Author: Bisnis.com

  • Permintaan Data Center Diprediksi Meroket, Indonesia Butuh Akselerasi Investasi

    Permintaan Data Center Diprediksi Meroket, Indonesia Butuh Akselerasi Investasi

    Bisnis.com, JAKARTA — Kebutuhan data center atau pusat data di Indonesia diprediksi mengalami peningkatan signifikan, seiring dengan pertumbuhan ekonomi digital.

    Peningkatan ini didasari masifnya transformasi digital lintas sektor dan implementasi Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP).

    Direktur Eksekutif ICT sekaligus pengamat ekonomi digital Heru Sutadi mengatakan bahwa kombinasi faktor-faktor tersebut membuat kebutuhan akan infrastruktur penyimpanan dan pemrosesan data makin mendesak.

    “Indonesia saat ini menjadi salah satu pasar ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara, termasuk sektor e-commerce, fintech, edutech, hingga cloud computing. Semua ini memerlukan infrastruktur data center yang kuat dan berstandar,” kata Heru kepada Bisnis dikutip, Minggu (27/4/2025).

    Heru mencatat bahwa arus investasi asing terus mengalir ke sektor data center. Hal ini sejalan dengan meningkatnya minat investor global untuk membangun fasilitas pusat data di Indonesia. 

    Selain itu, arah pengembangan data center ke depan juga mengikuti tren global, seperti green data center yang efisien dan ramah lingkungan. Terdapat pula tren edge data center untuk mendukung kebutuhan Internet of Things (IoT) dan jaringan 5G.

    “Kemudian juga tentunya pusat data yang memang sudah terstandarisasi apakah itu standar SPBE [Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik],” ujarnya.

    Heru menyebut berdasarkan proyeksi, kapasitas daya data center nasional pada 2025 akan mencapai 971,9 megawatt (MW), dan diperkirakan meningkat menjadi 2.110 MW pada 2030.

    Namun, kapasitas terbangun diperkirakan baru mencapai 1.490 MW, sehingga berpotensi menimbulkan kekurangan pasokan (backlog) sebesar 20 hingga 30%.

    “Kalau melihat untuk jangka pendek 2024-2026 ini, kita masih ada kekurangan kapasitas sekitar 350 hingga 400 MW,” ucap Heru.

    Untuk menghindari defisit kapasitas, Heru menekankan pentingnya percepatan realisasi proyek pusat data serta dukungan infrastruktur pendukung seperti pasokan listrik yang stabil, ketersediaan lahan, dan kehadiran mitra investasi global.

    “Yang tidak kalah penting juga adalah mitra investasi global karena bagaimanapun bisnis data center ini merupakan bisnis yang cukup menyedot investasi yang cukup banyak,” pungkasnya.

  • TikTok Siap Masuk ke Pasar E-Commerce Jepang

    TikTok Siap Masuk ke Pasar E-Commerce Jepang

    Bisnis.com, JAKARTA — Platform media sosial asal China, TikTok, bersiap untuk memasuki pasar e-commerce Jepang dalam beberapa bulan ke depan.

    Langkah ini menandai ekspansi terbaru dari TikTok Shop, layanan belanja daring milik perusahaan yang memungkinkan pengguna melakukan siaran langsung sambil menjual berbagai produk, mulai dari sepatu hingga kosmetik. 

    Melansir dari Reuters, Minggu (27/4/2025) dalam laporan yang disampaikan Nikkei, dikatakan bahwa TikTok tengah bersiap untuk merekrut penjual lokal sebagai bagian dari peluncuran TikTok Shop di Jepang.

    Meski demikian, pihak TikTok belum memberikan komentar resmi terkait laporan tersebut saat dimintai tanggapan oleh Reuters.

    TikTok Shop dikenal karena menawarkan produk-produk dengan harga bersaing serta strategi pemasaran berbasis konten kreatif. 

    Ekspansi ke Jepang dipandang sebagai bagian dari upaya perusahaan memperkuat posisi di pasar global, terutama di tengah ketidakpastian operasional di Amerika Serikat.

    Pada Maret lalu, TikTok telah memperluas layanan Shop ke Prancis, Jerman, dan Italia, mempertegas ambisinya untuk merambah pasar Eropa.

    Sementara itu, nasib TikTok di AS masih belum menentu setelah diberlakukannya undang-undang baru pada 2024 yang mewajibkan induk perusahaan ByteDance untuk menjual TikTok paling lambat 19 Januari 2025. 

    Presiden AS Donald Trump sebelumnya menyatakan bahwa keputusan mengenai masa depan TikTok mungkin harus menunggu perkembangan hubungan dagang AS-China.

  • RI Kebut Pengembangan Semikonduktor, Industri Pengguna Maju Mundur

    RI Kebut Pengembangan Semikonduktor, Industri Pengguna Maju Mundur

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah kembali berupaya menggaet investor atau mitra untuk pengembangan industri semikonduktor nasional. Hal ini pun menjadi angin segar bagi industri pengguna yang selama ini bergantung pada impor, tetapi nilai keekonomian masih menjadi tantangan.

    Sekjen Gabungan Pengusaha Elektronik (Gabel) Daniel Suhardiman mengatakan, pihaknya melihat pengembangan ekosistem industri semikonduktor dalam negeri dapat memperbesar peluang industri pengguna untuk memiliki waktu produksi yang lebih efisien.

    “Tentu, lead time akan lebih pendek. Selama ini mayoritas dari China, Malaysia, Korea, Jepang, Taiwan,” ujar Daniel kepada Bisnis, dikutip Jumat (26/4/2025).

    Jika merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), impor berbagai jenis semikonduktor dalam kode HS 8541 tercatat senilai US$362,7 juta pada 2023 atau meningkat hingga 2 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya US$153 juta.

    Kendati demikian, pelaku industri elektronik mengkhawatirkan skala keekonomian untuk pembangunan pabrik semikonduktor di Indonesia masih terlalu besar bagi investor. Apalagi, jika hanya dipasok untuk supply industri elektronik.

    “Concern kami adalah apakah manufaktur dalam negeri bisa serap hasil produksi dengan harga yang kompetitif? Mengingat skala ekonomis negara-negara produsen saat ini sudah sangat dikejar,” tuturnya.

    Hal ini sempat ditegaskan sebelumnya oleh Direktur Komersial PT Hartono Istana Teknologi atau Polytron, Tekno Wibowo. Dia mengatakan, pihaknya saat ini tengah berupaya untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang mampu mengembangkan industri semikonduktor nasional.

    “Kalau kita disuruh membangun pabrik cip di Indonesia enggak sanggup, enggak ada yang sanggup, pemerintah aja enggak sanggup untuk bikin itu, duitnya itu bisa untuk bikin satu pabrik itu bisa US$20-US$30 miliar,” kata Tekno.

    Untuk itu, Polytron saat ini belum mengarah pada pembangunan industri semikonduktor, melainkan melakukan riset dan pengembangan SDM dengan tujuan pembangunan pabrik cip di Indonesia.

    Di sisi lain, upaya pemerintah untuk mendorong pembangunan industri semikonduktor dipertegas oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Saat ini, pemerintah Indonesia tengah mencari mitra strategis untuk mendukung kemajuan industri semikonduktor.

    Asisten Deputi Bidang Pengembangan Industri Kemko Ekonomi Atong Soekirman mengatakan, pihaknya saat ini tengah merampungkan peta jalan pembangunan semikonduktor 2025-2045 mendatang.

    “Yang akan kita coba gandeng adalah industri otomotif itu mobil, termasuk EV, kemudian home appliance, seperti AC, TV dan alat-alat rumah tangga, termasuk di sektor kesehatan,” ujar Atong dalam diskusi Tenggara Strategics, belum lama ini.

    Menurut dia, kerja sama dengan industri hilir harus terjalin agar investor makin yakin untuk masuk ke dalam negeri lantaran pasar yang besar. Dalam hal ini, pemerintah juga tengah mematangkan kerja sama dengan Belanda untuk membangun industri semikonduktor nasional.

    Pemerintah juga melihat kemandirian industri semikonduktor sangat penting bagi Indonesia terlebih pada situasi perang dagang. Dalam hal ini, Indonesia justru melihat sektor semikonduktor yang potensial untuk masuk ke pasar AS di tengah perang tarif dengan China.

    Rencana pengembangan ini pun disambut baik oleh industri otomotif. “Kami siap mendukung itu, industri otomotif akan sangat terbantu karena chip semikonduktor sangat penting untuk kendaraan kita,” ujar Sekum Gaikindo Kukuh Kumara.

    Berdasarkan laporan McKinsey, permintaan global terhadap semikonduktor pada 2030 diproyeksikan mencapai US$1 triliun, didominasi oleh sektor data center (33%), komunikasi nirkabel (26%), dan otomotif (14%). Seiring dengan hal tersebut, permintaan semikonduktor di dalam negeri juga meningkat.

    Untuk memanfaatkan potensi tersebut, pemerintah telah menargetkan produksi EV roda empat sebanyak 600.000 unit pada 2030, sementara produksi ponsel genggam serta tablet juga telah mencapai 40,2 juta unit pada 2022.

    Di sisi lain, Indonesia masih sangat bergantung pada impor semikonduktor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Nilai impor diproyeksikan terus meningkat secara signifikan dan mencapai sekitar US$22,31 miliar pada 2045.

  • Calon Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Kerja, Legislator PAN Minta Imigrasi Perketat Pengawasan

    Calon Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Kerja, Legislator PAN Minta Imigrasi Perketat Pengawasan

    Bisnis.com, JAKARTA — Anggota Komisi XIII DPR RI Pangeran Khairul Saleh turut menyikapi kasus pencegahan keberangkatan 10 calon jemaah haji asal Banjarmasin oleh aparat gabungan Polres Bandara Soekarno-Hatta dan Kementerian Agama karena kedapatan menggunakan visa kerja.

    Pangeran berpandangan penggunaan visa nonhaji untuk ibadah haji adalah bentuk pelanggaran keimigrasian yang harus dicegah sejak awal. Dia mengatakan pelanggara tak hanya menyangkut persoalan administratif tetapi juga menyangkut marwah negara.

    “Keimigrasian merupakan pintu gerbang pencegahan kasus ini terjadi, seharusnya jangan diloloskan karena ini masalah marwah negara yang dibawa,” katanya melalui keterangan tertulis yang dikutip Minggu (27/4/2025).

    Buntut dari kasus tersebut, politikus Partai Amanat Nasional (PAN) menilai sistem pengawasan terkait jemaah haji nonprosedural memerlukan perbaikan.

    Pangeran mengaku telah sejak lama mendorong penegakan hukum dalam praktik pemberangkatan jemaah haji nonprosedural, termasuk penindakan terhadap biro travel nakal yang memberangkatkan jemaah tanpa visa resmi.

    Di lain sisi, dia juga menyoroti pentingnya edukasi kepada masyarakat agar tidak tergoda dengan tawaran haji murah menggunakan visa kerja atau rumah.

    “Pemberangkatan haji ilegal berisiko terkena sanksi hukum di luar negeri dan merugikan jemaah itu sendiri. Perlunya sosialiasi kepada calon jemaah agar tidak tergiur keberangkatan haji yang murah tetap bermasalah. Kasihan calon jemaah,” katanya.

    Sebagai informasi, 10 calon jemaah haji dicekal ketika hendak berangkat ke Tanah Suci menggunakan visa kerja, padahal Arab Saudi telah menegaskan ibadah haji hanya diperbolehkan bagi pemegang visa haji resmi.

    Dalam pernyataan resminya, Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi memperingatkan agar masyarakat tidak tertipu oleh tawaran haji menggunakan visa nonhaji.

    Sementara itu, hasil pendalaman Polres Bandara Soekarno-Hatta yang telah memeriksa pihak travel berinisial KGB dan peserta rombonga mengungkap bahwa pihak travel menjanjikan para jemaah bisa haji dan umrah dengan membayar Rp100 juta–Rp200 juta untuk perjalanan ibadah tersebut.

  • Trump Minta Kapal AS Diizinkan Lewat Terusan Panama dan Suez Gratis

    Trump Minta Kapal AS Diizinkan Lewat Terusan Panama dan Suez Gratis

    Bisnis.com, JAKARTA — Amerika Serikat (AS) meminta kapal militer dan komersial AS harus diizinkan melintasi Terusan Panama dan Suez tanpa membayar biaya.

    Mengutip Reuters, Minggu (27/4/2025) hal tersebut diungkapkan oleh Presiden AS Donald Trump dalam platform sosial media Truth Social. Dia meminta kepada Menteri Luar Negerinya untuk menangani hal tersebut. 

    “Saya telah meminta Menteri Luar Negeri Marco Rubio untuk segera menangani dan mengabadikan situasi ini,” jelas Trump.

    Sebagai informasi, terusan Panama yang menghubungkan Amerika Utara dan Amerika Selatan, memungkinkan kapal bergerak lebih cepat antara Samudra Atlantik dan Samudra Pasifik. 

    Setiap tahunnya, terusan ini menangani sekitar 40% dari lalu lintas kontainer Negeri Paman Sam.

    AS menyelesaikan pembangunan terusan tersebut pada awal abad ke-20, namun menyerahkan kendali atas jalur air strategis ini kepada Panama pada tahun 1999.

    Adapun, Trump telah berulang kali menyatakan keinginannya untuk “mengambil kembali” terusan tersebut. 

    Sebelum dilantik menjadi Presiden, Trump juga mengatakan kepada wartawan bahwa Dia tidak menutup kemungkinan menggunakan kekuatan ekonomi atau militer untuk merebut kembali kendali atas terusan itu.

  • PKS Usul Kuota Haji Kazakhstan untuk Jemaah RI

    PKS Usul Kuota Haji Kazakhstan untuk Jemaah RI

    Bisnis.com, JAKARTA — Anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid (HNW) mengusulkan agar sisa kuota haji Kazakhstan yang masih ada bisa dimanfaatkan oleh calon jemaah haji Indonesia

    Dia berpandangan demikian lantaran menurutnya saat ini calon jemaah Indonesia menghadapi antrean haji yang sangat panjang, yakni mencapai 28 hingga 49 tahun.

    “Ini akan sangat membantu umat Islam di Indonesia yang begitu antusias untuk berhaji, tapi harus menunggu puluhan tahun karena panjangnya daftar tunggu,” ujarnya dalam keterangan resmi yang dikutip Minggu (27/4/2025).

    Adapun, menurut Grand Mufti Kazakhstan, Naurizbay Haji Taganuly kuota haji negaranya hanya terpakai sekitar 4.500 dari total 10.000 jemaah. 

    Lebih lanjut, nyatanya usulan HNW itu disambut baik oleh pihak Kazakhstan.

    Namun, Kazakhstan mengingatkan implementasi gagasan tersebut tetap memerlukan persetujuan dari otoritas Arab Saudi.

    Sebab itu, HNW mendorong pemerintah Indonesia untuk menindaklanjuti peluang ini melalui jalur diplomatik, termasuk membahas ulang sistem kuota haji dalam forum Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

    “Pentingnya pendekatan diplomasi parlemen untuk memperjuangkan aspirasi umat secara lintas negara,” pungkasnya.

    Sebagai informasi, kuota haji Indonesia pada tahun ini sebanyak 221.000 jemaah yang terdiri dari 203.320 haji reguler dan 17.680 haji khusus.

    Sementara itu, Ketua Komisi VIII DPR RI Marwan Dasopang mengatakan kuota haji 2025 sudah terisi penuh, bahkan jemaah haji yang sudah melakukan pelunasan biaya melebihi ambang batas kuota.

  • Mentan Amran Ungkap Biang Kerok Malaysia Kekurangan Beras

    Mentan Amran Ungkap Biang Kerok Malaysia Kekurangan Beras

    Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman ungkap penyebab Malaysia kekurangan pasokan beras sehingga memicu lonjakan harga di negara tersebut.

    Amran mengatakan perubahan iklim telah membuat produktivitas tanaman padi di Negeri Jiran menurun sehingga memengaruhi produksi beras dalam negeri.

    “Baru saja kami ketemu Menteri Pertanian Malaysia, [penyebab Malaysia kekurangan beras] itu [karena] produktivitas, karena ada climate change, perubahan iklim,” kata Amran ketika ditemui wartawan di Kantor Kementan, Sabtu (26/4/2025).

    Amran menuturkan Indonesia sendiri telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produktivitas tanaman padi di tengah kondisi cuaca yang tidak menentu.

    Salah satunya, dengan melaksanakan program pompanisasi di sejumlah wilayah di Indonesia.

    Untuk itu, kata dia, Malaysia menyatakan niatnya untuk mempelajari sistem pertanian di Indonesia sehingga dapat diterapkan di negaranya.

    Diantaranya, mengenai benih, water management, sumur dangkal dan dalam, hingga irigasi pompa.

    “Nah, ini mungkin yang tidak dilakukan sehingga mereka belajar ke Indonesia. Minta belajar, saya katakan kita terbuka,” ujarnya.

    Adapun, Amran sebelumnya menerima kunjungan dari Menteri Pertanian dan Keterjaminan Makanan Malaysia Mohammad Bin Sabu di Kantor Kementan pada Selasa (22/4/2025).

    Dalam pertemuan tersebut, Malaysia mengajukan permohonan kerja sama kepada Indonesia untuk memperkuat ketahanan pangan, khususnya dalam hal pasokan beras dan transfer teknologi pertanian.

    Mohammad mengungkapkan produksi beras di negaranya saat ini masih tertinggal jauh, dengan indeks pertanaman yang rendah, sehingga kebutuhan nasional masih sangat bergantung pada impor.

    Malaysia pun tengah menghadapi lonjakan harga beras akibat terbatasnya pasokan domestik.

    “Karena Indonesia dan Malaysia adalah dua negara jiran yang sangat dekat, seperti abang dan adik, maka kami merasa perlu belajar dari Indonesia. Ada banyak kelebihan yang kami lihat di sini dan itu perlu kami pelajari,” ujarnya dalam konferensi pers, Selasa (22/4/2025).

    Menanggapi hal tersebut, Amran menyatakan bahwa Indonesia sangat terbuka untuk memperkuat kerja sama teknologi pertanian, termasuk melalui pelatihan, riset bersama, serta demonstrasi penerapan teknologi di lapangan.

    “Kita terbuka untuk berbagi pengalaman dan teknologi dengan negara sahabat seperti Malaysia. Kami percaya, semakin banyak negara yang kuat dalam sektor pangan, semakin tangguh pula kawasan kita dalam menghadapi krisis global,” ungkap Amran, Selasa (22/4/2025). 

  • Harga Pangan Sepekan: Harga Beras & Minyak Goreng Kompak Naik

    Harga Pangan Sepekan: Harga Beras & Minyak Goreng Kompak Naik

    Bisnis.com, JAKARTA — Mayoritas harga pangan sepekan di tingkat pedagang eceran secara rata-rata nasional cukup variatif.

    Harga beras premium hingga minyak goreng naik, sementara bawang dan cabai kompak turun. 

    Berdasarkan data Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapans), Minggu (27/4/2025) pukul 11.52 WIB harga beras premium naik 0,12% menjadi Rp15.578 per kilogram (kg) dibandingkan pekan lalu. 

    Tak hanya itu, beras medium ikut meningkat 0,15% menjadi Rp13.739 per kg, sedangkan harga beras SPHP turun 0,13% menjadi Rp12.627 per kg. 

    Di samping itu, harga bawang merah dan bawang putih mengalami penurunan, masing-masing turun 5,5% menjadi Rp41.961 per kg dan turun 1,24% menjadi Rp44.354 per kg.

    Sementara itu, harga cabai rawit merah turun sebesar 14,31% menjadi Rp69.799 per kg. Sedangkan, harga cabai merah keriting turun 2,63% menjadi Rp57.586 per kg.

    Harga daging ayam ras juga turun 2,84% menjadi Rp34.226 per kg. Sedangkan harga daging sapi murni turun 0,48% menjadi Rp135.431 per kg dan harga telur ayam ras turun 0,17% menjadi Rp29.003 per kg.

    Selanjutnya, harga kedelai biji kering (impor) naik 0,32% menjadi Rp10.743 per kg dan harga gula konsumsi naik 0,07% menjadi Rp18.52 per kg. 

    Harga minyak goreng kemasan sederhana juga naik 0,2% menjadi Rp20.730 per liter, sementara itu harga minyak goreng curah turun 0,31% menjadi Rp17.865 per liter. 

    Lebih lanjut, harga pangan jagung tingkat peternak naik 0,54% menjadi Rp6.194 per kg dan harga tepung terigu curah turun 0,28% menjadi Rp9.833 per kg.

    Sementara itu, harga tepung terigu kemasan turun 0,28% menjadi Rp9.833 per kg.

    Untuk harga pangan ikan bervariasi. Harga ikan kembung turun 0,47% menjadi Rp41.155 per kg, harga ikan tongkol naik 0,01% menjadi Rp34.422 per kg, dan ikan bandeng turun 1,4% menjadi Rp33.970 per kg. 

  • Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Industri RI Hanya 3,8% pada 2025

    Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Industri RI Hanya 3,8% pada 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Bank Dunia atau World Bank meramalkan pertumbuhan sektor industri Indonesia hanya mencapai 3,8% pada 2025, lebih rendah daripada 2024 yang sebesar 5,2%.

     Dalam laporan terbarunya, Macro Poverty Outlook (MPO) for East Asia and Pacific edisi April 2025, Bank Dunia memproyeksikan adanya perlambatan pertumbuhan sebesar -1,4% akibat kebijakan tarif dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengganggu perdagangan global.  

    “Ketidakpastian kebijakan perdagangan, melemahnya harga komoditas, dan ketidakpastian kebijakan dalam negeri dapat menjadi tantangan bagi pertumbuhan,” tulis Bank Dunia, dikutip pada Minggu (27/4/2025). 

    Dari tiga faktor yang menyumbang pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) riil, industri diperkirakan anjlok paling dalam. Adapun sektor jasa diperkirakan terkoreksi 0,5% dari 6,4% pada 2024 menjadi 5,7% pada 2025. 

    Sementara faktor agriculture atau pertanian diyakini bakal menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia, karena menjadi satu-satunya yang sektor dengan pertumbuhan naik dari 0,7% pada 2024 menjadi 3,6% pada 2025.

    Melambatnya sektor industri tersebut turut tercermin dalam data Prompt Manufacturing Index (PMI) Bank Indonesia. Tren penurunan kinerja dari Industri Furnitur diperkirakan akan berlanjut pada kuartal II/2025, menuju zona kontraksi di level 47,8% dari 52,95% pada kuartal I/2025. 

    Industri Tekstil dan Pakaian Jadi—yang hasil outputnya menjadi komoditas ekspor unggulan ke Amerika Serikat—masih di level kontraksi sebesar 49,27% pada kuartal I/2025. Kontraksi yang lebih dalam diperkirakan terjadi pada kuartal berikutnya, menjadi 46,5%. 

    Bank Dunia sendiri turut merevisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2025 menjadi 4,7% dari awalnya 5,1%. Lalu, rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 2027 diperkirakan sebesar 4,8%.

    Apabila melihat pertumbuhan PDB riil menurut pengeluaran, koreksi pertumbuhan tersebut sejalan dengan melambatnya konsumsi. 

    Konsumsi pribadi atau private consumption diprediksi terkoreksi 0,2% menjadi 4,9%. Konsumsi pemerintah turut memperlihatkan tren serupa dan kontraksi yang lebih dalam, dari pertumbuhan 6,6% pada 2024 menjadi terkoreksi 2,1% pada 2025.

    Sementara itu, ekspor dan impor diramal masih menunjukkan pertumbuhan meski melambat dari tahun sebelumnya, masing-masing sebesar 4,8% dan 4,5%. 

    Hanya gross fixed capital investment atau investasi modal tetap bruto yang menunjukkan pertumbuhan dari 4,6% (2024) menjadi 6,1% pada tahun ini.

    Bank Dunia menilai bahwa terlepas dari pondasi makroekonomi yang kuat, Indonesia mengalami perlambatan dalam pertumbuhan produktivitas.

    Hambatan struktural menghambat alokasi sumber daya yang lebih efisien ke sektor-sektor yang paling produktif, sehingga terjadi penurunan berkelanjutan dalam pertumbuhan produktivitas (total factor productivity growth), dari 2,3% menjadi 1,2% antara 2011 hingga 2024.

    “Untuk mengatasi masalah ini, Indonesia dapat mendorong reformasi efisiensi, termasuk melalui pendalaman sektor keuangan serta perbaikan iklim investasi, perdagangan, dan usaha,” demikian tulis Bank Dunia dalam laporannya.

  • GITEX Asia 2025: Kebangkitan Teknologi Asia Tenggara

    GITEX Asia 2025: Kebangkitan Teknologi Asia Tenggara

    Bisnis.com, SINGAPURA – Perkembangan ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara telah mampu memikat investor global untuk melirik kawasan ini, baik sebagai basis produksi maupun hub untuk investasi.

    Kehadiran kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) telah membuka peluang-peluang baru untuk kebangkitan teknologi Asia Tenggara lewat hadirnya perusahaan-perusahaan rintisan (startup) maupun adaptasi regulasi yang dilakukan pemerintah di kawasan ini.

    Bisnis.com, berkesempatan untuk mewawancarai Executive Vice President Dubai World Trade Centre (DWTC) Trixie LohMirmand di sela-sela GITEX Asia 2025 x Ai Everything Singapore, yang diselenggarakan di Marina Bay Sands Expo & Convention Centre, Singapura, Kamis (24/4/2025). Berikut petikannya.

    Apa yang anda lihat dari potensi pasar Asia Tenggara, terutama untuk pertumbuhan bisnis dan investasi teknologi di kawasan ini?

    Asia Tenggara memiliki peran penting sebagai hub inovasi dan AI. Saat anda berselancar di search engine atau AI, Asia Tenggara menduduki peringkat atas. Ini kemudian menimbulkan rasa ingin tahu dan ketertarikan.

    Apalagi ada keinginan yang sangat kuat dari pemerintah untuk transformasi khususnya dalam hal ekonomi dari AI. Anda bisa melihat itu di Thailand dan Filipina, di mana banyak peningkatan pemanfaatan AI untuk sektor pertanian dan perkebunan, serta otomatisasi. Di Indonesia, peningkatan pemanfaatan AI dilakukan pada sektor usaha kecil dan menengah, serta industri manufaktur. Singapura bahkan telah mengalokasikan 500 juta dolar dalam roadmap AI mereka.

    Di kawasan ini juga banyak talenta digital yang terus bertumbuh dan dikembangkan. Ini tidak hanya untuk bagaimana menggunakan AI, tetapi juga bagaimana membangun AI, lewat berbagai unikorn yang ada di wilayah ini.

    Jadi dengan beberapa hal ini, kita dapat melihat bahwa kawasan ini kini tengah bangkit. AI telah memberikan daya saing kompetisi bagi kawasan ini. Oleh karena itu, ini adalah momentum yang tepat bagi pemerintah di kawasan ini untuk menyesuaikan aturan guna beradaptasi dengan perubahan teknologi yang saat ini terjadi di berbagai belahan dunia.

    Thailand menurut saya merupakan negara dengan daya tarik turis yang amat besar. Salah pariwisata yang tengah berkembang adalah wisata kesehatan. Pemanfaatan AI di sektor ini dapat memberikan transformasi dalam diagnosa, produktivitas, dan efisiensi, juga termasuk pelatihan bagi profesional di bidang kesehatan.

    GITEX Asia yang akan hadir di Thailand pada tahun ini akan memberikan dampak signifikan dalam mengakselerasi kemampuan dan meningkatkan industri ini, baik adaptasi dan pengembangan teknologi terutama dalam hal pemanfaatan AI.

     

    Apa yang membuat anda melakukan ekspansi ke Asia Tenggara?

    Misi GITEX adalah untuk memperluas koneksi komunitas global. Mereka [komunitas teknologi] di mana pun mereka berada, dapat mendapatkan peluang dan kesempatan untuk berhubungan. Seperti saya katakan sebelumnya, bahwa AI memiliki daya tarik, mengundang ketertarikan untuk berkolaborasi.

    Ini tidak hanya untuk memahami apa yang sedang terjadi di perkembangan teknologi saat ini, tetapi juga bagaimana regulasi di sektor ini saat ini. Hal ini lantaran di berbagai negara, aturan dalam hal pemanfaatan AI berbeda-beda. Padahal di sisi lain, apabila seseorang ingin membuat produk, harapan mereka tentu saja dapat dijual dan diekspor secara global.

    Oleh karena itu, kami memutuskan untuk menggelar GITEX di kawasan ini. Hal ini dapat menjadi peluang berbagai perusahaan untuk mencari peluang kerja sama baru, baik dengan pemerintah maupun swasta.

    Dengan melihat situasi global saat ini, bagaimana hal ini akan memengaruhi kolaborasi tersebut?

    Saya kira AI tidak akan terpengaruh oleh risiko-risiko tersebut. Hal ini dapat dilihat bahwa teknologi telah menjadi bagian dari agenda untuk negara, kawasan, maupun ekonomi di berbagai belahan dunia.

    AI telah menjadi modal besar. Setiap wilayah ingin menjadi peringkat atas dalam hal ini. Setiap orang ingin berhubungan dan bergerak maju untuk mengembangkan ini. Oleh karena itu, kami menghadirkan wadah ini untuk berkolaborasi dan bekerja sama.

    Jadi saat anda berkompetisi, Anda juga tetap memerlukan kerja sama, terutama dari mereka yang telah berada di garis depan. Kolaborasi dalam hal ini saya kira akan terus dilakukan untuk menumbuhkkembangkan AI di masing-masing negara.

     

    Selain kolaborasi, apa yang Anda harapkan dengan menghadirkan GITEX di Singapura, Thailand, dan Vietnam?

    Kami ingin menciptakan adanya peluang untuk mereka yang fokus di bidang teknologi, terutama AI, agar dapat menjalin kerja sama dan meningkatkan bisnisnya. Wilayah ini, Asia Tenggara, memiliki energi dan kekuatan.

    Populasi sangat banyak, pemerintahan juga tengah berubah untuk beradaptasi. Pemerintah di kawasan ini menjadi lebih ramah dan terbuka untuk investasi guna mengejar dengan apa yang tengah terjadi baik di Eropa maupun Amerika.

    Ini mendasari kami untuk hadir di Singapura sebagai hub dari kawasan ini. Vietnam, dengan populasi yang besar juga memiliki kapasitas untuk mengembangkan, dengan dukungan pemerintah mereka,  guna meningkatkan kemampuan ekonomi digital mereka.

    Dengan anda melihat berbagai aspek ini, inilah yang memikat investor global, perusahaan global, maupun peneliti teknologi. Mereka akan amat tertarik dengan kawasan ini yang didukung oleh generasi muda. Apalagi, pengembangan ekosistem AI juga amat membutuhkan peran dari talenta muda ini.

     

    Apakah akan ada sesi khusus pengumuman investasi dalam GITEX Vietnam 2026?

    Apa yang akan kami lakukan di Vietnam mirip seperti apa yang kami lakukan di Singapura dan di lokasi-lokasi lainnya di belahan dunia. Di Vietnam, kami tidak hanya menghadirkan perusahaan-perusahaan teknologi, tetapi juga para peneliti.

    Hal ini karena di Vietnam, ada banyak penelitian yang tengah dikembangkan, manufaktur juga tengah berkembang. Apalagi, produksi semikonduktor saat ini juga tengah diintegrasikan dengan AI. Selain itu ada juga pembahasan lain seperti teknologi finansial, keberlanjutan, teknologi pertanian, dan kesehatan. Di sini Anda dapat melihat bahwa AI telah menjadi pilar yang amat penting bagi strategi transformasi yang dilakukan oleh Vietnam.

    GITEX Vietnam akan dilakukan pada Pekan Inovasi dan Investasi Vietnam. Jadi dapat anda bayangkan ini akan menjadi momentum bagi investor, peneliti, dan pabrikan, untuk hadir di sana dan mendapatkan peluang.

    Saya juga amat optimistis, di GITEX Vietnam, akan ada pengumuman perubahan regulasi, serta adanya kerja sama baru selama event tersebut, bagaimana Vietnam akan bekerja sama di tingkat global.

     

    Selain Vietnam, daerah mana yang akan menjadi lokasi penyelenggaraan GITEX selanjutnya?

    Kami selalu terbuka kepada masyarakat global untuk berkolaborasi dengan ambisi dan komitmen untuk meningkatkan ekosistem [digital] mereka. Misi kami adalah untuk memastikan terciptanya peluang bagi semua orang untuk mengembangkan dan bekerja sama dengan berbagai pihak.

     

    Apakah ada rencana untuk menyelenggarakan di Indonesia?

    Kami harapkan, kami bisa hadir di Indonesia.

     

    Pewawancara: Lukas Hendra T.M