Author: Beritajatim.com

  • Keunikan Para Pemanol Gabah Ikuti Balapan Sepeda Motor di Lahan Persawahan

    Keunikan Para Pemanol Gabah Ikuti Balapan Sepeda Motor di Lahan Persawahan

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Tak kurang dari 50 orang, para buruh angkut hasil pertanian beradu balap sepeda bertajuk “Manol Gabah Championship” di lahan Desa Parangharjo, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi.

    Acara yang digelar Senin-Selasa (7-8/4/2025) tersebut berlangsung seru meski di tengah terik matahari. Diketahui pada wilayah setempat, para buruh angkut hasil pertanian tersebut disebut sebagai pemanol.

    Mereka biasa mengangkut gabah dalam sak dengan menggunakan sepeda motor di area persawahan yang jauh dari jalan raya.

    Ajang balap sepeda tersebut digelar di lahan sawah dengan rute sepanjang 400 meter. Masing-masing pembalap melintasi sirkuit sebanyak empat lap.

    Ketua Panitia Manol Gabah Championship, Deni Wahyudi mengatakan, pada dua lap pertama pemanol beradu cepat tanpa muatan. Sementara pada dua lap terakhir, mereka harus mengangkut muatan dalam sak seberat 60 kilogram (kg).

    Panitia menyiapkan sirkuit yang menantang. Mayoritas jalur berupa tanah basah dan berlumpur. Kondisi itu membuat para pembalap harus ekstra berhati-hati saat memacu kendaraannya.

    “Untuk balapan pemanol ini, sepeda motor yang dipakai adalah kendaraan yang biasa mereka pakai untuk bekerja. Jadi bukan kendaraan modifikasi balap,” ujarnya, Selasa (8/4/2025).

    Deni menjelaskan, sebagian peserta balap sepada motor manol merupakan pembalap kelas lokal. Mereka bersaing dengan para pemanol asli di lintasan yang biasa dilalui oleh pemanol.

    “Ternyata yang biasa balapan juga kesusahan saat harus mengikuti ajang ini. Apalagi saat mereka harus membawa angkutan di jok belakang. Terbukti saat babak penyisihan kemarin, banyak pemanol asli yang mengalahkan pembalap,” terangnya.

    Deni mengatakan, kompetisi balap tersebut digelar untuk mewadahi para pemanol yang selama ini berperan besar saat musim panen. Mereka biasa membawa hasil pertanian dari lahan sawah ke gudang milik petani dengan cepat dan cekatan di trek yang tergolong susah.

    “Saat kami sampaikan rencana untuk membuat turnamen ini kepada para pemanol, ternyata mereka antusias. Buktinya, para peserta bukan hanya berasal dari Kecamatan Songgon, tapi juga kecamatan lain sekitar,” tambah dia.

    Pihaknya mengaku, selain pemanol warga sekitar pun antusias dengan adanya turnamen tersebut. Mereka berbondong-bondong datang ke lokasi untuk menyaksikan keseruan balapan unik tersebut.

    Melihat antusiasme pemanol dan warga yang tinggi, Deni berharap ajang balap serupa bisa kembali digelar tahun mendatang.

    “Untuk perlombaan kali ini, hadiah yang disediakan dua ekor kambing dan uang tunai bagi tiga pembalap pemenang,” lanjutnya. [tar/ian]

  • Polisi Tangkap Empat Remaja Surabaya Gegara Tawuran Bawa Celurit hingga Busur Panah

    Polisi Tangkap Empat Remaja Surabaya Gegara Tawuran Bawa Celurit hingga Busur Panah

    Surabaya (beritajatim.com) – Empat remaja asal Surabaya diamankan oleh Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Senin (07/04/2025) malam karena tawuran. Keempat remaja yang masih dibawah umur ini diamankan lantaran membawa senjata tajam (sajam) dan busur panah untuk melukai lawannya.

    Aksi tawuran itu terjadi di Jalan Tengguung Karya Lor, Semampir. Video aksi tawuran dua kelompok itu sempat viral di media sosial. Setelah mendapati informasi, anggota Polsek Semampir melakukan penyelidikan dan mengamankan 4 remaja di rumahnya masing-masing.

    “Kami langsung amankan empat remaja dan barang bukti tersebut pasca tawuran,” kata Kasi Humas Polres Pelabuhan Tanjung Perak Iptu Suroto, Selasa (08/04/2025).

    Suroto mengatakan, keempat anak-anak ini berasal dari salah satu kelompok remaja yang kerap terlibat aksi tawuran. Dari tangan keempat remaja itu, polisi menyita berbagai senjata modifikasi seperti busur dan anak panah. Lalu celurit panjang yang terbuat dari paralon. Saat ini anggota kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih dalam terkait peristiwa tawuran tersebut.

    “Polsek Semampir bersama dengan Polres Pelabuhan Tanjung Perak masih melakukan penyelidikan mendalam. Tidak menutup kemungkinan akan ada pelaku tawuran lain yang akan diamankan,” tuturnya.

    Saat ini, keempat remaja ini masih dimintai keterangan polisi. Pihak kepolisian masih mengembangkan kasus ini. “Kami akan tindak tegas pelaku tawuran remaja di wilayah Polres Pelabuhan Tanjung Perak. Termasuk aksi di Semampir, Surabaya, ini,” tegasnya. (ang/ian)

  • Emak-emak di Mojokerto Demo Tuntut Uang Tabungan Lebaran Senilai Rp1,6 miliar

    Emak-emak di Mojokerto Demo Tuntut Uang Tabungan Lebaran Senilai Rp1,6 miliar

    Mojokerto (beritajatim.com) – Puluhan emak-emak kembali menggelar aksi unjuk rasa di Balai Desa Gading, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto. Mereka menuntut kejelasan dan pengembalian dana tabungan Lebaran senilai Rp1,6 miliar.

    Mereka membentangkan poster berisi tuntutan dan buku tabungan masing-masing. Antara lain ‘Kembalikan Uang Kami’, ‘Semua Boleh Pergi Asal Jangan Tabungan’, ‘Uangku Bukan Uangmu’, ‘Ubur-ubur Ikan Lele Uangku Kau Bawa Kabur Le’. Emak-emak ini juga mengajak anak mereka.

    Mereka rutin menabung setiap hari Rabu di Koperasi Tempat Pelayanan Simpan Pinjam (TPSP) di Desa Gading. Koperasi yang didirikan sejak 1998 ini dijalani oleh tiga orang, yaitu Lilik dan Samuji, warga Desa Gading, serta Isnan warga Desa Bleberan, Kecamatan Jatirejo.

    Lilik merupakan guru IMadrasah Ibtidaiyah (MI) dan Samuji merupakan Kepala Urusan (Kaur) Keuangan Desa Gading. Sehingga aksi yang dilakukan para emak-emak yang merupakan kali ketiga ini kembali digelar di Balai Desa Gading.

    Ada 152 nasabah dengan total tabungan sekitar Rp1,6 miliar. Mereka berharap uang tabungan yang seharusnya dicairkan sebelum Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah lalu tersebut bisa cair 100 persen.

    Salah satu korban, Sajianto (60) mengatakan, para nasabah masih melakukan aksi demo lantaran tidak ada kejelasan terkait uang mereka. “Kami sudah tiga kali demo, tapi tidak ada kejelasan. Dulu dijanjikan uang akan dibagikan sebelum lebaran, tapi sampai sekarang tidak ada,” ungkapnya Selasa (8/4/2025).

    Warga Desa Gading ini menjelaskan, jika Lilik sempat menjanjikan bahwa 50 persen dana akan dibagikan namun hingga kini tidak ada realisasi. Para korban mengaku kecewa karena tidak ada itikad baik dari pengelola koperasi untuk menemui dan memberikan penjelasan.

    “Jangan sampai kasus ini menguap begitu saja. Kami berharap pihak berwajib segera turun tangan untuk mengusut tuntas kasus dugaan arisan bodong berkedok koperasi ini, agar para korban mendapatkan keadilan karena kami juga sudah melaporkan ke Polsek Jatirejo,” katanya. [tin/ian]

  • Begini Kronologi Pembacokan Penjaga Tambak Surabaya

    Begini Kronologi Pembacokan Penjaga Tambak Surabaya

    Surabaya (beritajatim.com) – Polsek Sukolilo telah menangkap dua pelaku pembacokan terhadap Mohammad Effendi penjaga tambak di Keputih, Surabaya, Jumat (28/04/2025) dini hari di Bangsal, Mojokerto.

    Sempat kesulitan karena lokasi pembacokan berada di tengah-tengah tambak dan jauh dari pemukiman sehingga jumlah saksi terbatas, anggota Polsek Sukolilo pun akhirnya menemukan motif dan kronologi lengkap dari kedua pelaku.

    Kapolsek Sukolilo Kompol I Made Patera Negara mengatakan, pihaknya membutuhkan waktu hingga satu minggu untuk menangkap pelaku karena minimnya saksi dan bukti petunjuk. Selain itu, korban juga sempat tidak bisa dimintai keterangan karena mendapatkan luka cukup serius dan dirawat di RS Haji Surabaya.

    “Pengungkapan kasus ini berkat kerja keras dan usaha dari anggota reserse Polsek Sukolilo. Kita bersyukur akhirnya dua pelaku yang sempat melarikan diri bisa ditangkap di rumah kerabatnya di Mojokerto,” kata Made, Selasa (08/04/2025).

    Dari hasil penyelidikan peristiwa pembacokan terhadap pria yang berprofesi sebagai penjaga tambak Surabaya itu bermula ketika kedua korban mendapatkan informasi dari grup kampung Keputih.

    Dalam grup itu, korban menyebut salah satu rekan dari kedua pelaku merupakan pencuri pisang. Sebagai teman, kedua pelaku yakni Mochammad Sholeh dan Fauji pun merasa marah dan merencanakan pembalasan ke korban.

    Pada tanggal 22 April 2025 korban berangkat kerja seperti biasa ke sebuah Tambak di Keputih. Sekitar pukul 23.45 WIB, korban beranjak dari gubuk tempatnya bekerja untuk membeli rokok. Sekitar pukul 00.30 WIB korban kembali dari membeli rokok menuju pos tempat berjaga.

    Saat itulah korban bertemu dengan kedua pelaku. Mochammad Sholeh langsung memukul korban. aksi pergelutan pun terjadi karena korban melawan. Merasa terpojok, Sholeh mengambil parang yang dibawa oleh Fauji. Parang itu disabetkan ke arah kepala korban. Namun ditangkis dengan tangan hingga otot korban putus.

    “Korban lantas memilih mundur dan lari. karena kondisi gelap, korban berhasil sembunyi di semak-semak. Sementara kedua pelaku mencari korban,” tutur Made.

    Karena tidak menemukan korban, kedua pelaku pun lari. Sementara, korban berusaha menuju ke pemukiman warga. Sampai di pemukiman, korban pingsan karena kehabisan darah. Korban pun ditemukan warga sekitar dan langsung melapor ke Polsek Sukolilo.

    “Korban lantas dibawa ke Rumah Sakit Haji untuk perawatan lebih lanjut,” tutur Made.

    Atas peristiwa ini, korban mengalami luka dibagian kedua tangan hingga ototnya putus. Selain itu, kaki kanan bagian belakang lutut juga putus. Kini, kedua tersangka dijerat dengan pasal berlapis yakni pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan dan pasal 351 KUHP tentang penganiayaan. (ang/ian)

  • Mini Festival Balon Udara di Tulungagung, Tradisi yang Dikemas Aman dan Kreatif

    Mini Festival Balon Udara di Tulungagung, Tradisi yang Dikemas Aman dan Kreatif

    Tulungagung (beritajatim.com) – Puluhan balon udara diterbangkan dalam mini festival balon udara yang digelar oleh Pemerintah Desa Notorejo, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung. Balon udara ini diterbangkan dan diikat sehingga tidak berbahaya. Kegiatan ini digelar untuk mengurangi kejadian berbahaya yang dapat ditimbulkan karena balon udara. Selain itu, mini festival ini juga dilakukan untuk mewadahi kreativitas warga.

    Salah satu peserta, Ahmad Bahri (30) mengatakan terdapat sekitar 10 balon udara yang diterbangkan dalam mini festival ini. Kegiatan tersebut sebenarnya sebagai wujud mewadahi kreasi generasi penerus. Menurutnya tradisi sebaiknya jangan dihilangkan. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, Bahri menambahkan seharusnya tradisi ini dikelola dengan baik supaya kreativitas tidak hilang.

    “Sebagai termasuk tradisi turun temurun. Konsep festival ini terserah karena masih awal-awal. Kalau dari kami sudah lama menggunakan bahan kertas layangan sebagai bahan balon udara,” ujarnya, Selasa (08/04/2025).

    Ditanya soal persiapan, Bahri mengaku minimal untuk pembuatan balon untuk yang motif membutuhkan waktu sehari. Namun, apabila motif lebih rumit bisa memakan waktu hingga 10 hari. Melalui mini festival ini Bahri berharap para pemuda lebih kompak dengan menunjukkan kreativitas yang dimiliki.

    “Harapan ke depan, kreativitas lebih ditingkatkan lagi. Pemandangannya lumayan bagus, jangan sampai melewatkan momen,” tuturnya.

    Sementara itu, Kapolres Tulungagung AKBP Muhammad Taat Resdi mengapresiasi mini festival balon udara ini. Pihaknya akan mewadahi dengan mendatangkan pembuat balon udara asal Wonosobo, Jawa Tengah. Supaya remaja yang memiliki kreativitas bisa tersalurkan dan polisi tidak hanya menangkap pembuat balon udara.

    “kita akan beri pelatihan kepada seluruh perwakilan Kecamatan atau Desa, bagaimana cara membuat balon udara yang bagus dan aman nanti bulan Juli kita bikin festival balon udara”, pungkasnya. [nm/ian]

  • Polsek Sukolilo Tangkap Pelaku Pembacokan Penjaga Tambak Surabaya

    Polsek Sukolilo Tangkap Pelaku Pembacokan Penjaga Tambak Surabaya

    Surabaya (beritajatim.com) – Polsek Sukolilo menangkap pelaku pembacokan terhadap penjaga tambak di Surabaya, Jumat (28/04/2025) dini hari di rumah kerabatnya, Bangsal, Kabupaten Mojokerto. Dari peristiwa ini, polisi mengamankan dua orang pelaku pembacokan.

    Kapolsek Sukolilo Kompol I Made Patera Negara mengatakan, kedua pelaku yang diamankan adalah Mochamad Sholeh (31) dan Fauji (38). Keduanya merupakan warga Keputih Tegal Timur, Sukolilo, Surabaya. Keduanya diamankan oleh petugas setelah memeriksa bukti-bukti dan memeriksa saksi.

    “Setelah melakukan serangkaian penyelidikan, kami mendapatkan identitas kedua tersangka. Lalu kami lakukan penangkapan di Mojokerto,” kata Made, Selasa (08/04/2025).

    Dari keterangan kedua tersangka, mereka melakukan pembacokan itu karena sakit hati. Korban Mohammad Efendi disebut memfitnah salah satu teman kedua tersangka dengan mengabarkan sebagai pencuri pisang.

    “Motifnya sakit hati karena korban dianggap menyebarkan kabar di grup WhatsApp kampung jika salah satu teman dari kedua tersangka disebut pencuri pisang,” tutur Made.

    Saat ini petugas kepolisian masih menyelidiki peristiwa ini lebih lanjut. Akibat peristiwa ini, korban mengalami luka di kedua tangannya hingga otot putus. Selain itu, kaki kanan bagian lutut belakang juga robek akibat disabet dengan parang. Sementara itu, Terhadap kedua pelaku, polisi menjerat mereka dengan pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan dan pasal 351 KUHP tentang penganiayaan.

    Diberitakan sebelumnya, Seorang warga Keputih berinisial ME dibacok di tengah-tengah tambak, Minggu (23/03/2025) sekitar pukul 03.00 WIB.

    Dari informasi yang dihimpun Beritajatim.com, saat itu korban hanya berdua dengan terduga pelaku di lokasi. Diduga, pelaku mempunyai dendam kepada korban.

    “Kalau desas-desusnya itu mereka berdua aja mas di Tambak. Lalu pelaku lari waktu ada orang lain yang menghampiri ke lokasi tambak,” kata salah satu warga yang enggan namanya dipublikasikan. (ang/ian)

  • Kronologi Pekerja Bangunan di Parang Magetan Tewas Terjepit Talut Roboh

    Kronologi Pekerja Bangunan di Parang Magetan Tewas Terjepit Talut Roboh

    Magetan (beritajatim.com) – Suparni (44), pekerja bangunan, tewas tertimpa talut setinggi empat meter yang roboh secara tiba-tiba saat sedang bekerja, Selasa (8/5/2025)

    Peristiwa memilukan itu terjadi sekitar pukul 14.30 WIB saat warga Desa Ngunut, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan, Jawa Timur itu bersama dua rekan kerjanya, Suyud dan Sardi, kembali ke lokasi pembangunan setelah beristirahat. Mereka bertiga mengerjakan proyek pelebaran rumah milik seorang warga bernama Suratmin.

    Menurut Kapolsek Parang, AKP Sukarno, insiden bermula saat ketiga pekerja mulai kembali bekerja. Tanpa ada tanda-tanda sebelumnya, talut tiba-tiba ambruk saat mereka turun ke area kerja. Suyud dan Sardi berhasil menyelamatkan diri, namun nahas bagi Suparni yang terjepit di antara material talut dan dinding rumah.

    “Kami mendapat laporan dan langsung ke lokasi bersama warga untuk mengevakuasi korban dengan alat seadanya. Sekitar satu jam proses evakuasi berlangsung, tapi korban sudah meninggal dunia saat berhasil diangkat,” ungkap AKP Sukarno.

    Tim medis dari Puskesmas Parang yang melakukan pemeriksaan luar menyatakan bahwa korban mengalami luka memar pada bagian kepala dan dada akibat tertimpa material berat dari reruntuhan talut dan dinding.

    Informasi dari salah satu rekan korban, Suyud, menyebutkan bahwa mereka baru dua hari mengerjakan proyek tersebut dan tidak ada tanda-tanda akan terjadi keruntuhan.

    “Tidak ada gejala apa-apa. Kami baru saja kembali dari istirahat. Suparni turun duluan, dan tiba-tiba talut langsung roboh,” ucap Suyud dengan mata berkaca-kaca.

    Proses evakuasi korban berjalan cukup sulit karena material yang menimpa cukup berat, membutuhkan waktu lebih dari satu jam untuk mengangkat tubuh korban dari timbunan.

    Suasana duka menyelimuti rumah duka saat jenazah Suparni tiba. Sang ibu yang sudah lanjut usia tampak terpukul dan tak kuasa menahan tangis. Diketahui, selama ini Suparni tinggal berdua dengan ibunya dan belum menikah.

    “Setelah pemeriksaan selesai, jenazah korban langsung kami serahkan kepada keluarga untuk dimakamkan,” imbuh Kapolsek Parang.

    Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya penerapan standar keselamatan kerja dalam dunia konstruksi. Terutama di wilayah-wilayah rawan longsor atau dengan kondisi struktur yang berisiko runtuh.

    “Kecelakaan kerja seperti ini menjadi pengingat pentingnya keselamatan kerja yang sering kali diabaikan. Semoga kejadian ini tidak terulang dan menjadi pelajaran bagi semua pihak,” pungkasnya. [fiq/suf]

  • Pembunuhan Konang Bangkalan Diduga Dilakukan Tiga Orang

    Pembunuhan Konang Bangkalan Diduga Dilakukan Tiga Orang

    Bangkalan (beritajatim.com) – Kasus pembunuhan yang dilakukan oleh AM (35) warga Kecamatan Konang terhadap R (41) warga Kecamatan Galis beberapa waktu lalu diduga dilakukan oleh tiga orang.

    Kasatreskrim Polres Bangkalan, AKP Hafid Dian Maulidi mengatakan, aksi pembunuhan yang terjadi di Jalan Desa Durin Barat, Kecamatan Konang, Bangkalan, disaksikan langsung oleh istri korban. “Ya, saat itu korban sedang bersama isterinya dan dihadang oleh pelaku,” ujarnya, Selasa (8/4/2025).

    Ia mengatakan, berdasarkan kesaksian isteri korban, terdapat tiga pria yang membunuh R. Yakni AM dan dua pelaku lain yang saat ini masih belum ditangkap. “Kami masih dalami kasus tersebut. Untuk dua orang yang diduga terlibat juga masih kami selidiki lebih lanjut,” ungkapnya.

    Hafid mengaku, dalam kasus tersebut, AM diduga menjadi otak dari aksi pembunuhan itu. Pasalnya, AM mengaku kesal pada korban yang diduga memiliki hubungan dengan isterinya.

    Sebelumnya, seorang pria tergeletak berlumuran darah di tepi jalan Desa Durin Barat Kecamatan Konang. Diduga, pelaku menghabisi korban karena berselingkuh dengan isterinya.

    Korban dan pelaku diketahui saling kenal. Apalagi, keduanya merantau bersama ke Jakarta. Dalam momen lebaran ini, AM dan R pulang kampung ke Bangkalan. Namun setelah keduanya bertemu, pelaku membunuh korban.[sar/kun]

  • Tak Terawat, Perbaikan Marka Jalan di Bangkalan Terdampak Efisiensi Anggaran

    Tak Terawat, Perbaikan Marka Jalan di Bangkalan Terdampak Efisiensi Anggaran

    Bangkalan (beritajatim.com) – Sejumlah marka di jalan raya Bangkalan, butuh diperbarui. Pasalnya, tak sedikit marka jalan yang warnanya sudah pudar. Sayangnya, tahun ini dinas terkait tak mendapat anggaran untuk memperbarui marka jalan.

    Hal itu dibenarkan oleh Kasi Lalu Lintas Dishub Bangkalan Moh. Syaiful Rohman. Ia mengatakan, meski banyak marka jalan yang butuh pembaruan, pihaknya belum memiliki anggaran.

    “Untuk tahun ini belum ada alokasi untuk pemeliharaan marka jalan,” ujarnya, Selasa (8/4/2025).

    Padahal menurutnya, setiap tahun pemeliharaan marka jalan selalu tersedia. Sehingga, marka jalan bisa diperbarui setiap tahunnya.

    Ia mengaku, tidak adanya alokasi anggaran untuk pemeliharaan marka jalan salah satunya disebabkan adanya efisiensi anggaran. Menurutnya, pemeliharaan marka jalan perlu dilakukan karena banyak marka warnanya pudar sehingga perlu di cat ulang.

    “Kita sebetulnya sudah usulkan namun tahun ini belum dapat anggaran untuk pemeliharaan itu,” imbuhnya.

    Diketahui, banyak titik marka jalan di Bangkalan perlu diperbarui. Di antaranya di Jalan Hos Cokroaminoto, marka sepanjang Jalan Raya Soekarno Hatta, dua zebra cross yang berada di depan kantor Diskop Umdag dan di depan SDN 1 Kemayoran Bangkalan serta lainnya. [sar/ian]

  • Bus Diduga Hasil Penipuan Diamankan Satlantas Mojokerto di Exit Tol Jombang

    Bus Diduga Hasil Penipuan Diamankan Satlantas Mojokerto di Exit Tol Jombang

    Mojokerto (beritajatim.com) – Petugas Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Mojokerto berhasil menghentikan sebuah bus mini yang diduga dibawa lari oleh terduga pelaku penipuan. Peristiwa ini terjadi pada Selasa (8/4/2025), saat kendaraan tersebut mengalami mogok di Exit Tol Jombang-Mojokerto.

    Bus berwarna putih dengan nomor polisi K 7874 OF tersebut berhasil diamankan setelah mendapat informasi dari salah satu radio berita di Surabaya. Informasi itu menyebutkan bahwa kendaraan telah dilarikan oleh calon pembeli yang diduga melakukan penipuan.

    Kasat Lantas Polres Mojokerto, AKP Ridho Rinaldo Harahap, menjelaskan bahwa informasi yang diterima sangat jelas menggambarkan ciri-ciri kendaraan yang dicari. “Ada info menyampaikan minibus dilarikan calon pembeli, minibus warna putih,” ungkapnya.

    Kendaraan dengan tulisan “Dita Trans Jaya” di sisi kiri dan kanan itu dilaporkan melaju dari arah Tol Penompo menuju Jombang. Anggota Satlantas yang berjaga di Pos Mertex kebetulan melihat kendaraan yang sesuai dengan ciri-ciri tersebut.

    “Kebetulan ada anggota saya di Pos Mertex melihat minibus tersebut melintas dan dikejar sampai di Exit Tol Jombang, informasi dari Kanit Patroli. Sampai sana ketemu karena mobilnya dalam keadaan mogok, terkait tindak pidana kami tidak tahu. Saat ini ditangani Satreskrim,” katanya.

    Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Mojokerto, AKP Nova Indra Pratama membenarkan bahwa pihaknya sudah menerima terduga pelaku penipuan beserta barang bukti berupa minibus. “Iya benar tapi masih dalam pemeriksaan petugas,” tegasnya.

    Kasus ini masih dalam proses pemeriksaan lebih lanjut oleh Unit Reskrim Polres Mojokerto untuk mendalami motif dan modus operandi dari terduga pelaku. [tin/suf]