Author: Bisnis.com

  • Respons Gapki Usai RI Menang Sengketa Biodiesel di WTO

    Respons Gapki Usai RI Menang Sengketa Biodiesel di WTO

    Bisnis.com, JAKARTA — Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), mengaku menyambut baik putusan Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) yang memenangkan Indonesia dalam sengketa biodiesel. 

    Ketua Umum Gapki, Eddy Martono menilai putusan WTO ini memberi angin segar bagi industri sawit. Akan tetapi, keputusan itu belum benar-benar final lantaran Uni Eropa dikhawatirkan bakal mengambil langkah banding.

    “Putusan ini sangat positif. Hanya saja, kita lihat apakah Uni Eropa akan banding atau menerima putusan ini,” jelas Eddy dalam keterangan resminya, dikutip Kamis (28/8/2025).

    Eddy menambahkan, Uni Eropa sendiri saat ini menjadi pasar ekspor ketiga terbesar setelah China dan India, dengan volume 3–4 juta ton produk sawit per tahun. 

    Meski begitu, ekspor biodiesel ke Eropa relatif kecil karena sebagian besar produksi biodiesel Indonesia diserap untuk program mandatori dalam negeri.

    “Impor biodiesel di Eropa memang menurun karena mereka mulai memproduksi sendiri dari used cooking oil, rapeseed, sunflower, soybean, hingga palm oil,” jelas Eddy.

    Senada, Sekjen Gapki, M. Hadi Sugeng Wahyudiono, menyebut keputusan WTO ini membuka peluang baru bagi biodiesel berbasis sawit untuk kembali masuk pasar Uni Eropa.

    Dia juga menekankan, kebijakan biodiesel yang dijalankan Indonesia dipastikan tidak menyalahi prinsip perdagangan internasional sebagaimana dilayangkan oleh Uni Eropa.

    “Kebijakan biofuel Indonesia tidak melanggar prinsip perdagangan internasional. Keputusan ini membuktikan tuduhan Uni Eropa tidak benar,” tegas Hadi.

    Pada kesempatan berbeda, Direktur Jenderal (Dirjen) Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan (Kemendag), Djatmiko Bris Witjaksono menyebut putusan yang diambil oleh WTO diklaim telah terang benderang mendukung posisi Indonesia atas sejumlah klaim utama dalam sengketa perdagangan melawan Uni Eropa terkait pengenaan bea masuk imbalan (countervailing duties) terhadap produk biodiesel asal Indonesia. 

    Untuk itu, Bris meminta agar Uni Eropa diharapkan dapat segera mengadopsi putusan tersebut dan melakukan revisi atas pengenaan bea masuk imbalan yang dikenakan kepada Indonesia. 

    “Ya kita tentu akan menyarankan untuk sebaiknya kita adopsi ya [keputusan WTO], karena sudah jelas sekali terang benderang hasil dari panel sengketa 618,” kata Djatmiko dalam Konferensi Pers di Kantor Kemendag, Kamis (28/8/2025).

    Terlebih, tambah Bris, apabila Uni Eropa tetap akan mengajukan banding terhadap putusan Sengketa DS618, keputusan WTO yang telah ditetapkan saat ini tidak dapat diubah.

  • Ketum Apkasi Minta Prabowo Pertahankan Otonomi Daerah

    Ketum Apkasi Minta Prabowo Pertahankan Otonomi Daerah

    Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) Bursah Zanubi menyampaikan di depan Presiden Prabowo Subianto terkait dengan dampak positif dari otonomi daerah, kendati juga adanya tantangan fiskal.

    Pada acara Pembukaan Apkasi Otonomi Expo 2025, Kamis (28/8/2025), Bursah yang juga Bupati Lahat menyampaikan apresiasinya kepada Prabowo yang telah mendorong pembangunan merata di seluruh wilayah Indonesia. Dia juga menyebut otonomi daerah yang sudah berjalan dua dekade lebih ini membawa banyak dampak positif di level provinsi hingga kabupaten/kota. 

    “Otonomi daerah yang telah berjalan lebih dari dua dekade ini sesungguhnya telah melahirkan banyak inovasi dan praktik baik dari kabupaten-kabupaten, dari pelayanan publik yang lebih cepat, digitalisasi pemerintahan, pengembangan ekonomi lokal hingga program-program sosial yang langsung dirasakan masyarakat,” ujarnya sebagaimana dikutip dari YouTube Apkasi Official. 

    Pengalaman otonomi daerah selama dua dekade lebih itu, kata Bursah, memberikan keyakinan bahwa semakin luas ruang kewenangan yang diberikan ke pemerintah daerah, maka semakin besar pula ruang kemampuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat. 

    Mulai dari layanan kesehatan, pendidikan serta pemberdayaan ekonomi rakyat hingga di level kabupaten.

    “Karena pada hakikatnya daerah adalah pihak yang paling dekat dalam memahami denyut nadi dan jantung masyarakat,” ujarnya. 

    Kendati demikian, dia memahami bahwa otonomi daerah selama ini juga sejalan dengan tantangan fiskal. Bursah mengakui bahwa sebagian besar kabupaten masih bergantung kepada transfer ke daerah (TKD) dari pemerintah pusat. 

    Sementara itu, pemerintah daerah masih menemukan tantangan berupa penolakan publik saat ingin menaikkan pendapatan asli daerah (PAD) dengan cara menaikkan pajak bumi dan bangunan (PBB). Hal ini berkaca juga dari demo masyarakat Pati, Jawa Tengah, yang menolak kenaikan PBB Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) sebesar 250% oleh Bupati Sudewo. 

    “Sedangkan ruang fiskal untuk menggali pendapatan asli daerah masih terbatas bahkan upaya penyesuaian tarif pajak bumi dan bangunan di sejumlah daerah terkadang menimbulkan sensitivitas sosial di masyarakat,” ungkapnya. 

    Oleh sebab itu, Bupati Lahat 2025-2030 itu menyebut para kepala daerah percaya kebijakan fiskal yang semakin berkeadilan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 

    “Serta peluang yang lebih luas bagi daerah untuk mengelola sumber-sumber keuangan secara mandiri maka tujuan ekonomi daerah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat akan semakin nyata,” tuturnya. 

    Adapun acara itu turut dihadiri oleh sejumlah pejabat negara lain seperti di antaranya beberapa menteri Kabinet Merah Putih, yakni Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.

  • Petani Pesimistis Ekspor CPO ke Eropa Melesat Meski RI Menang di WTO

    Petani Pesimistis Ekspor CPO ke Eropa Melesat Meski RI Menang di WTO

    Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) memproyeksikan dukungan World Trade Organization (WTO) terhadap Indonesia atas sengketa biodiesel dengan Uni Eropa tidak signifikan mengungkit kinerja ekspor produk olahan kelapa sawit, termasuk crude palm oil (CPO). 

    Ketua Umum Apkasindo Gulat Manurung mengatakan, produksi CPO saat ini secara nasional diserap untuk kebutuhan pangan hingga mandatory biodiesel. Maka, dengan produksi lokal saat ini sulit untuk meningkatkan ekspor ke Eropa.

    Apalagi, Indonesia tengah berencana untuk menerapkan mandatory B50 atau campuran solar dan bahan bakar nabati (BBN) 50% tahun depan. 

    “Jika B50 berjalan tahun depan, maka serapan CPO untuk energi sudah lebih besar dari food, dan dipastikan serapan domestik CPO sudah di atas 50% dari saat ini sekitar 45%,” kata Gulat kepada Bisnis, dikutip Kamis (28/8/2025). 

    Dari segi produksi, saat ini Indonesia memiliki luas areal kelapa sawit 16,83 juta hektare dengan produksi kelapa sawit sebesar 46,82 juta ton. 

    Untuk CPO, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki) memproyeksikan produksi CPO tumbuh stagnan 3% tahun ini. Total produksi minyak sawit relatif stagnan selama 5 tahun terakhir, yakni di kisaran 51,2 juta—54,8 juta ton. 

    Jika menengok periode 2024, produksinya hanya mencapai 52,76 juta ton. Perinciannya, sebanyak 4,59 juta ton produksi palm kernel oil (PKO), sedangkan 48,16 juta ton produksi CPO.

    “Jadi sangat miris ketika pasar semakin terbuka, serapan domestik semakin meningkat terkhusus karena implementasi B50 tahun depan yang akan menyerap 16 juta-18 juta ton CPO, tidak diiringi dengan produksi yang meningkat malah saya prediksi turun di 2025 ini,” ujar Gulat. 

    Proyeksi penurunan produksi ini CPO ini ditengarai sejumlah alasan. Pertama, tanaman sawit khususnya petani paling tidak sudah masuk masa replanting dan bibitnya tidak bagus (tidak hybrid) ada sekitar 3 juta hektare. 

    Sementara yang berhasil ikut program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) atau replanting baru berkisar 340.000 hektare sejak program ini diluncurkan pada 2017. 

    “Lambatnya PSR ini karena dukungan regulasi terkait pasar negatif,” imbuhnya. 

    Kedua, produksi terancam turun karena harga pupuk yang mahal dan langka sejak tahun lalu. Alhasil, efeknya disebut akan terasa pada 2025-2026. 

    Ketiga, kebun sawit yang disita ambil alih oleh Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH) dan diserahkan ke Agrinas. Jika tidak dirawat dengan baik sesuai GAP maka akan turut menyumbang anjloknya produksi CPO Indonesia 2025.

    Dalam hal ini, Apkasindo merekomendasikan sejumlah langkah untuk mendukung peningkatan produksi dan antisipasi peningkatan permintaan ekspor pascaakses pasar Uni Eropa terbuka. 

    Pertama, menurut Gulat, pemerintah mesti melakukan mandatory PSR untuk kebun sawit petani yang produktivitasnya di bawah 1 ton per hektare per bulan dan rendemennya di bawah 20%. 

    “Mandatory ini akan menjadi jalan tol petani untuk PSR [replanting] jangan lagi dijejali dengan persyaratan yang sangat rumit dengan segala keterbatasan petani sawit seperti selama ini sehingga serapan dana PSR yang didanai dari dana sawit BPDPKS capaiannya rerata per tahun hanya 30-40%,” tuturnya. 

    Kedua, percepat penyelesaian masalah klaim-klaim kawasan hutan di kebun sawit petani sehingga ada kepastian investasi petani sawit atas lahannya, termasuk wajib sertifikat bagi kebun sawit petani secara gratis.

    Ketiga, segera membentuk badan otoritas sawit Indonesia (BoSI) sehingga tidak semua kementerian/lembaga mencampuri tata kelola sawit. Saat ini, tercatat 37 kementerian/lembaga mengurusi sawit. Dengan BoSI maka semua akan satu pintu yang mengurus sawit dari sektor hulu, hilir, turunan sampai ke pemasaran

    “Ini penting karena sawit bukan hanya tanaman strategis Indonesia tapi sudah menjadi produk bernilai tawar global. Kita suka lupa bahwa sawit itu sangat teramat strategis karena sawit CPO bisa digunakan untuk food, energi dan oleochemical,” pungkasnya.

  • Ada 4,2 Juta Lahan Tambang Tanpa Izin, Satgas PKH Bakal Eksekusi

    Ada 4,2 Juta Lahan Tambang Tanpa Izin, Satgas PKH Bakal Eksekusi

    Bisnis.com, JAKARTA — Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH) telah mengidentifikasi 4,2 juta hektare yang diduga tidak memiliki Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan alias IPPKH.

    Ketua Pelaksana Satgas PKH, Febrie Adriansyah mengatakan identifikasi itu dilakukan setelah Presiden Prabowo Subianto memerintahkan Satgas PKH untuk menertibkan tambang ilegal.

    “Untuk menindaklanjuti perintah Presiden tersebut, Satgas PKH telah mengidentifikasi lahan seluas 4.265.376,32 hektare yang kita ketahui tidak memiliki IPPKH,” ujar Febrie di Kejagung, Kamis (28/8/2025).

    Dia menambahkan, pihaknya baru akan melakukan penertiban jutaan hektare lahan pertambangan itu pada awal September 2025.

    Setelah dilakukan penguasaan kembali, Satgas PKH bakal menitipkan lahan tambang yang tidak memiliki izin ke Kementerian BUMN.

    “Maka kita putuskan pada tanggal 1 nanti di bulan 9 kita akan melakukan operasi tersebut,” pungkasnya.

    Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menyatakan saat ini setidaknya ada 1.036 tambang ilegal di Indonesia. Tambang ilegal itu berpotensi dapat menimbulkan kerugian Rp300 triliun.

    Oleh karenanya, Prabowo menyatakan bahwa dirinya bakal menindak semua tambang ilegal tersebut agar bisa menyejahterakan rakyat.

    Orang nomor satu di Indonesia itu juga tidak akan segan menindak pihak-pihak yang menghalangi penindakan ini, termasuk terhadap jenderal aktif maupun pensiunan TNI-Polri serta kader Gerindra.

    “Kami akan tertibkan tambang-tambang yang melanggar aturan, saya telah diberi laporan oleh aparat-aparat bahwa terdapat 1.063 tambang ilegal,” ujar Prabowo di Sidang Tahunan MPR, Jumat (15/8/2025).

  • Pasukan Brimob Hujani Gas Air Mata ke Demonstran di Pejompongan

    Pasukan Brimob Hujani Gas Air Mata ke Demonstran di Pejompongan

    Bisnis.com, Jakarta — Ratusan demonstran yang berunjuk rasa di depan Gedung BNI Pejompongan, Jakarta Pusat dikepung dua arah oleh Kepolisian dan ditembaki dengan gas air mata.

    Berdasarkan pantauan Bisnis di lokasi saat ini, polisi yang sebelumnya sedang saling hadang dengan demonstran di Gedung BNI Pejompongan, mendadak memecah barisan dengan mengirim sejumlah personil brimob bermotor trail bersenjata gas air mata dan menyusup ke barisan massa paling belakang lewat daerah Bendungan Hilir.

    Demonstran yang kaget karena ada personil Brimob di belakangnya, langsung melarikan diri ke berbagai arah.

    Sementara itu, aparat langsung menembakkan gas air mata ke arah demonstran.

    Massa aksi kemudian melarikan diri ke arah lampu merah perempatan Bendungan Hilir dekat pom bensin dan berkumpul di sana.

    Sementara itu, kondisi lalu lintas di sekitar lampu merah perempatan Bendungan Hilir mendadak jadi ramai dan macet total karena dipenuhi demonstran dan para pekerja kantoran yang ingin pulang ke rumah masing-masing.

  • Pemilik TikTok ByteDance Bidik Valuasi Lebih dari Rp5.395 Kuadriliun

    Pemilik TikTok ByteDance Bidik Valuasi Lebih dari Rp5.395 Kuadriliun

    Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan induk platform TikTok, ByteDance membidik valuasi sebanyak US$330 miliar atau sekitar Rp5.396 kuadriliun dengan meluncurkan program pembelian kembali saham karyawan atau employee share buyback. 

    Melansir laman Reuters pada Kamis (28/8/2025) dalam program tersebut, ByteDance berencana menawarkan harga US$200,41 per saham atau sekitar Rp3,28 juta kepada karyawan. 

    Nilai tersebut naik 5,5% dibandingkan harga sebelumnya US$189,90 per saham atau sekitar Rp3,11 juta yang ditawarkan sekitar enam bulan lalu, ketika perusahaan bernilai sekitar US$315 miliar atau Rp5.151 kuadriliun.

    Program buyback dua kali setahun ini memberi kesempatan bagi karyawan perusahaan untuk mencairkan sebagian saham yang mereka miliki. ByteDance dikabarkan menggunakan neracanya sendiri untuk program buyback tersebut.

    Program terbaru ini muncul seiring ByteDance memperkuat posisinya sebagai perusahaan media sosial dengan pendapatan terbesar di dunia. Pada kuartal II/2025, pendapatan ByteDance tercatat naik 25% secara tahunan hingga mencapai sekitar US$48 miliar atau Rp784,8 triliun, di mana sebagian besar masih disumbang oleh pasar Tiongkok. 

    Sebelumnya, pada kuartal I/2025, pendapatan ByteDance lebih dari US$43 miliar atau Rp703,1 triliun. Angka tersebut melampaui Meta yang merupakan pemilik Facebook dan Instagram, di mana mencatat pendapatan US$42,3 miliar atau Rp691,6 triliun. 

    Baik ByteDance maupun Meta sama-sama membukukan pertumbuhan di atas 20% pada kuartal II berkat permintaan iklan. Meski berhasil melampaui Meta dari sisi pendapatan, valuasi ByteDance masih kurang dari seperlima kapitalisasi pasar Meta yang sekitar US$1,9 triliun atau Rp31.067 kuadriliun. Analis menilai gap tersebut disebabkan oleh risiko politik dan regulasi di AS.

    ByteDance menghadapi tekanan besar dari Washington terkait kepemilikan TikTok. Kongres Amerika Serikat (AS) telah mengesahkan undang-undang yang mewajibkan ByteDance melepas aset TikTok di AS paling lambat 19 Januari 2025, atau aplikasi itu terancam dilarang di AS. 

    Presiden Donald Trump memberikan kelonggaran dan memperpanjang tenggat hingga 17 September 2025, dengan opsi perpanjangan lebih lanjut. Trump menyebut sudah ada calon pembeli dari AS yang siap mengambil alih TikTok.

    Namun, sejumlah anggota parlemen AS mengkritik langkah Trump yang dianggap mengabaikan aspek keamanan nasional terkait kepemilikan TikTok oleh pihak Tiongkok.

    Sumber Reuters menyebut, meski ByteDance sudah mencatatkan keuntungan secara keseluruhan, bisnis TikTok di AS masih merugi. Jika penjualan TikTok AS terealisasi, kepemilikan akan beralih ke konsorsium investor AS bersama ByteDance yang memegang saham minoritas. 

    Konsorsium tersebut terdiri dari Susquehanna International Group, General Atlantic, KKR, dan Andreessen Horowitz. Sementara itu, Blackstone baru-baru ini menarik diri setelah terjadi beberapa kali penundaan.

    Rencana buyback terbaru ini juga dinilai dapat meningkatkan semangat karyawan ByteDance di AS yang tengah khawatir dengan ketidakpastian masa depan TikTok.

    Di sisi lain, TikTok juga tengah menyiapkan kemungkinan meluncurkan aplikasi terpisah khusus untuk pasar AS, meski belum jelas apakah rencana itu akan terealisasi di tengah negosiasi perdagangan antara AS dan Tiongkok.

  • Jumlah Pelanggan Indosat, Telkomsel, dan XL SMART Semester I/2025: Mayoritas Turun

    Jumlah Pelanggan Indosat, Telkomsel, dan XL SMART Semester I/2025: Mayoritas Turun

    Bisnis.com, JAKARTA— Industri telekomunikasi seluler di Indonesia menunjukkan tren penurunan jumlah pelanggan pada paruh pertama 2025 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. 

    PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) dan  PT Indosat Tbk. (ISAT) mengalami koreksi. Sementara itu, PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk. (XLSMART) tumbuh pascamerger. Namun, posisi jumlah pelanggan XLSMART sendiri berada di bawah estimasi awal yang ditaksir mencapai 94,5 juta pelanggan. 

    Indosat misalnya yang mencatat basis pelanggan perusahaan mencapai 95,4 juta pada semester I/2025. Angka tersebut turun 5,76% apabila dibandingkan jumlah pelanggan pada periode yang sama tahun sebelumnya yakni 100,9 juta di akhir paruh pertama 2024.

    Meskipun jumlah pelanggan turun, trafik data mengalami peningkatan sebanyak 3,6% secara tahunan pada semester I/2025. Perusahaan juga memperluas infrastruktur jaringannya di mana meningkatkan jumlah BTS 4G menjadi 203.000 untuk menangani trafik data secara efektif. 

    Berikutnya, Telkomsel yang mencatat jumlah pelanggan seluler pada kuartal II/2025 mencapai 158,4 juta pelanggan. 

    Angka tersebut turun 0,9% apabila dibandingkan dengan semester I/2024 yang mencapai 159,88 juta pelanggan. Sementara itu untuk pelanggan IndiHome mencapai sebanyak 10,06 juta pelanggan, yang mana tumbuh 10% apabila dibandingkan dengan 9,14 juta pelanggan pada semester I/2024. 

    Di sisi infrastruktur, Telkomsel terus memperluas cakupan jaringan. Hingga akhir Juni 2025, jumlah Base Transceiver Station (BTS) on air mencapai 280.434 unit, naik 0,8% QoQ dibandingkan kuartal I/2025 yang sebanyak 278.100 unit. 

    Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, jumlah BTS tumbuh 5,5 persen YoY dari posisi 265.904 unit pada semester I/2024. Pada periode yang sama, trafik data Telkomsel melonjak 20% secara tahunan menjadi 11,7 juta terabyte (TB) dari sebelumnya 9,75 juta TB. 

    Sementara itu, XLSmart justru mencatat pertumbuhan jumlah pelanggan pada kuartal II/2025. 

    Jumlah pelanggan seluler perseroan mencapai sebanyak 82,6 juta pada periode tersebut. Angka tersebut meningkat sekitar 41% apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yakni 58,5 juta pelanggan.

    XL SMART merinci pertumbuhan terbesar datang dari pelanggan prabayar yang naik 41,8% menjadi 80,7 juta, sedangkan pelanggan pascabayar mencapai 1,9 juta pelanggan atau naik dari 1,6 juta pada kuartal II/2024. 

    Peningkatan jumlah pelanggan ini juga diikuti lonjakan trafik data sebesar 34% menjadi 3.817 petabyte (PB) pada kuartal II/2025, dan naik lagi 26% menjadi 6.665 PB pada semester pertama 2025.

    Selain itu, jumlah pelanggan fixed broadband (FBB) juga tumbuh signifikan, dari hanya 0,27 juta pada kuartal II 2024 menjadi 1,02 juta pelanggan di kuartal I/2025, atau melonjak 268%. Namun sedikit turun menjadi 0,98 juta pada kuartal II/2025). 

    Dari sisi infrastruktur, XL SMART memiliki total BTS mencapai 209.820 unit pada kuartal II/2025. Angka tersebut naik 28% apabila dibandingkan tahun sebelumnya yakni 163.884 unit. 

    Jumlah BTS 4G tercatat tumbuh menjadi 160.341 unit, sementara BTS 2G sebanyak 49.471 unit. XL SMART juga mencatat 156 kota baru kini dapat mengakses layanan dengan dukungan lebih dari 11.000 site tambahan.

  • Satu Dekade BATIC; Telkom Targetkan Indonesia Jadi Pusat Inovasi Berbasis AI

    Satu Dekade BATIC; Telkom Targetkan Indonesia Jadi Pusat Inovasi Berbasis AI

    Bisnis.com, DENPASAR – Event Bali Annual Telkom International Conference (BATIC) edisi ke-10 PT Telekomunikasi Indonesia Internasional (Telin), anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) resmi dibuka pada Rabu (27/8/2025) di The Westin Resort, Nusa Dua, Bali.

    Event ini mengangkat tema “Igniting Tomorrow’s Digital Evolution – Change the Way You Connect, Power the Digital Shift”, mencerminkan peran BATIC dalam mendorong inovasi dan menentukan arah industri. Rangkaian diskusi menarik pun akan terbagi dalam dua sesi utama. 

    Pada hari pertama, konferensi akan mengangkat topik Laying the Digital Foundation dan rangkaian selanjutnya bertajuk “Unveiling Technology in Shaping Today’s World”, memberikan wawasan mendalam kepada peserta mengenai infrastruktur bawah laut, edge computing, manajemen traffic berbasis Artificial Intelligence, serta teknologi baru yang menjadi kunci masa depan industri.

    CEO Telin Budi Satria Dharma Purba, menegaskan relevansi global BATIC sebagai wadah ekosistem digital. “BATIC adalah tempat terjalinnya koneksi strategis, sebuah platform regional untuk kolaborasi ekosistem digital terpercaya dimana inovasi dan bisnis bertemu. Dari infrastruktur bawah laut, data center terdistribusi, hingga manajemen traffic berbasis AI, kami memfasilitasi diskusi yang paling penting bagi masa depan telekomunikasi. Di edisi ke-10 ini, BATIC telah berkembang lima kali lipat, mencerminkan kredibilitas dan relevansi platform kami di tingkat global,” kata Budi.

    Selain konferensi, BATIC 2025 juga menghadirkan eksibisi dari perusahaan teknologi dan telekomunikasi terkemuka, forum eksekutif, serta pengalaman networking yang dirancang khusus untuk meningkatkan kolaborasi. Peserta juga dapat mengikuti berbagai aktivitas sosial dan budaya yang menampilkan warisan kekayaan budaya Bali.

    BATIC 2025 berlangsung hingga 29 Agustus dengan agenda hari kedua bertema “Unveiling Technology in Shaping Today’s World”, yang akan membahas pemanfaatan teknologi baru dalam mempercepat evolusi digital. Total lebih dari 500 perusahaan nasional dan luar negeri yang mengikuti event BATIC ini, Budi menjelaskan mereka tidak hanya datang untuk mengikuti konferensi, melainkan juga untuk melakukan kesepakatan bisnis, bertukar ide, dan menjajaki kolaborasi.

    Direktur Utama Telkom, Dian Siswarini menjelaskan momentum BATIC ini menjadi ajang Telkom untuk membuktikan jika inovasi di Telkom terus berjalan dengan tujuan mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi, pemberdayaan masyarakat dan memastikan teknologi menjadi kekuatan untuk kebaikan di tengah pesatnya perubahan industri. Telkom juga menargetkan Indonesia menjadi pusat inovasi digital di kawasan Indo-Pasifik.

    Munculnya inovasi teknologi seperti Artificial Intelligence (AI), 5G, komputasi, data center dan layanan Cloud mengharuskan Telkom sebagai kelompok teratas dalam bisnis telekomunikasi untuk terus memperkuat lini bisnisnya. “Menjadi lebih fokus, lincah dan jauh lebih kompetitif, Inilah tepatnya mengapa kami bertransformasi menjadi holding structure yang strategis, sebuah transformasi yang dirancang untuk mempertajam fokus bisnis kami,” jelas Dian dalam sambutannya, Rabu (27/8/2025).

    Dian menjelaskan, Telkom telah melakukan transformasi dengan berinvestasi pada sektor digital, khususnya dalam adopsi teknologi AI. Dian menjelaskan Telkom telah mendirikan TelkomGroup AI Center of Excellence. Sebuah platform untuk memberdayakan transformasi AI Indonesia.

    Inisiatif ini menggabungkan empat pilar utama. Pilar pertama adalah AI Campus, di mana Telkom berkolaborasi dengan universitas untuk mendorong inovasi bersama, pengembangan kurikulum, dan pelatihan guna mengembangkan talenta AI lokal. Pilar kedua adalah AI Playground, yang menciptakan program sandbox yang memungkinkan peneliti dan bisnis untuk bereksperimen dengan berbagai model AI melalui platform bisnis AI kami.

    Pilar ketiga adalah AI Connect, platform yang menghubungkan praktisi AI dan bisnis, memfasilitasi kolaborasi, kemitraan, dan pemecahan masalah dunia nyata melalui sprint inovasi dan klinik AI. Pilar terakhir adalah AI Hub, di mana kami melakukan uji konsep dan menyediakan solusi berbasis AI untuk mengatasi tantangan industri nyata, didukung oleh lebih dari 50 kasus penggunaan yang teruji. 

    TelkomGroup juga telah melakukan restrukturisasi menjadi holding strategis untuk mendukung transformasi korporasi lebih cepat dan efektif. Dian juga menjelaskan transformasi ini melibatkan transformasi organisasi pelanggan, untuk mendukung penguatan fokus Telkom dan memaksimalkan penciptaan nilai di empat domain kunci. Domain kunci pertama adalah segmen Business to Consumer (B2C) menjamin produktivitas dan inklusi digital bagi individu dan juga rumah tangga di seluruh Indonesia.

    Domain kunci kedua adalah pembangunan infrastruktur digital secara Business to Business (B2B). Hal ini mencakup infrastruktur yang luas seperti kabel serat optik, menara telepon, pusat data, dan juga satelit. Dian menyebut infrastruktur merupakan tulang punggung ekonomi digital Indonesia. Ketiga adalah bisnis internasional melalui Telin yang menghubungkan Indonesia dengan dunia melalui konektivitas global, pesan bisnis, pusat bisnis internasional, dan layanan perusahaan. Dan terakhir, yang keempat domain produk di mana Telkom menyediakan produk digital, platform digital, dan layanan digital, yang tidak hanya untuk perusahaan besar tetapi juga untuk usaha kecil dan menengah serta tentu saja untuk pemerintah.

    “Jadi dengan struktur baru ini, kelompok teratas akan dapat menyediakan solusi digital komprehensif yang memenuhi kebutuhan setiap pelanggan, individu, bisnis, dan institusi yang sebenarnya diwakili dalam konferensi ini. Untuk bisnis B2B kami, Telkom Solution, kami sebenarnya memiliki banyak layanan. Kami menyoroti tiga solusi unggulan dalam slide ini, yang pertama adalah Connectivity Plus,” kata Dian.

    Dengan Connectivity Plus, Telkom ingin menyediakan koneksi yang andal dan tangguh bagi bisnis dan individu melalui Telin, Telkomsel, Telkom Hub. Produk unggulan kedua adalah cyber security, memastikan data dan operasi digital tetap  aman, didukung oleh teknologi digital dan juga cyber security pemerintah. Produk unggulan ketiga adalah kecerdasan buatan (AI) yang menyediakan solusi adaptif dan terintegrasi dari Bigbox, dan juga Telkomsel Enterprises untuk membantu perusahaan dan organisasi mengotomatisasi sistem mereka serta berinovasi lebih lanjut.

    Selain produk unggulan ini, Telkom juga menyediakan layanan seluler, data dan cloud, IOT, serta aplikasi digital untuk mendukung pengalaman pelanggan dan gaya hidup digital di Indonesia.

    Dian menjelaskan  Telkom juga menjadi mitra terpercaya untuk transmisi bagi semua orang, mendorong pertumbuhan, keamanan, dan inovasi di era digital ini. Jadi, para hadirin sekalian, dibalik solusi yang telah saya sebutkan tadi, terdapat infrastruktur yang kuat yang membuatnya mungkin.

    Telkom memiliki jaringan digital domestik dan internasional yang luas, serta infrastruktur digital. Secara domestik, Telkom mengoperasikan lebih dari 112.000 km jaringan serat optik. Jaringan serat optik ini menghubungkan lebih dari 500 kota di seluruh Indonesia, didukung oleh lebih dari 270.000 BTS yang menjangkau 97% populasi Indonesia. Infrastruktur Telkom juga mencakup lebih dari 43.000 menara telekomunikasi, 35 pusat data, dan 3 satelit, memastikan konektivitas yang andal di seluruh kepulauan.

    Secara internasional, Telkom melalui Telin mengoperasikan 64.700 kilometer kabel serat optik global, terintegrasi ke dalam 27 sistem kabel terpisah di berbagai benua. Kami juga mengelola 58 titik operasi internasional di 26 negara dan mengoperasikan 15 kantor global dari Singapura dan Hong Kong hingga Amerika Serikat, Eropa, dan sekitarnya. Dengan infrastruktur yang kuat di laut, darat, dan udara, Telkom menghubungkan Indonesia ke dunia dengan keandalan dan skala.

    Didukung oleh fondasi yang kuat ini, kami dengan bangga melayani lebih dari 150 juta pelanggan seluler, 10 juta pelanggan program tetap, 700 segmen pemerintah, 500 BUMN, 1.800 perusahaan swasta, dan lebih dari 600.000 UMKM.

    “Angka ini menjadikan Telkom tidak hanya tulang punggung ekonomi digital Indonesia, tetapi juga mitra terpercaya dalam ekosistem digital global. Sebagai bagian dari komitmen TelkomGroup untuk memperkuat fondasi digital Indonesia dan menghubungkan wilayah kita dengan dunia, hari ini kami dengan bangga memperkenalkan Indonesia Cable Express atau ICE,” kata Dian. 

  • Nvidia Kehilangan Potensi Pasar Rp1.103 Triliun Imbas Ketegangan AS-China

    Nvidia Kehilangan Potensi Pasar Rp1.103 Triliun Imbas Ketegangan AS-China

    Bisnis.com, Jakarta – Raksasa teknologi semikonduktor asal Amerika Serikat, Nvidia, mengungkap dampak besar perang dagang AS–China terhadap kinerja bisnisnya. Potensi pendapatan sebesar US$50 miliar atau Rp1.103 triliun hilang akibat ketegangan tersebut.  

    Chief Executive Officer (CEO) Nvidia Jensen Huang mengatakan jika tidak terkendala aturan ekspor, China berpotensi menjadi pasar senilai US$50 miliar bagi perusahaan.

    “Pasar China bisa mencapai US$50 miliar setahun jika kami diperkenankan menjual produk kompetitif,” kata Huang dikutip dari Register, Kamis (28/8/2025).

    Nvidia mengungkap hingga saat ini masih harus menunggu persetujuan Washington untuk mengekspor AI generasi terbaru Blackwell ke pasar China. Produk chip sebelumnya, yakni H20, juga belum bisa menembus pasar Negeri Tirai Bambu lantaran izin ekspor yang berlarut-larut.

    Meskipun sejumlah pelanggan di China telah memperoleh lisensi beberapa pekan terakhir, Nvidia mengakui tidak ada satu pun unit H20 yang berhasil dikirim. Pemerintah AS juga meminta potongan 15% dari setiap transaksi berlisensi, namun belum ada kejelasan aturan tertulis mengenai pungutan tersebut.

    Menurut Nvidia, bila hambatan regulasi dapat diselesaikan, tambahan pendapatan sebesar US$2 miliar – US$5 miliar dapatdiraih di luar proyeksi kuartal III yang kini dipatok mencapai US$54 miliar.

    Kinerja Positif

    Walau menghadapi kendala ekspor, Nvidia tetap melaporkan kinerja keuangan yang cemerlang. Pada kuartal II/2025, perusahaan membukukan pendapatan US$46,7 miliar dengan laba bersih US$26,4 miliar.

    Unit bisnis pusat data (datacenter) menjadi penyumbang terbesar dengan pendapatan US$41,1 miliar, naik 56% dibanding periode sama tahun lalu. Penjualan jaringan (networking) tercatat sebesar US$7,3 miliar, melesat 98% secara tahunan.

    Di segmen lain, bisnis gim tumbuh 49 % menjadi US$4,3 miliar, sementara itu grafis profesional naik 32% menjadi US$601 juta,

    Nvidia menyebut perusahaan berhasil menjual H20 senilai US$650 juta ke pelanggan di luar China, sehingga melepaskan stok yang sebelumnya dianggap tak terpakai. Dari penjualan tersebut, Nvidia mendapatkan tambahan US$180 juta ke pendapatan.

    Huang tetap menaruh harapan besar pada perkembangan kecerdasan buatan (AI). Dia memperkirakan belanja infrastruktur AI global bisa menyentuh US$3 triliun – US$4 triliun sebelum akhir dekade ini.

    “Dalam beberapa tahun terakhir, belanja modal dari empat penyedia layanan cloud terbesar telah mencapai 600 miliar dolar. Masih ada lima tahun lagi hingga akhir dekade, dan peluang pasar ini jauh lebih besar daripada hanya empat pemain tersebut,” jelasnya.

    Meski masih bergelut dengan hambatan politik dan perdagangan internasional, Nvidia menaruh keyakinan bahwa tren permintaan teknologi AI akan terus menaikkan laju pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang.

  • Braze Bidik Startup hingga Pelaku UMKM, Perkuat Posisi di Indonesia

    Braze Bidik Startup hingga Pelaku UMKM, Perkuat Posisi di Indonesia

    Bisnis.com, JAKARTA— Penyedia teknologi customer engagement global, Braze, mengincar korporasi besar, startup, hingga UMKM guna memperkuat pasar mereka di Indonesia. 

    Country Director Braze Indonesia, Franz Sihaloho mengatakan perusahaan ingin ingin menjangkau startup hingga pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang dinilai masih minim adopsi teknologi dalam strategi pemasaran dan komunikasi pelanggan.

    “Jadi memang kami menarget bukan cuma dari big enterprises, terutama startup, sama tradisional company, belum mengadopsi teknologi customer engagement, ini masih sangat tradisional,” kata Franz dalam Media Briefing and Small Group Media Interview-Grow with Braze di Jakarta pada Rabu (27/8/2025). 

    Franz menambahkan, Braze juga ingin memperluas jangkauan ke segmen menengah. Dia menekankan Braze ingin berkontribusi membantu bisnis mikro dan kecil untuk dapat berkembang menjadi perusahaan menengah hingga besar, sejalan dengan arahan pemerintah.

    Wakil Presiden APAC & GCC Braze, Shahid Nizami, menuturkan strategi ekspansi perusahaan selalu berangkat dari kebutuhan pelanggan. Menurutnya, pendekatan Braze sederhana yakni mendengarkan apa yang dibutuhkan pasar dan menjawabnya. Hal tersebut juga dilakukan perusahaan saat menyasar pasar Indonesia. 

    “Seperti yang saya katakan sebelumnya, ini adalah pasar besar untuk kami, kami akan terus berinvestasi di pasar [Indonesia]. Kami memiliki profesional di tim kami, yang tidak hanya mendukung pelanggan Indonesia, tapi juga pelanggan daerah,” katanya.

    Salah satu inovasi terbaru yang akan diperkenalkan adalah AI Decisioning, teknologi hasil akuisisi perusahaan OfferFit. AI Decisioning memungkinkan brand melakukan segmentasi pelanggan secara hyper-personalized.Dengan kemampuan itu, setiap pelanggan bisa mendapatkan pesan yang berbeda sesuai kebutuhannya. 

    Untuk memperkenalkan teknologi ini, Braze berencana menggelar sejumlah webinar dan talkshow di Indonesia dalam beberapa bulan ke depan.

    “Jadi, Braze akan melakukan webinar ke berbagai wilayah Indonesia dan juga akan fokus untuk meng-engage semakin banyak target customer bahwa teknologi AI itu bisa dipakai bahkan sampai ke level personal,” kata Shahid.