Author: Bisnis.com

  • Tony Wenas Raih BIG 40 Awards: Sosok Transformatif Bawa Freeport Lewati Periode Krusial

    Tony Wenas Raih BIG 40 Awards: Sosok Transformatif Bawa Freeport Lewati Periode Krusial

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas mendapatkan Penghargaan BIG-40: Mining Crisis Resilience and Strategic Stability.

    Penghargaan itu diberikan kepada Tony atas kepemimpinannya yang kuat dan transformatif di PTFI. Tony berhasil memimpin perusahaan melewati periode krusial.

    Periode krusial itu mulai dari mengelola krisis ketidakpastian regulasi dan negosiasi pasca-divestasi saham mayoritas hingga memastikan standar tertinggi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di tambang kelas dunia.

    Selain itu, resiliensi Tony dalam menghadapi tantangan operasional, bencana alam, dan geopolitik memastikan stabilitas strategis PTFI.

    Kontribusi kepemimpinan Tony dinilai sangat vital dalam menjamin kelangsungan produksi tembaga dan emas, serta mengamankan penerimaan negara dari sektor pertambangan jangka panjang.

    Adapun, penghargaan BIG-40 dipersembahkan oleh Bisnis Indonesia dalam rangka memperingati hari ulang tahun ke-40 Harian Bisnis Indonesia.

    Penghargaan BIG-40 merupakan sebuah bentuk apresiasi kepada 40 tokoh yang memberikan kontribusi dan pengaruh signifikan bagi kemajuan Indonesia. Penghargaan ini mencakup berbagai bidang—ekonomi dan bisnis; sosial dan politik; budaya dan lingkungan; hingga olahraga—dengan dampak pada skala nasional.

    Penghargaan BIG-40 diberikan kepada figur-figur dengan rekam jejak luar biasa. Figur itu mencakup para inspirator nasional, perumus kebijakan yang mendukung perkembangan dunia usaha, pendiri dan pelopor perusahaan berskala besar, dan tokoh penggerak pembangunan daerah.

    Lalu, para eksekutif dan profesional terkemuka, generasi muda visioner, serta para tokoh yang berperan dalam pemberdayaan masyarakat dan penguatan hubungan publik.

    Proses pemilihan dilakukan melalui metodologi yang ketat, meliputi desk research mendalam, penelusuran rekam jejak publik, dan kurasi komprehensif oleh tim redaksi Bisnis Indonesia yang dikenal sangat selektif dan independen.

    Penghargaan ini menjadi wujud penghormatan Bisnis Indonesia Group atas dedikasi, integritas, dan pencapaian para tokoh tersebut. BIG-40 diharapkan tidak hanya mengapresiasi kiprah individu, tetapi juga menghadirkan inspirasi bagi masyarakat dan dunia usaha untuk terus berkontribusi dalam membangun Indonesia yang lebih maju dan berdaya saing.

    Profil Tony Wenas

    Pengalaman Tony Wenas di pucuk kepemimpinan perusahaan-perusahaan besar sudah terbentang panjang. Sebelum didapuk menjadi Presiden Direktur PTFI pada Desember 2018, dia adalah Wakil Presiden Eksekutif & Direktur PTFI.

    Pria kelahiran 1962 ini juga pernah menjadi orang nomor satu di PT Riau Andalan Pulp and Paper, PT Berkat Resources Indonesia, dan PT Vale Indonesia Tbk.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Indonesia (UI) itu memulai karirnya sebagai Department Contract Administrator di Atlantic Richfield Indonesia (ARCO) pada 1989 hingga 1991.

    Selanjutnya, dia menjabat sebagai Pro Manager & Special Assistant to BOD di PT Bank Merincorp pada 1991 hingga 1993. Kemudian, pada 1994 hingga 1999, Tony menjabat sebagai Corporate Legal Manager di PT Bakrie Communications Corp.

    Berikutnya, Tony menjabat sebagai Senior Manager Legal di PT Pasifik Satelit Nusantara pada 1999 hingga 2001. Tony kemudian menjabat sebagai Wakil Presiden Eksekutif & Direktur PTFI sepanjang 2001 hingga 2010.

    Hengkang dari PTFI, dia kemudian menjadi Presiden & CEO PT Vale Indonesia Tbk dalam rentang waktu 2010 hingga 2011. Tony selanjutnya menjabat sebagai Country Head Indonesia Intrepid Mines Ltd pada 2012 hingga 2014.

    Tony kemudian kembali kepada PTFI sebagai Direktur/Wakil Presiden Eksekutif pada 2017 hingga 2018. Selanjutnya, dia ditunjuk sebagai Presiden Direktur PTFI sejak 2018 hingga saat ini.

    Di bawah kepemimpinannya, sejak Desember 2018, PTFI menjalankan negosiasi penting dengan pemerintah Indonesia, termasuk penyelesaian isu divestasi, izin khusus (IUPK), dan perpanjangan periode operasi hingga 2041.

  • Kemenko Ekonomi Proyeksi RI Surplus Solar 4 Juta Kiloliter Usai Terapkan B50

    Kemenko Ekonomi Proyeksi RI Surplus Solar 4 Juta Kiloliter Usai Terapkan B50

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Ekonomi) memproyeksi Indonesia akan mengalami surplus solar hingga 4 juta kiloliter setelah implementasi mandatory biodiesel 50% atau B50 pada tahun depan. 

    Deputi Bidang Koordinasi Energi & Sumber Daya Mineral Kemenko Ekonomi Elen Setiadi mengatakan, impor solar telah berkurang sejalan dengan penerapan biodiesel 40 tahun ini dan akan berlanjut pada 2026.

    “Maka yang selama ini kita masih ada impor solar untuk campurannya itu, itu sudah bisa kita surplus, bahkan capai 4 juta kiloliter,” kata Elen dalam BIG Conference 2025, Senin (8/12/2025). 

    Hal ini juga seiring dengan kebijakan transisi energi lewat pengembangan bahan bakar nabati. Dalam paparannya disebutkan bahwa porsi bauran energi baru terbarukan (EBT) sektor bioenergi sebesar 14,1% dari target 23% tahun ini, di mana pemanfaatan biodisel domestik sebesar 13,5 juta kiloliter telah melampaui target RUEN sebesar 12,5 juta kl. 

    Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan memulai uji jalan program bahan bakar nabati B50 pada awal Desember 2025. Langkah ini menjadi tahap lanjutan setelah uji laboratorium menunjukkan kinerja mesin dan filter kendaraan tetap optimal, sebagaimana transisi dari B30 ke B40. 

    Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Eniya Listiani Dewi menyampaikan bahwa uji jalan tersebut akan menggunakan dua jenis bahan bakar. 

    “Uji jalan B50 akan menggunakan dua jenis solar yakni solar konvensional dengan kandungan sulfur 2.000 ppm dan solar standar Euro 4 dengan sulfur 50 ppm,” kata Eniya. 

    Kementerian ESDM juga meneliti pencampuran hydrogenated vegetable oil (HVO) dengan B40 dan B35. Menurut Eniya, performa yang dihasilkan lebih baik. Namun, biaya instalasi yang tinggi dan harga HPO yang mencapai Rp24.000 per liter membuat pemerintah memutuskan uji jalan resmi menggunakan formula B50 penuh tanpa tambahan HPO. 

    Uji jalan akan dilakukan secara serentak di enam sektor, yaitu otomotif, alat dan mesin pertanian (alsintan), genset, pertambangan, perkeretaapian, dan perkapalan. Durasi pengujian berbeda-beda, mulai 2 hingga 8 bulan, bergantung pada karakteristik sektor masing-masing.

    Sebagai informasi, Indonesia kini menjadi pengguna biodiesel terbesar di dunia. Produksi meningkat dari 8,4 juta kiloliter pada 2020 menjadi lebih dari 13 juta kiloliter pada 2025, dengan target implementasi B50 pada 2030. 

    Program mandatori biodiesel disebut telah menghemat devisa sekitar 10,6 miliar dolar AS per tahun, menciptakan lebih dari 41.000 lapangan kerja, dan menekan emisi CO₂ sekitar 15,6 juta ton sepanjang 2025.

  • Bangun Konektivitas Nasional, Susi Pudjiastuti Raih Penghargaan BIG 40 Awards

    Bangun Konektivitas Nasional, Susi Pudjiastuti Raih Penghargaan BIG 40 Awards

    Bisnis.com, JAKARTA — Founder PT ASI Pudjiastuti Aviation, Susi Pudjiastuti memperoleh penghargaan dalam Bisnis Indonesia Group (BIG) 40 Awards 2025 dengan kategori Leadership for Excellence in National Connectivity.

    Penghargaan ini diberikan kepada Menteri Kelautan dan Perikanan 2014–2019 itu atas kepemimpinannya yang penuh semangat juang dalam membangun konektivitas nasional melalui sayap-sayap penerbangan yang menyentuh pelosok negeri.

    “Langkah tersebut menjadikan akses udara sebagai jembatan persatuan dan kemakmuran bagi bangsa maritim terbesar di dunia,” ungkap Dewan Juri.

    Keberanian Susi dalam mengambil keputusan dan komitmennya pada standar operasional terbaik dinilai menghadirkan layanan penerbangan yang menjangkau daerah-daerah terpencil, membuka akses logistik, evakuasi, dan transportasi yang sebelumnya tidak terlayani dengan optimal. Selain itu, gaya kepemimpinannya yang tegas dan visioner menjadi inspirasi bagi pembangunan kedaulatan dan konektivitas udara Indonesia.

    Dilansir dari laman resmi Susiair.com, PT ASI Pudjiastuti Aviation yang didirikan Susi Pudjiastuti merupakan operator pesawat Susi Air yang telah menggenggam Operator Certificate AOC 135-028.

    Maskapai yang didirikan pada 2004 ini mulanya beroperasi hanya dengan berbekal 2 pesawat. Pada tahun tersebut, Susi Air kali pertama beroperasi di Medan. Kala itu, Susi Air diturunkan sebagai bentuk respons atas gempa bumi dan tsunami yang meluluhlantakkan wilayah tersebut.

    Mulanya, Susi Air diperuntukkan charter dan melayani kegiatan bantuan yang ingin disalurkan berbagai organisasi kepada korban gempa. Namun karena kesuksesan Susi Pudjiastuti mengatur manajemen, Susi Air akhirnya melayani rute ke luar Kota Medan pada 2006.

    Saat ini, Susi Air mengoperasikan 48 armada pesawat dengan layanan 120 penerbangan per hari, 500 rute domestik, 26 rute komersial, dan 304 destinasi terjadwal.

    Susi Air memiliki 20 basis operasional utama di Medan, Banda Aceh, Padang, Dabo, Bengkulu, Jakarta, Pangandaran, Palangkaraya, Samarinda, Tarakan, Malinau, Kupang, dan Masamba. Kemudian terdapat basis operasional di Manokwari, Biak, Nabire, Timika, Jayapura, Wamena, dan Merauke.

    Soal operasional, Susi Pudjiastuti tak sembarangan memilih orang. Susi Air diawasi dan dioperasikan oleh total lebih dari 140 pilot, 75 insinyur dan mekanik pesawat terbang, serta 650 staf darat dan pendukung lainnya.

  • Gita Wirjawan Terima BIG 40 Award, Kategori Economic Vision & Public Discourse

    Gita Wirjawan Terima BIG 40 Award, Kategori Economic Vision & Public Discourse

    Bisnis.com, JAKARTA — Gita Wirjawan menerima penghargaan BIG 40 Awards dari Bisnis Indonesia untuk kategori Economic Vision & Public Discourse, Senin (8/12/2025).

    Sosok yang dikenal sebagai inisiator pendidikan digital dan kewirausahaan serta sempat mengisi posisi Menteri Perdagangan RI periode 2011–2014 itu meraih penghargaan atas kontribusinya dalam memperkaya wacana ekonomi publik Indonesia melalui kepemimpinan, pendidikan, dan pemikiran visioner.

    Sebagai Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan dipandang memperkuat daya saing ekspor nasional dan membuka akses pasar global. 

    Sementara di luar pemerintahan, Gita dinilai aktif menjadi motor penggerak literasi digital, kewirausahaan, dan edukasi generasi muda. 

    “Kiprahnya menjadikan ekonomi bukan hanya kebijakan, tetapi gerakan pemikiran yang mencerahkan,” ungkap Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Maria Y. Benyamin, di sela-sela malam penganugerahan BIG 40 Awards, Senin (8/12/2025).

    Seperti diketahui, Gita Wirjawan, selain menjabat Menteri Perdagangan periode 2011—2014, sempat mengisi posisi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada 2009—2011. 

    Dia juga merupakan Kepala Ancora Group yang bergerak di sektor real estate, teknologi, pendidikan, dan sumber daya alam.

    Di bidang keuangan, Gita berpengalaman sebagai Presiden Direktur J.P.Morgan Indonesia dan Wakil Presiden Goldman Sachs. 

    Di bidang pendidikan, dia menjadi salah satu Dewan Penasihat Global untuk Yale University School of Management dan Dewan Gubernur untuk Asia School of Business (MIT Sloan).

    Kini Gita aktif menjalankan program siniar (podcast) Endgame. Adapun, di Bandung dia dikenal sebagai pemilik properti megah The Maj yang berada di Dago.

    Adapun penghargaan BIG 40 dipersembahkan oleh Bisnis Indonesia Group dalam rangka memperingati ulang tahun ke-40 tahun Harian Bisnis Indonesia. Ajang tersebut merupakan sebuah bentuk apresiasi kepada 40 tokoh yang memberikan kontribusi dan pengaruh signifikan bagi kemajuan Indonesia. 

    Penghargaan tersebut mencakup berbagai bidang dan berdampak nasional mulai dari ekonomi dan bisnis; sosial dan politik; budaya dan lingkungan; hingga olahraga.

    Penghargaan BIG 40 diberikan kepada figur-figur dengan rekam jejak luar biasa: para inspirator nasional, perumus kebijakan yang mendukung perkembangan dunia usaha, pendiri dan pelopor perusahaan berskala besar, tokoh penggerak pembangunan daerah, para eksekutif dan profesional terkemuka, generasi muda visioner, serta para tokoh yang berperan dalam pemberdayaan masyarakat dan penguatan hubungan publik.

    Proses pemilihan dilakukan melalui metodologi yang ketat, meliputi desk research mendalam, penelusuran rekam jejak publik, dan kurasi komprehensif oleh Tim Redaksi Bisnis Indonesia yang dikenal sangat selektif dan independen.

    BIG 40 diharapkan tidak hanya mengapresiasi kiprah individu, tetapi juga menghadirkan inspirasi bagi masyarakat dan dunia usaha untuk terus berkontribusi dalam membangun Indonesia yang lebih maju dan berdaya saing.

    “Penghargaan ini menjadi wujud penghormatan Bisnis Indonesia Group atas dedikasi, integritas, dan pencapaian para tokoh tersebut.”

  • Hadir di BIG 40 Conference, Retno Marsudi Soroti Krisis Air di Dunia

    Hadir di BIG 40 Conference, Retno Marsudi Soroti Krisis Air di Dunia

    Bisnis.com, JAKARTA — Mantan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menerima penghargaan International Diplomacy and Global Statesmanship Icon dalam ajang Bisnis Indonesia Group (BIG) Conference 2025 yang digelar di Hotel Raffles, Jakarta, Senin (8/12/2025).

    Retno dalam sambutannya menyoroti tantangan global terkait isu air serta menegaskan kembali komitmennya terhadap diplomasi kemanusiaan.

    “Terima kasih sekali, merupakan sebuah kehormatan bagi saya untuk menerima award ini. Ibu bapak, air adalah kehidupan dan tidak ada kehidupan tanpa air. Kalau kita berbicara mengenai air maka ada tiga tantangan besar: too much, too little, too polluted,” ujar Retno usai menerima penghargaan.

    Dia menjelaskan bahwa krisis air dunia kini berada pada titik yang mengkhawatirkan.

    “Satu di antara empat orang di dunia belum memiliki akses terhadap air minum yang aman dan hampir separuh penduduk dunia tidak memiliki akses terhadap sanitasi yang aman. Itulah paradoks air, di satu sisi sangat diperlukan dan di sisi lain menghadapi tantangan yang besar,” katanya.

    Retno menyebut diplomasi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari hidupnya. Mengingat, dia menjabat sebagai Menteri Luar Negeri (Menlu) RI selama dua periode Presiden Ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) menjabat.

    “Diplomasi adalah bagian dari hidup saya. Jika sepuluh tahun yang lalu saya menjalankan diplomasi dari panggung politik luar negeri Indonesia, saat ini saya menjalankan diplomasi dari panggung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),” tuturnya.

    Dia juga menyampaikan bahwa Sekretaris Jenderal PBB untuk pertama kalinya menunjuk perempuan Indonesia sebagai utusan khusus pertama untuk bidang air sebuah peran yang kini dia emban. Retno menegaskan bahwa fokus diplomasi yang ia jalankan tetap konsisten.

    “Dari panggung Indonesia, dari panggung Perserikatan Bangsa-Bangsa, fokus saya adalah tiga dan tidak akan berubah: kemanusiaan, keadilan, dan perdamaian,” tandas Retno.

    Penghargaan ini menjadi bagian dari rangkaian BIG Conference 2025 yang digelar dalam rangka menyambut ulang tahun ke-40 Bisnis Indonesia, sekaligus mengapresiasi tokoh-tokoh nasional yang dinilai berperan penting dalam pembangunan, diplomasi, dan arah masa depan Indonesia.

  • Aspermigas Bantah Isu Sunset Industri Migas, Kebutuhan Energi Terus Naik

    Aspermigas Bantah Isu Sunset Industri Migas, Kebutuhan Energi Terus Naik

    Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas (Aspermigas) Moshe Rizal menilai industri minyak dan gas bumi (migas) tak akan pernah memasuki masa senja kala atau sunset.

    Menurut Moshe, industri migas di Tanah Air bakal tetap berkembang subur. Pasalnya, kebutuhan akan migas diproyeksi terus meningkat setiap tahunnya. Setidaknya kebutuhan migas masih akan meningkat hingga 2050 mendatang.

    “Jadi kalau ada yang bilang oil and gas Indonesia ini sunset, No! Ini bukan sunset karena kita ada pertumbuhan [ekonomi] di atas 5% dan populasi di atas 3%, semua itu memerlukan energi,” ucap Moshe dalam acara 40 BIG Conference 2025 bertajuk Arah Bisnis 2026: Menuju Kedaulatan Ekonomi di Jakarta, Senin (8/12/2025).

    Dia menjelaskan, berdasarkan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) 2017 saja, porsi energi baru terbarukan (EBT) dalam bauran energi nasional ditargetkan mencapai 23% pada 2025. Namun, realisasinya bauran EBT pada tahun ini hanya berada di level 14%.

    Moshe menyebut, porsi migas secara persentase memang ditargetkan bakal ditekan terus dari 30% pada 2025 menjadi 25% pada 2025. Kendati demikian, secara volume kebutuhan migas malah naik setiap tahunnya.

    Dia memerinci kebutuhan minyak bumi pada 2025 adalah 97,7 juta ton. Angka itu kemudian diproyeksi naik pada 2050 menjadi 197,7 juta ton. Kebutuhan gas bumi juga diproyeksi naik dari 89,5 juta ton menjadi 242,9 juta ton pada 2050.

    “Karena itu oil and gas ini krusial dan harus kita tingkatkan dari sisi produknya tidak hanya di hulu, tapi juga di hilir,” imbuh Moshe.

  • Retno Marsudi Raih Penghargaan BIG 40

    Retno Marsudi Raih Penghargaan BIG 40

    Bisnis.com, JAKARTA – Bisnis Indonesia Group (BIG) menganugerahkan penghargaan BIG 40 kepada Retno Lestari Priansari Marsudi, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia periode 2014–2024 atas kontribusinya dalam memperkuat posisi diplomasi Indonesia di panggung global. 

    Penghargaan kategori International Diplomacy and Global Statesmanship Icon ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atas kiprah dan pengabdian Retno Marsudi sebagai diplomat perempuan pertama yang menjabat sebagai Menteri Luar Negeri, yang menorehkan sejarah melalui kepemimpinan diplomasi Indonesia yang humanis, berintegritas, dan berprinsip kuat dengan memegang prinsip Bebas Aktif sesuai amanat UUD 1945.

    Selama dua periode kepemimpinannya, Retno berhasil membawa Indonesia menjadi salah satu aktor kunci dalam isu-isu internasional, terutama terkait diplomasi kemanusiaan, perdamaian dunia, perlindungan warga negara, serta penguatan multilateralisme.

    Di tengah dinamika geopolitik global yang semakin kompleks, beliau tampil sebagai salah satu tokoh penjaga marwah Indonesia dan memperluas pengaruh diplomasi Indonesia di berbagai forum internasional.

    Retno Marsudi pun dikenal sebagai diplomat yang menorehkan sejumlah pencapaian penting sejak memulai kariernya di Kementerian Luar Negeri. Lahir pada 27 November 1962, Retno menempuh pendidikan dalam bidang hubungan internasional dan diplomasi, kemudian mengemban berbagai jabatan strategis. 

    Posisi penting yang pernah diembannya antara lain Duta Besar Indonesia untuk Belanda (2012–2014), Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri, hingga dipercaya menjadi Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (2014–2024) dan menjadi perempuan pertama yang menduduki posisi tersebut. Kariernya ditandai dengan rekam jejak kuat dalam isu perlindungan WNI, diplomasi untuk Palestina, serta upaya mediasi konflik internasional.

    Retno dikenal sebagai penggerak diplomasi kemanusiaan yang konsisten. Dia memimpin berbagai inisiatif bantuan kemanusiaan untuk Palestina, Afghanistan, Myanmar, dan wilayah-wilayah krisis lain, menjadikan Indonesia salah satu suara moral dunia dalam isu kemanusiaan.

    Di bawah kepemimpinannya, Indonesia aktif dalam berbagai misi perdamaian PBB, mendorong penyelesaian konflik melalui dialog, serta memperkuat kerja sama kawasan melalui ASEAN dan organisasi internasional lainnya.

    Salah satu warisan terbesarnya adalah transformasi perlindungan WNI di luar negeri. Melalui sistem terpadu dan respons cepat, Indonesia dikenal sebagai negara yang memprioritaskan keselamatan warganya di luar negeri.

    Retno berperan besar dalam membuka akses pasar dan memperkuat hubungan dagang Indonesia dengan berbagai negara. Beliau mendorong diplomasi ekonomi sebagai salah satu pilar kebijakan luar negeri modern.

    Retno kerap menjadi juru bicara Indonesia pada forum G20, PBB, dan platform internasional lainnya. Dengan gaya diplomasi yang tegas namun syarat empati, beliau menempatkan Indonesia pada posisi strategis dalam berbagai isu global.

  • Anak Buah Airlangga Ungkap Tantangan Penerapan Bensin Campur Etanol di RI

    Anak Buah Airlangga Ungkap Tantangan Penerapan Bensin Campur Etanol di RI

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengungkap sejumlah tantangan Indonesia dalam menerapkan mandatory bensin campuran 10% etanol (E10) dalam 2-3 tahun mendatang, dari sisi regulasi hingga bahan baku. 

    Deputi Bidang Koordinasi Energi & Sumber Daya Mineral Kemenko Ekonomi, Elen Setiadi mengatakan penerapan bensin campuran 5% etanol (E5) saja masih terhambat karena produksi yang belum sepenuhnya berhasil. 

    “Dari target E5, mungkin produksi dari Pertamina itu baru 150.000 kiloliter. Nah, ini soalnya ternyata hulunya masalah, hilirnya masalah. Ini sedang kita selesaikan,” kata Elen dalam BIG 40 Conference 2025, Senin (8/12/2025). 

    Elen menuturkan dari segi bahan baku produksi etanol tidak akan mengorbankan kebutuhan sektor pangan. Sebab, etanol berbasis tebu hanya menggunakan tetesan atau molase. Dengan begitu, pengolahan tebu tetap akan menghasilkan gula sekaligus molase. 

    “Memang ada penggunaan lainnya untuk MSG, kosmetik, dan lain sebagainya, tetapi secara teknikal angka hitungannya, tidak ada masalah. Ini bisa kita tetap penuhi,” jelasnya. 

    Di sisi lain, dia juga mengungkap tantangan dari sisi regulasi cukai etanol. Produk etanol untuk bahan bakar juga dikenakan cukai, meskipun bukan untuk dikonsumsi sebagaimana minuman alkohol. Pihaknya akan segera menyelesaikan tantangan tersebut. 

    Lebih lanjut, pemerintah juga tengah mengembangkan lahan tebu di Merauke dan rencana ekspansi lahan PTPN dari 200.000 hektare menjadi kisaran 500.000-700.000 hektare. 

    “Sehingga captive untuk mendapatkan bahan-bahan baku itu bisa di sisi hilir nya yang untuk diproduksi,” terangnya. 

  • CEO Waste4Change Raih Penghargaan The Eco Inovator di BIG 40 Awards 2025

    CEO Waste4Change Raih Penghargaan The Eco Inovator di BIG 40 Awards 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Mohamad Bijaksana Junerosano, CEO PT Wasteforchange Alam Indonesia (Waste4Change) meraih penghargaam The Eco Innovator di Bisnis Indonesia Group (BIG) 40 Awards 2025. 

    Penghargaan ini diberikan atas kepeloporan dan inovasinya dalam mengatasi tantangan pengelolaan sampah di Indonesia. Bijaksana dinilai berhasil mengembangkan model bisnis pengelolaan sampah yang terintegrasi, bertanggung jawab, dan berkelanjutan melalui Waste4Change. 

    Visinya mengubah perspektif tentang sampah dari masalah menjadi sumber daya, mendorong adopsi ekonomi sirkular, dan memberikan solusi nyata bagi korporasi dan masyarakat dalam mencapai target keberlanjutan. 

    Kini, Bijaksana juga menjabat Staf Ahli Menteri Bidang Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup

    Diketahui, Waste4Change perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaan sampah dan edukasi masyarakat. Sejak awal berdirinya, perusahaan ini berfokus pada integrasi pengumpulan, daur ulang, edukasi, konsultasi, dan teknologi untuk memastikan sampah dikelola secara bertanggung jawab, transparan, dan sesuai dengan peraturan nasional maupun standar keberlanjutan global.

    Bijaksana mendirikan Waste4Change apda 2014 di Bekasi, Jawa Barat. Saat ini, layanan pengelolaan sampah Waste4Change telah mencakup wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Surabaya, Sidoarjo, Semarang, Bandung, dan Medan.

    Selain Waste4Change, Bijaksana juga menjadi pendiri lembaga swadaya masyarakat (LSM) Greeneration Indonesia yang memiliki tujuan agar tercipta lingkungan yang harmonis melalui implementasi prinsip konsumsi dan produksi berkelanjutan.

    Sementara itu, BIG 40 Awards adalah ajang yang memberikan penghargaan kepada individu dan institusi yang memiliki dampak signifikan dalam membangun perekonomian dan sektor bisnis Indonesia. Perayaan ini juga menandai ulang tahun Bisnis Indonesia yang ke-40.

    Acara penghargaan ini didahului dengan BIG Conference, ajang yang mempertemukan kalangan pelaku ekonomi, bisnis, dan pemerintahan dalam sesi diskusi interaktif yang membahas prospek ekonomi pada 2026.

    Mengusung tema Arah Bisnis 2026: Menuju Kedaulatan Ekonomi, BIG Conference melibatkan para pemangku kepentingan baik dari pemerintahan dan swasta untuk mengupas secara mendalam mengenai tantangan ekonomi mendatang.

  • Jadi Pionir Data Center, Otto Toto Sugiri Raih Penghargaan BIG 40 Awards

    Jadi Pionir Data Center, Otto Toto Sugiri Raih Penghargaan BIG 40 Awards

    Bisnis.com, JAKARTA – Kiprah Otto Toto Sugiri sebagai pionir infrastruktur digital Indonesia melalui pembangunan pusat data berstandar internasional yang andal dan memiliki keamanan tinggi berbuah manis.

    Pendiri sekaligus CEO DCI Indonesia Tbk. (DCII) ini mendapatkan penghargaan National Digital Infrastructure Pioneer Leader di acara BIG40 Awards yang digelar di Hotel Raffles, Jakarta, Senin (8/12/2025) malam.

    BIG 40 Awards merupakan salah satu rangkaian agenda HUT ke-40 Bisnis Indonesia Group. Sebelumnya, Bisnis Indonesia Group menggelar BIG Conference, forum pertemuan pemimpin bisnis dan pemerintah.

    Toto Sugiri diganjar penghargaan karena berhasil membangun kekayaan dan reputasi tanpa bergantung pada sektor tambang, mal maupun perbankan tetapi melalui teknologi digital.

    Lahir di Bandung pada 23 September 1953, Toto menempuh pendidikan teknik komputer di Rheinisch-Westfälische Technische Hochschule (RWTH) Aachen, Jerman, dan meraih gelar master pada 1980.

    Kariernya dimulai sebagai IT General Manager di Bank Bali, yang mengembangkan perangkat lunak untuk mendukung komputerisasi perbankan, menjadikan bank tersebut salah satu pelopor teknologi canggih di Indonesia.

    Pada 1989, Toto mendirikan PT Sigma Cipta Caraka, perusahaan yang menyediakan solusi perangkat lunak bagi bank-bank nasional.

    Pada 2010, Sigma diakuisisi oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) dan berganti nama menjadi Telkomsigma. Pada 2011, Otto mendirikan DCII yang membuatnya menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia.