Author: Beritajatim.com

  • Prakiraan Cuaca Hari Ini Kamis 17 April 2025 Malang dan Kota Batu

    Prakiraan Cuaca Hari Ini Kamis 17 April 2025 Malang dan Kota Batu

    Malang (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda memperkirakan cuaca Malang Raya pada Kamis 17 April 2025 di wilayah kabupaten dan kota Malang.

    BMKG Juanda melaporkan bahwa kota Malang pagi hari mulai pukul 07.00 sampai 09.00 WIB cuaca berawan dan hujan ringan. “Memasuki pukul 10.00 cuaca di kota Malang cuaca berawan,” dikutip dari laman resmi BMKG Juanda.

    Cuaca berawan terjadi pada siang hari pukul 13.00 WIB. Sore hari cuaca di kota Malang cuaca udara kabut. Malam hari cuaca di kota Malang cuaca udara kabut.

    Hari Jumat (18/4/2025) dini hari cuaca berawan di Malang kemudian hujan ringan. Suhu di kota Malang selama satu hari penuh berada pada rentan 21 sampai 28 derajat celcius. Pagi hari cuaca kembali berawan.

    Sementara itu, wilayah Kabupaten Malang pada Kamis (17/4/2025) pagi hari sebagian besar kecamatan cuaca berawan dan hujan ringan.

    Kemudian, pukul 10.00 WIB hingga 13.00 WIB cuaca cuaca berawan. Cuaca udara kabut terjadi di Pujon, Kasembon, Karangploso, Lawang, Singosari.

    “Pukul 16.00 WIB diperkirakan cuaca sebagian besar kecamatan di kabupaten Malang cuaca berawan dan udara kabut. Cerah berkabut terjadi di Pagak, Pagelaran, Bantur, Donomulyo, Gedangan, Pujon,” dikutip dari laman resmi BMKG Juanda.

    Malam hari pukul 19.00 WIB sampai pukul 22.000 cuaca cerah berawan dan udara kabut. Cuaca berkabut terjadi di Pagak, Pagelaran, Bantur, Kalipare.

    Dini hari Jumat (18/4/2025) wilayah di kabupaten Malang cuaca hujan ringan dan berawan. Donomulyo, Gedangan, Sumbermanjing Wetan cuaca hujan. Suhu dengan kondisi tersebut selama sehari berada pada rentan angka 22 sampai 29 derajat celcius.

    Kota Batu pada Kamis 17 April 2025 pagi hari diperkirakan cuaca hujan ringan. Pukul 10.00 WIB cuaca berawan. Cuaca udara kabut pada siang hari. Sore hari cuaca udara kabut.

    Kota Batu yang meliputi Batu, Bumiaji, dan Junrejo cuaca berawan terjadi pada pukul 19.00. Kemudian malam hari cuaca udara kabut. Dini hari Jumat 18 April 2025 cuaca berkabut. Pagi hari pukul 07.00 WIB cuaca hujan ringan. Suhu berada pada rentan 16 – 24 dera)jat celcius. (dan/ted)

  • Kebakaran Rumah di Surabaya, Bapak dan Anak Tewas

    Kebakaran Rumah di Surabaya, Bapak dan Anak Tewas

    Surabaya (beritajatim.com) – Sebuah rumah di Jalan Kedung Rukem IV No. 53, Tegalsari, Surabaya terbakar hebat, Kamis (17/04/2025) dini hari. Dalam peristiwa itu, 2 orang tewas karena gagal keluar dari kebakaran.

    Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya Laksita Rini mengatakan kebakaran yang menimpa rumah 3 lantai itu terjadi sekitar pukul 1 pagi. Pihak pemadam kebakaran menerima informasi pada pukul 01.15 dan tiba di lokasi kebakaran pada pukul 01.21 WIB.

    “Kami kerahkan 15 unit mobil pemadam dan bisa memadamkan api sekitar pukul 01.37 WIB. Proses pembasahan selesai dan suasana dinyatakan kondusif pada pada pukul 03.05 WIB,” kata Laksita Rini.

    Rumah 3 lantai itu dihuni oleh satu keluarga dengan 5 anggota. Mereka adalah Warsono (69), Umi Suhana (65), Suci Ramadhan (36), Hasan Basri (32), dan Lukman (24). 2 orang yang meninggal adalah Warsono dan Suci Ramadhan. Sementara, 3 lainnya berhasil kabur setelah lompat ke atap tetangga lewat lantai 2.

    “Ayahnya berinisial W (69) ditemukan di anak tangga antara lantai satu dan dua, sementara sang anak berinisial SR (36) ditemukan di depan kamar lantai dua,” imbuhnya.

    Dari laporan yang diterima Beritajatim.com, Titik api diduga berada di lantai 1 yang juga menjadi toko kelontong. Saat kejadian, Warsono yang menderita sakit stroke berada di lantai 1. Diduga ia tidak mampu kabur dari kobaran api hingga ditemukan tewas.

    “Untuk lantai 2 yang terbakar 50 persen. Lalu lantai 3 aman. Lalu ada 2 sepeda motor di lantai 1 juga terbakar habis,” jelas Rini.

    Jenazah kedua korban kebakaran itu lantas dibawa ke RS Bhayangkara untuk pemeriksaan lebih lanjut. Sementara, untuk penyebab pasti dari kebakaran masih diselidiki polisi. (ang/ted)

  • Ngawi, Magetan, dan Ponorogo Berpotensi Diguyur Hujan pada Kamis 17 April 2025

    Ngawi, Magetan, dan Ponorogo Berpotensi Diguyur Hujan pada Kamis 17 April 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – Cuaca di sejumlah wilayah Jawa Timur diprediksi akan didominasi oleh hujan ringan hingga sedang pada Kamis, 17 April 2025. Tiga daerah yang perlu mewaspadai perubahan cuaca ini adalah Ngawi, Magetan, dan Ponorogo.

    Prakirawan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, S.Tr., menyampaikan bahwa ketiga wilayah ini akan mengalami pola cuaca yang berbeda namun tetap perlu diantisipasi oleh masyarakat yang hendak beraktivitas di luar ruangan.

    Di Ngawi, hujan ringan diperkirakan akan turun sejak pagi hari, tepatnya pukul 06.00 WIB. Setelah itu, langit akan berubah menjadi berawan mulai pukul 09.00 WIB hingga siang hari. Namun, kondisi ini tidak bertahan lama.

    “Hujan ringan diperkirakan kembali mengguyur Ngawi pada pukul 15.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB,” ujar Oky pada Rabu (16/4).

    Pada malam harinya, langit Ngawi diprediksi akan kembali berawan. Suhu udara di wilayah ini berkisar antara 23 hingga 31 derajat Celcius, dengan kelembaban yang cukup tinggi, yakni 69 hingga 98 persen.

    Sementara itu, Magetan akan mengalami hujan dengan intensitas yang lebih tinggi pada pagi hari.

    “Hujan sedang diprediksi turun pada pagi hari sebelum cuaca berubah menjadi berawan hingga sore,” tambahnya.

    Meski demikian, pada pukul 18.00 WIB, hujan ringan kembali akan turun di wilayah ini, lalu disusul kondisi berawan mulai pukul 21.00 WIB. Suhu di Magetan berada di rentang 22 hingga 28 derajat Celcius, dengan kelembaban 75 hingga 97 persen dan angin bertiup dari arah Utara dengan kecepatan 8,3 km/jam.

    Berbeda dengan wilayah lainnya, Ponorogo diprediksi akan mengalami cuaca berawan hampir sepanjang hari. Mulai dari pukul 06.00 WIB hingga malam hari pukul 21.00 WIB, langit diperkirakan tetap mendung.

    Meski begitu, hujan ringan sempat turun pada pukul 18.00 WIB. Suhu udara di Ponorogo berkisar antara 23 hingga 30 derajat Celcius, dengan kelembaban cukup tinggi, yakni 69 hingga 99 persen.

    Dengan kondisi cuaca yang tidak menentu, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap mempersiapkan diri, terutama yang memiliki kegiatan di luar ruangan. Payung atau jas hujan menjadi perlengkapan penting yang perlu dibawa untuk mengantisipasi hujan di pagi dan sore hari. (mnd/ian)

  • Waspadai Hujan dan Kabut! Ini Prakiraan Cuaca Madiun dan Pacitan Kamis, 17 April 2025

    Waspadai Hujan dan Kabut! Ini Prakiraan Cuaca Madiun dan Pacitan Kamis, 17 April 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – Memasuki pertengahan April, kondisi cuaca di beberapa wilayah Jawa Timur tampaknya masih cukup dinamis. Berdasarkan laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda, prakirawan Oky Sukma Hakim, S.Tr., menyampaikan bahwa wilayah Kabupaten Madiun, Kota Madiun, dan Pacitan akan mengalami cuaca yang bervariasi pada Kamis, 17 April 2025.

    Di Kota Madiun, hujan ringan diprediksi turun sejak pagi hari sekitar pukul 06.00 WIB. Setelah itu, cuaca akan cenderung stabil dengan langit berawan dari pukul 09.00 WIB hingga malam hari.

    Suhu udara di kota ini diperkirakan berkisar antara 23 hingga 31 derajat Celcius, dengan kelembaban udara yang cukup tinggi, yakni antara 66 hingga 97 persen. Kecepatan angin tercatat berasal dari arah Barat Laut dengan kekuatan 8,1 km/jam.

    “Warga Madiun sebaiknya membawa payung jika beraktivitas sejak pagi, karena hujan ringan berpotensi turun sebelum matahari terbit sempurna,” ujar Oky saat diwawancarai pada Rabu malam (16/4).

    Sementara itu, kondisi cuaca di Kabupaten Madiun diprediksi tidak jauh berbeda. Hujan ringan juga akan mengawali hari, disusul dengan cuaca berawan yang bertahan hingga malam. Namun, suhu udara di wilayah kabupaten cenderung sedikit lebih sejuk dengan kisaran antara 23 hingga 29 derajat Celcius.

    Kelembaban udara juga cukup tinggi, berkisar antara 75 sampai 98 persen, dan angin bertiup dari arah yang sama yaitu Barat Laut dengan kecepatan 8,4 km/jam.

    Berbeda dengan wilayah Madiun, cuaca di Pacitan tampak lebih bervariasi. Menurut prakiraan BMKG, langit Pacitan akan diwarnai oleh kilatan petir pada pukul 06.00 WIB. Menjelang siang, kondisi beralih menjadi berawan hingga sekitar pukul 12.00 WIB. Namun, saat sore hari sekitar pukul 15.00 WIB, kabut diprediksi menyelimuti wilayah tersebut hingga pukul 18.00 WIB, sebelum akhirnya langit kembali berawan pada malam hari.

    Dengan suhu udara antara 22 hingga 28 derajat Celcius, Pacitan akan mengalami kelembaban udara cukup tinggi, yakni antara 72 sampai 98 persen. Kecepatan angin relatif tenang, hanya sekitar 4,6 km/jam dari arah Barat Laut.

    “Kabut di sore hari perlu diantisipasi, terutama bagi pengendara yang melewati jalur pegunungan atau perbukitan,” tambahnya.

    Secara umum, masyarakat dihimbau untuk selalu memperhatikan prakiraan cuaca harian dan menyesuaikan rencana aktivitas dengan kondisi yang ada. Meskipun hujan tidak berlangsung sepanjang hari, namun potensi perubahan cuaca bisa terjadi dengan cepat. Tetap waspada dan siapkan perlengkapan yang sesuai, agar aktivitas harian tetap berjalan lancar. (mnd/ian)

  • Kecelakaan Tol Ngawi, Avanza Tabrak Truk Tronton, 3 Orang Tewas

    Kecelakaan Tol Ngawi, Avanza Tabrak Truk Tronton, 3 Orang Tewas

    Ngawi (beritajatim.com) – Sebuah kecelakaan maut terjadi di Jalan Tol Ngawi, Jawa Timur, tepatnya di Kilometer 549, Desa Kedungharjo, Kecamatan Mantingan, Kabupaten Ngawi, pada Rabu malam, 16 April 2025, sekitar pukul 22.45 WIB. Insiden tragis ini melibatkan sebuah mobil Toyota Avanza dan sebuah truk tronton bermuatan jagung.

    Akibat kecelakaan, tiga orang dinyatakan tewas di lokasi kejadian. Korban terdiri dari pengemudi mobil dan dua penumpangnya. Mereka adalah Mat Romli (30), pengemudi mobil, Achmad Dahlan (28), dan Zaini (28), yang semuanya merupakan warga Desa Bajrasokah, Kecamatan Kedungdung, Kabupaten Sampang, Madura.

    Sementara itu, dua penumpang lainnya mengalami luka-luka dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Widodo Ngawi guna mendapatkan perawatan medis.

    “Korban meninggal tiga orang, dua lainnya luka. Kejadiannya saya ditabrak dari belakang,” ujar Erwin Yulianto, sopir truk tronton berusia 36 tahun asal Kalimantan Selatan, yang mengendarai truk bermuatan jagung tersebut.

    Menurut keterangan pihak kepolisian, kecelakaan terjadi saat Toyota Avanza melaju dari arah Surabaya menuju Solo. Diduga pengemudi mobil mengantuk dan kehilangan konsentrasi, sehingga menabrak bagian belakang truk tronton yang melaju searah di depannya.

    “Kedua kendaraan sama-sama dari arah timur, sesampainya di lokasi mobil menabrak belakang truk. Seluruh korban sudah dibawa ke rumah sakit, penyebab masih dalam penyelidikan,” ungkap IPTU Parsidi, Kanit Gakkum Satlantas Polres Ngawi.

    Ketiga jenazah korban tewas dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soeroto Ngawi menggunakan ambulans milik Jasa Marga. Sementara dua korban luka hingga kini masih menjalani perawatan intensif.

    Usai kejadian, aparat kepolisian langsung melakukan olah TKP dan mengamankan kedua kendaraan yang terlibat ke Kantor Unit Gakkum Satlantas Polres Ngawi. Sopir truk juga telah diamankan untuk dimintai keterangan lebih lanjut guna menyelidiki penyebab pasti kecelakaan.

    Peristiwa ini menjadi pengingat penting bagi para pengemudi agar senantiasa menjaga kondisi tubuh saat berkendara, terutama di malam hari, guna menghindari kecelakaan fatal di jalan tol. [fiq/but]

  • Pemkot Mojokerto Fasilitasi Try Out CAT bagi Ratusan Tenaga Non ASN

    Pemkot Mojokerto Fasilitasi Try Out CAT bagi Ratusan Tenaga Non ASN

    Mojokerto (beritajatim.com) – Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto melalui Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) memfasilitasi try out Computer Assisted Test (CAT) bagi ratusan pegawai Non ASN yang akan mengikuti seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tahap II 2025.

    Simulasi CAT yang berlangsung di Sentra IKM Batik, Maja Bharama Wastra tersebut ditinjau langsung Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari. Ning Ita (sapaan akrab, red) meninjau langsung pelaksanaan try out CAT yang terbagi menjadi beberapa sesi sebagaimana tahapan CAT yang dilaksanakan oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN).

    “Try out ini dilaksanakan agar para tenaga honorer yang akan mengikuti tes memiliki gambaran terkait soal-soal dalam tes PPPK, soal-soal yang harus mereka kerjakan,” ungkapnya, Rabu (15/4/2025).

    Orang nomor satu di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto ini menjelaskan bahwa try out tersebut merupakan fasilitasi bagi 600 tenaga honorer/non ASN yang sudah bekerja di Pemkot Mojokerto dari seluruh dinas yang ada. Menurutnya, try out tersebut seperti bimbingan belajar (bimbel) bagi calon mahasiswa.

    “Ketika mau ikut tes masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN/UMPTN) itu kan biasanya kita ikut bimbel. Setelah mengikuti try out ini, diharapkan mereka bisa belajar di rumah. Punya gambaran sehingfa saat mengikuti tes PPPK nilainya dari mengerjakan soal-soal itu jadi lebih baik atau bagus,” harapnya. [tin/ian]

  • Forum Komunikasi Personalia Mojokerto Raya Perkuat Sinergi antara Dunia Usaha dan Pemda

    Forum Komunikasi Personalia Mojokerto Raya Perkuat Sinergi antara Dunia Usaha dan Pemda

    Mojokerto (beritajatim.com) – Masih dalam rangka Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah, Forum Komunikasi Personalia Mojokerto Raya menggelar halal bi halal, Rabu (16/4/2025). Halal bi halal tersebut sebagai momen istimewa untuk mempererat silaturahmi sekaligus memperkuat sinergi antara dunia usaha dan pemerintah daerah (pemda).

    Halal bi halal dengan mengusung tema ‘Merajut Silaturahmi untuk Menciptakan Ekosistem Usaha yang Harmonis’ digelar di salah satu hotel di Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto. Halal bi halal dihadiri Bupati Mojokerto Muhammad Al Barra serta jajaran pejabat dan tokoh penting di wilayah Mojokerto dan Jawa Timur.

    Ketua Forum Komunikasi Personalia Mojokerto Raya, Imron Hadi dalam sambutannya menegaskan, bahwa keharmonisan ekosistem usaha tidak hanya ditentukan oleh kekuatan ekonomi semata, tetapi juga oleh kualitas komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi antar pemangku kepentingan.

    “Melalui silaturahmi yang kuat dan ruang dialog yang terbuka seperti ini, kami yakin tantangan ketenagakerjaan dan dinamika industri di daerah dapat dihadapi secara bersama-sama. Kami berharap forum ini melahirkan program yang berpihak pada pengembangan SDM lokal serta kebijakan yang mendukung pertumbuhan usaha yang sehat dan inklusif,” ungkapnya.

    Sementara itu, Bupati Mojokerto, Muhammad Albarra, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Gus Barra (sapaan akrab, red) menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan dunia usaha dalam menciptakan peluang kerja yang berkualitas bagi masyarakat Mojokerto.

    “Pemerintah daerah sangat mendukung upaya dunia industri dalam merekrut tenaga kerja lokal. Kami berharap hal ini dapat meningkatkan kualitas masyarakat di Kabupaten Mojokerto agar semakin produktif, mandiri, dan berdaya saing,” harapnya.

    Halal bi halal tersebut diharapkan menjadi fondasi yang kuat dalam membangun kolaborasi berkelanjutan antara sektor swasta dan pemerintah untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif serta peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Kabupaten Mojokerto.

    Turut hadir Kepala Bangkesbangpol, Kepala Disnakertrans, Kepala Dinas PUPR, Kepala DPMPTSP Kabupaten Mojokerto, Ketua Koordinator Wilayah Wasnaker Jawa Timur, Ketua APINDO, Kepala Cabang BPJS Ketenagakerjaan, HIPMI Mojokerto, serta para praktisi HRD seluruh Mojokerto Raya. [tin/ian]

  • Jaga Stabilitas Harga Ikan, Cold Storage Masuk Ranwal RPJMD Pemkab Lamongan

    Jaga Stabilitas Harga Ikan, Cold Storage Masuk Ranwal RPJMD Pemkab Lamongan

    Lamongan (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten Lamongan memasukkan cold storage dalam daftar rancangan awal (Ranwal) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2025-2029.

    Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, mengatakan cold storage telah menjadi prioritas Pemkab Lamongan, untuk melancarkan rantai pasokan ikan sekaligus menstabilkan harga ikan di pasar.

    “Sudah menjadi prioritas kami, cold storage menjadi bagian dari pasar ikan yang akan kita bangun. Insyallah kita akan merencanakan, akan membuat pasar ikan atau memindah pasar ikan yang ada saat ini ke lokasi yang baru, insyaallah lokasinya di sekitar ringroad akan kita carikan tanahnya yang di dalamnya juga cold storage yang menyertai pasar ikan itu,” kata Yuhronur, usai Rapat Paripurna penandatanganan nota kesepakatan rancangan awal RPJMD, di Gedung DPRD Lamongan, Rabu (16/4/2025),

    Bupati yang akrab disapa Pak Yes menyampaikan, adanya kebijakan efisiensi anggaran dari pemerintah pusat, tidak menjadi hambatan. Menurutnya, efisiensi anggaran menjadi keseimbangan baru dalam finansial di tingkat pemerintah pusat maupun daerah.

    “Efisiensi persoalan menyesuaikan, kita adaptasi dengan pemerintahan yang baru saya yakin semuanya akan berjalan normal dengan kebiasaan baru, seperti kita dulu waktu ada kayak kita dulu ada covid,” ujar Pak Yes.

    Sementara Ketua DPRD Kabupaten Lamongan, Freddy Wahyudi, mengungkapkan DPRD akan mendalami lebih lanjut kisi-kisi dari Ranwal RPJMD, untuk dibahas di tingkat yang lebih lanjut.

    “RPJM Ini kan baru rancangan awal, kita kemarin juga sudah ada kisi-kisinya untuk cold storage dan sebagainya, tapi kita akan mendalami lagi setelah RPJMD rancangannya disampaikan kepada kita,” ungkapnya. (fak/ian)

  • Pererat Hubungan Budaya dan Toleransi, Konjen Amerika Serikat ke Maha Vihara Mojopahit Mojokerto

    Pererat Hubungan Budaya dan Toleransi, Konjen Amerika Serikat ke Maha Vihara Mojopahit Mojokerto

    Mojokerto (beritajatim.com) – Dalam upaya mempererat hubungan budaya dan toleransi antar umat beragama antara Amerika Serikat dan Indonesia, Konsul Jenderal (Konjen) Amerika Serikat di Surabaya, Christopher Green melakukan kunjungan kerja ke Maha Vihara Mojopahit di Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto.

    Christopher disambut oleh pengurus dan diajak berkeliling komplek Maha Vihara Majapahit serta patung Buddha tidur terbesar di Indonesia. Usai berkeliling rombongan makan siang dengan suguhan masakan khas Maha Vihara Majapahit dan mendengarkan penjelasan dari pengurus tentang sejarah dan peran penting Maha Vihara Majapahit.

    Konjen Amerika Serikat, Christopher Green mengatakan, ia berkeliling di Jawa Timur untuk belajar dan memahami budaya dan toleransi di Indonesia karena Amerika Serikat dan Indonesia sama-sama memiliki keragaman budaya. “Dan ini tempat yang penting bagi umat Buddha baik di Jawa Timur maupun di seluruh Indonesia,” ungkapnya, Rabu (16/4/2025).

    Menurutnya, dengan kunjungan tersebut ia dan tim belajar banyak tentang budaya dan toleransi di Indonesia. Menurutnya, Amerika Serikat dan Indonesia adalah negara yang mirip, beragam dan merayakan keberagamannya. Ia merasa senang dengan sambutan pengurus Maha Vihara Majapahit yang ramah.

    Sementara, Ketua Yayasan Lumbini Maha Vihara Mojopahit, Rudi Budiman berharap agar kunjungan tersebut menjadi awal dari kolaborasi yang lebih luas. Baik dalam bidang kebudayaan, pendidikan, maupun pariwisata. Menurutnya, Maha Vhihara Mojopahit terbuka untuk semua masyarakat, termasuk tamu tamu luar negeri yang memiliki kesamaan secara politik.

    “Kami siap menerima tamu dari manapun termasuk tamu mancanegara. Bawasanya kami sangat terbuka untuk semua tamu asalkan sesuai dengan Pancasila serta memiliki kesamaan politik dengan Indonesia,” tegasnya.

    Sebelumnya, rombongan Konjen Amerika Serikat melakukan kunjungan kerja ke Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) di Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang. Usai mengunjungi tempat suci umat Buddha di Maha Vihara Majapahit, rombongan Konjen Amerika Serikat kembali ke Surabaya. [tin/ian]

  • Sengketa Lahan Pulosari Surabaya, Saksi Nyatakan Tanah Berstatus Eigendom Verponding

    Sengketa Lahan Pulosari Surabaya, Saksi Nyatakan Tanah Berstatus Eigendom Verponding

    Surabaya (beritajatim.com) – Sidang sengketa lahan warga Pulosari dengan PT Patra Jasa yang saat ini bergulir di PN Surabaya menghadirkan saksi Krisno Hadi Wibowo. Krisno adalah pensiunan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang pernah menjabat sebagai Lurah Gunungsari mulai Februari 2017 sampai Desember 2021.

    Kuasa hukum warga Pulosari selaku penggugat yakni Ananta Rangkugo pun bertanya kepada Krisno Hadi Wibowo tentang status tanah seluas enam hektar tersebut. Pertanyaan, apakah tercatat di Kelurahan Gunungsari.

    Krisno Hadi Wibowo menjelaskan, berdasarkan informasi yang ia terima dari salah satu staf Kelurahan Gunungsari, bahwa tanah seluas 60 ribu meter persegi lebih itu memang tercatat di buku desa.

    “Yang tercatat di buku warkah, tanah seluas enam hektar itu bukan milik PT. Patra Jasa. Disini dijelaskan bahwa status tanah tersebut adalah eigendom verponding,” ungkap Krisno Hadi Wibowo.

    Usai mendengar penjelasan Krisno Hadi Wibowo ini, Ananta Rangkugo kembali bertanya, lalu bagaimana PT. Patra Jasa bisa mengklaim bahwa tanah itu adalah miliknya?

    Krisno Hadi Wibowo lantas menjelaskan, beberapa saat setelah ia diangkat sebagai Lurah Gunungsari, ada perwakilan dari PT. Patra Jasa yang mengaku sebagai kuasa hukum PT. Patra Jasa yang menerangkan dengan membawa dokumen berupa bukti kepemilikan yang sah yaitu Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) nomor 134.

    Selain melihat langsung dokumen berupa SHGB ini, di dalam persidangan, Krisno Hadi Wibowo di muka persidangan juga mengaku membaca isi SHGB itu.

    Hal lain yang juga ingin diungkap tim kuasa hukum 44 warga Pulosari ini adalah tentang sosialisasi yang dilakukan PT. Patra Jasa pada Agustus 2017.

    “Bagaimana PT. Patra Jasa menyampaikan sosialisasinya kepada warga yang hadir pada saat itu?,” tanya Ananta Ramgkugo kepada Krisno Hadi Wibowo.

    Lebih lanjut Krisno menjawab, PT. Patra Jasa ketika itu menyatakan sebagai pemilik tanah yang sah berdasarkan Putusan PN Surabaya.

    “Karena sebagai pemilik lahan yang sah berdasarkan putusan pengadilan, PT. Patra Jasa lalu menghimbau kepada warga yang menempati lahan tersebut untuk segera melakukan pengosongan, karena akan dilakukan eksekusi,” papar Krisno Hadi Wibowo.

    Lalu, bagaimana pihaknya sebagaimana yang tertera dalam putusan pengadilan itu? Apakah Krisno Hadi Wibowo melihat nama-nama yang ada dalam putusan itu sebagai pihak yang dimohonkan dalam eksekusi?

    ASN yang memangku jabatan sebagai Lurah sejak 2008 ini terlihat kebingungan. Krisno hanya mengatakan hanya melihat adanya putusan dari pengadilan.

    Krisno Hadi Wibowo semakin terlihat panik dan kebingungan ketika tim kuasa hukum 44 warga Pulosari lainnya mengejarnya dengan pertanyaan.

    “Saksi di awal bilang kalau datang di acara sosialisasi yang dilakukan PT. Patra Jasa. Bahkan saksi bisa memastikan jika warga Gunungsari Bukit 1 sampai 12 yang datang 30 orang,” tanya Ananta Rangkugo.

    Mendapat pertanyaan ini, secara tiba-tiba, Krisno Hadi Wibowo pun menyangkalnya. Begitu juga dengan jumlah warga yang hadir yaitu 30 orang. Secara tegas Krisno membantah tidak pernah mengucapkan ini di muka persidangan.

    “Tidak. Saya tidak bilang 30 orang. Untuk warga yang hadir di acara sosialisasi itu jumlahnya 100 orang,” tegas Krisno Hadi Wibowo.

    Jawaban Krisno Hadi ini membuat beberapa warga yang menghadiri persidangan langsung bereaksi. Secara bersama-sama warga ini langsung membantah pernyataan Krisno Hadi.

    Warga tetap bersikukuh jika diawal persidangan, Krisno Hadi Wibowo mengatakan bahwa jumlah warga yang hadir diacara sosialisasi itu sebanyak 30 orang.

    Berkaitan dengan kesaksian Krisno Hadi Wibowo di awal persidangan yang menjelaskan bahwa yang datang diacara sosialisasi itu adalah warganya, yaitu warga Gunungsari yang menempati lahan Gunungsari Bukit 1 hingga 12, juga dipertanyakan kuasa hukum 44 warga Pulosari yang dalam perkara ini sebagai penggugat.

    “Mereka yang datang diacara sosialisasi itu warga bapak kan? Warga Gunungsari yang menempati lahan Gunungsari Bukit 1 sampai 12?,” tanya Ananta Rangkugo.

    Krisno Hadi hanya bisa terdiam dan berfikir sejenak. Diamnya Krisno ini akhirnya memancing teriakan warga yang memadati ruang persidangan.

    Setelah berfikir sejenak, Krisno Hadi lalu menjawab bahwa yang ikut sosialisasi itu adalah warga yang menempati Gunungsari Bukit 1 sampai 12.

    Lalu, siapa warga yang dimaksud ini? Apakah mereka itu adalah warga Gunungsari? Krisno Hadi kembali menerangkan bahwa sebagian warga yang menempati lahan tersebut adalah warga yang mempunyai identitas Gunungsari. Sebagian lagi tidak memiliki identitas.

    Kesaksian ini menjadi makin menarik bagi kuasa hukum 44 warga Pulosari. Mengapa? Diawal persidangan, Krisno Hadi Wibowo menjelaskan bahwa semua warga yang menempati lahan seluas enam hektar yang berada di Gunungsari Bukit 1 sampai 12 tidak memiliki KTP dan KK.

    Jikalau ada warga yang mempunyai identitas, mereka itu hanya meminjam identitas, menggunakan identitas lain.

    Krisno Hadi Wibowo akhirnya menyerah dan memberikan pernyataan tidak bisa menjawab saat kuasa hukum 44 warga Pulosari bertanya tentang status kependudukan warga yang menempati lahan yang diklaim milik PT. Patra Jasa tersebut.

    “Lalu mereka yang menempati lahan seluas enam hektar itu apakah warga bapak yang ketika itu sebagai Lurah Gunungsari atau penduduk liar?,” tanya Ananta Rangkugo.

    Masalah kepemilikan IMB juga menjadi bahan pertanyaan yang dilontarkan tim kuasa hukum 44 warga Pulosari kepada Krisno Hadi Wibowo.

    Kepada Krisno Hadi Wibowo, salah satu kuasa hukum 44 warga Pulosari pun bertanya, sejak kapan Krisno Hadi mengetahui bahwa bangunan-bangunan yang berdiri diatas lahan itu tidak memiliki IMB? Krisno pun menjawab sejak ia diangkat sebagai Lurah Gunungsari.

    “Lalu, ketika saksi mengetahui jika bangunan-bangunan itu tidak ber-IMB, mengapa saksi yang ketika itu menjabat sebagai Lurah Gunungsari tidak melakukan teguran, atau bahkan membongkar bangunan tersebut?,” tanya Ananta Rangkugo.

    Masalah eksekusi juga menjadi bahan pertanyaan untuk saksi dari kuasa hukum warga Pulosari. Krisno Hadi Wibowo yang mengaku hadir dan melihat langsung proses eksekusi rumah-rumah yang berdiri diatas lahan seluas enam hektar itu lalu mendapat pertanyaan, apakah rumah-rumah yang hanya bertanda “X” saja yang dirobohkan dengan menggunakan alat excavator atau rumah-rumah yang tidak ada tanda “X” tetap dirobohkan? Anehnya, saksi menjawab tidak mengetahui secara detail.

    Dipersidangan ini, di depan majelis hakim, Krisno Hadi Wibowo mendapat peringatan dari kuasa hukum warga Pulosari 44.

    Peringatan itu diberikan karena Krisno Hadi Wibowo dianggap berbohong di depan persidangan. Jika saksi ini terus berbohong, tim kuasa hukum warga Pulosari akan mendesak majelis hakim untuk memprosesnya dengan tuduhan memberikan keterangan palsu.

    Dugaan memberikan keterangan palsu itu karena di awal persidangan Krisno Hadi Wibowo menyampaikan adanya undangan dari PT. Patra Jasa untuk para warga terkait dengan sosialisasi rencana eksekusi, pemberian taliasih dan pemberitahuan kepada warga bahwa lahan yang ditempati ini adalah milik PT. Patra Jasa.

    Setelah diperingatkan, akhirnya Krisno Hadi Wibowo mengaku tidak melihat sendiri adanya undangan dalam bentuk fisik untuk warga.

    Krisno Hadi Wibowo sebagai saksi semakin terdesak ketika Luvino Siji Samora bertanya berkaitan dengan SHGB yang ditunjukkan kuasa hukum PT. Patra Jasa yang menemuinya di bulan April 2017.

    “Saksi ingat nomer SHGB-nya? Saksi juga ingat berapa luasan lahan milik PT. Patra Jasa sebagaimana dituliskan dalam SHGB tersebut?,” tanya Luvino Siji Samora.

    Untuk nomer SHGB, saksi Krisno Hadi Wibowo menjawab SHGB nomor 134. Dan luasnya 145 ribu meter persegi lebih.

    Namun, setelah mendapat peringatan dari kuasa hukum warga Pulosari dan ketua majelis, Krisno Hadi Wibowo akhirnya meralat pernyataannya menjadi tidak ingat.

    Masalah nomor SHGB dan berapa luasan tanah sebagaimana yang disebutkan di SHGB bukanlah satu-satunya peringatan yang diberikan kepada Krisno Hadi sebagai saksi.

    Krisno Hadi kembali mendapat peringatan ketika Luvino Siji Samora salah satu kuasa hukum warga menanyakan masalah masa berlaku SHGB PT. Patra Jasa.

    “Jika saksi tidak tahu sampai berapa tahun SHGB yang dimiliki PT. Patra Jasa, bagaimana saksi meyakini jika tanah yang menjadi obyek eksekusi tersebut adalah milik PT. Patra Jasa?,” tanya Luvino Siji Samora.

    Berkaitan dengan rumah warga yang diberi tanda “X” dimana pada pernyataan di awal persidangan, saksi mengatakan bahwa rumah yang dirobohkan adalah yang bertanda “X”.

    Untuk warga penerima taliasih jumlahnya 139 orang. Dan 139 orang ini rumahnya diberi tanda “X”. Yang menjadi pertanyaan kuasa hukum penggugat adalah apakah saksi Krisno Hadi menghitung bahwa ada 139 rumah yang diberi tanda “X”.

    Karena kebingungan dan tidak bisa menjawab pertanyaan kuasa hukum penggugat, saksi Krisno Hadi Wibowo akhirnya mengakui bahwa ia hanya mendapat informasi tanpa melakukan pengecekan dan penghitungan sendiri. [uci/but]