Author: Beritajatim.com

  • Pencuri Helm di Cemoro Sewu Magetan Tertangkap Warga

    Pencuri Helm di Cemoro Sewu Magetan Tertangkap Warga

    Magetan (beritajatim.com) – Aksi pencurian helm yang terjadi di kawasan wisata Cemoro Sewu, Magetan, Jawa Timur, berujung pada insiden main hakim sendiri oleh warga. Peristiwa ini terjadi pada Senin (7/4/2025) sekitar pukul 16.00 WIB di Desa Ngancar, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan.

    Dua video pendek yang mendokumentasikan kejadian tersebut telah beredar luas di media sosial, memicu berbagai reaksi publik.

    Video pertama berdurasi 14 detik memperlihatkan seorang pria paruh baya berkepala botak, tergeletak di tanah dalam kondisi lemah. Ia tampak meringis kesakitan, dikelilingi oleh seorang anggota polisi dan beberapa warga.

    Di dekatnya, terdapat sepeda motor dengan rombong kain yang diduga digunakan oleh pelaku. Motor tersebut tampak mengalami kerusakan. Tak lama, petugas bersama sejumlah warga menggiring pria tersebut menuju pos pengamanan terdekat.

    Video kedua berdurasi 43 detik menunjukkan situasi yang lebih tegang. Ratusan warga tampak memadati area pos pengamanan, dan emosi massa memuncak saat pelaku dibawa keluar oleh dua petugas kepolisian.

    Beberapa warga terlihat melayangkan pukulan dan tendangan ke arah tubuh pelaku. Melihat situasi yang semakin memanas, aparat dengan sigap mengamankan pelaku ke dalam mobil patroli untuk mencegah kekerasan lebih lanjut.

    Salah satu saksi mata, Agim, yang juga merupakan warga sekitar dan pengunggah video tersebut, memberikan keterangan melalui pesan singkat. “Pria yang dihajar itu ketahuan mencuri helm di area parkir Cemoro Sewu,” ujarnya.

    Agim menambahkan bahwa pelaku membawa kabur empat helm milik pengunjung dan menyembunyikannya di dalam rombong motornya. “Karena ketahuan, warga langsung emosi dan sempat memukulinya,” lanjutnya.

    Pelaku disebut-sebut berasal dari Solo dan saat ini sudah diamankan pihak berwajib. “Setelah itu saya kurang tahu perkembangan selanjutnya,” tutup Agim.

    Kasus ini kembali menyoroti maraknya tindakan main hakim sendiri dan pentingnya kesadaran masyarakat untuk menyerahkan penanganan tindak kriminal kepada aparat penegak hukum. [fiq/but]

  • Puluhan Balon Udara Hiasi Langit Pacitan, Beberapa Jatuh di Permukiman Warga

    Puluhan Balon Udara Hiasi Langit Pacitan, Beberapa Jatuh di Permukiman Warga

    Pacitan (beritajatim.com) – Langit Pacitan dalam beberapa hari terakhir dihiasi pemandangan tak biasa. Puluhan balon udara tanpa awak terlihat beterbangan di sejumlah wilayah, bahkan beberapa di antaranya dilaporkan jatuh di permukiman warga. Kejadian ini menimbulkan keresahan masyarakat, terutama terkait potensi bahaya yang ditimbulkan.

    Balon-balon berukuran bervariasi itu terlihat melintas di berbagai kawasan. Sejumlah warga melaporkan jatuhnya balon udara di Desa Kalikuning, Kecamatan Tulakan, serta Desa Gawang, Kecamatan Kebonagung. Meski tradisi menerbangkan balon udara kerap dilakukan masyarakat dari daerah sekitar seperti Ponorogo dan Tulungagung, warga Pacitan mengaku khawatir dengan dampaknya.

    “Kami takut kalau balon itu jatuh dan menimbulkan kebakaran, apalagi kalau pakai petasan,” ungkap salah satu warga.

    Kekhawatiran warga bukan tanpa alasan. Balon udara yang menggunakan bahan peledak seperti petasan dinilai sangat berisiko, baik terhadap keselamatan jiwa maupun potensi gangguan penerbangan.

    Kapolres Pacitan, AKBP Agung Nugroho, turut angkat bicara mengenai fenomena ini. Ia mengimbau warga untuk tidak menerbangkan balon udara, terutama yang menggunakan bahan berbahaya.

    “Kami minta masyarakat tidak menerbangkan balon udara karena sangat berbahaya. Selain bisa memicu kebakaran, juga dapat mengganggu jalur penerbangan dan melukai orang lain,” tegasnya, Rabu (9/4/2025).

    Kapolres menegaskan bahwa penggunaan bahan peledak tanpa izin dalam balon udara merupakan tindakan yang melanggar hukum. Pihak kepolisian akan menindak tegas pelaku yang terbukti melanggar.

    “Bisa dijatuhi pasal dan sanksi hukum sesuai peraturan yang berlaku,” tandasnya.

    Pihak kepolisian berharap kesadaran dan peran serta masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban tetap terjaga, termasuk tidak ikut-ikutan dalam tradisi yang berpotensi membahayakan tersebut. (tri/but)

  • Volume Sampah di Lamongan Melonjak 2 Kali Lipat saat Libur Lebaran

    Volume Sampah di Lamongan Melonjak 2 Kali Lipat saat Libur Lebaran

    Lamongan (beritajatim com) – Pasca libur lebaran, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lamongan harus bekerja keras untuk mengatasi timbunan sampah.

    Kepala DLH Lamongan, Andik Kurniawan, menyebut lonjakan sampah yang terjadi selama lebaran tahun ini mencapai sekitar dua kali lipat dibandingkan hari-hari biasa.

    “Alhamdulillah, kami sudah mempersiapkan antisipasi terkait hal ini sejak akhir Ramadan,” kata Andik, Rabu (9/4/2025).

    Menurut Andik, secara umum kenaikan volume sampah mencapai 60 persen. Peningkatan volume sampah mulai terlihat di minggu terakhir Ramadan dan puncaknya terjadi pada H+1, H+2, dan H+3 Lebaran.

    “Sebelum lebaran, rata-rata timbunan sampah di wilayah perkotaan dan sekitarnya mencapai 220 ton per hari. Namun, selama perayaan Idul Fitri, angka tersebut melonjak menjadi 300-320 ton per hari. Pasca Lebaran, volume sampah sedikit melandai ke angka 250 ton per hari,” ujarnya.

    Aktivitas petugas DLH di Tempat Penampungan Sementara (TPS) di Jalan Kusuma Bangsa Lamongan, Rabu (9/4/2025).

    Andik menjelaskan, lonjakan sampah ini didominasi sampah rumah tangga. Baik sampah organik maupun sampah anorganik seperti kertas, plastik dan sebagainya.

    “Kondisi ini kemungkinan besar disebabkan oleh liburnya kerja dan sekolah yang relatif lebih lama,” tuturnya.

    Andik mengungkapkan, penanganan sampah yang dilakukan tidak hanya dengan mengangkut sampah dari Tempat Penampungan Sementara (TPS). Tapi DLH juga jemput bola denhan melakukan operasi gerebek sampah liar secara intensif.

    Gerebek sampah dilakukan dengan mengambil sampah-sampah yang dibuang sembarangan di pinggir jalan. Upaya ini diharapkan dapat menjaga kebersihan lingkungan dan mengurangi dampak negatif dari lonjakan sampah selama perayaan Idul Fitri.

    “Kami berharap masyarakat dapat lebih sadar akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, terutama selama momen-momen perayaan yang seringkali meningkatkan volume sampah,” ucapnya. (fak/but)

  • Tragis, Wanita Paruh Baya Asal Sukorejo Pasuruan Tewas Tertabrak Kereta Api

    Tragis, Wanita Paruh Baya Asal Sukorejo Pasuruan Tewas Tertabrak Kereta Api

    Pasuruan (beritajatim.com) – Seorang wanita paruh baya ditemukan meninggal dunia secara tragis di jalur rel kereta api wilayah Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan, pada Rabu (9/4/2025) dini hari. Korban diduga kuat tewas seketika setelah tertabrak oleh Kereta Api (KA) barang.

    Insiden memilukan ini terjadi di jalur rel Km 16+100, tepatnya di area emplasemen Stasiun Sukorejo. Peristiwa diperkirakan terjadi sekitar pukul 03:12 WIB, namun laporan baru diterima oleh Kepolisian Sektor (Polsek) Sukorejo sekitar pukul 04:30 WIB berdasarkan informasi dari masyarakat dan petugas stasiun.

    “Korban yang tertabrak kereta api bernama Indah Yati (56), warga Desa Glagah, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan. Korban tinggal tidak jauh dari lokasi kejadian,” jelas Kasi Humas Polres Pasuruan, Iptu Joko Suseno.

    Berdasarkan keterangan yang diperoleh petugas dari pihak keluarga, korban diketahui memiliki riwayat gangguan kejiwaan. Sebelum kejadian naas tersebut, korban dilaporkan meninggalkan rumah tanpa sepengetahuan atau pamit kepada anggota keluarga lainnya.

    Kronologi kejadian bermula ketika KA PLB 2638 (Betamkola Tanker), yang berangkat dari Malang Kota Lama menuju Bangil, melintas di Stasiun Sukorejo sekitar pukul 03:12 WIB. Masinis kereta, M Nasirudin, bersama asistennya, Tri Hery, terus menerus membunyikan klakson panjang, menimbulkan kecurigaan petugas keamanan stasiun (Fahmi, 27 tahun) dan kepala stasiun bahwa ada sesuatu yang menghalangi laju kereta.

    Kecurigaan petugas terbukti benar. Ternyata, korban sedang berjalan di tengah jalur rel kereta api. Upaya masinis membunyikan klakson tidak berhasil mencegah tabrakan.

    “Korban langsung tertabrak dengan keras, terpental sekitar lima meter, dan meninggal dunia seketika di lokasi kejadian” tambahnya.

    Petugas Polsek Sukorejo yang menerima laporan segera mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan mengumpulkan keterangan dari sejumlah saksi, termasuk Fahmi (Satpam KAI) dan Pak Yoyok (warga setempat). Tidak ditemukan barang berharga milik korban di lokasi.

    Jenazah Indah Yati kemudian dievakuasi dari lokasi kejadian oleh petugas dan dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangil untuk dilakukan pemeriksaan luar atau Visum et Repertum (Ver). Kasus kecelakaan kereta api ini selanjutnya ditangani oleh Unit Laka Lantas Polres Pasuruan berkoordinasi dengan Polsek Sukorejo dan pihak PT KAI. [ada/aje]

  • Alfamidi Srengat Blitar Dibobol Maling, Rokok Total Rp26 Juta Raib

    Alfamidi Srengat Blitar Dibobol Maling, Rokok Total Rp26 Juta Raib

    Blitar (beritajatim.com) – Alfamidi Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar dibobol maling pada Selasa (8/4/2025) dini hari. Tembok Alfamidi bagian belakang dijebol dengan linggis oleh maling.

    Aksi pembobolan Alfamidi ini pun terekam kamera CCTV. Terlihat dari rekaman CCTV pelaku beraksi seorang diri dengan membawa karung. Diketahui karung tersebut digunakan pelaku untuk menggasak ratusan pak rokok yang ada di dalam toko.

    “Sekitar jam 6 lebih dua, tokonya berantakan rokok rokoknya. Saya cek lokasi toko, bagian pojok belakang itu dibobol, rusak. Terus pas cek laci laci kasir sudah kosong uangnya, nggak ada,” kata Dewi Arisita, karyawan Alfamidi, Rabu (9/4/2025).

    Total ada ratusan pak rokok yang dibawa kabur oleh pelaku. Ditaksir nilai rokok yang dicuri maling tersebut mencapai Rp26 juta.

    Selain menggasak ratusan pak rokok, pelaku juga mencuri uang yang ada di laci kasir. Menurut karyawan, uang tunai yang ada di laci adalah sebesar Rp2 juta.

    “Rokok sama uang yang hilang, pelakunya dua yang masuk satu. Total kerugian sekitar Rp28 juta,” tegasnya.

    Kasus ini pun langsung dilaporkan manajemen Alfamidi ke Polsek Srengat. Saat ini kasus pencurian dan pembobolan Alfamidi ini tengah ditangani oleh Satreskrim Polres Blitar bersama Polsek Srengat.

    “Kita masih lakukan penyelidikan,” ucap AKP Sukamto, Kasat Reskrim Polres Blitar Kota.

    Saat ini Satreskrim Polres Blitar Kota masih melakukan pemeriksaan CCTV. Upaya pengejaran pelaku pun langsung dilakukan oleh aparat kepolisian. [owi/beq]

  • Hingga 8 April 2025, Total 195.849 Jemaah Lunas Biaya Haji

    Hingga 8 April 2025, Total 195.849 Jemaah Lunas Biaya Haji

    Jakarta (beritajatim.com) – Hingga Selasa (8/4/2025), total sebanyak 195.849 jemaah haji reguler telah melunasi biaya perjalanan haji (Bipih) sesuai ketentuan pemerintah.

    Berdasar kebijakan Kementerian Agama (Kemenag) RI, pelunasan tahap II Bipih jemaah haji reguler dibuka sejak 24 Maret – 17 April 2025. Proses ini dihentikan oleh jeda libur Lebaran dari 28 Maret – 7 April 2025. Pada penutupan 27 Maret 2025, sebanyak 192.427 jemaah reguler yang membayar biaya haji.

    “Hari ini pelunasan Bipih reguler kembali dibuka. Ada 3.422 jemaah yang melunasi biaya haji,” kata Direktur Layanan Haji Dalam Negeri Muhammad Zain di Jakarta, Selasa (8/4/2025) mengutip website Kemenag RI, Rabu (9/4/2024).

    Dengan demikian, total jemaah haji reguler yang telah melunasi Bipih sebanyak 195.849 jemaah atau sekitar 96,33 persen dari total kuota. Sejalan dengan kebijakan otoritas haji negara Arab Saudi, pada musim haji 2025, Indonesia memperoleh kuota haji sebanyak 221.000 jemaah. Rinciannya, 203.320 kuota haji reguler dan 17.680 kuota haji khusus.

    Untuk kuota haji reguler, terbagi atas: 190.897 jemaah haji reguler yang berhak lunas sesuai urutan porsi; 10.166 jemaah haji reguler prioritas lanjut usia; 685 pembimbing ibadah pada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU); dan 1.572 petugas haji daerah (PHD).

    Zain menguraikan, jemaah haji yang melunasi terdiri atas 175.812 jemaah berhak lunas tahun ini, baik pada pelunasan tahap I maupun tahap II. Selain itu, 18.611 jemaah yang awalnya masuk dalam cadangan dan 1.426 petugas haji daerah atau (PHD). “Kami berharap sisa waktu pelunasan setelah Lebaran ini bisa dioptimalkan jemaah untuk melunasi biaya haji regulernya sehingga seluruh kuota bisa segera terserap,” ujarnya mengingatkan. [air]

  • Petugas Damkar Jombang Evakuasi Ular Kobra dari Dalam Toko

    Petugas Damkar Jombang Evakuasi Ular Kobra dari Dalam Toko

    Jombang (beritajatim.com) – Petugas pemadam kebakaran (damkar) dari Pos Mojoagung, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, berhasil menangkap seekor ular kobra berbisa yang masuk ke dalam sebuah toko milik warga di Dusun Plemahan, Desa Plemahan, Kecamatan Sumobito, Rabu pagi (9/4/2025).

    Proses evakuasi ular tersebut berlangsung dramatis dan cukup menyulitkan, karena reptil berbahaya itu bersembunyi di antara tumpukan kardus berisi dagangan di dalam toko.

    Penangkapan ular sepanjang 50 sentimeter dengan diameter sebesar ibu jari orang dewasa ini memakan waktu hampir satu jam. Petugas harus memindahkan seluruh tumpukan kardus dan barang dagangan ke luar toko demi memastikan posisi ular yang bersembunyi di sela-sela antara tumpukan kardus dan etalase toko.

    Menurut pemilik toko, Sunarto, dirinya menyadari ada ular saat sedang merapikan barang dagangan di pagi hari. “Tiba-tiba dari bawah terlihat seperti ada ular,” ungkapnya. Tak ingin mengambil risiko, ia segera menghubungi petugas damkar untuk meminta bantuan evakuasi.

    Proses penangkapan dilakukan dengan peralatan lengkap oleh tim damkar Pos Mojoagung. Eko Agusistiawan, petugas yang turut dalam evakuasi menjelaskan bahwa proses ini cukup menyulitkan karena ular berada di lokasi sempit dan penuh barang. “Sehingga dibutuhkan waktu satu jam untuk menangkap ular berbisa tersebut,” jelas Eko.

    Setelah berhasil ditangkap, ular dimasukkan ke dalam karung dan dibawa ke Pos Damkar Mojoagung. Selanjutnya, ular tersebut akan dilepasliarkan di tempat yang jauh dari pemukiman warga agar tidak membahayakan masyarakat.

    Penemuan ular kobra di kawasan padat penduduk ini menambah daftar kejadian serupa yang belakangan kian sering terjadi, diduga akibat habitat satwa liar terganggu oleh aktivitas manusia. Warga diimbau untuk tetap waspada, terutama jika tinggal dekat area kebun atau sawah. [suf]

  • Hingga Rabu Siang, Kebakaran Pabrik Sepatu Ardiles di Surabaya Belum Padam

    Hingga Rabu Siang, Kebakaran Pabrik Sepatu Ardiles di Surabaya Belum Padam

    Surabaya (beritajatim.com) – Kebakaran gudang pabrik alas kaki Ardiles di Jalan Tanjungsari 12, Sukomanunggal, Surabaya sejak hari Selasa (8/4) malam, masih dalam proses pembasahan hingga Rabu pagi.

    Api belum seratus persen padam melahap bahan produksi alas kaki dan sepatu yang ada di dalam 2 bangunan gedung. Petugas pemadam kebakaran berjibaku memadamkan api, dibantu dengan sejumlah alat berat.

    “Sekarang pembasahan, diperkirakan siang nanti selesai (padam), tapi bisa jadi sampai sore,” kata seorang petugas pemadam di lokasi, Rabu (9/4).

    Kepulan asap imbas pembakaran gedung pabrik masih terlihat membumbung tinggi di atas langit. Bangunan gedung yang menganga, mempermudah petugas untuk mencari titik nyala api.

    “Kita masih menunggu alat berat, backhoe, untuk mengurai material,” lanjut petugas.

    Sementara itu, Kepala BPBD Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro memastikan bahwa tidak ada korban jiwa dalam peristiwa kebakaran tersebut. Namun yang menjadi turut sorotan, minimnya hidran dari pabrik.

    “Dari kami sarannya, untuk mitigasi kebencanaan harusnya pabrik seluas dua hektare ini memiliki hidran sendiri, jadi kalau ada kebakaran bisa safety” kata Agus Hebi.

    Diberitakan sebelumnya, kebakaran dua gudang pabrik alas kaki di Jalan Tanjungsari 12, Sukomanunggal, Surabaya ini terjadi hari Selasa (8/4), sekitar pukul 19.00 WIB. Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) menerjunkan sebanyak 23 unit kendaraan pemadam dan tiga di antaranya Bronto Skylift. [ram/aje]

  • Ribuan Ketupat Hiasi Jalanan Kampung NU Magetan, Warga Sarapan Gratis Sepuasnya

    Ribuan Ketupat Hiasi Jalanan Kampung NU Magetan, Warga Sarapan Gratis Sepuasnya

    Magetan (beritajatim.com) – Warga Dusun Joso, Desa Turi, Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan, memperlihatkan antusiasme luar biasa dalam menyambut Tradisi Ketupat yang rutin digelar sebagai bagian dari perayaan Hari Raya Idul Fitri. Tradisi yang berlangsung pada Rabu (9/4/2025) pukul 10.00 WIB ini menjadi magnet budaya yang menghadirkan semangat gotong royong dan kebersamaan khas masyarakat Nahdliyin.

    Sejak pagi, jalanan desa telah dipenuhi hiasan ketupat yang digantung menggunakan tali rafia dan dibentangkan memanjang di depan rumah-rumah warga. Pemandangan ini menjadi daya tarik tersendiri, menciptakan atmosfer meriah yang kental dengan nuansa tradisional. Begitu waktu menunjukkan pukul 10.00 WIB, warga dan pengunjung mulai menikmati ketupat yang disajikan bersama sayur lodeh dan opor.

    “Rasanya menyenangkan bisa sarapan gratis sepuasnya. Siapa saja boleh ikut makan dan membawa pulang ketupat,” ujar Selvia Nindy Merintika, salah satu pengunjung asal Desa Temboro, Kecamatan Karas, Magetan.

    Menurut Selvia, Tradisi Ketupat bukan sekadar pesta kuliner, melainkan juga bagian dari perayaan keagamaan yang selalu dinantikan, bahkan oleh warga luar Panekan. Ia menilai tradisi ini sarat makna dan mampu mempererat hubungan sosial antarwarga.

    Panitia pelaksana, Minhad, menyebutkan bahwa total ketupat yang disediakan tahun ini mencapai 1.500 buah, hasil kontribusi dari warga yang menyumbangkan sekitar 20 ketupat per kepala keluarga.

    “Tahun ini memang lebih sederhana, tapi tetap berkesan. Sebelum pukul 10.00 WIB, ketupat belum boleh diambil agar nuansa khas Kampung NU bisa dinikmati lebih lama,” jelasnya.

    Jumlah ketupat tersebut memang menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang bisa mencapai 5.000 buah, namun Minhad menekankan bahwa esensi dari tradisi ini tetap terjaga. Panjang ketupat yang dibentangkan bahkan melebihi satu kilometer, menjadi simbol kuat semangat gotong royong warga.

    Ia menambahkan, Tradisi Ketupat rutin diselenggarakan setiap tahun pada H+8 Idul Fitri sejak peresmian Kampung NU pada April 2017.

    “Harapan kami, tradisi ini bisa terus dilestarikan dan memperkuat jati diri budaya Nahdliyin,” pungkasnya.

    Tradisi ini tidak hanya memperkaya khasanah budaya lokal, tetapi juga menjadi sarana mempererat silaturahmi dan identitas keagamaan masyarakat, menjadikannya agenda budaya tahunan yang layak dipertahankan. [fiq/aje]

  • Blitar Masih Punya 307 Km Jalan Rusak, Perlu Dana Triliunan untuk Perbaikan

    Blitar Masih Punya 307 Km Jalan Rusak, Perlu Dana Triliunan untuk Perbaikan

    Blitar (beritajatim.com) – Protes jalan rusak mewarnai awal kepemimpinan Rijanto-Beky sebagai Bupati-Wakil Bupati Blitar periode 2025-2030.

    Sejumlah warga yang kecewa jalannya rusak melakukan aksi protes dengan menanami pohon pisang.

    Ditengah gelombang protes tersebut, ternyata memang masih banyak jalan rusak dan berlubang di Bumi Penataran ini. Dari data Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) masih ada 307 kilometer jalan rusak yang membentang di Kabupaten Blitar.

    Kondisinya rusak ringan hingga berat. Sebenarnya jalan rusak ini sudah terjadi sejak belasan tahun lalu. Warga pun mengharapkan perubahan dan perbaikan infrastruktur jalan.

    “Pemerintah Kabupaten Blitar terus berupaya melakukan perbaikan secara berkala namun terkadang terkendala anggaran,” ucap Hamdan Zulkifli Kurniawan, Kabid Bina Marga Dinas PUPR Kabupaten Blitar, Rabu (9/4/2025).

    Sebenarnya Kabupaten Blitar memiliki jalan sepanjang 1.462,48 kilometer. Dari jumlah tersebut sebanyak 79,63 persennya sudah dalam keadaan baik dan mulus. Artinya ada 1.100 kilometer lebih jalan di Kabupaten Blitar yang kondisinya bagus.

    Namun demikian masih ada 307 kilometer jalan yang harus dilakukan perbaikan. Untuk memperbaiki panjang jalan rusak tersebut, maka diperlukan dana triliunan rupiah.

    “Untuk memperbaiki semua kerusakan jalan ini dibutuhkan anggaran besar mencapai triliunan rupiah agar semua ruas jalan di kabupaten Blitar mulus tanpa ada kerusakan. Sementara waktu jalan yang masih belum bisa tercover anggaran perbaikan, hanya diperbaiki menggunakan unit reaksi cepat seperti tambal sulam dan lainnya,” tegasnya.

    Namun kini anggaran perbaikan jalan di Kabupaten Blitar justru berkurang dari tahun sebelumnya. Kondisi itu pun memaksa Dinas PUPR mengandalkan anggaran URC (unit reaksi cepat) untuk melakukan perbaikan jalan.

    Anggaran infrastruktur dan jalan Kabupaten Blitar pada tahun 2025 ini dipangkas hingga 50 persen. Diketahui pada tahun 2025 ini, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Blitar hanya diberikan anggaran Rp.60 miliar rupiah saja. Jumlah tersebut jauh lebih kecil dibandingkan tahun 2024 lalu yang mencapai Rp.110 miliar rupiah.

    “Tidak hanya itu Pemkab Blitar juga mengusahakan perbaikan atau peningkatan kelas jalan melalui pemerintah pusat,” tandasnya. [owi/aje]