Author: Bisnis.com

  • Indeks Keyakinan Konsumen Melorot ke 121,1 Maret 2025, Turun 3 Bulan Beruntun

    Indeks Keyakinan Konsumen Melorot ke 121,1 Maret 2025, Turun 3 Bulan Beruntun

    Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Keyakinan Konsumen mencatat penurunan 5,3 poin dari 126,4 pada Februari 2025 menjadi 121,1 pada Maret 2024. Survei yang dilakukan Bank Indonesia itu menandai penurunan keyakinan konsumen dalam tiga bulan belakangan secara beruntun.

    Sebelumnya, juga terjadi penurunan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) sebesar 0,8 poin Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Februari 2025 dan 0,5 poin pada Januari 2025.

    IKK menunjukkan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi mereka terhadap masa depan. IKK merupakan indikator yang dapat digunakan untuk memprediksi perkembangan konsumsi dan tabungan rumah tangga.

    IKK menggunakan tahun acuan dengan nilai 100. Artinya indeks kepercayaan konsumen pada Maret 2025 (121,1) masih berada di zona optimis atau di atas nilai acuan.

    “Survei Konsumen Bank Indonesia pada Maret 2025 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi terjaga,” kata Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso dalam keterangannya, Selasa (15/4/2025).

    Lebih lanjut, Denny menjelaskan bahwa tetap kuatnya keyakinan konsumen pada Maret 2025 ditopang oleh Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang juga masih berada di level optimis.

    Hanya saja, IKE tercatat sebesar 110,6, lebih rendah dibandingkan dengan indeks bulan sebelumnya sebesar 114,2. Begitu juga IEK yang berada di level optimis 131,7, lebih rendah dibandingkan dengan indeks bulan sebelumnya sebesar 138,7.

    IEK menjadi indeks yang turun paling dalam, yakni sebesar 7 poin dari bulan sebelumnya. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh penurunan indeks ekspektasi kegiatan usaha yang juga turun 6,4 poin, indeks ekspektasi penghasilan turun 6,3 poin, dan penurunan ekspektasi ketersediaan lapangan kerja yang turun 5,9 poin.

    Berdasarkan kategori pengeluaran responden, indeks keyakinan konsumen pada Maret 2025 juga mengalami penurunan di seluruh kategori dari bulan sebelumnya.

    Penurunan terbanyak tercatat pada responden pengeluaran Rp2,1 juta—Rp3 juta (dari 123,4 menjadi 112,4), kemudian pengeluaran Rp4,1 juta—Rp5 juta (dari 128,8 menjadi 123), pengeluaran Rp3,1 juta—Rp4 juta (dari 126 menjadi 120,6), pengeluaran >Rp5 juta (dari 129 menjadi 127,9), dan pengeluaran Rp1 juta—2 juta (dari 119,2 menjadi 118,3).

    Sementara berdasarkan usia, indeks keyakinan konsumen juga mengalami penurunan hampir di seluruh kelompok usia.

    Penurunan terbanyak tercatat pada responden usia 51—60 tahun (dari 123,6 menjadi 115,3), kemudian usia 41—50 tahun (dari 126,8 menjadi 119,7), usia 20-30 tahun (dari 131,4 menjadi 126,3), usia 31-40 tahun (dari 127,9 menjadi 122,5). Hanya kelompok usia >60 tahun yang mengalami kenaikan keyakinan (dari 112,7 menjadi 115,9).

    Secara spasial, IKK meningkat di beberapa kota yang disurvei, tertinggi di Banjarmasin, diikuti oleh Banten, dan Denpasar.

  • Apple Kerek Pengiriman IPhone dari China untuk Hindari Tarif Trump

    Apple Kerek Pengiriman IPhone dari China untuk Hindari Tarif Trump

    Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan teknologi AS, Apple Inc diketahui telah meningkatkan pengiriman produk iPhone dari China pada kuartal 1/2025, yang disebut sebagai upaya untuk menghindari tarif Trump. Secara tahunan, pengiriman iPhone naik hingga 10%. 

    Dikutip dari Bloomberg, Selasa (15/4/2025), kabar tersebut datang dari firma pasar teknologi Amerika Serikat (AS), yakni International Data Corporation (IDC) yang melihat upaya Apple mempercepat pengiriman produknya belakangan ini. 

    Menurut IDC, Apple mengirimkan 57,9 juta unit sejak awal Januari–Maret 2025, naik dari 52,6 juta unit yang dikirimkan pada periode yang sama tahun lalu. Kenaikan ini diyakini bukan karena permintaan yang tiba-tiba melesat. 

    IDC menyebut, peningkatan ini disebabkan oleh upaya penimbunan yang dimaksudkan untuk mengimbangi tarif atas barang-barang yang diekspor dari China ke AS. 

    Laporan dari Bloomberg juga menunjukkan bahwa Apple dan perusahaan teknologi konsumen lainnya telah mempersiapkan diri selama berbulan-bulan untuk tarif terbaru dari pemerintahan Trump, dengan mengisi inventaris saluran AS-nya dengan unit.

    “Lonjakan sisi pasokan ini, yang ditujukan untuk mengurangi potensi kenaikan biaya dan gangguan, secara efektif meningkatkan angka pengiriman Q1 melampaui level yang diantisipasi berdasarkan permintaan konsumen yang mendasar,” bunyi riset dari IDC.

    Perusahaan tidak perlu membayar tarif untuk perangkat yang sudah ada di dalam negeri sebelum pungutan diberlakukan. Pengiriman juga meningkat di wilayah lain yang dikhawatirkan akan terjadi gangguan dan kenaikan harga. 

    Presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif untuk barang yang diekspor dari China yang dapat naik hingga 145%, sebelum tarif tersebut diturunkan pada hari Jumat setelah pengecualian terkait elektronik.

    Namun, hal itu juga bisa berlangsung singkat karena Trump mengatakan tarif baru yang secara khusus ditujukan pada produk dengan semikonduktor akan kembali diberlakukan. Pungutan tersebut diperkirakan jauh lebih rendah dari 145% yang berlaku sebelumnya sehingga konsumen terhindar dari potensi kenaikan harga yang besar. 

    Meskipun terjadi peningkatan secara keseluruhan, pengiriman ke China menurun. IDC menyatakan, hal ini terjadi karena program subsidi pemerintah China pada perangkat tidak menyertakan model iPhone Pro Apple.

    Apple dikabarkan bakal memberikan gambaran yang lebih baik tentang penjualan aktualnya selama periode ketika mengumumkan hasil kuartal kedua pada tanggal 1 Mei 2025

    Lebih lanjut, IDC melaporkan industri telepon pintar lainnya mengalami pengiriman yang sebagian besar tetap stagnan, dengan pemenang terbesar kedua adalah Xiaomi Corp., yang unitnya meningkat 2,5%. Oppo mengalami penurunan terbesar, dengan penurunan unit sekitar 7%. 

    Secara keseluruhan, pasar meningkat sebesar 1,5% menjadi 305 juta. Samsung Electronics Co. menjadi pemimpin total dengan sekitar 61 juta pengiriman dan pangsa pasar 20%, dibandingkan dengan Apple sebesar 19%.

    Konsumen bulan ini berbondong-bondong mendatangi toko Apple untuk mengamankan iPhone sebelum potensi kenaikan harga yang masih terus berubah, mengingat kebijakan Gedung Putih yang dinamis. 

    Selain menimbun barang sebelum tarif diberlakukan, strategi Apple untuk mengimbangi dampak tarif adalah dengan menggunakan kembali manufaktur di India untuk distribusi AS. India sekarang dapat memproduksi 20% dari semua iPhone, yang dapat memenuhi sebagian besar permintaan AS.

  • AMRO Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI 2025 jadi 5,0%, Imbas Tarif Trump

    AMRO Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI 2025 jadi 5,0%, Imbas Tarif Trump

    Bisnis.com, JAKARTA — The Asean+3 Macroeconomic Research Office alias AMRO menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5,0% pada 2025.

    Hal itu tercantum dalam laporan terbaru AMRO bertajuk the Asean+3 Regional Economic Outlook (AREO) 2025, yang menyoroti ketahanan kawasan Asean dan kapasitas kebijakan dalam menghadapi guncangan perdagangan global.

    Berdasarkan laporan edisi Oktober 2024 AMRO memproyeksikan ekonomi Indonesia tahun ini akan tumbuh 5,2%. Terdapat revisi dalam laporan edisi Januari 2025 bahwa pertumbuhan ekonomi tahun ini diperkirakan hanya 5,1%, tetapi angka itu kemudian kembali turun.

    Dikutip dari laporan edisi April 2025, AMRO memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2025 akan mencapai 5,0%, dengan proyeksi inflasi 2,2%.

    Kepala Ekonom AMRO Hoe Ee Khor menilai bahwa pengumuman tarif impor atau tarif resiprokal oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan perkembangannya menambah lapisan kompleksitas signifikan terhadap prospek ekonomi kawasan Asean+3.

    “Namun demikian, ekonomi Asean+3 saat ini lebih tangguh dan terdiversifikasi dibandingkan saat menghadapi guncangan global sebelumnya, serta lebih siap dalam menghadapi guncangan tarif yang sedang berlangsung,” ujar Khor pada Selasa (15/4/2025).

    Khor mengakui bahwa Indonesia telah menunjukkan kinerja luar biasa dalam mempertahankan pertumbuhan ekonomi di kisaran 5%. Dalam beberapa tahun terakhir, pengelolaan makroekonomi yang solid harus dijaga oleh Indonesia.

    Dia menilai bahwa disiplin fiskal dan moneter menjadi landasan penting dalam menjaga perekonomian Indonesia. Namun, untuk mendorong pertumbuhan jangka panjang Indonesia harus terus melakukan reformasi struktural.

    Menurut Khor, upaya itu telah dilakukan pemerintahan sebelumnya dengan melonggarkan pasar tenaga kerja dan kebijakan investasi untuk menarik investor asing. Dia juga menilai bahwa kebijakan penghiliran atau hilirisasi berperan penting dalam meningkatkan nilai tambah ekspor.

    “Kebijakan-kebijakan ini menjadikan Indonesia semakin menarik bagi investor global. Meskipun begitu, stabilitas makro harus tetap dijaga. Karena itu, Indonesia perlu terus menjaga kebijakan fiskal dan moneter yang ketat agar iklim investasi tetap stabil,” ujar Khor.

    Adapun, AMRO memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi kawasan Asean+3 bisa melebihi 4,0% pada 2025 2026. Namun, ketidakpastian dari arah kebijakan tarif Trump bisa membuat ekonomi Asean+3 melemah ke bawah 4,0% pada 2025, dan berlanjut melemah ke 3,4% pada 2026.

    “Asean+3 telah berulang kali membuktikan ketangguhannya di tengah berbagai guncangan global. Dalam lanskap perdagangan yang bergejolak ini, persatuan dan aksi yang terkoordinasi akan sangat penting. Tidak ada pemenang dalam perang dagang—tetapi bersama-sama, kita dapat bangkit lebih kuat,” ujar Khor.

  • AMRO Pangkas Outlook Pertumbuhan Ekonomi Asia 2025 ke 3,8%, Terendah sejak Pandemi

    AMRO Pangkas Outlook Pertumbuhan Ekonomi Asia 2025 ke 3,8%, Terendah sejak Pandemi

    Bisnis.com, JAKARTA — Gelombang tarif impor global dari Presiden AS Donald Trump diperkirakan akan menekan pertumbuhan ekonomi Asia ke level terendah sejak pandemi Covid-19, menurut lembaga riset ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO).

    Berdasarkan laporan terbarunya, AMRO memperkirakan pertumbuhan ekonomi Asia melambat menjadi 3,8% pada 2025 dan 3,4% pada 2026 jika seluruh kebijakan tarif Trump diterapkan, termasuk tarif “Hari Pembebasan” terhadap semua negara (yang kini ditangguhkan sebagian).

    Proyeksi ini mencakup kebijakan tarif sebelum pengecualian sementara untuk produk-produk seperti ponsel dan elektronik.

    Sebagai perbandingan, tanpa kebijakan tarif, AMRO memperkirakan kawasan ini seharusnya tumbuh sebesar 4,2% pada 2025. Angka 3,8% akan menjadi tingkat pertumbuhan terendah sejak Asia mencatatkan 3,3% pada 2022.

    Kepala Ekonom AMRO Hoe Ee Khor menilai kawasan Asia cukup tangguh berkat akumulasi cadangan devisa dan fleksibilitas nilai tukar, serta tingkat inflasi yang rendah yang memberi ruang bagi pelonggaran moneter.

    “Negara-negara akan merespons lewat kebijakan untuk meredam dampaknya,” ungkapnya seperti dikutip Bloomberg.

    Asia menjadi kawasan yang paling terdampak oleh kebijakan proteksionisme Trump, terutama karena besarnya eskalasi tarif terhadap China dan eratnya keterkaitan rantai pasok regional. Sejumlah negara seperti Vietnam, Jepang, hingga Indonesia telah melakukan diplomasi intensif ke AS untuk meminta pengecualian atau menawarkan konsesi.

    Beberapa bank sentral seperti di India telah lebih dulu memangkas suku bunga guna mengantisipasi perlambatan. Bank sentral India mengisyaratkan akan ada pelonggaran lanjutan dalam beberapa bulan ke depan.

    Sementara itu, tarif sebesar 145% yang dikenakan kepada China serta bea balasan dari China terhadap AS diperkirakan akan menyebabkan penurunan tajam dalam arus perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia itu.

    Namun, AMRO menilai dampak terhadap China masih terkendali karena ekspor ke AS kini hanya mencakup sebagian kecil dari produk domestik bruto (PDB). Risiko yang lebih besar, yakni pemisahan total (decoupling) antara ekonomi AS dan China, dinilai kecil kemungkinan terjadi.

    “Decoupling berarti semua aktivitas impor dan ekspor berhenti total, dan itu skenario ekstrem yang tidak akan terjadi,” kata Khor.

    Jika tarif ini benar-benar diterapkan, bea masuk rata-rata AS terhadap Asia (di luar China) akan melonjak menjadi 26%. Saat ini, sekitar 15% ekspor Asia menuju AS, yang mewakili sekitar 4% dari total PDB kawasan.

     

  • 53 Sekolah Rakyat Ditargetkan Rampung Dibangun Juni 2025, Sisa 74% Lagi

    53 Sekolah Rakyat Ditargetkan Rampung Dibangun Juni 2025, Sisa 74% Lagi

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah segera memulai pembangunan sekolah rakyat yang bakal tersebar di sejumlah wilayah. Pada tahap awal sebanyak 53 Sekolah Rakyat ditargetkan rampung pada Juni 2025. 

    Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo menjelaskan bahwa apabila pembangunan itu berjalan sesuai tenggat waktu yang telah ditetapkan, maka 53 Sekolah Rakyat itu bisa langsung digunakan untuk Tahun Ajaran 2025 – 2026. 

    “Kita sudah melakukan survei-survei di daerah yang menjadi lokasi pembangunan Sekolah Rakyat. Bersama dengan Mensos kami tengah merancang prototipe dan Detail Engineering Design (DED) untuk pembangunan Tahap 1 yang direncanakan selesai pada bulan Juli 2025,” jelas Dody dalam keterangan resmi, Selasa (15/4/2025).

    Adapun saat ini, Kementerian PU telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Sekolah Rakyat yang bertugas melakukan pendampingan dalam perencanaan hingga pelaksanaan pembangunan atau renovasi Sekolah Rakyat. 

    Sementara itu, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengatakan untuk pengadaan Sekolah Rakyat, tahun ini ditargetkan sebanyak 200 unit. Sebanyak 53 Sekolah Rakyat selesai pada Juni 2025 dan sisanya 147 unit ditargetkan selesai akhir tahun.

    “Kita berusaha targetnya untuk tahun ini akan memulai sebanyak 200 sekolah. Tetapi yang 53 sekolah pada posisi sudah siap untuk tahun ini, hanya perbaikan-perbaikan karena memanfaatkan bangunan eksisting. Selanjutnya sisanya 147 sekolah kita harus membangun dari baru,” ujarnya. 

    Nantinya, Sekolah Rakyat itu bakal tersebar di sejumlah wilayah Indonesia mulai dari Sumatra, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Kalimantan, Maluku, hingga Papua. 

    Selain itu, dua perguruan tinggi, yaitu Universitas Brawijaya Malang dan Universitas Negeri Surabaya (UNESA) telah menyatakan komitmen mereka dalam mendukung penyelenggaraan program ini.

    Berdasarkan spesifikasinya, setiap sekolah rakyat nantinya bakal memiliki luas mulai dari 5 hektare hingga 10 hektare yang meliputi ruang kelas SD, SMP hingga SMA beserta seluruh fasilitasnya.

    Sementara berdasarkan catatan Bisnis, pembangunan satu sekolah rakyat bakal menelan anggaran sebesar Rp100 miliar. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar (Cak Imin).

    “[Anggaran] tergantung kebutuhan masing-masing lokasi, rata-rata Rp100 miliar untuk satu sekolah,” ujarnya kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan, Senin (10/3/2025).

  • Tahapan Compatibility Device Check sebelum Tes Online Rekrutmen BUMN 2025

    Tahapan Compatibility Device Check sebelum Tes Online Rekrutmen BUMN 2025

    Bisnis.com, JAKARTA – Tes online tahap 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2025 dijadwalkan akan dilaksanakan pada minggu ke-4 April 2025.

    Tes online tahap 1 memiliki 3 jenis tes yang harus dijalani oleh peserta yakni Tes Kompetensi Dasar (TKD), Tes Akhlak, dan Tes Wawasan Kebangsaan (TWK).

    Sebelum mengikuti tes online, peserta wajib mengikuti compatibility device check yang dilakukan sebelum dilaksanakan tes.

    Peserta juga akan melakukan simulasi ujian, yang dijadwalkan sebelum tes online tahap 1 dimulai.

    Apa itu compatibility device check dalam tes online tahap 1 rekrutmen Bersama BUMN 2025?

    Compatibility device check adalah tahapan penting yang harus dilalui peserta untuk mengecek atau memastikan perangkat yang digunakan telah sesuai dengan persyaratan teknis ujian dan dapat terhubung dengan sistem tes secara optimal.

    Tahapan ini dinilai penting, agar peserta tidak mengalami kendala teknis atau gangguan saat hari H pelaksanaan tes tahap 1.

    Untuk peserta jalur reguler, tahap ini dijadwalkan pada minggu ke-3 April 2025 (tes tahap 1) dan minggu ke-2 Mei 2025 (tes tahap 2).

    Lantas bagaimana tahapan compatibility device check?

    1. Peserta diminta untuk menyiapkan PC atau laptop dengan spesifikasi sebagai berikut:

    Processor Core i3 atau setara
    Ram minimal 4 GB (disarankan untuk 6 GB)
    HDD 500 GB/ SSD 500GB
    Menginstall sistem operasi Windows/MacOS versi terbaru (disarankan windows 10 (64 bit) atau windows 11 dan MacOS Montery (versi 12.7.5)) Memastikan camera web berjalan dan berfungsi dengan baik)
    Menginstall aplikasi Safe Exam Browser (SEB)
    Memiliki koneksi Internet minimal 20 mbps

    2. Peserta diminta untuk menyiapkan perangkat cadangan, apabila terjadi kendala yang tidak diinginkan

    3. Tidak disarankan menggunakan jaringan internet melalui tethering

    4. Peserta diminta untuk menggunakan perangkat dan jaringan yang sama saat compatibility check dan saat tes online

  • OPINI : Mimpi Besar Reformasi Pajak

    OPINI : Mimpi Besar Reformasi Pajak

    Bisnis.com, JAKARTA – Reformasi per­­­pajakan di In­­­­­­­­do­­­nesia di­­­­ga­­­dang-ga­­­dang sebagai langkah stra­­­­tegis untuk mening­kat­­­­­­­kan penerimaan ne­­­ga­­­­­­ra, memperbaiki ke­­­pa­­­tuh­­­­­an wajib pajak, dan menciptakan sistem yang lebih adil serta transparan.

    Namun, hingga kini, ha­­­rapan tersebut belum se­­­­pe­­nuhnya terwujud. Ber­­­ba­­­gai hambatan, mulai dari ketergantungan pada sek­­tor tertentu, kegagalan im­­­ple­­­mentasi sistem digital, hingga ma­­­salah kelembagaan, mem­­­buat reformasi pajak berjalan jauh lebih lambat dari yang diharapkan.

    Data terbaru menunjukkan bahwa penerimaan pajak pada awal 2025 turun hingga 30,2% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ini menjadi alarm serius bagi pemerintah, terutama karena pajak adalah sumber utama pendapatan negara. Jika reformasi pajak tidak segera dibenahi, Indonesia akan terus menghadapi kesulitan dalam menjaga stabilitas fiskal.

    Salah satu penyebab utama penurunan penerimaan pajak adalah ketergantungan terhadap sektor komoditas unggulan seperti batu bara dan minyak sawit. Kedua sektor ini menyumbang porsi besar dalam penerimaan pajak, se­­­hingga ketika harga komoditas turun, dampaknya langsung terasa pada pendapatan negara.

    Ketergantungan semacam ini membuat sistem perpajakan Indonesia rentan terhadap guncangan ekonomi global. Negara yang sistem perpajakannya lebih maju umumnya memiliki basis pajak yang lebih luas dan beragam, sehingga tidak terlalu bergantung pada satu atau dua sektor saja. Indonesia perlu mengefektifkan penerimaan dari basis pajak yang ada dan sekaligus dengan menggali potensi penerimaan dari sektor lain.

    Sebagai bagian dari reformasi pajak, pemerintah telah meluncurkan Core Tax System untuk meningkatkan transparansi dan efisiensi perpajakan. Sayangnya, implementasinya jauh dari kata sempurna. Banyak wajib pajak mengalami kendala teknis saat mengakses sistem ini.

    Masalah ketidaksesuaian data antara sistem lama dan baru menyebabkan gangguan besar, membuat pelaporan pajak menjadi sulit dan memunculkan ketidakpastian bagi pelaku usaha. Gangguan teknis lainnya juga memperlambat penerbitan dokumen pajak, hingga akhirnya pemerintah memutuskan untuk kembali menggunakan sistem lama sementara perbaikan dilakukan.

    Kegagalan ini menunjukkan bahwa reformasi berbasis teknologi memerlukan persiapan yang lebih matang. Uji coba harus dilakukan secara menyeluruh sebelum sistem baru diberlakukan secara penuh. Tanpa kesiapan infrastruktur yang baik, digitalisasi justru dapat menjadi penghambat alih-alih solusi.

    Jika dibandingkan dengan negara lain, reformasi pajak di Indonesia masih jauh tertinggal. Sejumlah negara telah berhasil melakukan reformasi pajak yang efektif, seperti Australia, India, Korea Selatan, dan Kenya.

    Australia sukses menerapkan Goods and Services Tax (GST) pada tahun 2000, yang menyederhanakan sistem pajak dan meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Kenya berhasil dengan iTax, sistem digital yang memungkinkan pelaporan pajak secara online, meningkatkan transparansi dan mempermudah wajib pajak.

    India juga memberikan contoh menarik. Pada 2017, mereka menggantikan berbagai pajak regional dengan satu mekanisme GST yang lebih sederhana, yang mengurangi kompleksitas administrasi dan meningkatkan kepatuhan bisnis. Sementara itu, Korea Selatan berhasil dengan e-Tax, sistem elektronik yang mendokumentasikan transaksi pajak secara otomatis.

    Negara-negara Skandinavia seperti Swedia dan Norwegia bahkan telah membangun sistem perpajakan yang efisien dengan tingkat kepatuhan tinggi. Kunci keberhasilan mereka terletak pada transparansi kebijakan, sistem digital yang kuat, serta kelembagaan yang independen dan profesional.

    Selain sistem pajak itu sendiri, kelembagaan yang mengelola pajak juga berperan penting dalam keberhasilan reformasi. Negara dengan sistem perpajakan yang lebih efisien umumnya memiliki lembaga pajak yang lebih otonom.

    Di Australia, Australian Taxation Office (ATO) tetap berada di bawah Kementerian Keuangan, tetapi memiliki kendali penuh atas administrasi dan anggarannya sendiri.

    Korea Selatan juga menerapkan model serupa melalui National Tax Service (NTS), yang memiliki fleksibilitas dalam pengelolaan sumber daya manusia dan kebijakan pajak.

    Sebaliknya, di India, Central Board of Direct Taxes (CBDT) masih berada dalam struktur birokrasi Kementerian Keuangan, sehingga kurang fleksibel dalam merespons dinamika perpajakan.

    Kenya menerapkan model Semi-Autonomous Revenue Authority (SARA), yang memberikan otonomi lebih besar kepada otoritas pajaknya.

    Di Indonesia, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) masih memiliki keterbatasan kewenangan dalam mengelola kebijakan perpajakan. Tanpa otonomi yang lebih besar, DJP sulit untuk menjalankan reformasi yang lebih cepat dan fleksibel. Jika ingin mencapai keberhasilan seperti Australia dan Korea Selatan, pemerintah perlu mempertimbangkan pemberian otonomi yang lebih luas bagi DJP.

    Langkah Konkret

    Agar mimpi besar reformasi pajak dapat terwujud, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan.

    Pertama, memperluas basis pajak agar tidak terlalu bergantung pada sektor tertentu. Sektor penerimaan pajak yang ada harus dioptimalkan. Potensi penerimaan yang masih belum terjangkau kebijakan perpajakan harus mulai dimasukkan ke dalam sistem dengan cara yang lebih adil dan terstruktur.

    Kedua, memperbaiki digitalisasi perpajakan dengan evaluasi menyeluruh terhadap Core Tax System sebelum kembali diterapkan. Infrastruktur teknologi harus siap, data harus bersih dan terintegrasi, serta wajib pajak harus mendapatkan edukasi yang cukup agar dapat beradaptasi dengan sistem baru.

    Ketiga, memberikan otonomi yang lebih besar kepada DJP agar lembaga ini dapat beroperasi dengan lebih fleksibel dan profesional. Otonomi ini akan memungkinkan DJP mengambil langkah-langkah strategis tanpa harus tersandung birokrasi yang berlebihan.

    Keempat, menyederhanakan sistem pajak agar lebih mudah dipahami dan diterapkan. India telah membuktikan bahwa pajak yang lebih sederhana dapat meningkatkan kepatuhan. Pajak yang terlalu kompleks justru membuka celah bagi penghindaran pajak dan menambah beban administrasi bagi masyarakat.

    Meskipun tantangan dalam reformasi pajak masih besar, harapan untuk perbaikan tetap ada. Reformasi ini harus dirancang dengan matang, didukung oleh data yang kuat, serta melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk dunia usaha dan masyarakat.

    Jika langkah-langkah ini dapat diterapkan dengan baik, Indonesia memiliki peluang untuk membangun sistem perpajakan yang lebih transparan, adil, dan berkelanjutan. Namun, tanpa perbaikan yang nyata, mimpi besar reformasi pajak akan tetap menjadi sekadar harapan yang sulit terwujud.

  • Indonesia Siap Kerja Sama dengan India untuk Akselerasi 5G

    Indonesia Siap Kerja Sama dengan India untuk Akselerasi 5G

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Indonesia membuka peluang untuk menjajaki kerja sama dengan India untuk mempercepat akselerasi 5G di Tanah Air.

    India merupakan salah satu negara dengan penetrasi jaringan 5G tercepat di dunia sejak diluncurkan secara komersial pada Oktober 2022 menurut Economic Times. 

    Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid mengatakan bahwa kerja sama ini sebagai langkah strategis untuk mempercepat penetrasi 5G tanpa mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

    “Pertama, kita coba cari solusi di luar APBN. Salah satunya adalah kerja sama dengan India yang teknologinya di bidang 5G sudah sangat maju,” kata Meutya dalam wawancara dengan Bisnis Indonesia, Jumat (11/4/2025).

    Meutya menyebut, untuk meningkatkan penetrasi 5G di Indonesia, Presiden Prabowo menyoroti pentingnya diversifikasi teknologi agar Indonesia tidak hanya bergantung pada teknologi dari Amerika Serikat dan China. 

    India dipandang sebagai mitra strategis baru yang bisa memberikan alternatif teknologi 5G yang kompetitif dan terbukti efektif.

    Berdasarkan data Ookla, ketersediaan 5G di India menunjukkan peningkatan sepanjang tahun 2023, dimulai dari 28,1% pada Q1 2023 dan naik menjadi 52,0% pada Q4 2023, yang menunjukkan peningkatan sebesar 23,9 poin persentase dalam setahun.

    Sementara itu pada 2024, penetrasi layanan 5G kini tersedia di 99,6% distrik di seluruh negeri. Lebih dari 469.000 Base Transceiver Stations (BTS) 5G telah dipasang di seluruh negeri hingga Februari 2025.

    “Untuk 5G mungkin kita perlu dicampur dengan diversifikasi ya. Misalnya dengan teknologinya India,” ucap Meutya.

    Meski peluang kerja sama dengan India memberi harapan baru, Meutya mengakui bahwa pembangunan infrastruktur 5G di dalam negeri masih menghadapi tantangan besar.

    Berdasarkan laporan terbaru Global System for Mobile Communications Association (GSMA) memperkirakan penetrasi 5G Indonesia masih berkisar 3% pada 2024.

    Penetrasi tersebut diharapkan dapat meningkat menjadi 32% pada 2030 dengan dukungan berbagai kebijakan, termasuk ekosistem yang makin matang.

    Oleh karena itu, pengembangan jaringan 5G nasional diposisikan sebagai agenda jangka menengah yang memerlukan kolaborasi lintas sektor dan pemanfaatan sumber daya secara cerdas.

    “Jadi itu (penetrasi 5G) PR besar, karena Indonesia besar, jadi kalau kita mau naikkan dari 4G ke 5G kan luas sekali cakupannya. Itu yang jangka menengah,” tutur Meutya.

     

  • Hakim Nonaktif Erintuah Damanik Cs Bakal Jalani Sidang Tuntutan Suap Ronald Tannur Hari Ini

    Hakim Nonaktif Erintuah Damanik Cs Bakal Jalani Sidang Tuntutan Suap Ronald Tannur Hari Ini

    Bisnis.com, JAKARTA – Tiga Hakim nonaktif Erintuah Damanik dkk bakal menjalani sidang tuntutan dalam perkara dugaan suap vonis bebas Ronald Tannur di PN Surabaya hari ini, Selasa (15/4/2025).

    Jadwal sidang lanjutan ini telah disampaikan Ketua Majelis Hakim, Teguh Santoso pada persidangan di PN Tipikor Jakarta Pusat pada pekan sebelumnya atau Selasa (8/4/2025).

    “Pemeriksaan Saudara selesai, tinggal tuntutan dari penuntut umum. Kita tunda hari Selasa tanggal 15 April 2025 ya,” ujar Teguh.

    Adapun, tiga hakim yang bakal dituntut itu adalah Erintuah Damanik, Heru Hanindyo dan Mangapul.

    Sebagai informasi, kasus ini bermula saat Gregorius Ronald Tannur diadili atas pembunuhan kekasihnya Dini Sera Afrianti. 

    Singkatnya, Ibu Ronald Tannur, Meirizka Widjaja melakukan lobi-lobi dengan mantan Ketua PN Surabaya Rudi Suparmono agar anaknya itu bisa divonis bebas.

    Kemudian, uang suap itu diberikan oleh pengacara Ronald Tannur Lisa Rachmat. Total, tiga hakim PN Surabaya telah didakwa menerima uang suap Rp1 miliar dan SGD308.000 atau setara Rp3,6 miliar (Kurs Rp12.023).

    Alhasil, uang total Rp4,6 miliar diduga diterima Erintuah Cs untuk membebaskan Ronald Tannur dari dakwaan jaksa dalam kasus pembunuhan Dini Sera Afrianti.

  • Kinerja Solid, Antam Siap Pacu Produksi dan Proyek Hilirisasi

    Kinerja Solid, Antam Siap Pacu Produksi dan Proyek Hilirisasi

    Bisnis.com, JAKARTA – PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam berjanji akan memacu produksi dan proyek hilirisasi. Hal ini tak lepas dari optimalisasi kinerja produksi dan penjualan feronikel, bijih nikel, emas, dan bauksit.

    Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Antam Arianto S Rudjito mengungkapkan, capaian operasional 2024 mencerminkan ketahanan dan efektivitas strategi diversifikasi perusahaan dalam merespons dinamika pasar.

    “Ini adalah wujud dari komitmen kami untuk terus menciptakan nilai tambah secara berkelanjutan, memperkuat daya saing di pasar global maupun dalam negeri, dan memberikan kontribusi terbaik bagi pemangku kepentingan,” ujar Arianto melalui keterangan resmi dikutip Selasa (15/4/2025).

    Sepanjang 2024, volume produksi bijih nikel mencapai 9,94 juta wet metric ton (wmt) dan penjualan 8,34 juta wmt.

    Sementara untuk produksi feronikel tercatat mencapai 20.100 ton nikel dalam feronikel (TNi), dengan volume penjualan sebesar 19.450 tNi. Penjualan feronikel ini diperuntukan untuk memenuhi demand yang masih tinggi pada pasar di China, India, dan Korea Selatan.

    Di segmen emas, Antam mencatat volume penjualan tertinggi sepanjang sejarah, yakni mencapai 43,78 ton. Angka ini naik 68% dibanding tahun sebelumnya sebesar 26,13 ton.

    Sementara itu, penjualan bauksit pada 2024 tercatat sebesar 736.000 wmt, yang diperuntukan untuk pasokan bahan baku smelter dalam negeri.

    Selain itu, Arianto mengatakan, perusahaan juga mempercepat realisasi proyek strategis nasional di sektor hilirisasi mineral. Salah satu fokus utama adalah pengembangan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat, melalui kolaborasi dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum).

    Menurutnya, proyek ini ditargetkan beroperasi penuh pada tahun ini, dengan kapasitas produksi alumina sebesar 1 juta ton per tahun.

    Di satu sisi, Antam juga aktif dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik nasional, melalui penyediaan bahan baku baterai seperti nikel dan bauksit. Arianto menyebut, strategi ini sejalan dengan inisiatif pemerintah dalam mendorong transisi energi dan pembangunan industri bernilai tambah di dalam negeri.

    “Selain menjaga operasional yang solid dan berkelanjutan. Di saat yang sama, Antam juga agresif merealisasikan proyek-proyek strategis nasional yang mendukung hilirisasi dan transisi energi,” kata Arianto.

    Antam juga memperkuat lini bisnis pengolahan dan pemurnian logam mulia melalui proyek Precious Metal Manufacturing Plant di Gresik, Jawa Timur. Nantinya, kata Arianto, pabrik ini akan meningkatkan kapasitas produksi untuk memenuhi peningkatan permintaan, serta menjangkau pasar yang lebih luas khususnya di Indonesia Timur.

    “Pengembangan proyek ini juga menjadi bagian dari kontribusi Antam terhadap kebijakan nilai tambah nasional [domestic added value], serta mendukung peningkatan devisa melalui hilirisasi produk logam mulia,” ucap Arianto.

    Untuk komoditas nikel, Antam sedang mengembangkan proyek untuk mendukung amanat dari pemerintah dalam rangka mengembangkan ekosistem kendaraan baterai listrik di Indonesia. Menurutnya, proyek ini menjadi bagian penting dari roadmap penting komitmen perusahaan dalam transisi energi.

    “Kami tidak hanya berorientasi pada volume produksi, tetapi juga pada penciptaan nilai tambah dari mineral yang kami kelola. Hilirisasi adalah kunci menuju masa depan industri tambang Indonesia yang lebih berkelanjutan dan berdaya saing,” ujar Arianto.