Author: Bisnis.com

  • DPR Dukung Prabowo Buka Keran Ekspor Beras, Asalkan…

    DPR Dukung Prabowo Buka Keran Ekspor Beras, Asalkan…

    Bisnis.com, JAKARTA — Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan mendukung kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang mengizinkan Indonesia ekspor beras ke luar negeri.

    Meski demikian, ia mengingatkan agar pemerintah mengutamakan kepentingan nasional dan kesejahteraan petani sebelum memutuskan untuk mengekspor beras.

    “Kita support untuk ekspor, tapi harus dipastikan kebutuhan nasional aman dan minimal tidak ada lagi berita tentang impor beras, prioritas pertama dan utama adalah Indonesia mandiri dan berdaulat pangan, setelah tercapai dan berlebih baru kita ekspor,” kata Daniel Johan dalam keterangan tertulis, Minggu (27/4/2025). 

    Untuk diketahui, Presiden Prabowo belum lama ini mengungkapkan saat ini produksi beras di Indonesia melimpah dan pasokan pemerintah sudah melampaui kebutuhan yang ada.

    Lebih lanjut, dia mengatakan kini beberapa negara sudah mulai melakukan pendekatan agar Indonesia mau berbagi pasokan beras.

    Prabowo pun mengizinkan pengiriman beras atau ekspor ke negara lain dengan alasan memenuhi asas kemanusiaan. Bahkan saat beras diekspor, Prabowo meminta jangan terlalu banyak mencari untung, yang penting bisa balik modal sudah cukup. 

    Menanggapi hal tersebut, Daniel mengaku sepakat dengan Prabowo agar Indonesia membantu negara lain yang membutuhkan. 

    “Tapi sebelum membuka keran ekspor, kita minta Pemerintah memastikan harga gabah dibeli secara adil, tata niaga beras dikendalikan negara, dan tidak ada kelangkaan yang hanya akan menyuburkan spekulasi dan keresahan publik,” ungkap Politisi Fraksi PKB ini . 

    Daniel juga mengingatkan agar kebijakan pangan, terutama beras, harus menyatu dalam kerangka ketahanan nasional. 

    “Karena sekali kita menyerahkan stok kepada pasar global, maka harga pangan dalam negeri tak lagi bisa dijamin oleh semangat konstitusi, melainkan akan ditentukan oleh kalkulasi dagang yang dingin dan tak mengenal keadilan sosial,” tutur Daniel. 

    Dalam kesempatan yang sama, Daniel pun menyinggung data harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani yang saat ini justru di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yakni Rp 6.500 per kg seperti yang sudah ditetapkan pemerintah. Kondisi ini, kata Daniel, menimbulkan kekhawatiran bahwa surplus beras nasional belum sepenuhnya berhasil.

    “Kebijakan ekspor beras tidak bisa dilepaskan dari realitas di lapangan. Jika petani tidak mendapat harga yang layak, dan distribusi pangan masih dikuasai segelintir pelaku, maka ekspor hanya akan menambah jurang ketimpangan,” ujarnya. 

    Selain itu, Daniel juga menyoroti sejarah Indonesia yang pernah mengalami krisis pangan, seperti pada 1998. Dia harap pengalaman-pengalaman ini dapat menjadi bahan pertimbangan dari pemerintah.

    “Kita harus belajar dari pengalaman. Negara-negara yang terburu-buru mengekspor bahan pangan sebelum sistem domestik kuat justru menghadapi lonjakan harga dan gejolak sosial. Jangan sampai kita mengulangi kesalahan yang sama,” ucap Legislator dari Dapil Kalimantan Barat I itu.

    Oleh karenanya, Daniel mengingatkan agar keputusan ekspor harus didasarkan pada kalkulasi yang adil dan menyeluruh. Termasuk memastikan tersedianya cadangan pangan yang memadai sebelum melakukan ekspor, harga gabah stabil dan menguntungkan bagi petani, serta tidak ada kelangkaan di pasar domestik. 

    “Dalam konstitusi, pangan adalah hak warga negara. Maka, kebijakan beras harus berangkat dari semangat melindungi rakyat, bukan semata untuk meraih keuntungan dagang,” tegas Daniel. 

    “Pemerintah harus berpijak pada keadilan bagi petani sebagai produsen, masyarakat sebagai konsumen, dan negara sebagai penjaga stabilitas,” pungkasnya.

  • Penumpang Pesawat yang Delay Bisa Dapat Kompensasi, Cek Ketentuannya

    Penumpang Pesawat yang Delay Bisa Dapat Kompensasi, Cek Ketentuannya

    Bisnis.com, JAKARTA — Penumpang pesawat udara di Indonesia berhak mendapatkan kompensasi jika penerbangan mengalami keterlambatan (delay). Lantas, bagaimana ketentuannya?

    Ketentuan mengenai kompensasi penumpang pesawat yang delay tertuang dalam Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor PM 89 Tahun 2015 tentang Penanganan Keterlambatan Penerbangan pada Badan Usaha Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri.

    Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor PM 89 Tahun 2015 tentang Penanganan Keterlambatan Penerbangan pada Badan Usaha Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri, kompensasi diberikan berdasarkan kategori keterlambatan yang dibagi dalam enam tingkat. Kategori ini mengatur hak penumpang sesuai lamanya keterlambatan yang dialami.

    Untuk keterlambatan antara 30 menit hingga 60 menit atau kategori 1, penumpang berhak memperoleh minuman ringan. Jika keterlambatan berlangsung antara 61 menit hingga 120 menit (kategori 2), maskapai wajib menyediakan minuman dan makanan ringan berupa snack box.

    Kemudian jika pesawat mengalami keterlambatan 121 menit hingga 180 menit (kategori 3), kompensasi meningkat menjadi penyediaan minuman dan makanan berat (heavy meal).

    Sementara itu, jika keterlambatan mencapai 181 menit hingga 240 menit (kategori 4), maskapai harus memberikan minuman, makanan ringan, dan makanan berat kepada penumpang.

    Jika keterlambatan lebih dari 240 menit (kategori 5), penumpang berhak mendapatkan ganti rugi dalam bentuk uang sebesar Rp300.000. Selain itu, dalam kondisi pembatalan penerbangan (kategori 6), maskapai wajib mengalihkan penumpang ke penerbangan berikutnya atau mengembalikan seluruh biaya tiket (refund ticket).

    Kompensasi tersebut hanya diberikan apabila keterlambatan terjadi akibat faktor manajemen maskapai atau faktor non teknis operasional (NTO). Sementara itu, keterlambatan akibat faktor cuaca, gangguan teknis operasional, atau faktor lain di luar kendali maskapai tidak termasuk dalam kewajiban pemberian kompensasi.

    Permenhub PM 89/2015 juga mengatur bahwa maskapai harus melakukan pengumuman resmi atas keterlambatan dan menjelaskan penyebabnya kepada penumpang. Jika keterlambatan sudah melewati 4 jam, penumpang diberikan hak untuk memilih pengembalian seluruh biaya tiket atau pengalihan penerbangan tanpa tambahan biaya.

    Sesuai ketentuan yang berlaku, kompensasi harus diberikan secara langsung tanpa harus diminta oleh penumpang. Kewajiban ini bertujuan untuk memberikan perlindungan konsumen, meningkatkan pelayanan maskapai, serta menjaga kepercayaan masyarakat terhadap transportasi udara nasional.

  • Kinerja Manufaktur Kian Suram Imbas Tarif Trump? Ini Saran Ekonom

    Kinerja Manufaktur Kian Suram Imbas Tarif Trump? Ini Saran Ekonom

    Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengingatkan pemerintah perlu mewaspadai pelambatan pertumbuhan lapangan usaha industri yang terjadi sejak 2023. Apalagi, ada potensi semakin tertekan oleh kebijakan Trump. 

    Selain itu, tidak sedikit industri yang telah mengambil langkah efisiensi biaya produksi dan logistik. Sayangnya hal tersebut tidak cukup bahkan sebagian sudah melakukan efisiensi tenaga kerja alias pemutusan hubungan kerja (PHK). 

    Bhima mengkhawatirkan hal tersebut akan berdampak pada berlanjutnya penurunan daya beli dan mempersempit pengalihan pasar ekspor yang terimbas perang dagang ke pasar domestik. 

    “Di satu sisi persaingan dengan impor barang jadi makin ketat. Solusinya adalah mempercepat realisasi investasi di sektor padat karya terutama pakaian jadi, tekstil, dan furnitur,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (27/4/2025). 

    Bhima menuturkan bahwa Prompt Manufacturing Index Bank Indonesia (PMI BI) memang memberikan sinyal adanya perlambatan kinerja pada sektor tesktil dan furnitur pada kuartal I/2025 maupun kuartal II/2025, 

    Bank Dunia atau World Bank dalam laporan Macro Poverty Outlook (MPO) for East Asia and Pacific edisi April 2025 meramalkan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sektor industri hanya mencapai 3,8% pada 2025, lebih rendah dari estimasi 2024 yang sebesar 5,2%. 

    Di mana ketidakpastian kebijakan perdagangan, melemahnya harga komoditas, dan ketidakpastian kebijakan dalam negeri dapat menjadi tantangan bagi pertumbuhan

    Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), Laju Pertumbuhan PDB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha, yakni Industri tumbuh 4,43% pada 2024 (angka sangat sementara). Lebih rendah dari 4,64% pada 2023, maupun 4,89% pada 2022.

    Pemerintah sendiri mencanangkan target pertumbuhan industri manufaktur nasional sebagai motor penggerak ekonomi sebesar 7,29% untuk tahun ini. Artinya, terdapat gap 3,49% terhadap proyeksi lembaga internasional. 

    Untuk itu, Bhima meminta pemerintah agar membantu sektor industri dengan mencegah masuknya barang impor yang memiliki substitusi lokal. 

    Pencegahan tersebut salah satunya dengan merevisi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 8/2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor. 

    Sementara langkah insentif bagi industri berupa diskon tarif listrik dan pajak dapat diberikan untuk meringankan input produksi. Misalnya, perluasan kategori Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 karyawan Ditanggung Pemerintah (DTP) diperluas ke berbagai sektor.

    Saat ini, insentif PPh tersebut hanya diberikan kepada karyawan dengan penghasilan maksimal Rp10 juta dan bekerja di sektor padat karya. 

    Bukan hanya soal PHK dan daya beli, Peneliti Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus turut mengkhawatirkan penurunan ekspor produk dari hasil hilirisasi.  

    Bagi fiskal negara, penerimaan pajak dari industri juga terancam menurun akibat lesunya produksi. Di samping daya beli, akses dan kepastian pasar yang penting diperlukan industri ini juga sedang tertekan. 

    Heri melihat faktor-faktor lain seperti input produksi industri turut dalam kondisi yang kurang kompetitif, termasuk biaya energi, logistik, dan perpajakan.

    “Berbagai faktor pendukung yg memengaruhi industri sedang dalam kondisi yang kurang mendukung,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (27/4/2025)

  • Pengusaha Konveksi RI Cari Pasar Ekspor Baru Imbas Perang Dagang

    Pengusaha Konveksi RI Cari Pasar Ekspor Baru Imbas Perang Dagang

    Bisnis.com, JAKARTA — Ikatan Pengusaha Konveksi Berkarya (IPKB) masih terus mengantisipasi risiko pelemahan industri jelang pemberlakuan tarif tinggi ekspor ke Amerika Serikat (AS) berlaku. Salah satunya yakni mencari pengalihan pasar baru, meskipun hal ini juga tidak mudah. 

    Ketua Umum IPKB Nandi Herdiaman mengatakan para pelaku industri saat ini sangat berhati-hati menghadapi perang dagang yang terjadi. Pasalnya, utilitas produksi industri tekstil hingga ke hilir sudah di level 50%. 

    “Sudah semestinya pemerintah mencari peluang kerja sama dengan negara-negara lain contoh ke Afrika dan negara-negara Timur Tengah,” kata Nandi kepada Bisnis, Selasa (22/4/2025). 

    Nandi pun menilai dalam kondisi seperti ini pemerintah harus segera mengambil langkah preventif, utamanya terkait perlindungan market dalam negeri, serta pengalihan pasar ekspor. 

    Tidak hanya itu, pihaknya juga berharap pemerintah harus terus mendorong pelaku usaha selain insentif perizinan juga harus dipermudah. Apalagi, stimulus untuk mendukung ekspor IKM. 

    “Namun, jujur saja kami para pelaku usaha lokal asal tidak merasa khawatir dengan perang dagang Amerika dan China,” imbuhnya. 

    Nandi menyebut, ketakutan utama pelaku usaha IKM saat ini yakni risiko Indonesia menjadi tujuan pasar bagi negara-negara yang juga dikenakan tarif tinggi oleh Amerika Serikat. 

    “Yang ditakutkan selama ini Indonesia menjadi negara pasar kaya Afrika yang akhirnya  indurti lokal seperti kami yang padat karya pada mati, pasti akan memgakibatkan banyakanya penganguran,” pungkasnya. 

    Untuk diketahui, sebanyak 25% pelaku usaha sudah melakukan ekspor ke AS dalam beberapa waktu terakhir.

    “Bisa terjadi dua-duanya [ekspor turun atau tidak lagi ekspor] mengingat selain biaya produksi membengkak dengan adanya pajak naik ditambah tarif masuk Amerika 32% berat bagi pelaku usaha,” ujarnya.  

    Bagi pelaku usaha industri hilir, terlebih industri kecil dan menengah, kebijakan tarif tinggi ke AS disebut sangat membebani usaha mereka yang saat ini pun masih berusaha bertahan. 

  • Apindo Beri Masukan ke Pemerintah soal Pembentukan Satgas PHK

    Apindo Beri Masukan ke Pemerintah soal Pembentukan Satgas PHK

    Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mewanti-wanti pembentukan satuan tugas (satgas) pemutusan hubungan kerja (PHK) harus seiring dengan pembenahan polemik dasar dunia usaha yang terjadi saat ini.

    Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Apindo, Hariyadi Sukamdani mengatakan keputusan perusahaan untuk melakukan PHK merupakan bagian dari upaya untuk mempertahankan kelangsungan usaha yang tengah tertekan. Artinya, pemerintah perlu melihat juga dari sisi permasalahan yang dihadapi perusahaan.

    “Kalau masalah PHK itu adalah masalah yang sifatnya itu terkait dengan kelangsungan usaha. Kalau mereka [pengusaha] harus melakukan efisiensi dan sebagainya, pemerintah nggak bisa intervensi gitu kan,” kata Hariyadi kepada Bisnis, dikutip Minggu (27/4/2025). 

    Hariyadi yang juga merupakan mantan Ketua Umum Apindo (2014-2023) ini mengatakan peran Satgas PHK bukan mengintervensi atau mengimbau perusahaan agar tidak melakukan PHK, tapi melihat secara gambaran luas alasan di balik efisiensi tersebut. 

    Ada banyak pertimbangan suatu perusahaan melakukan PHK, misalnya di tengah perang dagang yang terjadi saat ini, sulit bagi pelaku usaha untuk mendapatkan pasar ekspor. Sementara, pasar domestik tertekan daya beli yang lemah dan banjir impor ilegal. 

    Tak hanya di sektor industri atau manufaktur, dia menuturkan sektor jasa dan perhotelan juga mengalami kondisi tekanan serupa. Sebagai Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), dia memberikan gambaran kondisi lemahnya tingkat kunjungan hotel saat ini. 

    Penyebab melemahnya okupansi atau tingkat kunjungan hotel saat ini yakni dampak dari pemangkasan anggaran pemerintah yang membuat salah satu sumber pergerakan menurun di sektor tersebut. 

    “Dengan adanya pemotongan anggaran pemerintah, sektor hotel ngedrop okupansinya, kalau ngedrop kan otomatis dia akan melakukan efisiensi, padahal itu jadi efek daripada pemotongan anggaran pemerintah. Tidak hanya pemerintah aja gitu loh, BUMN, swastanya pun ikut pangkas juga,” jelasnya. 

    Dalam kondisi ini, dia pun meminta pemerintah untuk lebih jeli dan melihat penyebab pasti biang kerok PHK yang banyak terjadi di berbagai sektor saat ini. Kehadiran satgas PHK juga diharapkan tak hanya memonitor besaran jumlah pekerja terdampak, melainkan pengentasan tekanan dunia usaha. 

    “Jadi bukan cuma bikin sekedar Satgas, cuma monitor doang, esensinya di sana,” pungkasnya. 

    Sebagai informasi, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) mencatat kasus pemutusan hubungan kerja (PHK) di Indonesia sepanjang 2024 mencapai 77.965 tenaga kerja. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 20,2% dibanding 2023 yang tercatat mencapai 64.855 tenaga kerja. 

    Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli mengatakan, pemerintah masih mempersiapkan draft pembentukan Satuan Tugas Pemutusan Hubungan Kerja atau Satgas PHK. 

    Yassierli menyampaikan, Satgas PHK nantinya akan melibatkan pemerintah, perwakilan serikat pekerja, pengusaha, dan akademisi, sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto. 

    “Kita masih menyiapkan draft-nya sebenarnya, draft bersama, kira-kira nanti lingkup dari Satgas-nya apa,” kata Yassierli kepada wartawan di Kantor Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Senin (21/4/2025). 

    Meski belum bisa menjabarkan lebih jauh poin-poin apa saja yang bakal diatur dalam dokumen pembentukan Satgas PHK, Yassierli menyebut bahwa Satgas PHK nantinya tidak hanya terbatas pada mitigasi PHK.

  • Pengelola Ruang Laut Wajib Lapor Tiap Tahun, KKP: Denda Rp5 Juta/Hari jika Telat

    Pengelola Ruang Laut Wajib Lapor Tiap Tahun, KKP: Denda Rp5 Juta/Hari jika Telat

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengimbau pemegang dokumen Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut (KKPRL) untuk menjalankan kewajibannya menyerahkan laporan tahunan kepada Menteri Kelautan dan Perikanan cq. Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut.

    Staf Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Hubungan Masyarakat dan Komunikasi Publik Doni Ismanto Darwin menyatakan KKP bakal mengenakan sanksi tegas bagi pemegang KKPRL yang tidak menaati aturan wajib lapor tiap tahun.

    Dia menuturkan, KKP bakal mengenakan sanksi administratif sebesar Rp5 juta per hari kepada pemegang KKPRL yang mengabaikan kewajiban tersebut.

    Doni menjelaskan pengiriman laporan merupakan salah satu kewajiban bagi pemegang dokumen KKPRL. Hal itu telah diatur sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (Permen KP) No.28/2021 tentang Penyelenggaran Penataan Ruang Laut.

    “Kami sudah selalu mengimbau bahwa ada sanksi bagi yang telat apalagi tidak menyerahkan laporan,” kata Doni dalam keterangannya, Minggu (27/4/2025).

    Pengawasan penataan ruang laut yang mengatur sanksi terhadap Pemegang KKPRL yang tidak memenuhi kewajiban tersebut tercantum dalam Permen KP No.31/2021 tentang Pengenaan Sanksi Administratif di Bidang Kelautan dan Perikanan.

    Lebih lanjut, Doni mengungkap bahwa laporan tahunan ini meliputi kemajuan dalam memperoleh Persetujuan Lingkungan dan Perizinan Berusaha, serta realisasi luas perairan dan pemanfaatannya dalam hal Perizinan Berusaha yang telah diterbitkan.

    “Laporan tahunan ini untuk melihat komitmen dari pemegang KKPRL terhadap kewajiban dalam pemanfaatan ruang laut, salah satunya dalam pengelolaan lingkungan dan tanggungjawab sosial ekonomi bagi masyarakat pesisir,” tuturnya.

    Sejak lima tahun terakhir, KKP telah menerbitkan 2.530 dokumen KKPRL. Dari total tersebut, 17 dokumen diantaranya tidak lagi berlaku lantaran telah dibatalkan atau dicabut sehingga pemegang tak perlu lagi melaporkan laporan tahunan.

    Merujuk data Ditjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) KKP, sekitar 739 pemegang dokumen KKPRL yang belum maupun terlambat menyerahkan laporan tahunan.

    Untuk diketahui, penyampaian laporan tahunan dilakukan setiap tahun. Pelaporan tidak boleh melebihi tanggal diterbitkannya dokumen KKPRL. Misalnya, dokumen KKPRL milik Vino terbit pada 24 Agustus 2023. Itu artinya, laporan tahunan wajib diserahkan maksimal 23 Agustus setiap tahunnya.

    Direktur Pengendalian Pemanfaatan Ruang Laut Direktorat Jenderal Penataan Ruang Laut KKP Fajar Kurniawan menambahkan, penyerahan laporan tahunan akan memberi kepastian hukum atas kegiatan usaha yang dilakukan di ruang laut.

    Merujuk Permen KP No.28/2021, masa berlaku dokumen KKPRL hanya 2 tahun jika tidak ada tindak lanjutnya dalam bentuk usaha. Untuk masa berlaku perizinan berusaha bervariasi, bisa mencapai 20 tahun sesuai dengan jenis-jenis kegiatan usahanya.

    Sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No.5/2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko, KKPRL merupakan persyaratan dasar untuk mengurus perizinan perizinan berusaha yang pengajuannya wajib melalui sistem Online Single Submission (OSS).

    “Jadi kalau perizinan berusaha sudah ada maka masa berlaku KKPRL yang tadinya hanya dua tahun, menyesuaikan masa berlaku perizinan berusahanya. Tapi kalau kami tidak terinfo bahwa izin usaha atas pemanfaatan ruang laut ini telah terbit, ya kami menganggap masa berlakunya hanya 2 tahun,” tuturnya. 

  • Ekspor Beras Thailand Diramal Anjlok Buntut RI Setop Impor

    Ekspor Beras Thailand Diramal Anjlok Buntut RI Setop Impor

    Bisnis.com, JAKARTA — Ekspor beras dari Thailand diperkirakan mengalami penurunan pada tahun ini dibanding tahun sebelumnya. Hal ini salah satunya karena Indonesia memutuskan untuk mengurangi impor beras dari luar negeri.

    Dalam laporan Rice Outlook April 2025 yang dirilis oleh Departemen Pertanian Amerika Serikat (United States Department of Agriculture/USDA), kinerja ekspor beras Negeri Gajah Putih diproyeksi turun 29,2% (Year-on-Year/YoY) dibanding tahun sebelumnya.

    “Penurunan ini berdasarkan pada laju penjualan yang lebih lambat dari perkiraan hingga Februari, dengan hanya 1,2 juta ton yang dikirim,” tulis USDA dalam laporan itu, dikutip Minggu (27/4/2025).

    USDA mengungkapkan penjualan beras dari Thailand ke Indonesia menurun, lantaran Indonesia secara signifikan mengurangi pembelian beras dari negara ini. Selain itu, USDA menyebut bahwa Thailand saat ini merupakan eksportir Asia dengan harga tertinggi. 

    Melalui laporannya, lembaga tersebut memperkirakan impor beras oleh Indonesia turun hampir 3,9 juta ton tahun ini, menjadi 800.000 ton karena peningkatan produksi yang besar dan substansial.

    USDA dalam laporannya juga merevisi proyeksi stok akhir beras untuk Indonesia. Lembaga itu mengatakan, stok akhir Indonesia mengalami kenaikan paling tajam yakni sebesar 0,6 juta ton menjadi hampir 5 juta ton. 

    USDA menuturkan, dengan luas panen 11,4 juta hektare, luas panen naik 200.000 hektar dari estimasi sebelumnya dan hampir 4% lebih besar dari tahun sebelumnya. Perluasan wilayah di dorong oleh curah hujan yang baik di awal 2025.

    Di sisi lain, menurunnya pembelian beras dalam jumlah besar dari Indonesia juga telah memengaruhi harga beras dari negara lumbung beras tersebut.

    Lembaga itu mencatat adanya penurunan harga beras, bahkan menyentuh level terendah sejak Desember 2021.

    “Untuk minggu yang berakhir pada tanggal 8 April, harga untuk 100% Grade B Thailand turun 4,5% menjadi $406 per ton, terendah sejak Desember 2021,” jelas USDA.

    Selain menurunnya pembelian beras oleh Indonesia, pasokan besar dari panen tanaman pada musim utama serta meningkatnya ekspor dari India juga menjadi penyebab turunnya harga beras Thailand.

  • Jokowi Beberkan Pesan Prabowo Saat Pemakaman Paus Fransiskus

    Jokowi Beberkan Pesan Prabowo Saat Pemakaman Paus Fransiskus

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) mengungkap pesan khusus Presiden Prabowo Subianto saat menghadiri pemakaman pemimpin Gereja Katolik, Paus Fransiskus di Lapangan Santo Petrus, Vatikan.

    Mengutip unggahan Instagram @jokowi pada Minggu (27/4/2025), sebagai utusan khusus Presiden RI Prabowo Subianto untuk ke pemakaman Paus Farnsiskus di Vatikan, Jokowi juga ditemani oleh Menteri HAM Natalius Pigai, Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, dan Ignasius Jonan.

    Dalam momen tersebut Jokowi bersama para utusan khusus lainnya mengenakan setelan jas hitam lengkap dengan peci hitam. Mereka juga mendoakan Paus Fransiskus langsung di depan peti jenazahnya.

    “Kami ingin menyampaikan ucapan duka cita yang mendalam atas wafatnya yang teramat suci Paus Fansiskus dan menyampaikan pesan dari Presiden Prabowo Subianto, serta seluruh umat katolik yang menghadiri pemakaman di Vatikan karena kita kehilangan seorang panutan yang memberikan warisan kecintaan atas perdamaian dunia,” kata Jokowi.

    Selain warisan itu lanjutnya, juga kehilangan seorang panutan yang memiliki kerendahan hati yang ditunjukkan Paus Fransiskus untuk seluruh bangsa di dunia ini.

    “Kami semua berdoa agar yang teramat suci Paus Fransiskus beristirahat dalam damai abadi, semoga jiwanya diterima di pangkuan Tuhan Yang Maha Kasih, Amin, terima kasih,” pungkasnya.

    Sebelumnya, Jokowi telah tiba di Vatikan pada Jumat (24/4/2025) waktu setempat. Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengatakan bahwa kehadiran Jokowi dalam kapasitasnya sebagai utusan khusus Indonesia juga membawa misi penting yakni menyampaikan surat pribadi dari Presiden Prabowo Subianto kepada Pemerintah Vatikan. 

    “Utusan-utusan khusus dari Bapak Presiden Prabowo untuk menghadiri pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan, berdasarkan informasi tadi malam, semua sudah berangkat dan berdasarkan perhitungan waktu, beliau-beliau sudah sampai di Roma,” ujarnya kepada wartawan melalui pesan teks, Jumat (25/4/2025).

  • Teknologi AI Mampu Optimalkan Industri Keuangan

    Teknologi AI Mampu Optimalkan Industri Keuangan

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemanfaatan kecerdasan buatan atau AI di industri keuangan dan investasi berpotensi menciptakan produk yang adaptif, efisien, serta mampu meningkatkan transparansi dan kecepatan pengambilan keputusan.

    Presiden CFA Society Indonesia, Pahala N. Mansury mengatakan kecerdasan buatan mampu mengubah lanskap industri keuangan dari berbagai perspektif.

    Dia menyebutkan perubahan mencakup mulai dari investasi berbasis AI hingga dampaknya terhadap profesi dan karier finansial di masa depan.

    “Studi kasus sukses implementasi AI di berbagai institusi menjadi bukti nyata bahwa kecerdasan buatan bukan lagi sekadar jargon, melainkan instrumen strategis untuk menjawab tantangan pasar yang semakin kompleks,” kata Pahala dalam keterangannya, Minggu (27/4/2025).

    Menurutnya, AI bukan untuk menggantikan manusia, tetapi untuk mengoptimalkan peran strategis sumber daya manusia dalam pengambilan keputusan dan relasi dengan klien.

    Dia berpendapat kolaborasi antarpemangku kepentingan seperti regulator, akademisi, dan praktisi ditekankan sebagai kunci dalam menghadirkan inovasi yang inklusif dan berkelanjutan.

    Dia menuturkan CFA Society Indonesia akan menggelar konferensi bertajuk 2nd Investment Conference dengan tema “The New Frontier: Winning in Finance & Investment in the Age of Artificial Intelligence” pada 29 April 2025 di Jakarta.

    Tak hanya membahas peluang, lanjutnya, panel ini juga mengangkat pentingnya etika dan tata kelola AI (AI governance), mengingat penetrasi teknologi ini harus berjalan seiringan dengan akuntabilitas dan perlindungan konsumen.

    Pahala menuturkan para pembicara akan menyoroti urgensi peningkatan kompetensi digital bagi profesional keuangan, serta pentingnya beradaptasi terhadap perubahan pola kerja berbasis teknologi.

    Panel pertama akan bertajuk “AI-Powered Investing: How AI is Revolutionizing the Investment Industry”. Sesi kedua bertajuk “The Future of Work: Redefining Finance & Investment Careers with AI” akan menarik perhatian peserta yang didominasi oleh kalangan profesional dan akademisi.

  • Perum Bulog Serap 1,5 Juta Ton Setara Beras hingga April 2025

    Perum Bulog Serap 1,5 Juta Ton Setara Beras hingga April 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Perum Bulog tercatat telah menyerap 1,5 juta ton setara beras dari petani lokal hingga April 2025. Realisasi ini merupakan bagian dari penugasan penyerapan 3 juta ton setara beras tahun ini.

    Hal tersebut diungkapkan Perum Bulog melalui platform Instagram resminya @perum.bulog. “Hingga April 2025, Perum Bulog telah menyerap 1,5 juta ton setara beras dari petani di seluruh Indonesia,” tulis Perum Bulog, dikutip Minggu (27/4/2025).

    Perusahaan menyebut bahwa realisasi tersebut bukan sekadar angka, tetapi wujud nyata keberpihakannya kepada petani. Dalam hal ini, Perum Bulog membeli gabah kering panen (GKP) sesuai harga pembelian pemerintah (HPP) yakni sebesar Rp6.500 per kilogram (kg).

    Pekan lalu, Perum Bulog melaporkan telah menyerap sekitar 1 juta ton setara beras. 

    Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Arwakhudin Widiarso mengatakan strategi yang ditempuh perusahaan untuk melaksanakan penugasan itu mencakup pembentukan tim jemput gabah yang tuurn langsung ke sawah dan melakukan penyerapan langsung GKP.

    Perum Bulog juga bekerja sama dengan penggilingan padi, baik skala besar maupun kecil, untuk dapat melakukan penyerapan beras secara langsung maupun kerja sama dalam pengolahan GKP.

    Selain itu, pihaknya juga dibantu oleh Dinas Pertanian setempat, penyuluh pertanian, hingga TNI dan Babinsa untuk terus berkoordinasi dalam melakukan pemantauan titik panen. Koordinasi ini diharapkan dapat membuat kegiatan penyerapan gabah/beras lebih optimal di masing-masing wilayah.

    “Dengan sudah terserapnya gabah beras tahun ini sebanyak 1 juta ton secara beras atau lebih, ini makin memperkuat stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP),” kata Arwakhudin dalam keterangannya, Senin (14/4/2025).

    Adapun hingga 14 April 2025, Arwakhudin mengungkap stok beras yang dikelola Bulog mencapai 2,5 juta ton. Kondisi ini bahkan membuat gudang Bulog di beberapa daerah sudah tidak mampu menampung stok yang ada, sehingga perusahaan dan pemangku kepentingan terkait bekerja sama menyewa unit gudang.

    “Dalam momentum musim panen raya ini kami akan terus mengoptimalkan penyerapan gabah beras sebanyak mungkin sesuai dengan penugasan dari pemerintah,” pungkasnya.