Author: Beritajatim.com

  • Polres Pacitan Mencekam, Tiga Orang Diduga Teroris Ancam Polisi

    Polres Pacitan Mencekam, Tiga Orang Diduga Teroris Ancam Polisi

    Situasi di Markas Kepolisian Resor (Mapolres) Pacitan mendadak mencekam pada Jumat (25/4/2025) siang. Ketegangan ini bermula dari kecelakaan lalu lintas di kawasan Penceng, Pacitan, pada pagi harinya, yang melibatkan dua kendaraan bermuatan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar bersubsidi.

    Kecelakaan terjadi antara Mitsubishi L300 bernomor polisi AE 9668 YM yang dikemudikan Zhainal Abidin (32), warga Desa Candi, Kecamatan Pringkuku, dengan kendaraan Isuzu Elf bernomor polisi AD 1380 LU yang dikemudikan Farhan Edi Cahyo Widodo (25), warga Sukoharjo. Elf yang berada di belakang L300 menabrak kendaraan tersebut.

    Berdasarkan informasi, truk Elf yang dikemudikan Farhan memuat sekitar 4.000 liter solar subsidi yang diduga diperoleh dengan cara mbandong (membeli dari beberapa SPBU secara berulang).

    Farhan kemudian dibawa ke Mapolres Pacitan untuk dimintai keterangan oleh Unit Laka Lantas. Namun, situasi berubah tegang saat tiga orang yang diduga rekan Farhan mendatangi Mapolres dan langsung mengancam petugas. Mereka mengaku sebagai mantan anggota jaringan teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

    Ketiga pria itu mengeluarkan ancaman serius, termasuk akan membunuh anggota polisi serta meledakkan Mapolres jika kasus tersebut tidak segera diselesaikan.

    Polisi segera meningkatkan pengamanan di area Mapolres. Sebuah mobil putih bernomor polisi B 1972 KKX yang digunakan para terduga dipasangi garis polisi dan diparkir tepat di depan kantor kepolisian.

    Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, tim Buser Satreskrim Polres Pacitan langsung mengamankan ketiga orang tersebut bersama sopir Farhan. Pada sore harinya, personel Bantuan Kendali Operasi (BKO) Brimob dari Polda Jawa Timur tiba di Pacitan untuk memperkuat pengamanan dan membantu proses pemeriksaan.

    Hingga berita ini ditulis, polisi masih mendalami kasus tersebut, termasuk kemungkinan keterkaitan para pelaku dengan jaringan terorisme serta dugaan penyalahgunaan distribusi BBM bersubsidi. [tri/suf]

  • Gunung Semeru Lumajang Erupsi Setinggi 900 Meter Jumat Petang

    Gunung Semeru Lumajang Erupsi Setinggi 900 Meter Jumat Petang

    Lumajang (beritajatim.com) – Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur kembali mengalami erupsi, Jumat (25/4/2025).

    Pos Pantau Gunung Api (PPGA) Semeru melaporkan, erupsi setinggi 900 meter itu terjadi pada pukul 17.41 WIB.

    Kolom abu dilaporkan teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara. Erupsi tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 milimeter berdurasi 152 detik.

    “Terjadi erupsi Gunung Semeru pukul 17.41 WIB dengan tinggi kolom abu teramati 900 meter di atas puncak. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 milimeter berdurasi 152 detik,” terang Sigit Rian Alfian dalam keterangan tertulis.

    Kabid Kedaruratan dan Rehabilitasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Yudhi Cahyono menjelaskan, belum ada laporan dampak erupsi yang diterima.

    Meski begitu, warga bermukim, utamanya penambang pasir diimbau untuk tidak melakukan aktivitas hingga sejauh delapan kilometer dari puncak Gunung Semeru. Jarak aktivitas masih dibatasi di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan.

    “Ini untuk dampak sementara belum ada laporan, tapi tetap harus waspada dan siaga untuk warga di lereng gunung, utamanya penambang. Ini Gunung Semeru masih bersifat fluktuatif,” katanya, Jumat (25/4/2025) sore.

    Status Gunung Semeru diakui masih berada di level II (waspada), sehingga masyarakat tetap direkomendasikan untuk membatasi jarak aktivitas dengan menjauhi daerah aliran sungai (DAS) yang berhulu di Gunung Semeru saat cuaca sedang buruk.

    Jarak rekomendasi bertujuan untuk upaya antisipasi dan mewaspadai potensi munculnya awan panas dan guguran lava. Selain itu juga dikhawatirkan bisa terdampak banjir lahar dingin yang bisa muncul saat terjadi hujan di sekitaran lereng.

    “Ini untuk aktivitas dari puncak dibatasi sejauh delapan kilometer, di luar itu sepanjang 500 meter dari tepi sungai Besuk Kobokan juga harus dijauhi. Utamanya saat hujan dan cuaca buruk. Ini untuk potensi bisa terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar sampai jarak 13 kilometer dari puncak,” ungkap Yudhi Cahyono. (has/ted)

  • Cegah Kecelakaan di Jalur Tengkorak Ijen, Dishub Banyuwangi Pasang Jaring Pengaman dan Karung Sekam

    Cegah Kecelakaan di Jalur Tengkorak Ijen, Dishub Banyuwangi Pasang Jaring Pengaman dan Karung Sekam

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi melalui Dinas Perhubungan (Dishub) mulai memasang jaring pengaman dan karung sekam di jalur rawan kecelakaan Sengkan Slamet. Langkah ini dilakukan usai peninjauan langsung ke salah satu titik maut yang kerap menelan korban jiwa di jalur menuju Taman Wisata Alam (TWA) Ijen.

    Kepala Dishub Banyuwangi, Komang Sudira Atmaja, menyebut Sengkan Slamet—dulu dikenal sebagai Sengkan Mayit—merupakan kawasan yang sangat rawan kecelakaan, terutama bagi pengendara motor yang menuruni jalur curam dan tikungan tajam.

    Pemasangan jaring dan karung sekam dilakukan bersama aparat kepolisian serta sejumlah stakeholder terkait, sebagai bagian dari hasil survei dan evaluasi kondisi jalan di kawasan tersebut.

    “Setelah melalui survei, Kamis, (24/4/2025) lalu kami mulai mengeksekusi pemasangan dua jaring pengaman berukuran 8×4 meter dan 8×4 meter di titik-titik tikungan tajam. Di bawah jaring, kami tambahkan karung sekam sebagai bantalan untuk mengurangi dampak benturan,” ujarnya.

    Komang menjelaskan, sistem ini ditujukan untuk mengurangi tingkat fatalitas kecelakaan, terutama bagi pengendara yang kehilangan kendali. Jaring akan menahan tubuh pengendara, sementara karung sekam memberikan pendaratan yang lebih aman.

    “Dengan sistem ini, pengendara yang terjatuh bisa tertahan oleh jaring dan mendarat lebih aman di atas sekam,” tuturnya.

    Sementara itu, Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Perumahan dan Permukiman (DPU CKPP) Banyuwangi juga tengah mengkaji rencana pembangunan kolam pasir di jalur tersebut sebagai pengaman tambahan.

    Terkait wacana pembangunan rest area oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Tamansari, Komang menyebut hal itu masih dalam tahap koordinasi dengan pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan Perhutani selaku pemegang hak kelola lahan.

    “Dengan peningatakan pengamanan ini, kami berharap wisatawan dapat aman dan nyaman ketika hendak berkunjung ke kawah Ijen. Misal terjadi kecelakaan, fatalitasnya pun dapat diminimalisir,” tandas Komang. [alr/beq]

  • Seorang Pria Dilaporkan Hilang Setelah Nyungsep di Sungai Bondoyudo Lumajang

    Seorang Pria Dilaporkan Hilang Setelah Nyungsep di Sungai Bondoyudo Lumajang

    Lumajang (beritajatim.com) – Insiden kecelakaan tunggal terjadi di jalan nasional Lumajang – Jember, Jumat (25/4/2025). Diduga mengantuk, seorang pengendara sepeda motor dilaporkan nyungsep dan hilang di sungai Bondoyudo, Desa Sukosari, Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

    Semula, korban yang mengendarai sepeda motor Vega RR dengan Nopol P 3928 KV diketahui berjalan dari arah Barat (Lumajang) menuju Timur (Jember).

    Secara tiba-tiba korban justru berbelok ke arah kanan dan langsung tercebur ke sungai Bondoyudo bersama dengan sepeda motor yang dikendarainya.

    Saksi mata Jumari mengatakan, setelah melihat korban terjatuh ke sungai, dia langsung mendekat untuk memberi pertolongan. Sayangnya, setelah tiba di tempat pengendara itu terjatuh, tubuh korban tidak ditemukan dan hanya menemukan sepeda motor korban.

    “Awalnya saya lihat ada seorang pria yang bawa sepeda motor sendirian, tau-tau dia oleng ke kanan dan jatuh ke sungai, belum sampai lima menit sudah saya dekatin dan mau bantu, cuma udah nggak ada orangnya,” terangnya di lokasi kejadian.

    Saat kejadian, kondisi lalu lintas diakui sangat lenggang dari kendaraan, sehingga korban dipastikan mengalami kecelakaan tunggal hingga akhirnya tercebur ke sungai.

    “Ini sepi nggak ada kendaraan waktu kejadian, laka tunggal ini, entah dia (korban) sakit atau gimana gatau juga. Tapi dia ini langsung belok ke kanan, jalannya gak oleng dan langsung belok kanan aja,” tambah Jumari.

    Anggota Kanit Laka Satlantas Polres Lumajang Aipda Arie Dwi Handoko menjelaskan, korban diduga berkendara dalam keadaan mengantuk sebelum oleng ke kanan dan tercebur ke sungai Bondoyudo.

    Identitas korban belum diketahui karena proses pencarian masih dilakukan. Sementara, baru diakui kendaraan milik korban berasal dari Dusun Gayam, Desa Rambigudang, Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

    “Secara kronologi pengendara ini berjalan dari arah barat ke timur, di tengah perjalanan oleng ke kanan dan tercebur ke sungai yang ada di seberang jalan diduga itu mungkin mengantuk. Identitas korban sementara belum diketahui, sementara kendaraannya dari Dusun Gayam dan masih kita koordinasikan apa benar korban berasal dari sana,” ungkap Arie.

    Pantauan Beritajatim.com di lokasi kejadian, proses pencarian korban dilakukan dengan mengerahkan dua perahu karet milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang. Sampai pukul 15.30 WIB keberadaan korban belum ditemukan petugas. (has/ted)

  • Keluarga Hingga Teman PMI Asal Banyuwangi Korban TPPO Diteror Nomor Tak Dikenal

    Keluarga Hingga Teman PMI Asal Banyuwangi Korban TPPO Diteror Nomor Tak Dikenal

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Kasus kematian tragis Rizal Sampurna, pekerja migran Indonesia (PMI) asal Banyuwangi yang diduga menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Kamboja, kini diwarnai teror misterius. Tak hanya keluarga, teman-teman almarhum juga turut dihubungi oleh nomor tak dikenal yang meminta data diri hingga nomor rekening dengan dalih memberikan santunan.

    Sepupu Rizal, Putri, mengungkap bahwa sejak beberapa hari terakhir, keluarga menerima panggilan mencurigakan dari dua nomor berbeda yang mengatasnamakan diri sebagai pihak yang peduli.

    “Awal itu telpon dua hari lalu ke nomor ibunya Mas Rizal, telponnya sekitar jam setengah 12 malam. Mereka tanya-tanya soal keluarga. Dia juga minta data diri dan rekening, katanya untuk santunan,” ujarnya.

    Menurut Putri, setelah panggilan pertama, nomor lain kembali menghubungi. Nomor tersebut memakai foto profil perempuan dan mengaku sebagai teman kerja Rizal. Namun suara penelepon saat diangkat adalah laki-laki yang memberi informasi soal kematian Rizal dan keberadaan jenazahnya.

    “Foto profilnya perempuan tapi saat telpon suaranya laki-laki. Ngakunya sebagai teman mas Rizal. Dia cerita panjang soal meninggalnya mas Rizal. Katanya mas Rizal memang meninggal karena sakit dan tidak diapa-apakan. Dia juga memberitahu rumah sakit tempat jenazah. Tapi saat ditanya tanggal meninggalnya, penelpon malah bingung. Ditanyai identitasnya nggak mau jawab,” kata Putri.

    Teror tidak berhenti di keluarga. Beberapa teman Rizal di Banyuwangi juga mendapat pesan dari nomor yang sama. Nomor tersebut mengaku sebagai pacar Rizal dan mencoba memberikan klarifikasi soal penyebab kematiannya.

    “Tadi ada teman mas Rizal yang datang memberitahu dihubungi nomor baru katanya pacarnya. Nomor itu klarifikasi bila Rizal ini benar meninggal karena sakit. Ini kan aneh dapat dari mana nomor teman mas Rizal, terus kok ngakunya pacar, ngapain harus klarifikasi,” jelasnya.

    Putri menduga kuat bahwa ponsel Rizal kini berada di tangan sindikat TPPO atau scammer yang berupaya mengecoh dan mengakses informasi pribadi korban dan keluarganya. Aktivitas akun Facebook Rizal yang sempat aktif juga menjadi salah satu indikator mencurigakan.

    “Padahal keterangan orang-orang yang sebelumnya ngaku temannya mas Rizal itu mereka tidak tahu keberadaan hpnya mas,” bebernya.

    Hingga kini, keluarga masih menunggu tindak lanjut dari kuasa hukum korban. Informasi terakhir yang diterima menyebutkan bahwa surat keterangan kematian Rizal sudah terbit dan pihak KBRI telah mengetahui keberadaan jenazahnya. Namun pihak keluarga belum menerima bukti dokumentasi apapun.

    “Tapi keluarga belum mendapat dokumen apapun. Dokumentasinya tidak ada. Kami keluarga berharap segera kepastian. Makanya saya berharap kepada KBRI, Pemkab Banyuwangi dan semua pihak membantu supaya segera ada kejelasan,” pungkasnya. [alr/beq]

  • Truk Tronton Bermuatan Tanah Kaolin Terguling di Depan SPN Mojokerto

    Truk Tronton Bermuatan Tanah Kaolin Terguling di Depan SPN Mojokerto

    Mojokerto (beritajatim.com) – Kecelakaan lalu-lintas kembali terjadi di depan Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Jawa Timur, Desa Puloniti, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto, Jumat pagi (25/4/2025). Sebuah truk tronton nopol S 9330 UN bermuatan tanah kaolin terguling.

    Kecelakaan tunggal tersebut terjadi sekitar pukul 04.00 WIB, saat truk yang dikemudikan Sugianto hendak mengirim bahan baku keramik ke sebuah pabrik di Mojokerto. Truk yang berjalan dari arah barat tersebut saat melintas di depan SPN, tiba-tiba menabrak pembatas jalan yang berada di tengah jalur.

    Akibat kecelakaan tersebut, muatan tanah kaolin tumpah ke jalan dan menyebabkan kemacetan cukup parah dari arah Kota Mojokerto menuju Pasuruan. Meski tidak ada korban jiwa, posisi truk dan muatan yang menghalangi jalan membuat petugas harus melakukan penanganan cepat.

    Anggota Unit Gakkum Satlantas Polres Mojokerto segera melakukan evakuasi untuk mengurai kemacetan. Truk tronton diamankan ke unit Gakkum setelah berhasil dievakuasi, termasuk sopir truk warga Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang untuk proses lebih lanjut. Arus lalu-lintas kembali lancar setelah truk berhasil dievakuasi.

    “Jam 4 an, saya dari arah Mojokerto mau ke Pabrik Arwana bawa tanah kaolin bahan keramik dari Trenggalek. Saya nggak tahu ada pembatas jalan, ngantuk juga nggak. Penerangan juga kurang, rambu-rambu tidak ada. Nggak kurang lebih 30 km/jam, alhamdulillah tidak ada yang luka,” ujar Sugianto.

    Kawasan depan SPN Mojokerto memang dikenal rawan kecelakaan, terutama bagi kendaraan besar. Di tahun 2025 ini, tercatat dua kecelakaan serupa terjadi di lokasi yang sama. Pada 21 Januari 2025, sebuah truk gandeng bermuatan pakan ternak terguling.

    Sementara pada 15 April 2025 lalu, truk ekspedisi bernopol AD 9978 SM juga mengalami kecelakaan terguling di lokasi yang sama. [tin/aje]

  • Korsleting Listrik Picu Kebakaran Hebat di Pengarang Bondowoso, Kerugian Capai Rp50 Juta

    Korsleting Listrik Picu Kebakaran Hebat di Pengarang Bondowoso, Kerugian Capai Rp50 Juta

    Bondowoso (beritajatim.com) – Sebuah rumah milik warga di Desa Pengarang, Kecamatan Jambesari Darussholah, Kabupaten Bondowoso, dilaporkan terbakar pada Jumat, (25/4/2025) pagi.

    Kebakaran diduga dipicu korsleting listrik dari alat elektronik yang digunakan korban.

    Plt Kabid Damkar pada Satpol PP dan Damkar Bondowoso, Martanto, membenarkan kejadian tersebut.

    Ia mengatakan bahwa pihaknya menerima laporan sekitar pukul 08.48 WIB dari warga bernama Uswatun.

    “Tim langsung menuju lokasi dan tiba pukul 08.55 WIB. Upaya pemadaman dan pendinginan selesai pada pukul 09.25 WIB,” terang Martanto pada BeritaJatim.com.

    Kebakaran tersebut menimpa rumah milik Ibu Hasanah (54), warga RT 1 RW 1 Desa Pengarang. Menurut keterangan, peristiwa bermula saat Hasanah memasak nasi menggunakan rice cooker.

    Saat mencolokkan kabel ke stopkontak, ia sempat kesetrum. Setelah mencoba mencolokkannya kembali, muncul percikan api yang kemudian membesar.

    Melihat situasi memburuk, Uswatun segera menghubungi petugas Damkar.

    “Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun, kerugian ditaksir mencapai kurang lebih Rp50 juta,” ungkap Martanto.

    Dalam proses pemadaman, dua unit kendaraan dikerahkan, yakni Carcentro dan Dyna. Sejumlah pihak juga terlibat membantu proses penanganan di lapangan, antara lain Koramil dan Polsek Jambesari, perangkat desa, warga sekitar, dan pihak PLN Bondowoso.

    “Setelah proses pemadaman rampung, personel kembali siaga di markas,” tutup Martanto.

    Warga diimbau untuk lebih berhati-hati dalam menggunakan peralatan listrik guna menghindari kejadian serupa.

    “Jika terjadi kebakaran, masyarakat bisa segera menghubungi Damkar Bondowoso,” pungkas Martanto. [awi/aje]

  • Dewan Pers Minta Kejagung Alihkan Penahanan Direktur Pemberitaan JakTV

    Dewan Pers Minta Kejagung Alihkan Penahanan Direktur Pemberitaan JakTV

    Jakarta (beritajatim.com) – Dewan Pers meminta kepada Kejaksaan Agung (Kejagung) untuk mengalihkan penahanan terhadap Direktur Pemberitaan JakTV, Tian Bahtiar. Permintaan ini dibuat setelah Dewan Pers mendengarkan penjelasan dari Kapuspenkum Kejagung, Harli Siregar pada Kamis (24/4/2025) dan mempelajari berkas-berkas terkait penetapan Tian menjadi tersangka permufakatan jahat merintangi pemeriksaan perkara korupsi crude palm oil (CPO), timah, dan impor gula.

    “Ketua Dewan Pers meminta agar Kejaksaan Agung melakukan pengalihan penahanan terhadap Tian Bahtiar untuk memudahkan proses pemeriksaan di Dewan Pers,” ujar Ketua Dewan Pers, Ninik Rahayu, dalam keterangan tertulis diterima beritajatim.com, Jumat (25/4/2025).

    Ninik melanjutkan terkait berkas yang diberikan Kejagung, pihaknya akan melakukan penelitian secara lebih mendalam. “Meski perlu waktu yang memadai untuk meneliti sekaligus menganalisis kasus tersebut sesuai dengan prosedur operasi standar, namun Dewan Pers akan menyampaikan hasilnya pada semua pihak sesegera mungkin,” kata dia.

    Selanjutnya, kata Ninik, Dewan Pers dan Kejagung berkomitmen Bersama untuk menguatkan penegakan hukum dan penguatan kehidupan pers. Dua Lembaga ini menyatakan saling menghormati kewenangan masing-masing.

    “Kapuspenkum Kejaksaan Agung telah menyatakan, bahwa kasus ini tidak ada kaitannya dengan produk jurnalistik,” terang Ninik.

    Lebih lanjut, Dewan Pers menyatakan akan meneruskan rencana menghidupkan nota kesepahaman dengan Kejagung terkait penanganan sengketa pemberitaan (produk jurnalistik). Hal ini telah dilakukan Dewan Pers bersama Polri dan Mahkamah Agung (MA).

    Sebelumnya, Kejagung menetapkan Tian Bahtiar sebagai tersangka perintangan penyidikan korupsi CPO, timah, serta impor gula, dan telah melakukan penahanan. Terkait hal ini, Dewan Pers telah bertemu dengan Jaksa Agung, ST Burhanuddin pada Selasa (22/4/2025). [beq]

  • Kasus Ladang Ganja Semeru, Terdakwa Beberkan Ada 14 Pelaku Lain Belum Tertangkap

    Kasus Ladang Ganja Semeru, Terdakwa Beberkan Ada 14 Pelaku Lain Belum Tertangkap

    Lumajang (beritajatim.com) – Kasus temuan ladang ganja di kawasan lereng Gunung Semeru, Dusun Pusung Duwur, Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, masih terus bergulir.

    Informasi yang cukup bikin heboh muncul dari dua terdakwa, Suwari dan Jemaat. Mereka menyebut masih ada 14 orang pelaku yang diakui memiliki profesi sama sebagai penanam ganja dan belum tertangkap.

    Terdakwa Suwari mengatakan, sebelum aktivitas ilegal penanaman ganja terbongkar, terdakwa lain bernama Ngatoyo yang sudah meninggal saat menjalani penahanan satu bulan lalu sempat mengumpulkan 14 orang termasuk dirinya dan Jumaat.

    Saat berkumpul itulah masing-masing dari mereka diberi bibit oleh Ngatoyo untuk ditanam di ladang ganja di kawasan hutan Dusun Pusung Duwur.

    “Saat itu saya dapat 177 bibit (ganja), Jumaat 115 bibit, yang lain saya tidak tahu berapa. Untuk lokasi tanamnya di tanah miring itu,” beber Suwari, Jumat (25/4/2025).

    Sejumlah pelaku berkumpul itu diketahui masih lolos dari jeratan hukum, padahal mereka juga sempat dipanggil bersama dengan Suwari dan Jumaat untuk dimintai keterangan oleh polisi di Polsek Senduro pada September 2024.

    Sehingga, saat itu pihak kepolisian hanya menangkap dua orang yang kemudian ditetapkan sebagai tersangka pemilik ladang ganja.

    “Ini dipanggil per-dua orang ke polsek, tapi kenapa yang ditangkap hanya kami saja (Suwari dan Jumaat, Red),” terang Suwari.

    Setelah dilakukan penahanan, Suwari mengaku sempat diminta untuk bungkam oleh Ngatoyo untuk tidak membongkar 14 nama pelaku lain yang ikut menanam ganja.

    “Jadi dulu sempat dibilang jangan sampai ngomong yang 14 orang ini,” ungkapnya.

    Sampai saat ini Polres Lumajang diketahui sudah menangkap enam orang yang ditetapkan sebagai terdakwa dan tengah menjalani persidangan. Sejumlah terdakwa itu adalah Tomo, Tono, Bambang, Suwari dan Jumaat.

    Sementara satu terdakwa lain bernama Ngatoyo telah dilaporkan meninggal dunia saat ditahan di Lapas Kelas II B Lumajang satu bulan lalu.

    Informasi lain, terdakwa Tomo, Tono, dan Bambang minggu depan dijadwalkan menjalani sidang putusan di Pengadilan Negeri (PN) Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. [has/beq]

  • Identitas Mayat di Sungai Ngotok Mojokerto Terungkap

    Identitas Mayat di Sungai Ngotok Mojokerto Terungkap

    Mojokerto (beritajatim.com) – Identitas mayat laki-laki yang ditemukan mengambang di Sungai Ngotok, Kelurahan Pulorejo, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto akhirnya terungkap. Korban diketahui bernama Agung Manunggal Pamungkas (32), warga Desa Tempuran, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.

    Kapolsek Prajurit Kulon, AKP Edi Purwo Santoso mengatakan, identitas korban terungkap berkat temuan sejumlah dokumen identitas di saku celana korban. “Di saku celana belakang sebelah kanan korban ditemukan KTP, SIM C, kartu BPJS, dan uang pecahan Rp2.000 sebanyak tiga lembar,” ungkapnya, Jumat (25/4/2025).

    Bermodal KTP tersebut, petugas menghubungi pihak keluarga untuk memastikan identitas korban. Pihak keluarga yang datang ke ruang jenazah RSU Dr Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto membenarkan bahwa korban adalah Agung Manunggal Pamungkas, setelah mengenali celana dan tanda khusus pada tubuh korban.

    “Pihak keluarga menyaksikan visum dan mengenali tanda di kaki korban. Mereka menguatkan identitas berdasarkan pakaian dan ciri fisik. Ditemukan luka lebam pada bagian dada korban yang mengarah ke jantung bukan disebabkan oleh tindakan kekerasan. Keterangan dari dokter tidak menunjukkan adanya penganiayaan,” katanya.

    Korban memang punya riwayat sesak napas, hal tersebut juga dibenarkan oleh keluarganya. Sebelumnya, jasad Agung ditemukan dalam posisi tengkurap di aliran anak Sungai Brantas pada, Kamis (24/4/2025) kemarin. Diperkirakan korban telah meninggal lebih dari tiga hari sebelum ditemukan. [tin/beq]