar properti. Pasalnya, hingga pertengahan tahun 2025, penjualan properti tidak begitu besar dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 

    “Harapan kami segera diikuti dengan turunnya bunga KPR sehingga bisa menggairahkan lagi, karena kondisi penjualan properti di tahun ini tidak semeriah jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya,” ujarnya saat menghubungi Bisnis, Jumat (22/8/2025). 

    Menurutnya, kondisi daya beli dan ekonomi saat ini sangat berdampak pada penjualan rumah kelas menengah. Adapun rumah kelas menengah dan menengah bawah memiliki porsi besar dalam penjualan. 

    “Untuk kelas atas memang ada penjualan. Insentif PPN DTP (Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah) ini sangat berguna karena kalau tidak ada insentif itu properti sudah babak belur. Jadi adanya insentif PPN DTP untuk rumah hingga Rp2 miliar ini sangat membantu sektor properti bertahan dan bergerak, karena secara ekonomi ada 178 industri turunan di sektor properti sehingga positif,” ucapnya. 

    Di sisi lain, Ciputra Group juga berkomitmen berkontribusi dalam program Presiden Probowo membangun 3 juta rumah. Hal itu dilakukan dengan terus membangun pasokan rumah subsidi diantaranya di kawasan Maja dan Jambi. Namun demikian, pihaknya tak menampik permintaan rumah subsidi belum begitu besar. Hal dikarenakan kondisi daya beli dan perekonomian saat ini.

    “Kalau permintaan rumah subsidi ada, kami akan terus bangun karena punya stok tanah besar yang bisa dibangun dan dikembangkan,” katanya.

    Budiarsa mengapresiasi langkah pemerintah untuk menaikkan kuota rumah subsidi melalui skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) pada tahun ini mencapai 350.000 unit dari sebelumnya dan alokasi kredit usaha rakyat (KUR) khusus sektor perumahan dimana pengembang bisa mengajukan kredit hingga Rp5 miliar dengan subsidi bunga 5% untuk membantu pengembang menambah pasokan rumah subsidi. 

    “Porsi FLPP kan dinaikkan menjadi 350.000 unit, ditambah lagi ada alokasi KUR untuk pengembang, kontraktor, supplier UMKM perumahan sehingga menambah pasokan rumah. Di sisi demand, telah diperluas kategori MBR untuk bisa beli rumah subsidi dengan gaji maksimal Rp14 juta di Jabodetabek. Jadi ini harus diperhatikan supply dan demand rumah subsidi, dari 2 sisi,” terangnya.

    Kendati demikian, dia berharap pemerintah juga memperhatikan persyaratan pembelian rumah subsidi. Pasalnya, pembelian rumah subsidi kerap kali terkendala dengan Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) sehingga pemerintah perlu mengatasi masalah tersebut. 

    “Saya yakin dengan penambahan kuota dan adanya KUR bagi pengembang, lalu diperluas penerima FLPP dan juga pemerintah akan atasi masalah SLIK ini berdampak pada pasar rumah subsidi dan program 3 juta rumah,” tutur Budiarsa. 

    Untuk diketahui, pada semester I/2025, emiten berkode CTRA membukukan marketing sales atau prapenjualan senilai Rp5,73 triliun dari target di tahun ini mencapai Rp11 triliun.

  • Gibran Pastikan IKN Berlanjut, Pakar Pertanyakan Modal karena Sepi Investor

    Gibran Pastikan IKN Berlanjut, Pakar Pertanyakan Modal karena Sepi Investor

    Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka menegaskan pengembangan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara akan berlanjut pada masa kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.Gibran menyebut, hal itu dilakukan dalam rangka melakukan pemerataan pembangunan khususnya di wilayah luar Jawa.

    “Jadi IKN ini bukan hanya sekadar membangun istana, tetapi juga simbol, sekali lagi, simbol pemerataan pembangunan yang tidak lagi Jawa Sentris,” jelasnya dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (24/8/2025).

    Menanggapi hal itu, Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin menyoroti kesanggupan fiskal negara dalam memodali pembangunan mega proyek IKN yang digagas pada masa kepemimpinan Presiden ke-7 Indonesia Joko Widodo (Jokowi).

    Terlebih, Wijayanto juga menyebut hingga saat ini pengembangan IKN belum memiliki ekosistem investasi yang baik. Sehingga, pemerintah tidak dapat mengandalkan pembangunan lewat suntikan modal swasta.

    “Fakta juga menunjukkan bahwa tidak banyak investor berminat dan saat ini kita tidak mempunyai kemampuan fiskal untuk mewujudkannya. Apalagi situasi ekonomi belum tentu akan membaik di tahun-tahun mendatang,” jelasnya kepada Bisnis.

    Berdasarkan hal itu, WIjayanto berharap agar pemerintah dapat meninjau kembali rencana melanjutkan pengembangan IKN.

    Wijayanto berpandangan, minimnya modal negara hingga ketidakpastian ekonomi membuat IKN saat ini bukan lagi prioritas pembangunan nasional.

    Pada saat yang sama, dia juga mengatakan bahwa kehadiran IKN justru mempersulit koordinasi antar pemerintahan dan mengerek biaya operasional.

    “Jika targetnya untuk pemerataan pembangunan, yang kita pindah bukan ibu kota, tetapi seharusnya adalah hub-hub ekonomi nasional termasuk KEK, pusat industri, serta kantor pusat BUMN,” pungkasnya.

    Diketahui, keberlanjutan pembangunan IKN itu juga ditegaskan usai Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) ditetapkan mendapat pagu dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 ditetapkan sebesar Rp6,3 triliun.

    Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati sebelumnya menegaskan nggaran tersebut dikucurkan untuk mendukung pembangunan sarana dan prasarana di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN. 

    “Anggarannya Rp6,3 triliun untuk IKN,” jelasnya dalam Konferensi Pers RAPBN di Kantor Pusat Ditjen Pajak, Jakarta, Jumat (15/8/2025).

  • Evolusi Survei Lokasi, SiteSense Ubah Proses dari 4 Minggu jadi Hitungan Menit

    Evolusi Survei Lokasi, SiteSense Ubah Proses dari 4 Minggu jadi Hitungan Menit

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) mengungkap 45% kegagalan bisnis ritel disebabkan kesalahan dalam memilih lokasi. Keputusan berbasis intuisi dan kurangnya data kerap menjadi awal bencana. Sentuhan teknologi analisis data menjadi pembeda ke depan. 

    VP Data Solutions and Digital Financial Services Telkomsel, Alfian Manullang mengatakan penetapan lokasi dalam membangun bisnis menjadi salah satu komponen penting dalam bisnis. Kesalahan dalam memilih lokasi, karena kurangnya informasi, membuat bisnis berjalan kurang optimal. 

    Data internal perusahaan mengungkap hampir 50% kegagalan enterprise dalam membangun bisnis akibat lokasi yang kurang tepat. Kesalahan membaca demografi, perilaku target pasar, hingga karakteristik lokasi adalah hal yang umum terjadi. 

    “Investasi terbesar salah satunya kan di lokasi. Kalau dia sudah kontrak 5 tahun misalnya dengan penyedia tempatnya. Nah, baru satu tahun terus wah ternyata ini kurang cocok, kurang ramai, kurang ini dia perlu relokasi dan lain-lain kan. Itu kan another cost,” kata Alfian kepada Bisnis, Minggu (24/8/2025). 

    Alfian mengatakan bagi pengusaha, baik skala kecil hingga besar, harus mengetahui segmen pelanggan yang akan disasar dari produk mereka. Membaca lokasi segmen pasar hingga perilaku mereka sehari-hari menjadi tantangan yang perlu diselesaikan. 

    Dalam membantu mengatasi masalah tersebut, lanjutnya, Telkomsel menghadirkan platform location intelligence bernama SiteSense. Platform tersebut membantu bisnis mengidentifikasi lokasi dengan potensi terbaik guna menentukan penempatan usaha secara strategis.

    Dengan memanfaatkan big data analytics milik Telkomsel, kata Alfian, SiteSense memberikan informasi yang dapat digunakan seperti optimalisasi rantai pasok dan rekomendasi lokasi bisnis ideal untuk meningkatkan efisiensi operasional dan memaksimalkan peluang keberhasilan bisnis

    SiteSense juga dapat menggantikan kebutuhan survei manual, mempercepat proses pemilihan lokasi, serta membantu menghindari kesalahan investasi yang merugikan.

    “Jika biasanya survei lokasi membutuhkan waktu hingga 2 minggu – 4 minggu, lewat platform cuma butuh hitungan menit,” kata Alfian. 

    VP Data Solutions and Digital Financial Services Telkomsel, Alfian Manullang saat memaparkan cara kerja SiteSense

    Target 

    Alfian mengatakan solusi enterprise SiteSense Telkomsel menyasar seluruh sektor mulai dari usaha kecil menengah hingga korporasi besar yang bergerak di sektor keuangan, energi, media, ritel, logistik dan lain sebagainya. 

    Di sektor keuangan, kata Alfian, SiteSense dapat membantu memilihkan lokasi yang tepat, yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan enterprise. Kemudian, di sektor energi SIteSense dapat membantu dalam memiliki lokasi terbaik untuk membangun SPKLU. Dengan membaca pergerakan kendaraan listrik, perusahaan dapat mengetahui daerah mana saja yang sering dilalui oleh kendaraan listrik. 

    “UKM seperti pengusaha tempat makan dan minuman, kafe, juga menjadi target kami,” kata Alfian. 

    Telkomsel menawarkan paket SiteSense untuk seluruh segmen mulai dari korporasi besar, medium, hingga usaha kecil-menengah (UKM). Layanan yang diberikan pun bervariasi tergantung paket yang diambil.

    Untuk paket utama, mitra akan mendapatkan rekomendasi dan insight, di luar dari informasi data. Sementara itu untuk paket yang terendah pengguna hanya mendapat data-data. 

    Paket platform diikat menggunakan sistem akses dengan harga mulai dari Rp1 juta per akses platform SiteSense. 

    Sumber kunci, harga layanan, …

  • Pemerintah Butuh 6.000 Ton Beras per Hari demi Layani 82,9 Juta Penerima MBG

    Pemerintah Butuh 6.000 Ton Beras per Hari demi Layani 82,9 Juta Penerima MBG

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Gizi Nasional (BGN) mengungkap kebutuhan bahan pokok beras untuk 30.000 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang bakal melayani 82,9 Juta penerima manfaat akan mencapai 6.000 ton per hari.

    Deputi Promosi dan Kerja Sama BGN Nyoto Suwignyo menjelaskan bahwa angka itu diasumsikan untuk pelaksanaan makan bergizi gratis alias MBG saat ini. Pasalnya, program itu memerlukan sekitar 200 kilogram (Kg) beras per hari.

    “Kalau satu hari kita butuh beras itu 200 kilogram, kalau 30.000 SPPG maka kita butuh sebanyak 6.000 ton [per hari],” jelasnya di agenda Pelepasan Tim Ekspedisi Patriot yang digelar Kementerian Transmigrasi, di Jakarta, Minggu (24/8/2025)

    Dalam paparan yang disampaikan, total kebutuhan bahan pokok lain seperti daging diperkirakan bakal mencapai 9.000 ton per hari dan sayuran juga mencapai 9.000 ton per hari.

    Lebih lanjut, Nyoto juga menegaskan untuk melayani 82,9 juta penerima manfaat pihaknya membutuhkan 10.500 ton buah per hari serta 90 juta butir telur per hari.

    Terakhir, 30.000 SPPG di Indonesia nantinya juga diprediksi akan membutuhkan suplai susu mencapai 13,5 juta liter per hari.

    “Itu kebutuhan sekian banyak, ini sesuatu potensi ekonomi yang tentu saja harus kita pikirkan bersama seandainya ini semua jalan apakah kita siap,” tegasnya. 

    Sebelumnya, Kepala BGN Dadan Hindayana menuturkan pihaknya menargetkan akan memiliki 30.000 SPPG pada November 2025, sehingga pihaknya akan menyedot anggaran Rp25 triliun per bulan. Dengan kata lain, penyerapan anggaran MBG akan sejalan dengan penambahan jumlah penerima manfaat.

    Lebih lanjut, Dadan menambahkan bahwa Kepala Negara RI menginginkan percepatan program MBG hingga 82,9 juta penerima manfaat di akhir tahun ini yang bakal dilayani langsung oleh 30.000 SPPG tersebut.

    Untuk itu, BGN menargetkan bakal merampungkan seluruh infrastruktur di akhir selambat-lambatnya pada awal November. Dengan demikian, penyaluran MBG diharapkan dapat menyasar seluruh penerima manfaat mulai November–Desember tahun ini.

    “Kalau 82,9 juta sudah menerima manfaat di akhir November atau Desember, maka Januari itu setiap hari Badan Gizi akan mengeluarkan Rp1,2 triliun setiap hari,” ujarnya.

  • Warga AS Khawatir Kehilangan Pekerjaan Selamanya Karena AI

    Warga AS Khawatir Kehilangan Pekerjaan Selamanya Karena AI

    Bisnis.com, JAKARTA – Mayoritas warga Amerika Serikat diliputi kekhawatiran atas pesatnya perkembangan kecerdasan buatan (AI) yang akan menghilangkan jutaan lapangan kerja secara permanen.

    Hal ini terungkap dalam jajak pendapat terbaru Reuters/Ipsos yang digelar secara  daring selama enam hari dan berakhir Senin (18/8/2025). Survei tersebut menunjukkan 71% responden khawatir AI akan menggantikan terlalu banyak pekerja untuk selamanya.

    Kekhawatiran publik meningkat meski angka pengangguran nasional pada Juli tercatat hanya 4,2%.

    AI pertama kali menguasai percakapan publik pada akhir 2022 ketika OpenAI meluncurkan ChatGPT. Dalam tempo singkat, aplikasi tersebut menjadi yang tercepat tumbuh dalam sejarah. Raksasa teknologi seperti Meta, Google, dan Microsoft segera menyusul dengan produk serupa, memicu gelombang baru persaingan dan investasi.

    Namun, perkembangan itu juga menimbulkan keresahan. Sebanyak 77% responden khawatir AI dapat dimanfaatkan untuk menimbulkan kekacauan politik, seiring maraknya video manipulatif yang terlihat nyata.

    Kekhawatiran tersebut semakin menguat setelah bulan lalu Presiden Donald Trump mengunggah video buatan AI yang memperlihatkan mantan Presiden Barack Obama ditangkap—peristiwa yang sebenarnya tidak pernah terjadi.

    Aspek militer menjadi sumber kecemasan lain. Survei menunjukkan 48% warga menolak penggunaan AI untuk menentukan target serangan militer, sementara hanya 24% yang mendukung, dan sisanya tidak yakin.

    Di sisi lain, euforia terhadap AI memicu arus investasi baru, termasuk rencana Foxconn dan SoftBank membangun pabrik peralatan pusat data di Ohio. Namun, dominasi teknologi ini juga menggeser prioritas kebijakan keamanan nasional, terutama dalam rivalitas strategis AS-China.

    Kekhawatiran publik juga tertuju pada isu energi. Sekitar 61% responden resah terhadap besarnya konsumsi listrik untuk menopang teknologi yang berkembang pesat ini. Menanggapi hal itu, Google baru-baru ini meneken kesepakatan dengan dua perusahaan utilitas listrik AS untuk memangkas penggunaan daya pusat datanya ketika permintaan listrik melonjak.

    AI juga menuai kritik atas sejumlah penyalahgunaan, mulai dari bot yang bisa bercakap secara romantis dengan anak-anak, menyebarkan informasi medis palsu, hingga menjadi alat untuk membenarkan argumen rasis.

    Sebanyak dua pertiga responden mengaku takut manusia akan meninggalkan relasi sosial demi “pasangan” AI. Pandangan soal pendidikan pun terbelah: 36% percaya AI akan membantu, 40% menilai sebaliknya, dan sisanya ragu.

    Jajak pendapat ini melibatkan 4.446 orang dewasa dari seluruh AS secara daring dengan margin kesalahan sekitar dua poin persentase.