Author: Beritajatim.com

  • Pelaku Curanmor di Gresik Kepergok Warga, Jadi Sasaran Amukan Massa

    Pelaku Curanmor di Gresik Kepergok Warga, Jadi Sasaran Amukan Massa

    Gresik (beritajatim.com) – Kasus pencurian kendaraan bermotor (Curanmor) kembali mencuat di wilayah hukum Polres Gresik. Kali ini, aksi tersebut terjadi di Jalan Kapten Dulasim, Gresik.

    Seorang pelaku bernama Moh Arifin (28), warga Krian, Sidoarjo, menjadi bulan-bulanan massa setelah kepergok mencuri motor. Beruntung, polisi segera mengamankannya sebelum situasi semakin memburuk.

    Kejadian bermula saat Edy Yulianto (35), warga Kelurahan Sidorukun, Kecamatan Gresik, memarkir motor Suzuki Satria RU W 3282 DN miliknya di depan counter ponsel. Sayangnya, motor tersebut ditinggalkan dalam keadaan kunci masih menempel. Tak lama berselang, Edy dikejutkan dengan pemandangan motornya yang dibawa kabur oleh seseorang yang tidak dikenalnya.

    Tanpa berpikir panjang, Edy bersama temannya langsung melakukan pengejaran. Pelaku akhirnya berhasil dihentikan di perempatan Sentolang, Gresik. Warga yang geram tanpa dikomando langsung menghujani pelaku dengan pukulan bertubi-tubi.

    Meski sudah mengerang kesakitan, amukan massa tidak serta-merta mereda hingga akhirnya seorang warga melaporkan kejadian ini ke Polsek Kebomas.

    Petugas kepolisian segera datang ke lokasi dan membawa pelaku menggunakan mobil patroli dalam kondisi luka-luka. “Terduga pelaku sudah diamankan beserta barang bukti satu unit motor,” ujar Kapolsek Kebomas Kompol Abdul Rokib, Rabu (19/2/2025).

    Hasil pemeriksaan mengungkap bahwa pelaku beraksi seorang diri. Namun, pihak kepolisian tidak menutup kemungkinan adanya keterlibatan jaringan curanmor lainnya. “Kasus ini kami kembangkan lagi. Sebab, tidak menutup kemungkinan ada jaringan curanmor lain yang terlibat,” jelas Abdul Rokib. [dny/suf]

  • Warga Magetan Meninggal Akibat DBD, Keluarga Keluhkan Sulitnya Akses Perawatan

    Warga Magetan Meninggal Akibat DBD, Keluarga Keluhkan Sulitnya Akses Perawatan

    Magetan (beritajatim.com) – Suyanti (33) warga Lingkungan Jenglong, Kelurahan/Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan, meninggal dunia akibat demam berdarah dengue (DBD). Istri Sudarmono (37) itu diduga terlambat mendapatkan kamar perawatan hingga terkendala dalam proses penyembuhan.

    Suyanti awalnya mengalami gejala pusing dan nyeri sendi. Suaminya segera membawanya ke dokter praktik, tetapi kondisi tidak membaik. Pemeriksaan di Puskesmas Parang menunjukkan penurunan trombosit, sehingga ia disarankan untuk dirawat di RSUD dr. Sayidiman, Magetan.

    Namun, keterbatasan fasilitas menjadi kendala. “Saya sudah menunggu berjam-jam, tetapi tetap tidak ada kamar kosong,” ungkap Sudarmono, Rabu (19/2/2025).

    Karena kondisinya semakin memburuk, keluarga akhirnya merujuk Suyanti ke rumah sakit swasta di Ponorogo. Meski mendapat perawatan intensif, ia menghembuskan napas terakhir pada Selasa pagi (18/2/2025) pukul 09.30 WIB.

    “Kami tidak menyangka, hanya sakit tiga hari, tetapi istri saya meninggal. Selama ini dia sehat dan jarang sakit,” kata Sudarmono.

    Kepala Puskesmas Parang, dr. Afnie Febriana, mengonfirmasi bahwa Suyanti sempat diperiksa sebelum dirujuk ke rumah sakit.

    “Trombositnya turun dan kadar gula darahnya tinggi, sehingga kami rujuk. Sayangnya, kamar di RSUD penuh dan keluarga memilih rumah sakit swasta,” ujarnya.

    Data Puskesmas Parang menunjukkan bahwa sejak Januari hingga Februari 2025, terdapat enam kasus DBD di wilayah tersebut, dengan satu pasien meninggal dunia. Petugas kesehatan saat ini melakukan pelacakan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.

    Sementara itu, Kabid P2P Dinas Kesehatan Magetan, Suwantiyo, menyebut bahwa pihaknya masih menunggu hasil rekam medis dari rumah sakit tempat Suyanti dirawat. “Menurut laporan awal, pasien memiliki penyakit penyerta, yakni cairan di paru-paru dan kadar gula darah tinggi,” katanya.

    Sudarmono berharap kejadian ini menjadi perhatian pemerintah daerah hingga pusat. “Jangan sampai ada korban DBD lain yang meninggal dunia hanya karena sulit mendapatkan layanan kesehatan,” pintanya.

    Meninggalnya Suyanti meninggalkan duka bagi keluarganya, terutama bagi anaknya yang masih bersekolah di tingkat dasar. Kasus ini menjadi pengingat akan pentingnya pencegahan DBD serta peningkatan akses layanan kesehatan bagi masyarakat. [fiq/suf]

  • Takmir Masjid Darussalam Bojonegoro Didorong Segera Ajukan Proposal Perbaikan Menara Pasca Kebakaran

    Takmir Masjid Darussalam Bojonegoro Didorong Segera Ajukan Proposal Perbaikan Menara Pasca Kebakaran

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Takmir masjid diminta segera mengajukan proposal perbaikan. Hal itu menyusul terbakarnya menara Masjid Agung Darussalam Bojonegoro pada Rabu (19/2/2025) siang,

    Menara yang terletak di halaman depan masjid, tepatnya di Jalan Hasyim Asyari, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Menara  ini biasa digunakan sebagai tempat penyimpanan pengeras suara.

    Takmir Masjid Darussalam, Wasito menyatakan bahwa meskipun menara mengalami kerusakan akibat kebakaran, aktivitas ibadah jamaah tetap berjalan lancar tanpa gangguan.

    Menara tersebut lebih berfungsi sebagai penunjang estetika masjid dan tempat pengeras suara. “Bagian yang terbakar hanya casing-nya saja, sementara struktur beton menara masih utuh,” jelasnya.

    Struktur beton menara yang terlihat setelah kebakaran merupakan bagian lama, sedangkan lapisan luarnya yang terbuat dari aluminium dengan desain meliuk-liuk adalah hasil renovasi yang selesai pada tahun 2024. Menara ini memiliki ketinggian mencapai 23 meter.

    “Pak Pj (Penjabat) Bupati meminta saya, selaku Takmir, untuk segera mengajukan proposal perbaikan. Proposal ini nantinya akan ditujukan kepada Bupati baru, Setyo Wahono, dan kami akan segera menindaklanjutinya,” ujar H Wasito, yang juga merupakan pedagang gerabah di Pasar Kota Bojonegoro.

    Sementara itu, Pj Bupati Bojonegoro, Adriyanto, yang meninjau langsung lokasi kejadian, mengingatkan semua pihak agar lebih berhati-hati dalam penggunaan listrik.

    Ia juga menegaskan bahwa pemerintah kabupaten akan mendampingi pengurus Masjid Darussalam dalam proses komunikasi dengan Bupati Bojonegoro yang baru. “Pemerintah kabupaten akan membantu pengurus masjid agar perbaikan menara dapat segera dilakukan,” tegas Adriyanto.

    Sementara Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Keselamatan Kabupaten Bojonegoro, Siswoyo, menyatakan bahwa kebakaran diduga disebabkan oleh korsleting listrik.

    Namun, Tim Identifikasi Polres Bojonegoro masih melakukan penyelidikan di tempat kejadian perkara (TKP) untuk memastikan penyebab dan menghitung kerugian yang terjadi. “Diduga penyebabnya adalah korsleting listrik, namun kami masih menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut,” ungkap Siswoyo. [lus/suf]

  • Santri dan Hafiz Al-Qur’an Dapat Kuota Prioritas dalam Rekrutmen Polri 2025

    Santri dan Hafiz Al-Qur’an Dapat Kuota Prioritas dalam Rekrutmen Polri 2025

    Magetan (beritajatim.com) – Kepolisian Republik Indonesia (Polri) kembali membuka penerimaan anggota Polri untuk tahun anggaran 2025. Pada rekrutmen kali ini, santri pondok pesantren dan hafiz Al-Qur’an menjadi salah satu prioritas dalam seleksi.

    Kebijakan ini sejalan dengan arahan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, yang menegaskan bahwa jalur rekrutmen santri tetap menjadi program utama dalam penerimaan Polri. Menurutnya, pendidikan pesantren memberikan nilai tambah bagi calon anggota kepolisian, terutama dalam aspek karakter, moral, dan etika.

    Penerimaan Polri 2025 telah resmi dibuka sejak 5 Februari hingga 6 Maret 2025, mencakup jalur Akademi Kepolisian (Akpol), Bintara, dan Tamtama. Kesempatan ini tersedia bagi pria dan wanita dengan jenjang pendidikan mulai dari SMA/SMK, D3, hingga D4/S1, sesuai dengan persyaratan masing-masing jalur.

    Kabag SDM Polres Magetan, Kompol Cecep Wahyudi, menegaskan bahwa proses seleksi tetap mengedepankan prinsip BETAH (Bersih, Transparan, Akuntabel, dan Humanis).

    “Kami memastikan bahwa seluruh tahapan seleksi dilaksanakan dengan transparan dan berintegritas. Bagi para santri dan hafiz Al-Qur’an yang memenuhi kualifikasi, ini merupakan kesempatan emas untuk mengabdi kepada bangsa melalui jalur kepolisian,” ujarnya.

    Kompol Cecep juga mengimbau masyarakat Magetan, khususnya para pemuda yang bercita-cita menjadi anggota Polri, agar segera mempersiapkan diri dengan baik.

    “Kami mengajak seluruh putra-putri terbaik Magetan untuk mendaftar dan mengikuti seleksi ini. Persiapkan diri dengan latihan fisik yang baik, tingkatkan kemampuan akademik, serta perbanyak wawasan kebangsaan. Kami dari Polres Magetan siap memberikan pendampingan dan informasi yang diperlukan,” tambahnya.

    Lebih lanjut, ia mengingatkan masyarakat agar tidak mudah percaya pada oknum yang menjanjikan kelulusan dengan imbalan tertentu.

    “Jangan percaya pada calo atau siapapun yang menawarkan jalan pintas dalam seleksi ini. Semua tahapan dilakukan secara transparan dan bebas dari praktik percaloan. Jika menemukan indikasi kecurangan, segera laporkan kepada pihak berwenang,” tegasnya.

    Bagi masyarakat yang berminat mengikuti seleksi penerimaan Polri 2025, pendaftaran dapat dilakukan secara online melalui situs resmi https://penerimaan.polri.go.id/. Setelah mendaftar secara daring, calon peserta akan menjalani tahapan verifikasi awal di Panitia Penerimaan Terpadu Anggota Polri T.A. 2025 Pabanrim Polres Magetan.

    Dengan dibukanya kesempatan ini, diharapkan semakin banyak pemuda berbakat dari berbagai latar belakang, termasuk santri pondok pesantren dan hafiz Al-Qur’an, yang dapat bergabung menjadi anggota Polri. Dengan karakter yang kuat, mereka diharapkan mampu berkontribusi dalam menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat serta memberikan pelayanan terbaik bagi bangsa dan negara. [fiq/but]

  • Peduli Lingkungan, PWI Gresik Tanam Ratusan Pohon Produktif

    Peduli Lingkungan, PWI Gresik Tanam Ratusan Pohon Produktif

    Gresik (beritajatim.com) – Dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional (HPN) 2025, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Gresik menggelar aksi penanaman 400 pohon di lahan Tanah Tujuh, Kelurahan Ngargosari, Kecamatan Kebomas, Gresik.

    Aksi penghijauan ini melibatkan berbagai instansi, perusahaan, serta pemangku kepentingan guna berkolaborasi dalam menjaga kelestarian lingkungan dan mitigasi bencana, terutama di kawasan rawan longsor.

    Sebanyak 400 pohon produktif ditanam, di antaranya mangga, nangka, kelengkeng, sukun, dan sawo. Selain sebagai bentuk penghijauan, pohon-pohon ini juga mendukung program ketahanan pangan pemerintah daerah.

    Ketua PWI Kabupaten Gresik, Deni Ali Setiono, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan langkah nyata dalam menjaga lingkungan sekaligus bentuk kepedulian insan pers terhadap kelestarian alam.

    “Selain memperingati HPN 2025, penanaman pohon ini juga menjadi wujud kepedulian kami sebagai jurnalis terhadap lingkungan,” ujarnya, Rabu (19/2/2025).

    Sekretaris Daerah (Sekda) Gresik, Achmad Washil Miftahul Rahman, mengapresiasi inisiatif ini dan berharap kegiatan serupa dapat terus dilakukan secara berkelanjutan.

    “Ini merupakan kegiatan positif yang bisa menjadi penyeimbang lingkungan di daerah dan harus ditindaklanjuti secara berkesinambungan,” ujarnya.

    Senada dengan itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gresik, Sri Subaidah, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menjaga kelestarian lingkungan.

    “Saya ucapkan terima kasih kepada PWI atas kepeduliannya terhadap lingkungan. Semoga ke depan semakin banyak kerja sama untuk mewujudkan lingkungan yang lebih baik,” tuturnya.

    Dalam kesempatan tersebut, Sri Subaidah juga berbagi pengalaman studi tiru di Jepang, di mana kesadaran masyarakat terhadap lingkungan sudah terbentuk dengan baik.

    “Di Jepang, industri dan lingkungan bisa berjalan selaras karena adanya kesadaran bersama. Pola ini bisa kita tiru dengan kolaborasi antar berbagai pihak,” tambahnya.

    Camat Kebomas, Tri Joko Efendi, juga menyambut positif kegiatan ini dan berterima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat.

    “Saya mengapresiasi langkah konkret yang dilakukan PWI dan seluruh instansi terkait. Alhamdulillah, Kebomas menjadi lokasi terpilih dengan 400 pohon produktif yang ditanam,” ungkapnya.

    Kegiatan penanaman pohon ini didukung oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gresik, Kecamatan Kebomas, Kelurahan Ngargosari, Tanah Tujuh Kuliner, serta beberapa perusahaan seperti PT Petrokimia Gresik, PT Indospring, PT PLN Nusantara Power UP, PT Cargill Indonesia, PT Wilmar Nabati Indonesia, dan PT Smelting. [dny/but]

     

     

  • Pemeriksaan Kesehatan Gratis Kabupaten Madiun Sepi Peminat, Ini Kendalanya

    Pemeriksaan Kesehatan Gratis Kabupaten Madiun Sepi Peminat, Ini Kendalanya

    Madiun (beritajatim.com) – Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) yang digulirkan di Kabupaten Madiun sejak dua minggu lalu masih minim peminat. Padahal, program ini merupakan salah satu andalan pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden Prabowo-Gibran dalam meningkatkan akses layanan kesehatan masyarakat.

    Kabid Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun, dr. Soelaiman, mengungkapkan bahwa rata-rata hanya ada 5 hingga 10 pasien yang memanfaatkan layanan ini di masing-masing puskesmas.

    “Estimasi kami ada 150 orang yang ulang tahun per hari. Tetapi realitanya hanya 5 sampai 10 orang,” ujar dr. Soelaiman saat ditemui di Puskesmas Gemarang, Rabu (19/2/2025).

    Di Kabupaten Madiun sendiri, terdapat 26 puskesmas yang menyediakan layanan PKG secara serentak. Namun, kendala utama dalam pemanfaatan layanan ini adalah keharusan menggunakan aplikasi Satu Sehat sebelum mengakses layanan.

    “Sudah kami sosialisasikan di desa. Kendalanya karena harus pakai aplikasi Satu Sehat sebelum menggunakan PKG. Sehingga tidak semua masyarakat tahu aplikasi tersebut,” katanya.

    Meski demikian, seluruh puskesmas di Kabupaten Madiun telah memiliki Integrasi Layanan Primer, yang mencakup tingkat desa, kecamatan, hingga wilayah sekitar puskesmas. Upaya sosialisasi terus digencarkan, termasuk melalui posyandu.

    “Kami terus memaksimalkan sosialisasi hingga ke posyandu. Sembari diantisipasi manual. Masyarakat bisa langsung datang ke puskesmas maupun bisa pakai aplikasi. Kalau tidak bisa akan kami bantu,” pungkas dr. Soelaiman.

    Dengan terus meningkatnya sosialisasi, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami manfaat PKG dan memanfaatkannya secara optimal untuk menjaga kesehatan mereka. [fiq/but]

  • Warga Pasuruan Dibacok di Jalan, Motornya Dirampas

    Warga Pasuruan Dibacok di Jalan, Motornya Dirampas

    Pasuruan (beritajatim.com) – Malang nian nasib Nadif (23), warga Desa Lorokan, Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan. Saat perjalanan pulang setelah melakukan transaksi jual beli ponsel (COD), ia menjadi korban pembacokan dan perampasan sepeda motor di jalan Dusun Kerikilan, Desa Kedung Pengaron, Kecamatan Kejayan, pada Senin (17/2/2025) siang.

    Kasi Humas Polres Pasuruan, Iptu Joko Suseno, menjelaskan bahwa kejadian bermula saat Nadif dijemput temannya menggunakan sepeda motor Vario di Desa Lorokan. Keduanya kemudian pergi ke Wonorejo untuk melakukan transaksi COD ponsel.

    Setelah selesai, mereka berdua bergegas pulang. Namun, setibanya di lokasi kejadian sekitar pukul 13.00 WIB, mereka dicegat oleh dua pelaku yang mengendarai sepeda motor Beat.

    “Pelaku yang mengenakan masker langsung membacok korban dan merampas sepeda motor yang dikendarainya,” jelas Joko, Rabu (19/2/2025).

    Akibat serangan itu, Nadif mengalami luka robek pada lutut kirinya. Ia kemudian dilarikan ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan medis.

    “Saat ini petugas sudah mengantongi identitas pelaku dan akan mengamankan pelaku secepatnya,” imbuhnya.

    Polisi telah melakukan olah TKP dan mengumpulkan bukti-bukti serta keterangan saksi. Saat ini, tim gabungan dari Satreskrim Polres Pasuruan dan Polsek Kejayan tengah melakukan pengejaran terhadap pelaku.

    “Kami akan terus berupaya mengungkap kasus ini dan menangkap pelaku secepatnya,” tegas Joko.

    Kejadian ini menjadi pengingat bagi masyarakat untuk selalu berhati-hati saat bepergian, terutama di tempat yang sepi.

    “Kami mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada dan berhati-hati saat berkendara, terutama pada jam-jam rawan,” pesan Joko. (ada/but)

  • Efisiensi Anggaran, Pemkab Pasuruan Tunggu Kebijakan Bupati Baru

    Efisiensi Anggaran, Pemkab Pasuruan Tunggu Kebijakan Bupati Baru

    Pasuruan (beritajatim.com) – Efisiensi anggaran yang telah diterbitkan oleh kementrian keuangan menjadi acuan pemerintah daerah untuk menghemat. Hal ini juga dilakukan oleh Pemkab Pasuruan.

    Menurut Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda) Kabupaten Pasuruan, Bakti Jati Permana mengatakan jika effisiensi nantinya akan dipotong 50 persen tidak akan jadi kendala terhadap pembangunan di Kabupaten Pasuruan.

    “Untuk jelasnya kami masih menunggu SE dari Kemendagri. Kalau mengacu dari rambu-rambu yang kemarin dan pemotongan 50 persen tidaknterlalu berpengaruh dalam pembwngunan 5-10 tahun kedepan. Itu pun kalau memang yang dipotong perjalanan dinas,” ungkap Bakti, Rabu (19/2/2025).

    Bakti juga mengatakan bahwa pihaknya juga akan menyesuaikan rancangan jika memang ada efisiensi anggaran. Namun, dirinya mengklaim bahwa untuk saat ini effisiensi anggaran masih belum diterapkan dan akan menunggu keputusan dari kepala daerah setelah dilantik.

    Hal senada juga disampaikan oleh Sekda Kabupaten Pasuruan, Yudha Triwidya Sasongko yang masih belum membocorkan terkait berapa persen pemotongan efisiensi anggaran. Meski begitu Yudha memastikan untuk skala prioritas masih tetap sama.

    “Untuk skala prioritasnya tetap. Terkait visi misi, dan pelayanan masih terus kami lakukan. Kami juga sudah punya keyhidennya tinggal nunggu surat dari Kemendagri,” ungkap Yudha.

    Yudha sendiri berharap jika nantinya terdapat efisiensi anggaran untuk pelayanan dasar tidak terganggu. Sehingga rancangan daerah yang sudah tersusun akan terus berjalan terutama pada tahun 2025. (ada/but)

  • Polres Pamekasan Buru Rekan Pencuri Kotak Amal Masjid

    Polres Pamekasan Buru Rekan Pencuri Kotak Amal Masjid

    Pamekasan (beritajatim.com) – Polres Pamekasan, memburu satu pencuri kotak amal masjid berinisial H, yang merupakan rekan pencuri lain inisial IS yang lebih dulu ditangkap Satreskrim Polres Pamekasan, Selasa (18/2/2025) kemarin.

    Hal tersebut dilakukan setelah proses pendalaman kasus sekaligus melakukan pelacakan terhadap keberadaan pemilik kendaraan yang digunakan dalam aksi pencurian tersebut. Terlebih saat beraksi, pelaku IS mengendarai mobil jenis Sedan dengan nopol M 75 HS.

    “Sejauh ini kami terus berkoordinasi dan melakukan upaya pencarian terhadap tersangka lainnya, serta barang bukti terkait. Termasuk kendaraan yang digunakan, yakni mobil dengan nopol M 75 HS,” kata Kasi Humas Polres Pamekasan, AKP Sri Sugiarto, Rabu (19/2/2025).

    Pengungkapan kasus tersebut tidak lepas dari penangkapan IS, warga Desa Bakeong, Kecamatan Guluk-Guluk, Sumenep, beraksi di dua masjid berbeda di Pamekasan, yakni di Masjid Nurul Huda, Desa Trasak, Kecamatan Larangan, serta Masjid Nurul Falah, Desa Kaduara Barat, Kecamatan Larangan, Pamekasan, Senin (17/2/2025) lalu.

    Dari aksi tersebut, pelaku terekam Closed Circuit Television (CCTV) yang terpasang di Masjid Nurul Huda Trasak. Berdasar rekaman CCTV tersebut, petugas melakukan penyelidikan dan pelacakan terhadap pelaku.

    Tidak berselang lama, personil Satreskrim Polres Pamekasan, berhasil menangkap tersangka IS yang diketahui berasal dari Kabupaten Sumenep. Selanjutnya ia menjalani pemeriksaan intensif terkait aksi pencurian yang sangat meresahkan.

    Hasil pemeriksaan, pencuri kotak amal yang ditangkap Satreskrim Polres Pamekasan, mengumpulkan uang sebesar Rp 851 ribu berkat aksinya melakukan pencurian kotak amal di dua masjid berbeda di Pamekasan. [pin/but]

  • Tergiur Uang, Mahasiswi Pasuruan Ini Jadi Pengedar Sabu

    Tergiur Uang, Mahasiswi Pasuruan Ini Jadi Pengedar Sabu

    Pasuruan (beritajatim.com) – Satuan Reserse Narkoba (Satresnarkoba) Polres Pasuruan kembali mengungkap kasus peredaran narkoba. Kali ini, seorang mahasiswi berinisial MI (19) warga Glagasari, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan, ditangkap karena menjadi pengedar sabu.

    MI nekat menjadi pengedar sabu karena tergiur keuntungan besar yang bisa didapat. Ia mengaku membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang semakin meningkat.

    “Tersangka mengaku tergiur keuntungan besar dari bisnis haram ini,” ujar Kasat Narkoba Polres Pasuruan Kota, AKP Agus Yulianto, melalui Iptu Joko Suseno, Kasi Humas Polres Pasuruan.

    Penangkapan MI berawal dari pengembangan informasi yang didapat dari masyarakat terkait maraknya peredaran sabu di wilayah Sukorejo. Berdasarkan informasi tersebut, tim Satresnarkoba melakukan penyelidikan hingga akhirnya mengarah kepada MI.

    “Kami terus melakukan pengembangan untuk mengungkap jaringan peredaran narkoba yang lebih besar,” kata Joko.

    Dari hasil penangkapan, polisi berhasil mengamankan barang bukti berupa 3,38 gram sabu, alat timbang, dan handphone.

    Akibat perbuatannya, MI dijerat Pasal 112 dan 114 ayat (2) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman hukuman minimal 6 tahun penjara. (ada/but)