Author: Beritajatim.com

  • Empat Warga Bangkalan Jadi Korban Longsor, Dua Masih Dirawat

    Empat Warga Bangkalan Jadi Korban Longsor, Dua Masih Dirawat

    Bangkalan (beritajatim.com) – Empat warga Desa Pakaan Laok, Kecamatan/Kabupaten Bangkalan, menjadi korban dalam peristiwa longsor yang terjadi pada Minggu (13/4/2025). Insiden ini diduga kuat akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut selama beberapa jam sebelumnya, menyebabkan tebing di dekat permukiman warga tak mampu menahan beban tanah yang jenuh air.

    Wakil Bupati Bangkalan, Fauzan Jakfar, menyampaikan bahwa saat ini dua dari empat korban telah dipulangkan ke rumah masing-masing setelah mendapatkan perawatan. “Yang satu di Puskesmas Galis yang satunya lebih parah dirujuk ke RSUD Syamrabu. Sedangkan dua korban luka ringan sudah dibawa pulang,” ujarnya.

    Korban yang masih dirawat di Puskesmas Galis mengalami luka sedang, sementara satu korban lain yang dirujuk ke RSUD Syamrabu Bangkalan mengalami luka lebih serius.

    Menurut Fauzan, longsor terjadi di lokasi yang cukup dekat dengan pemukiman warga. Tebing yang longsor sebenarnya telah dilengkapi dengan tembok pembatas, namun tidak cukup kuat untuk menahan tekanan tanah yang mengalami pergeseran.

    “Akibatnya saat warga melintas tanah itu longsor dan mengenai warga yang baru pulang dari hajatan,” imbuhnya.

    Pemerintah setempat kini tengah melakukan koordinasi dengan aparat desa dan petugas terkait untuk membersihkan material longsoran serta mengantisipasi kemungkinan terjadinya longsor susulan.

    “Kalau memang berpotensi longsor lagi dan membahayakan warga, maka warga yang di sekitar lokasi akan kami evakuasi,” pungkas Fauzan.

    Peristiwa ini menjadi pengingat penting akan perlunya mitigasi bencana secara lebih intensif, terutama di wilayah dengan kontur tanah dan struktur tebing yang rawan longsor saat musim hujan tiba. [sar/suf]

  • Prakiraan Cuaca Malang Raya 13-14 April 2025: Hujan Ringan hingga Udara Berkabut

    Prakiraan Cuaca Malang Raya 13-14 April 2025: Hujan Ringan hingga Udara Berkabut

    Malang (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda merilis prakiraan cuaca terbaru untuk wilayah Malang Raya, meliputi Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu pada Minggu, 13 April hingga Senin dini hari, 14 April 2025.

    Laporan ini penting bagi warga dan wisatawan yang beraktivitas di kawasan dataran tinggi ini agar lebih waspada terhadap potensi perubahan cuaca.

    BMKG Juanda melaporkan bahwa di Kota Malang, cuaca pada Minggu pagi mulai pukul 07.00 hingga 09.00 WIB didominasi hujan ringan dan berawan. “Memasuki pukul 10.00 cuaca di kota Malang cuaca hujan ringan,” dikutip dari laman resmi BMKG Juanda.

    Pada siang hari pukul 13.00 WIB hingga sore, cuaca Kota Malang diperkirakan berawan dan tetap berlanjut hingga malam hari. Sementara itu, Senin dini hari (14/4/2025) cuaca akan cerah sebelum kembali diguyur hujan ringan. Sepanjang hari, suhu udara di Kota Malang berkisar antara 25 hingga 30 derajat Celcius, dengan kondisi pagi hari kembali berawan.

    Di wilayah Kabupaten Malang, cuaca pada Minggu pagi terpantau beragam. Sebagian besar kecamatan mengalami cuaca berawan, namun kawasan seperti Bululawang, Gondanglegi, Pakisaji, Sumbermanjing Wetan, Gedangan, dan Bantur diperkirakan cerah berawan.

    Menjelang siang, antara pukul 10.00 WIB hingga 13.00 WIB, hujan ringan dan cuaca berawan diprediksi akan terjadi di beberapa titik. Sementara itu, wilayah Kalipare, Kasembon, Ngantang, Sumbermanjing Wetan, dan Pujon justru mengalami cuaca cerah.

    “Pukul 16.00 WIB diperkirakan cuaca sebagian besar kecamatan di kabupaten Malang cuaca berawan,” dikutip dari laman resmi BMKG Juanda.

    Saat malam tiba, pukul 19.00 WIB hingga 22.00 WIB, cuaca akan cerah berawan dengan kemungkinan udara berkabut, terutama di kawasan Pagak, Pagelaran, Kalipare, dan Tumpang.

    Pada dini hari Senin (15/4/2025), kondisi cuaca relatif cerah namun disusul hujan ringan dan hujan petir, khususnya di daerah Ngajum, Wonosari, Pagak, dan Wagir. Suhu udara di Kabupaten Malang sepanjang hari berkisar antara 19 hingga 25 derajat Celcius.

    Sementara itu, Kota Batu pada Minggu pagi diperkirakan mengalami hujan ringan. Pukul 10.00 WIB hingga siang hari, kawasan ini akan diliputi oleh udara berkabut. Memasuki sore hari, cuaca mulai membaik dengan kondisi cerah.

    Malam hari pukul 19.00 WIB cuaca cerah terjadi di seluruh kecamatan Kota Batu, yakni Batu, Bumiaji, dan Junrejo. Kondisi ini berlanjut hingga dini hari Senin (14/4/2025), namun diperkirakan kembali turun hujan ringan pada pagi hari pukul 07.00 WIB. Suhu di Kota Batu diperkirakan berkisar antara 16 hingga 25 derajat Celcius.

    Dengan cuaca yang cukup dinamis ini, masyarakat diimbau untuk selalu memperhatikan pembaruan informasi cuaca dari BMKG. Bagi para pelancong atau pengendara di jalur pegunungan, seperti Pujon, Ngantang, atau Bumiaji, perlu waspada terhadap kabut tebal yang berpotensi mengganggu jarak pandang. [dan/suf]

  • Polres Pasuruan Bongkar Paksa Pemblokiran Jalan ke Objek Vital Nasional di Semare

    Polres Pasuruan Bongkar Paksa Pemblokiran Jalan ke Objek Vital Nasional di Semare

    Pasuruan (beritajatim.com) – Kepolisian Resor Pasuruan Kota bertindak cepat dengan membongkar paksa pemblokiran jalan umum yang dilakukan secara sepihak di Desa Semare, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan, Sabtu (12/4/2025).

    Tindakan ini menyusul keluhan warga terkait tertutupnya satu-satunya akses jalan vital yang digunakan masyarakat dan pekerja, termasuk menuju fasilitas Gas Metering Station (GMS) milik PT Husky-CNOOC Madura Limited (HCML), yang merupakan bagian dari Objek Vital Nasional.

    Penutupan jalan diketahui dilakukan sejak Rabu (9/4/2025) oleh oknum warga yang mengaku sebagai ahli waris almarhum H. Sodiq. Mereka mengklaim sebagian tanah yang berada di badan jalan tersebut sebagai hak milik warisan keluarga, kemudian memasang patok pagar hingga mengganggu aktivitas warga, petambak, dan operasional HCML.

    Menyikapi laporan tersebut, jajaran Polres Pasuruan Kota bersama Polsek Kraton, Babinsa, serta Kepala Desa Semare melakukan peninjauan dan mediasi langsung di lokasi. Kapolres Pasuruan Kota, AKBP Davis Busin Siswara, turun langsung memimpin jalannya penertiban dan menegaskan bahwa jalan umum tidak boleh dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi.

    “Kami mendapatkan laporan bahwa ada akses jalan umum yang coba-coba diganggu oleh pihak tertentu hanya untuk kepentingan pribadi. Kami sampaikan, tidak boleh ada tindakan menutup jalan demi kepentingan pribadi. Ini jalan untuk kepentingan umum,” tegas AKBP Davis di hadapan aparat desa dan perwakilan warga.

    Menindaklanjuti perintah Kapolres, petugas gabungan langsung membongkar patok pagar yang menghalangi jalan. Aksi pembongkaran berlangsung kondusif dan disaksikan oleh Kepala Desa Semare. Kapolres juga memberikan instruksi kepada Kasatreskrim Polres Pasuruan Kota, Iptu Choirul Mustofa, untuk segera memproses hukum pihak-pihak yang terlibat dalam aksi penutupan jalan.

    Dari pihak perusahaan, HCML melalui Specialist Relation, Taufik Udasmara, menyayangkan insiden tersebut karena mengganggu kelancaran operasional, logistik, serta berpotensi membahayakan keselamatan jika terjadi situasi darurat di GMS.

    “Batas tanah yang diklaim oleh para ahli waris H. Sodiq yang sebagian di tengah jalan menuju GMS HCML belum terlalu jelas batasannya, karena masih diperlukan pengukuran yang akurat dari BPN,” kata Taufik.

    Taufik menegaskan bahwa HCML hanya sebagai pengguna jalan umum dan tidak pernah menguasai lahan tersebut. Bahkan, pipa yang diklaim warga sebagai milik HCML ternyata bukan bagian dari infrastruktur perusahaan.

    “Secara tidak langsung mengganggu berjalannya operasi objek vital nasional milik negara,” tegasnya, merujuk pada target lifting gas 2025 pemerintah sebesar 1,01 juta BOEPD yang ikut terdampak oleh insiden tersebut.

    HCML berharap agar klaim tanah dapat diselesaikan melalui jalur yang tepat tanpa mengganggu akses publik maupun operasi objek vital. Kapolres Pasuruan Kota juga mengajak masyarakat Desa Semare untuk menjaga ketertiban, menghindari provokasi, serta mendahulukan kepentingan bersama demi keamanan dan keberlangsungan aktivitas warga serta industri di wilayah tersebut. [ada/suf]

  • Tragedi Laut Pacitan: Ombak Besar dan Rip Current Renggut 6 Korban dalam Sepekan

    Tragedi Laut Pacitan: Ombak Besar dan Rip Current Renggut 6 Korban dalam Sepekan

    Pacitan (beritajatim.com) – Dalam sepekan terakhir, perairan selatan Pacitan menelan enam korban jiwa dalam insiden kecelakaan laut yang terjadi di sejumlah lokasi. Deretan kejadian tragis ini menjadi pengingat keras akan bahaya rip current dan ombak besar di kawasan pesisir selatan Jawa.

    Peristiwa pertama terjadi pada Sabtu, 5 April 2025. Tiga wisatawan asal Ponorogo tenggelam saat berenang di muara Sungai Kedung Gombang, Dusun Soge, Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo Pacitan. Ketiganya ,Agus Widodo (33), Ahmad Fahrudin (26), dan Zainal Mutaqin (22).

    Wisatawan Ngrayun Kabupaten Ponorogo diketahui nekat berenang tanpa sepengetahuan rombongan sekitar pukul 13.30 WIB. Tim gabungan yang terdiri dari petugas keamanan, relawan, dan warga setempat berhasil menemukan mereka dalam kondisi tidak bernyawa.

    Sepekan kemudian, Sabtu, 12 April 2025, musibah kembali terjadi di Pantai Klayar, Desa Sendang, Kecamatan Donorojo. Tiga remaja terseret ombak saat bermain air. Dua di antaranya Ahmad Yudhianto (18) dan Irvan Arrosyidin (16), warga Boyolali, Jawa Tengah meninggal dunia, sementara satu korban berhasil selamat.

    Masih di hari yang sama, pada malam harinya, seorang pemancing bernama Suraji, warga Dusun Watuadeg, Desa Karangnongko, Kecamatan Kebonagung, dilaporkan hilang diduga tersapu ombak besar saat memancing di atas karang. Hingga kini, tim SAR gabungan masih melakukan pencarian intensif di sekitar lokasi kejadian.

    Kepala Pelaksana BPBD Pacitan, Erwin Andriatmoko, mengingatkan masyarakat akan karakteristik Pantai Selatan yang memiliki ombak tinggi dan fenomena arus balik atau rip current yang sangat berbahaya.

    “Rip current ini adalah arus balik dari pantai menuju laut dengan kecepatan tinggi. Berbeda dari ombak yang menggulung ke pantai, arus ini justru terlihat datar, berbuih, dan berwarna lebih gelap. Sangat berbahaya karena bisa menyeret korban dalam hitungan detik,” jelas Erwin.

    Ia juga menegaskan bahwa larangan berenang telah dipasang di sejumlah titik pantai rawan, dan peringatan terus disampaikan melalui berbagai saluran. “Kami imbau wisatawan tidak mengabaikan rambu dan larangan yang ada. Musibah bisa terjadi kapan saja jika tidak berhati-hati,” tandasnya.

    Dengan cuaca yang masih berpotensi ekstrem, BPBD Pacitan mengingatkan masyarakat untuk lebih waspada, tidak hanya terhadap ombak besar, tetapi juga terhadap arus bawah laut yang tidak tampak namun sangat mematikan. [tri/suf]

  • Identitas Jenazah di Jalan Tembus Magetan Terungkap Setelah 8 Jam, Korban Mahasiswi UGM

    Identitas Jenazah di Jalan Tembus Magetan Terungkap Setelah 8 Jam, Korban Mahasiswi UGM

    Magetan (beritajatim.com) – Penemuan mengejutkan terjadi di kawasan Jalan Raya Cemorosewu–Sarangan, tepatnya di tikungan Tamansari atau yang dikenal dengan Tikungan Lawu Green Forest, wilayah hukum Polsek Plaosan, Magetan.

    Pada Sabtu (12/4/2025) pukul 14.00 WIB, warga menemukan sesosok jenazah perempuan tertindih sepeda motor di dalam parit pinggir jalan.

    Kapolsek Plaosan AKP Joko Yuhono membenarkan temuan tersebut. “Kejadian tersebut selanjutnya dilaporkan ke kami Polsek Plaosan, sehingga kami mendatangi TKP bersama Tim Inafis Polres Magetan untuk melakukan olah TKP dan pertolongan pada korban,” katanya.

    Dalam pemeriksaan awal di tempat kejadian perkara, korban dinyatakan telah meninggal dunia. Tubuh korban ditemukan berada di parit dengan kedalaman 77 sentimeter dan lebar 60 sentimeter. Yang mengejutkan, tubuh korban tertindih sepeda motor sehingga tidak terlihat dari jalan raya.

    “Korban pada saat ditemukan, sudah dalam keadaan meninggal. Saat itu, korban berada di bawah sepeda motor, tepatnya di parit dengan kedalaman 77 sentimeter dengan lebar 60 sentimeter,” tambahnya.

    Kondisi jenazah sudah mengalami perubahan fisik, sehingga tidak dapat dikenali secara kasat mata. Korban langsung dibawa ke RSUD dr Sayidiman Magetan untuk pemeriksaan lebih lanjut. “Yang pasti, korban ini meninggal sudah lebih dari tiga hari,” terang Kapolsek.

    Dugaan sementara, korban meninggal akibat kecelakaan tunggal. Hal ini diperkuat dengan temuan bekas rem di aspal yang mengarah ke parit tempat korban ditemukan, serta kondisi motor dan helm korban yang masih berada di lokasi.

    “Dugaan sementara korban meninggal karena kecelakaan, karena untuk kondisi dan barang termasuk helm yang pecah masih menempel dengan sepeda motor tersebut, di dalam parit,” beber AKP Joko.

    Setelah kabar penemuan jenazah tersebut beredar di media sosial, pihak keluarga mendatangi rumah sakit untuk memastikan identitas korban. Proses identifikasi dilakukan berdasarkan ciri-ciri khusus yang dikenali keluarga.

    “Setelah kami lakukan pemeriksaan penyidikan bersama kedokteran didapatkan ciri-ciri khusus, hal itu juga disampaikan pada pihak keluarga. Dan dari orang tua kandung korban menyampaikan bahwa betul ciri-ciri korban adalah anaknya. Ciri khususnya, korban memakai behel gigi dan gelang ditangannya,” ujarnya.

    Korban diketahui bernama Sheila Amelia Cristanti, seorang mahasiswi Universitas Gadjah Mada (UGM) asal Kabupaten Madiun, yang sebelumnya telah dilaporkan hilang oleh keluarganya.

    Setelah proses pemeriksaan medis selesai pukul 23.30 WIB, jenazah dibawa ke rumah duka. “Proses pemeriksaan mendalam korban di RSUD dr Sayidiman selesai dilakukan pukul 23.30, selanjutnya kedua orang tuanya menemani jenazah didalam ambulan dan diantar ke rumah duka di Kabupaten Madiun untuk dimakamkan,” pungkas AKP Joko. [fiq/suf]

  • Pemancing Hilang di Pantai Ngambur Pacitan, Diduga Terseret Ombak Saat Malam Hari

    Pemancing Hilang di Pantai Ngambur Pacitan, Diduga Terseret Ombak Saat Malam Hari

    Pacitan (beritajatim.com)– Seorang warga asal Dusun Watuwadek, Desa Karangnongko, Kecamatan Kebonagung, Pacitan dilaporkan hilang saat memancing di Pantai Ngambur, Desa Plumbungan,  Sabtu malam (12/4/2025).

    Korban diketahui bernama Suraji, diduga terseret ombak sekitar pukul 21.30 WIB saat memancing bersama dua rekannya.

    Kapolsek Kebonagung, Iptu Haming Agus Purnama saat dikonfirmasi membenarkan adanya laporan warga hilang tersebut.

    “Korban awalnya memancing bersama dua orang temannya. Saat dipanggil oleh rekan-rekannya, korban tidak merespon. Setelah dilakukan pencarian di sekitar lokasi, korban tidak ditemukan. Dugaan sementara korban terseret ombak,” terangnya, Minggu pagi (13/4/2025).

    Setelah mendapat laporan, pihaknya langsung berkoordinasi dengan pemerintah desa, kecamatan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan.

    Saat ini, tim SAR gabungan yang terdiri dari BPBD, Polsek Kebonagung, TNI, pemerintah desa, serta relawan, tengah melakukan pencarian di sekitar lokasi kejadian.

    “Tim SAR gabungan telah dikerahkan sejak malam, dan hingga pagi ini masih melakukan penyisiran di sekitar Pantai Ngambur. Kami juga mengimbau warga sekitar untuk waspada dan tidak memancing terlalu dekat dengan bibir pantai, terutama saat malam hari,” pungkas Kapolsek. [tri/suf]

  • Anak SD di Jombang Alami Luka Parah Akibat Ledakan Petasan

    Anak SD di Jombang Alami Luka Parah Akibat Ledakan Petasan

    Jombang (beritajatim.com) – Peristiwa tragis menimpa seorang bocah berinisial MH (12), warga Desa Plemahan, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang. Bocah yang masih duduk di bangku kelas VI SD itu mengalami luka serius setelah petasan besar yang dimainkan meledak di tangannya, Sabtu (12/4/2025) petang.

    Saat ini MH tengah menjalani perawatan intensif di RSUD Jombang akibat luka parah yang dideritanya. Berdasarkan informasi, ledakan petasan tersebut terekam jelas dalam kamera pengawas (CCTV) yang terpasang di sekitar lokasi kejadian.

    Dari rekaman CCTV, terlihat MH bersama beberapa temannya sedang bermain petasan di perempatan jalan desa. Petasan berukuran besar itu sempat disulut dan kemudian diletakkan di tanah. Namun, petasan yang seharusnya segera meledak ternyata tidak kunjung menyala.

    Merasa penasaran dan mengira petasan tersebut telah mati, MH kemudian mendekat dan memegangnya. Nahas, sesaat setelah dipegang, petasan justru meledak di tangan korban.

    Ledakan tersebut mengakibatkan tangan kanan MH remuk dan mengeluarkan banyak darah. Korban segera dilarikan ke PKU Muhammadiyah Mojoagung untuk mendapatkan pertolongan pertama. Namun karena luka yang cukup serius, MH langsung dirujuk ke RSUD Jombang untuk mendapatkan penanganan lanjutan dari tim medis.

    Kapolsek Sumobito, AKP Bagus Tejo Purnomo, membenarkan kejadian ledakan petasan tersebut. Polisi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengamankan sejumlah barang bukti.

    “Namun korban belum bisa dimintai keterangan karena masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit,” kata Bagus.

    Peristiwa ini menambah daftar panjang insiden berbahaya akibat penggunaan petasan secara sembarangan, terutama oleh anak-anak di bawah umur. Momen Lebaran memang kerap diwarnai maraknya permainan petasan. Namun tanpa pengawasan dan edukasi yang memadai, petasan bisa berubah menjadi ancaman nyata bagi keselamatan. [suf]

  • Cuaca di Surabaya Raya 13 April 2025, BMKG: Hujan di Wilayah Ini

    Cuaca di Surabaya Raya 13 April 2025, BMKG: Hujan di Wilayah Ini

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda kembali merilis prakiraan cuaca untuk wilayah Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik pada Minggu, 13 April 2025.

    “Hari ini cuaca di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik cenderung cerah dan berawan. Namun, ada beberapa daerah yang pagi hari ini diguyur hujan dengan intensitas ringan,” ujar Prakirawan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, Sabtu (12/3/2025).

    Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini

    Di Kota Surabaya, BMKG memprediksi cuaca cenderung cerah berawan pada pagi hari dan berawan saat siang hingga malamnya. Sehingga tidak ada tanda-tanda akan diguyur hujan, termasuk di Kecamatan Karangpilang, Pabean Cantikan, Gunung Anyar, hingga Tenggilis Mejoyo.

    Suhu udara: 24°C – 31°C
    Kelembapan: 69% – 95%
    Kecepatan angin: 10,8 km/jam dari arah Barat Daya.

    Prakiraan Cuaca Sidoarjo Hari Ini

    Hari ini tidak ada tanda akan diguyur hujan di wilayah Gresik. Lantaran cuaca cenderung cerah dan berawan. Bahkan, pada pukul 12.00 WIB, matahari diprediksi akan terik. Termasuk di Kecamatan Gedangan, Waru, Taman, Sidoarjo, dan Candi.

    Suhu udara: 24°C – 31°C
    Kelembapan: 65% – 97%
    Kecepatan angin: 10,2 km/jam dari arah Barat

    Prakiraan Cuaca Gresik Hari Ini

    Sama seperti Sidoarjo, cuaca di wilayah Gresik hari ini juga terik pada siang hari dsn malamnya cenderung berawan. Meski begitu, beberapa kecamatan diprediksi sempat hujan ringan pada pagi harinya, termasuk Kedamean, Benjeng, dan Balongpanggang.

    Suhu udara: 25°C – 29°C
    Kelembapan: 73% – 93%
    Kecepatan angin: 17,1 km/jam dari arah Selatan.

    Meski cuaca berawan mendominasi, masyarakat disarankan untuk membawa payung atau jas hujan sebagai langkah antisipatif. Mengingat cuaca di wilayah tropis seperti Jawa Timur dapat berubah dalam waktu singkat, penting bagi warga untuk selalu memantau pembaruan informasi cuaca melalui aplikasi resmi BMKG atau layanan cuaca daring lainnya.

    Dengan memahami prakiraan cuaca secara detail, masyarakat di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik dapat menjalani aktivitas hari ini dengan lebih aman dan nyaman, termasuk saat memulai aktivitas tempat. (fyi)

  • Kejar Pelaku Curanmor Bak Film Action, Polisi Pacitan Tangkap 2 Warga Ponorogo

    Kejar Pelaku Curanmor Bak Film Action, Polisi Pacitan Tangkap 2 Warga Ponorogo

    Pacitan (beritajatim.com) – Aksi bak film laga terjadi di wilayah Kecamatan Tulakan, Kabupaten Pacitan, Sabtu (12/4) siang. Polisi terlibat kejar-kejaran dengan pelaku pencurian sepeda motor (curanmor) yang sempat membawa kabur motor milik warga. Dalam aksi dramatis itu, dua orang akhirnya berhasil diamankan.

    Kapolsek Tulakan, Iptu Suyitno menjelaskan, peristiwa bermula saat korban bernama Devira baru saja tiba di rumahnya di Dusun Krajan, Desa Losari, Tulakan. Ia memarkir sepeda motor Honda Beat AE 5631 ZE di depan rumah dengan kondisi kunci masih tertancap.

    “Tiba-tiba datang seorang pria yang menanyakan ibunya, Suratmiatin. Saat korban masuk ke dalam rumah, pelaku langsung membawa kabur sepeda motor tersebut,” ungkap Suyitno.

    Usai kejadian, korban segera melapor ke Polsek Tulakan. Tak butuh waktu lama, Unit Reskrim langsung melakukan pelacakan dan pengejaran. Motor hasil curian sempat dibawa pelaku ke bengkel di Desa Wonosidi, Tulakan, untuk menghilangkan jejak dengan alasan servis.

    Namun aksi pelaku tidak mulus. Polisi yang melakukan pengejaran sempat mengalami insiden tabrakan antara kendaraan pelaku dan kendaraan dinas yang dikendarai Kanit Reskrim Polsek Tulakan. Polisi kemudian berkoordinasi dengan Polsek Ngadirojo dan melakukan penghadangan di Perempatan Baran, Cokrokembang, di jalur utama Pacitan–Lorok.

    “Hasilnya, dua pelaku berhasil kami amankan, yaitu Rolandia Okta Pratama (21), warga Wayang, Pulung, dan Agus Heryanto (43), warga Patihan Kidul, Siman, Ponorogo,” jelasnya.

    Kedua pelaku sempat diamankan di Mapolsek Ngadirojo sebelum dijemput Tim Resmob Polres Pacitan untuk proses penyidikan lebih lanjut. Mereka dijerat pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan pemberatan, dengan ancaman hukuman maksimal 9 tahun penjara.

    Kapolsek Tulakan juga mengimbau kepada masyarakat agar lebih waspada dan tidak lengah saat memarkir kendaraan. “Pastikan kunci sepeda motor dicabut saat ditinggal,” pungkasnya (tri/kun)

  • 2 Desa di Palengaan Pamekasan Tergenang Banjir

    2 Desa di Palengaan Pamekasan Tergenang Banjir

    Pamekasan (beritajatim.com) – Dua desa di kecamatan Palengaan, Pemaksaan, tergenang banjir akibat intensitas hujan lebat yang melanda wilayah setempat, dan sekitarnya, Sabtu (12/4/2025).

    Kedua desa tersebut masing-masing Desa Palengaan Dhaja, dan Desa Rombuh, Kecamatan Palengaan, Pamekasan. “Lokasi terdampak di Desa Palengaan Dhaja, tersebar di tiga dusun berbeda, yakni di Dusun Londalem, Tarate 1 dan Lecceran,” kata Kalaksa BPBD Pamekasan, Akmad Dhofir Rosidi.

    “Untuk Dusun Londalem, total terdapat 11 KK terdampak banjir luapan dan mengakibatkan 2 dapur rusak ringan dan 1 dapur rusak total dengan ketinggian air sekitar 1,5 meter, dan surut sekitar pukul 16:50 WIB,” imbuhnya.

    Termasuk juga dua dusun lainnya di Desa Palengaan Dhaja, Palengaan, Pamekasan. “Untuk Dusun Tarate 1, total 20 KK terdampak, di mana banjir luapan masuk ke dalam rumah warga setinggi 1 meter. Serta 3 KK terdampak di Dusun Laccaran, dan air surut sekitar pukul 17:00 WIB,” bebernya.

    “Untuk Desa Rombuh, hanya terjadi di Dusun Galisan. Di mana hanya terdapat 3 KK dinyatakan terdampak banjir luapan dengan ketinggian air sekitar 1 meter, dan air surut sekitar pukul 16:55 WIB,” sambung Dhofir.

    Sementara peristiwa tersebut disinyalir terjadi akibat intensitas hujan lebat yang mengguyur wilayah Palengaan, dan sekitarnya. “Selain hujan lebat dengan intensitas tinggi, ditambah dengan keberadaan tanggul jebol yang mengakibatkan banjir meluap,” jelasnya.

    “Dari peristiwa itu, tim langsung BPBD bersama instansi samping langsung menuju lokasi untuk melakukan kaji cepat, membantu evakuasi warga ke titik aman. Terpenting tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini,” pungkasnya. [pin/kun]