Author: Bisnis.com

  • Prabowo Semeja dengan Try Sutrisno di Halalbihalal Purnawirawan TNI AD 3 jam yang lalu

    Prabowo Semeja dengan Try Sutrisno di Halalbihalal Purnawirawan TNI AD

    3 jam yang lalu

  • ESDM Klaim Harga B40 Diterima Industri, Penyaluran Tembus 4,3 Juta KL April 2025 3 jam yang lalu

    ESDM Klaim Harga B40 Diterima Industri, Penyaluran Tembus 4,3 Juta KL April 2025

    3 jam yang lalu

  • Gaming 3 jam yang lalu 15 Kode Redeem FF Baru dan Valid Hari Ini, Selasa 6 Mei 2025

    Gaming

    3 jam yang lalu

    15 Kode Redeem FF Baru dan Valid Hari Ini, Selasa 6 Mei 2025

  • Ekonomi Melambat, Suku Bunga Acuan BI Rate Perlu Dipangkas?

    Ekonomi Melambat, Suku Bunga Acuan BI Rate Perlu Dipangkas?

    Bisnis.com, JAKARTA — Ekonomi RI yang tumbuh melambat pada awal tahun membutuhkan dorongan, tidak terkecuali dari pelonggaran kebijakan moneter alias suku bunga. Bank Indonesia telah menahan BI Rate sebesar 5,75% dalam tiga bulan terakhir.

    Ekonomi Indonesia diprediksikan masih akan melaju lambat pada sisa tahun ini dan sulit mencapai 5%, apalagi pertumbuhan ekonomi 5,2% sesuai harapan pemerintah. 

    Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah Redjalam menilai ekonomi Indonesia masih dapat dipacu, tetapi dengan syarat adanya kebijakan moneter yang lebih longgar. Menurutnya, pemerintah maupun bank sentral perlu melakukan perubahan kebijakan yang cukup mendasar yang mampu mengembalikan daya beli dan tingkat konsumsi masyarakat. 

    “Tidak hanya sekedar menurunkan suku bunga, tetapi operasi moneter yang juga lebih ekspansif untuk mendorong bank-bank menyalurkan kredit,” ujarnya, dikutip pada Selasa (6/5/2025). 

    Adapun, Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk. (BNLI) Josua Pardede melihat kekhawatiran yang meningkat tentang pertumbuhan yang melambat dapat membuka ruang untuk pelonggaran moneter. Meski demikian, lagi-lagi tetap menanti kondisi global. 

    “Jika ketidakpastian global berkurang dan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed menguat, Bank Indonesia dapat menurunkan suku bunga BI hingga 50 basis poin sepanjang sisa tahun ini,” ujarnya, Selasa (6/5/2025). 

    Sementara The Fed pun belum memberikan sinyal pemangkasan. Para pejabat The Fed cenderung mempertahankan suku bunga—meski Trump mendorong pemangkasan—dalam pertemuan Rabu dan Kamis (6—7 Mei 2025). 

    Senada, Peneliti Pusat Makroekonomi dan Keuangan Institute of Development on Economics and Finance (Indef) Abdul Manap Pulungan belum melihat Bank Indonesia akan memangkas suku bunga acuan pada bulan ini, sekalipun rupiah sudah menunjukkan penguatan. 

    Saat ini, kebijakan pro pertumbuhan dari BI terus dilakukan melalui insentif kebijakan likuiditas makroprudensial (KLM) ketimbang pemangkasan suku bunga. 

    “Mungkin BI baru akan mengoreksi itu [memangkas BI Rate] ketika The Fed memberikan sinyal penurunan suku bunga,” ujarnya dalam Diskusi Publik: Ekonomi Melambat, Pertanda Gawat?, Selasa (6/5/2025). 

    Abdul Manap menyampaikan sekali pun suku bunga sudah dipangkas, pertumbuhan ekonomi hanya dapat terpacu jika suku bunga bunga kredit segera turun.

    Sayangnya, kebijakan pemangkasan pada Januari lalu tak kunjung memberikan efek penurunan suku bunga kredit sehingga ekonomi tertahan dan sulit naik lebih tinggi.

    Arah Pemangkasan BI Rate 

    Melansir dari Bloomberg, Selasa (6/5/2025), Bank Indonesia diperkirakan akan melanjutkan pelonggaran moneter setelah mempertahankan suku bunganya tidak berubah selama tiga pertemuan berturut-turut, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah-tengah kenaikan tarif dan ketidakpastian kebijakan perdagangan.

    Para ekonom memperkirakan penurunan seperempat poin pada suku bunga acuan Bank Indonesia menjadi 5,5% di akhir kuartal kedua, menurut survei Bloomberg terbaru. Mereka melihat penurunan lebih lanjut sebesar 25 basis poin di kuartal ketiga, yang akan membawa suku bunga acuan menjadi 5,25% di akhir tahun.

    Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso menyebutkan saat ini arah kebijakan BI Rate masih belum berubah, yakni tetap fokus menstabilkan rupiah. 

    Arah terbaru nantinya akan didiskusikan dalam Rapat Dewan Gubernur BI pada 20—21 Mei 2025 mendatang. 

    Sebelumnya Gubernur BI Perry Warjiyo menekankan pihaknya terus mencermati ruang penurunan suku bunga. 

    Perry meyakini inflasi yang rendah selama kuartal I/2025, termasuk inflasi inti sebesar 2,5% (year on year/YoY), akan semakin membuka ruang bagi penurunan BI Rate lebih lanjut.

    “Dalam jangka pendek prioritas kami adalah stabilitas rupiah, tetapi setelah stabilitas terjaga, ruang penurunan suku bunga itu semakin terbuka dan itulah waktu-waktu untuk menentukan kebijakan suku bunga lebih lanjut,” ujarnya dalam konferensi pers bulan lalu. 

  • ESDM Wajibkan 7 Perusahaan Garap Hilirisasi Batu Bara, Ini Daftarnya

    ESDM Wajibkan 7 Perusahaan Garap Hilirisasi Batu Bara, Ini Daftarnya

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan tujuh perusahaan pemegang Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu bara (PKP2B) wajib melakukan hilirisasi.

    Dirjen Mineral dan Batu bara (Minerba) Kementerian ESDM, Tri Winarno mengatakan, hal itu sudah menjadi perhatian khusus meski terdapat sejumlah kendala.

    “Ini masih mengalami beberapa kendala, masih ada diskusi yang perlu. Tetapi, ini sudah jadi atensi,” kata Tri dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi XII DPR RI, Selasa (6/5/2025).

    Dia merinci ketujuh perusahaan itu adalah PT Arutmin Indonesia, PT kaltim Prima Coal, PT Adaro Indonesia, PT Kideco Jaya Agung, PT Multi Harapan Utama, PT Tanito Harum, dan PT Berau Coal.

    Lebih terperinci, PT Arutmin Indonesia akan memproduksi produk hilir berupa metanol dan amonia dengan kapasitas input batu bara 6 juta ton per tahun dari Blok Sarongga. Adapun rencana investasi perusahaan mencapai US$2,7 miliar. 

    Sementara, untuk kapasitas output produk ditargetkan mencapai 2,95 juta ton per tahun

    Lalu, PT kaltim Prima Coal akan memproduksi metanol dengan kapasitas input batu bara 6,5 juta ton per tahun. Nilai dari investasi proyek tersebut mencapai US$2,1 miliar. Adapun kapasitas output produksi ditargetkan mencapai 1,8 juta ton per tahun.

    Kemudian, PT Adaro Indonesia akan memproduksi metanol dan DME dengan kapasitas input batu bara mencapai 6,75 juta ton per tahun dari Pit Wara 1 dan Pit Wara 2. 

    Nilai investasi untuk proyek metanol dan DME itu masing-masing mencapai US$2,61 miliar dan US$2,83 miliar. Adapun kapasitas output produksi ditargetkan mencapai 2 juta ton per tahun untuk metanol dan 1,34 juta ton per tahun untuk DME.

    Selanjutnya, PT Kideco Jaya Agung akan memproduksi amonia dan urea. Adapun kapasitas input batu bara mencapai 566.062 ton per tahun. 

    Nilai investasi dari proyek ini mencapai US$244,23 juta. Sementara, kapasitas output produknya mencapai 100.000 ton untuk amonia per tahun dan 172.000 ton untuk urea per tahun

    Berikutnya, PT Multi Harapan Utama akan memproduksi semikokas dengan kapasita input batu bara sebanyak 1 juta ton per tahun dari Pit Belumpur dan Pit South Sentuk, Blok Gitan. 

    Nilai investasi dari proyek ini mencapai US$81,3 juta. Adaoun kapasitas output produk mencapai 552.000 ton per tahun untuk semikokas.

    Sementara itu, PT Tanito Harum akan memproduksi semikokas dengan kapasitas input batu bara sebesar 300.000 ton per tahun dari Blok Sukodadi. Nilai investasi dari proyek ini mencapai US$42,23 juta. Sementara kapasitas output produk mencapai 150.000 ton per tahun.

    Lalu, PT Berau Coal akan memproduksi metanol dengan kapasitas input batu bara 3,49 juta ton per tahun dari Blok Bunungan 10. 

    Adapun nilai investasi proyek ini mencapai US$774,8 juta. Sementara kapasitas output produk mencapai 940.000 ton per tahun.

  • Swasembada Pangan, Gibran Bagikan 10 Traktor dan Mesin Pompa ke Petani

    Swasembada Pangan, Gibran Bagikan 10 Traktor dan Mesin Pompa ke Petani

    Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka memberi bantuan berupa 10 traktor tangan dan mesin pompa ke kelompok tani Desa Kolisia, Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).

    Gibran menjelaskan pemberian traktor dan mesin pompa itu dilakukan untuk percepat realisasi swasembada pangan seperti yang dijanjikan oleh Presiden Prabowo Subianto dalam memperkuat ketahanan pangan di Indonesia.

    Menurut Gibran, Desa Kolisia menjadi salah satu sentra pertanian padi di Kabupaten Sikka NTT karena memiliki lahan pertanian yang subur di area seluas 2.000 hektare.

    Selain itu, mayoritas petani di Desa Kolisia menanam varietas padi Empari 16 yang saat ini dikenal unggul dan tahan terhadap perubahan iklim.

    “Bantuan ini diharapkan dapat mengatasi masalah irigasi yang masih dihadapi, sekaligus meningkatkan efisiensi dan kapasitas produksi pertanian di wilayah tersebut,” tutur Gibran dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa (6/5).

    Selain itu, dia juga menyempatkan diri untuk berdiskusi dengan kelompok tani di Desa Kolisia. Diskusi itu dilakukan Gibran untuk menyerap aspirasi dan keluhan dari para petani serta ditindaklanjuti pemerintah

    “Kami dengar langsung aspirasi dari petani. Perbaikan irigasi dan ketersediaan pupuk akan kami prioritaskan agar produktivitas meningkat dan petani sejahtera,” katanya.

    Gibran menegaskan pemerintah akan terus berkomitmen memperkuat sektor pertanian, termasuk memastikan ketersediaan alat dan mesin pertanian, pupuk, dan irigasi yang memadai bagi para petani Indonesia.

    “Kami berharap produktivitas petani dapat meningkat signifikan, sekaligus mendukung upaya besar menuju kemandirian pangan di wilayah timur Indonesia, khususnya NTT,” ujarnya.

    Sebelumnya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyampaikan sektor pertanian telah meningkatkan produk domestik bruto (PDB) dan menekan angka kemiskinan di NTT.

    Maka dari itu, Kementerian Pertanian berkomitmen mendorong peningkatan produktivitas pertanian, khususnya di wilayah Sikka, melalui kemudahan akses terhadap sarana produksi seperti pupuk, serta penguatan infrastruktur irigasi yang berkelanjutan.

    “Ke depan kita akan dorong tingkat kemiskinan di NTT, tahun lalu itu 19%, kita akan tekan, kita akan bergerak bersama-sama. Ini atas arahan Bapak Presiden Republik Indonesia, [bahkan] Bapak Wakil Presiden kunjungan langsung ke tempat ini,” tuturnya.

    Menurut Amran, pemerintah akan terus mengecek langsung, apakah berbagai bantuan dalam sektor pertanian benar-benar sampai ke tingkat petani, terutama pupuk. 

    “Nah itu yang kita cek langsung ke lapangan, agar produksi bisa dipastikan untuk meningkat. Nanti kami langsung [koordinasikan], tadi telepon Bapak Menteri PU luar biasa, beliau luar biasa. Kami sangat berterima kasih pada Menteri PU, begitu cepat tanggap. Kami sampaikan tentang bendungan, irigasi airnya yang belum optimal. Beliau akan, tahun ini, akan perbaiki,” katanya.

  • Stok Beras Tembus 3,5 Juta Ton, Bulog Sewa Gudang BUMN-TNI

    Stok Beras Tembus 3,5 Juta Ton, Bulog Sewa Gudang BUMN-TNI

    Bisnis.com, JAKARTA — Perum Bulog menyatakan pihaknya menyewa gudang milik BUMN hingga TNI untuk menyimpan stok cadangan beras pemerintah yang melimpah. Langkah Bulog menyewa gudang juga untuk menampung gabah petani selama musim panen berlangsung.

    Sampai dengan 4 Mei 2025, stok beras di gudang Perum Bulog mencapai 3,5 juta ton beras, yang merupakan angka tertinggi sepanjang 57 tahun terakhir, atau sejak Perum Bulog berdiri pada 1967. Adapun, pemerintah meminta Bulog untuk menyimpan 4 juta ton beras pada 2025.

    Sekretaris Perusahaan Bulog Arwakhudin Widiarso mengatakan PT Bhanda Ghara Reksa yang merupakan perusahaan BUMN penyedia jasa logistik menjadi salah satu tempat yang disewa oleh Bulog untuk menyimpan stok beras.

    Pria yang akrab disapa Wiwiet itu merincikan, gudang yang disewa Bulog tersebar di beberapa provinsi produsen seperti Sulawesi Selatan, Aceh, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sumatra Selatan, dan seluruh Pulau Jawa.

    “Gudang kami sewa dari BUMN seperti BGR [PT Bhanda Ghara Reksa] dan swasta juga gudang milik para pengusaha penggilingan padi serta pinjam pakai milik TNI,” kata Wiwiet kepada Bisnis, Selasa (6/5/2025).

    Lebih lanjut, Wiwiet menuturkan saat ini Bulog telah menyewa gudang dengan kapasitas 1,1 juta ton untuk menampung gabah petani selama musim panen raya.

    Namun, dia menjelaskan bahwa gudang yang kapasitas 1,1 juta ton ini tidak semuanya disewa. “Tetapi Bulog juga memanfaatkan gudang milik mitra pengadaan tanpa sewa [pinjam pakai],” terangnya.

    Wiwiet juga menyebut hingga saat ini, Perum Bulog tidak membatasi anggaran untuk penyediaan gudang bagi penyerapan gabah petani.

    Adapun, perihal berapa besar anggaran yang harus dibayar oleh Bulog akan diketahui di akhir pemakaian.

    “Karena perhitungannya adalah dibayar berdasarkan kuantum penggunaan dan jangka waktu,” terangnya.

    Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan Bulog telah menyewa gudang sebanyak 1,1 juta ton untuk menyerap beras selama musim panen raya guna menampung produksi petani.

    Amran menuturkan produksi beras dalam negeri yang melonjak salah satunya disebabkan oleh proses intensifikasi dan ekstensifikasi.

    “Intensifikasi adalah IP [indeks pertanaman]-nya 1 menjadi 2, IP [dari] 2 bisa menjadi 3. Caranya adalah untuk Pulau Jawa pompanisasi, luar Jawa perbaikan irigasi, [sedangkan] Jawa dan luar Jawa seluruh Indonesia rehab irigasi,” kata Amran dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (5/5/2025).

    Selain itu, melimpahnya produksi beras dalam negeri juga lantaran adanya pemberian pupuk subsidi yang tepat waktu, tepat volume, dan tepat sasaran.

    Dengan demikian, lanjut Amran, proses intensifikasi akan membuat sebagian wilayah bisa mengalami musim tanam menjadi dua kali dari mulanya hanya satu kali.

    Sementara itu, Amran juga menuturkan realisasi pengadaan beras dalam negeri oleh Perum Bulog telah mencapai 1,88 juta ton setara beras pada 5 Mei 2025 pukul 10.41 WIB. Angkanya setara dengan 62,9%. Dia menyebut serapan beras yang diperoleh ini merupakan dalam negeri tanpa keran importasi.

    Dalam catatan Bisnis, Direktur Utama Perum Bulog Novi Helmy Prasetya sempat mengatakan saat ini ada beberapa gudang Bulog yang sudah penuh dengan stok pangan, terutama beras. 

    Namun, Novi menyatakan Bulog tetap menggandeng BUMN atau instansi lainnya yang bisa digunakan untuk mengamankan stok beras.

    Pasalnya, dia menjelaskan gudang yang digunakan tidak boleh sembarang dan harus memenuhi standar, lantaran komoditas ini sangat rentan terkena hama.

    “Bagi orang awam mungkin, ‘itu ada gudang kenapa gak ditaruh di situ’, tapi harus ada standarnya. Karena yang kita simpan itu nanti bapak-bapak kalau kunjungan kan ‘wah ini kenapa ada ini ada ini, Pak’,” kata Novi dalam Rapat Dengar Pendapat (RPD) dengan Komisi VI di Kompleks Senayan, DPR, Jakarta, Selasa (29/4/2025).

  • Terkuak! Ini Biang Kerok Pengembangan Industri Semikonduktor RI Tersendat

    Terkuak! Ini Biang Kerok Pengembangan Industri Semikonduktor RI Tersendat

    Bisnis.com, JAKARTA — Ekosistem industri chip atau semikonduktor di dalam negeri menghadapi sejumlah kendala yang menghambat pengembangannya. Lantas, apa saja kendalanya?

    Guru Besar FEB UI Telisa Aulia Falianty mengatakan pengembangan industri chip tidak hanya terkendala kebutuhan investasi besar. Kendala utamanya justru keandalan sumber daya manusia (SDM) atau tenaga ahli terampil yang masih minim untuk sektor tersebut.  

    Telisa menuturkan pengembangan industri chip harus segera dilakukan untuk jangka panjang. Apalagi, saat ini Indonesia masih cukup tertinggal dari negara tetangga seperti Malaysia dan Vietnam yang sudah mampu memproduksi sendiri. 

    “Tapi memang kita harus punya SDM-nya ya, kita masih cukup lemah dari sisi SDM, bagaimana penyiapan SDM-nya terus juga belajar teknologinya, patennya karena semikonduktor ini ada patennya,” kata Telisa kepada Bisnis, Selasa (6/5/2025). 

    Dalam hal ini, Telisa menilai Indonesia sudah tertinggal cukup jauh dibandingkan Malaysia dan Vietnam yang sudah lebih maju dalam pengembangan semikonduktornya. Padahal, industri chip juga menjadi bahan krusial untuk kemandirian industri nasional.

    Pasalnya, industri chip banyak digunakan oleh berbagai sektor seperti elektronik, telekomunikasi termasuk komputer, smartphone, otomotif, hingga penggunaan untuk robotic dan AI. 

    “Jadi sangat penting dan krusial semikonduktor ini sbg bagian dari global value chain (gvc),” tuturnya. 

    Oleh karena itu, Telisa menyebut, Indonesia harus segera berpartner dengan negara pengembang semikonduktor, tak hanya sebagai mitra investor atau pendanaan industri, melainkan mitra transfer teknologi dan pengembangan riset. 

    “Iya, tax insentif sangat penting dan iklim regulasi yang kondusif. Jadi dukungan awal APBN untuk menyiapkan SDM dan tax allowance,” ujarnya. 

    Untuk diketahui, dari RPJMN 2025-2029 dan Asta Cita terdapat rumusan dari Kementerian Investasi terkait sembilan sektor investasi prioritas, termasuk semikonduktor. 

    Pemerintah menilai semikonduktor di Indonesia berpeluang besar, karena bahan bakunya tersedia di tanah air, seperti silika, lembaga, bauksit, dan emas.

    Indonesia memiliki pasir kuarsa SiO2 dengan potensi 27 miliar ton dan cadangan 330 juta ton yang tersebar di 23 provinsi. Dari pasir kuarsa diolah menjadi silikon sebagai bahan utama chip semikonduktor. 

    Bahkan, semikonduktor sempat disebut sebagai merupakan minyak bumi baru dengan nilai pasar US$592 miliar. Kendati demikian SDM yang terbatas, teknologi, dan infrastruktur yang kurang memadai masih menjadi tantangan. 

    Senada, Direktur Komersial PT Hartono Istana Teknologi atau Polytron, Tekno Wibowo mengatakan pabrik chip di Indonesia belum dapat dibangun lantaran investor masih menunggu tenaga ahli yang mumpuni. 

    “Bukan hanya bahan baku, kalau cuma bahan baku berarti cuka pabrik, kenapa yang lainnya gak bikin pabrik di Indonesia? Kalau Indonesia bisa. Alasan utama kenapa pabrik chip itu nggak memilih Indonesia, nomor satu karena gak ada sumber dayanya, gak ada chip desainernya,” jelasnya. 

    Ketiadaan SDM terampil juga akan menjadi hambatan ketika terjadi masalah dalam penggunaan. Dia juga menegaskan bahwa tenaga kerja atau SDM asing akan sangat mahal jika dibawa untuk pengembangan dalam negeri. 

    Saat ini tengah berupaya untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang mampu mengembangkan industri semikonduktor nasional lewat kerja sama dengan Indonesia Chip Design Collaborative Center (ICDEC). 

    “Kalau kita disuruh membangun pabrik cip di Indonesia enggak sanggup, enggak ada yang sanggup, pemerintah aja enggak sanggup untuk bikin itu, duitnya itu bisa untuk bikin satu pabrik itu bisa US$20-US$30 miliar,” kata Tekno.

    Untuk itu, Polytron saat ini belum mengarah pada pembangunan industri semikonduktor, melainkan melakukan riset dan pengembangan SDM dengan tujuan pembangunan pabrik cip di Indonesia.

  • Rendang Buya, UMK Binaan Bukit Asam (PTBA) yang Bersiap Mendunia 2 jam yang lalu

    Rendang Buya, UMK Binaan Bukit Asam (PTBA) yang Bersiap Mendunia

    2 jam yang lalu

  • Telekomunikasi 3 jam yang lalu Internet Satelit Satria-1 Jangkau Desa Terpencil, Aceh hingga Papua

    Telekomunikasi

    3 jam yang lalu

    Internet Satelit Satria-1 Jangkau Desa Terpencil, Aceh hingga Papua