Author: Beritajatim.com

  • Arzeti: Program MBG Lahirkan Generasi Cerdas, Unggul dan Berkualitas di 2045

    Arzeti: Program MBG Lahirkan Generasi Cerdas, Unggul dan Berkualitas di 2045

    Surabaya (beritajatim.com) – Tim sosialisasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) hadir di Desa Jimbaran Wetan untuk memberikan edukasi mengenai asupan gizi yang baik bagi tubuh.

    Program MBG diharapkan dapat mendukung visi Indonesia Emas 2045 dengan menciptakan generasi yang berkualitas dan berdaya saing global.

    Kegiatan sosialisasi program MBG dilaksanakan di Balai Desa Jimbaran Wetan, Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo. Kegiatan yang diikuti oleh 300-an peserta dari warga lokal itu dimulai pada pukul 08.00 WIB.

    Sosialisasi program MBG dihadiri oleh Anggota Komisi IX DPR RI Arzeti Bilbina, Tenaga Pakar Badan Gizi Nasional (BGN) Ikeu Tanziha, serta tokoh masyarakat setempat.

    Anggota Komisi IX DPR RI Arzeti Bilbina mengajak kepada para peserta yang hadir untuk bersama-sama peduli akan pentingnya menjaga pola makan terhadap anak-anak. Hal tersebut bisa diatasi dengan melengkapi beberapa unsur yaitu karbodidratnya, protein, dan gizi.

    “Maka dari itu fungsi dari sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis menjadi sangat penting untuk membantu anak-anak kita tumbuh sehat, cerdas, dan kuat,” tutur Arzeti Bilbina.

    Selain itu, program MBG bertujuan untuk melahirkan generasi yang cerdas, unggul dan berkualitas menuju Indonesia Emas 2045.

    Tenaga Pakar Badan Gizi Nasional, Ikeu Tanziha menambahkan, bahwa menu makanan di dalam program Makan Bergizi Gratis sudah disusun sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) dan standar gizi yang ditetapkan oleh Badan Gizi Nasional.

    Terkait Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur sehat yang sudah ada di Kecamatan Sidoarjo diharapkan akan terus bertambah. Sehingga, akan lebih cepat tersebar merata manfaatnya dirasakan oleh masyarakat.

    Pemerintah akan menjamin mengenai makanan yang disediakan sudah mengikuti standar gizi yang ditetapkan, termasuk kebutuhan akan protein, vitamin, mineral, dan energi yang mencukupi.

    Berdasarkan riset, Indonesia diproyeksikan akan memiliki populasi muda yang besar pada tahun 2045 dan program ini dapat menjadi pilar penting dalam mendukung generasi muda yang sehat, produktif, dan siap bersaing di masa depan. [tok/aje]

  • Cuaca Ekstrem dan Aktivitas Padat: Kasus Pneumonia Jamaah Haji Melejit Tajam, Tembus 22 Ribu

    Cuaca Ekstrem dan Aktivitas Padat: Kasus Pneumonia Jamaah Haji Melejit Tajam, Tembus 22 Ribu

    Makkah (beritajatim.com) – Lonjakan jumlah jamaah haji Indonesia yang terserang pneumonia atau radang paru-paru di Makkah menjadi perhatian serius Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi.

    Hingga Senin (19/5/2025), tercatat sebanyak 22.000 kasus pneumonia di kalangan jamaah haji.

    Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi, dr. Mohammad Imran melansir portal resmi Kementerian Agama, Rabu (21/5/2025), menjelaskan bahwa meningkatnya kasus ini seiring dengan terus berdatangannya jamaah dari seluruh dunia. Padatnya aktivitas, kondisi cuaca ekstrem, dan mobilitas tinggi menjadi faktor pemicu penyebaran penyakit pernapasan, khususnya di kota suci Makkah.

    “Per 18 Mei 2025 pukul 16.00 WAS, total kunjungan ke layanan kesehatan haji Indonesia sudah mencapai 25.189 kasus, dengan pneumonia sebagai kasus terbanyak, disusul ISPA, hipertensi, dan diabetes,” ujar dr. Imran di Kantor Daker Makkah.

    Selain pneumonia yang mendominasi, lebih dari 1.000 jamaah juga tercatat mengalami infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

    93 Jamaah Dirawat di Klinik, 270 di Rumah Sakit Arab Saudi

    Data Kesehatan Haji juga mencatat bahwa sebanyak 93 jamaah saat ini tengah menjalani perawatan inap di klinik-klinik kesehatan haji Indonesia. Tiga penyakit utama yang menyebabkan rawat inap adalah diabetes, pneumonia, dan penyakit paru kronis.

    Sementara itu, jumlah jamaah yang dirawat di rumah sakit Arab Saudi tercatat sebanyak 270 orang. Kasus terbanyak meliputi pneumonia, penyakit paru kronis, serta penyakit jantung koroner.

    Tak hanya itu, hingga 18 Mei 2025, tercatat 28 jamaah haji asal Indonesia wafat di Tanah Suci. Mayoritas disebabkan oleh penyakit jantung dan infeksi sistemik (sepsis) akibat kondisi tubuh yang sudah lemah.

    PPIH Imbau Jamaah Waspada dan Terapkan Langkah Pencegahan

    Guna menekan risiko penyakit dan menjaga kesehatan jamaah selama menjalankan ibadah, dr. Imran menyampaikan empat imbauan penting:

    Istirahat cukup setelah tiba di Makkah sebelum melaksanakan umrah wajib, agar tubuh punya waktu beradaptasi.

    Hindari aktivitas di luar ruangan pada jam-jam terik, terutama antara pukul 10.00–16.00 waktu Arab Saudi.

    Perbanyak konsumsi air putih atau air zam-zam, minimal satu gelas setiap jam saat berada di luar ruangan.

    Gunakan masker setiap keluar hotel, terutama bagi jamaah yang mengalami batuk atau pilek, untuk mencegah penularan dan perlindungan dari debu serta virus.

    “Kesadaran menjaga daya tahan tubuh dan mematuhi imbauan kesehatan sangat penting demi kelancaran ibadah,” tegas dr. Imran.

    Peningkatan kasus ini menjadi pengingat penting bahwa ibadah haji bukan hanya membutuhkan kesiapan spiritual, tetapi juga fisik yang prima di tengah tantangan lingkungan dan keramaian jutaan manusia. [aje]

  • Wow! Momen Efisiensi, Anggaran Seragam Anggota DPRD Magetan Tembus Rp313 Juta

    Wow! Momen Efisiensi, Anggaran Seragam Anggota DPRD Magetan Tembus Rp313 Juta

    Magetan (beritajatim.com) – Di tengah seruan penghematan dan pembatasan anggaran di berbagai sektor alias efisiensi, DPRD Kabupaten Magetan tetap mengalokasikan dana besar untuk kebutuhan seragam dinas anggota dewan. Pada tahun 2025, sebanyak 45 legislator menerima seragam baru dengan total anggaran mencapai Rp313,4 juta.

    Meski terjadi pengurangan jumlah pakaian dibandingkan tahun sebelumnya, biaya pengadaan tetap tinggi. Tahun lalu, tiap anggota DPRD menerima lima stel pakaian, sementara tahun ini hanya tiga stel.

    “Dibandingkan tahun lalu yang dapat lima stel, tahun ini hanya tiga stel saja,” ujar Dwi Nur Rahmawati Solekha, Kepala Bagian Program dan Keuangan DPRD Magetan, Selasa (20/5/2025).

    Dwi menjelaskan, masing-masing anggota mendapatkan dua stel Pakaian Sipil Resmi (PSR) dan satu stel tambahan sebagai bagian dari hak kesejahteraan dewan. Selain itu, anggota baru yang ditunjuk melalui mekanisme Pergantian Antarwaktu (PAW) mendapatkan jatah sembilan stel, dengan anggaran tersendiri sesuai regulasi yang berlaku.

    Pada tahun anggaran sebelumnya, paket lengkap seragam dewan mencakup lima jenis pakaian: PSL (Pakaian Sipil Lengkap), PKJ (Pakaian Kerja Jas), PSH (Pakaian Sipil Harian), PDL (Pakaian Dinas Lapangan), dan PSR (Pakaian Sipil Resmi). Tak hanya itu, pin DPRD berbahan kuningan senilai Rp20 juta turut menjadi bagian dari atribut wajib anggota dewan.

    Pihak sekretariat DPRD Magetan memastikan kualitas seragam tetap berada pada standar premium. Penampilan dinilai sebagai bagian penting dalam menunjang fungsi dan tugas legislatif.

    Namun, di tengah terbatasnya alokasi anggaran untuk pembangunan infrastruktur, layanan pendidikan, hingga kebutuhan dasar masyarakat, pengadaan seragam dinas dengan nilai ratusan juta rupiah tetap menjadi pos belanja yang dipertahankan. Hal ini menimbulkan pertanyaan publik mengenai prioritas penggunaan dana daerah dan sensitivitas terhadap kondisi fiskal masyarakat luas. [fiq/aje]

  • Viral Dugaan Penculikan di Malang, Ternyata Dijemput Ibu Kandungnya Sendiri

    Viral Dugaan Penculikan di Malang, Ternyata Dijemput Ibu Kandungnya Sendiri

    Malang (beritajatim.com) – Dugaan kasus penculikan anak yang sempat menghebohkan warga Kabupaten Malang, dipastikan bukan tindak kriminal. Setelah dilakukan penyelidikan mendalam, Kepolisian Resor Malang mengonfirmasi bahwa bocah perempuan berusia tiga tahun tersebut dijemput oleh ibu kandungnya sendiri.

    Kejadian bermula dari laporan seorang warga, Catur Lutvianto (26), yang melihat anak kecil dibawa masuk paksa ke dalam mobil Avanza putih oleh dua pria tak dikenal di Dusun Duren, Desa Arjowilangun, Kecamatan Kalipare, Selasa (20/5/2025) sore. Warga yang curiga sempat berupaya mengejar kendaraan itu, namun kehilangan jejak di kawasan Selorejo, Kabupaten Blitar.

    “Setelah kami telusuri rekaman CCTV dari beberapa titik di wilayah Kalipare hingga perbatasan Blitar, akhirnya kami berhasil mengidentifikasi arah dan keberadaan kendaraan yang digunakan,” kata Kasihumas Polres Malang AKP Bambang Subinajar, Rabu (21/5/2025).

    Tim kepolisian bergerak cepat menelusuri jejak kendaraan tersebut. Hasilnya, mobil Avanza putih dengan nomor polisi N-1192-ABJ ditemukan di wilayah Kecamatan Karangploso. Di dalamnya terdapat seorang perempuan bernama Septiana (42), yang ternyata adalah ibu kandung dari bocah bernama Afifah (3), serta dua pria yang merupakan sopir sewaan dan rekannya.

    “Setelah kami interogasi, diketahui bahwa anak tersebut dijemput oleh ibu kandungnya sendiri. Kondisinya dalam keadaan sehat dan tidak mengalami kekerasan,” jelas Bambang.

    Septiana diketahui datang dari luar kota dan menjemput anaknya tanpa memberitahukan terlebih dahulu kepada pihak pengasuh. Ketidaktahuan warga inilah yang kemudian memicu kesalahpahaman dan dugaan penculikan.

    Polisi telah memediasi kedua pihak dan menyepakati penyelesaian secara damai, yang dituangkan dalam surat pernyataan resmi.

    “Kami hadir bukan hanya untuk menindak, tapi juga memberi solusi terbaik bagi warga,” tegas Bambang.

    Polres Malang mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan peduli terhadap lingkungan sekitar, namun tidak terburu-buru mengambil kesimpulan sebelum informasi dikonfirmasi secara utuh. [yog/beq]

  • Pengerjaan Proyek Jalan dan Infrastruktur di Blitar Molor, Ini Penjelasan PUPR

    Pengerjaan Proyek Jalan dan Infrastruktur di Blitar Molor, Ini Penjelasan PUPR

    Blitar (beritajatim.com) – Semua proyek jalan dan infrastruktur di Kabupaten Blitar mengalami keterlambatan pengerjaan. Hingga akhir Mei tahun 2025 ini belum ada pengerjaan proyek jalan dan infrastruktur di Kabupaten Blitar.

    Hamdan Zulkifli, Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPR Kabupaten Blitar membenarkan jika hingga pertengahan Mei ini masih belum ada pengerjaan proyek infrastruktur, baik jalan maupun drainase. Menurutnya saat ini, Dinas PUPR Kabupaten Blitar masih menunggu instruksi lebih lanjut Kepala Daerah serta hasil update konsolidasi terkait detail anggaran yang bisa digunakan untuk proyek infrastruktur.

    “Kalau molornya sampai kapan kita belum tahu, kita menunggu petunjuk dari pimpinan yang jelas ini kan dampak dari efisiensi dari kemarin juga dan tidak hanya di PUPR semua OPD sama saja,” ungkap Hamdan Zulkifli, Rabu (21/5/2025).

    Menurut Hamdan, keterlambatan atau molornya pengerjaan proyek fisik infrastruktur ini merupakan dampak dari efisiensi. Menurutnya efisiensi membuat Dinas PUPR melakukan sinkronisasi ulang terkait proyek jalan dan infrastruktur.

    “Kalau ada yang diluncurkan di awal tahun kemarin itu karena sudah masuk dalam anggaran yang tidak terkena efisiensi,” tegasnya.

    Pengerjaan proyek infrastruktur dan jalan di Kabupaten Blitar pada tahun ini memang lebih lambat dari tahun lalu. Pada tahun 2024 kemarin proyek infrastruktur Kabupaten Blitar sudah bisa dikerjakan pada bulan April, namun kini hingga bulan Mei masih belum ada kejelasan lagi.

    Dinas PUPR Kabupaten Blitar pun belum bisa memastikan kapan proyek pengerjaan jalan dan infrastruktur bakal dijalankan. Pihaknya pun kini masih terus berkoordinasi dengan kepala daerah terkait hal itu.

    “Hampir semua proyek molor yang tidak kena efisiensi itu kan hanya beberapa saja,” tegasnya.

    Sebenarnya Dinas PUPR Kabupaten Blitar telah melakukan perbaikan jalan di beberapa titik. Namun diketahui dana yang digunakan untuk perbaikan jalan dan infrastruktur ini menggunakan anggaran yang bersumber dari Unit Reaksi Cepat (URC). [owi/beq]

  • Sumur di Lamongan Keluarkan Bau Mirip Solar, Warga Duga Ada Kandungan Gas Bumi

    Sumur di Lamongan Keluarkan Bau Mirip Solar, Warga Duga Ada Kandungan Gas Bumi

    Lamongan (beritajatim.com) – Warga Dusun Katar, Desa Ngimbang, Kecamatan Ngimbang, Kabupaten Lamongan, dibuat penasaran dengan munculnya aroma mirip bau solar dari lokasi pengeboran sumur air. Temuan tak biasa ini memunculkan berbagai spekulasi, termasuk dugaan adanya kandungan gas bumi di bawah permukaan tanah.

    Pengeboran sumur tersebut dilakukan di lahan milik M. Eko (46) sejak Kamis, 8 Mei 2025. Pekerjaan itu dikerjakan oleh Jumani (45), Sukadi (38), dan Yusron (18) untuk mencari sumber air bersih. Namun, kejadian mengejutkan terjadi pada Senin, 19 Mei 2025 sekitar pukul 16.00 WIB, saat sumur mengeluarkan bau menyengat menyerupai solar.

    “Pengeboran tersebut bertujuan untuk mencari sumber air,” ujar Kapolsek Ngimbang IPTU I Wayan Sumantra, Rabu (21/5/2025).

    Menurut Wayan, kemunculan bau tersebut membuat para pekerja menghentikan aktivitas pengeboran. Mereka lalu melaporkan hal ini kepada pemilik lahan, kepala desa, dan akhirnya ke pihak Polsek Ngimbang. Sebagai langkah antisipasi, lokasi pengeboran kini telah dipasangi garis polisi.

    “Pekerja juga menyebut pada durasi tertentu, sumur di bagian bawah mengeluarkan gelembung,” tambahnya.

    Sampai saat ini, belum ada kepastian mengenai sumber bau mirip solar tersebut. Pihak kepolisian masih menunggu tindak lanjut dari instansi terkait untuk memastikan apakah terdapat kandungan gas bumi atau zat lain di lokasi pengeboran. [fak/beq]

  • 98 Desa dan Kelurahan di Pamekasan Gelar Musdes Khusus Bentuk Koperasi Merah Putih

    98 Desa dan Kelurahan di Pamekasan Gelar Musdes Khusus Bentuk Koperasi Merah Putih

    Pamekasan (beritajatim.com) – Sebanyak 98 desa/kelurahan di Pamekasan, dipastikan sudah melaksanan Musyawarah Desa (Musdes) Khusus untuk membentuk Koperasi Merah Putih sebagai tindak lanjut dari instruksi Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.

    “Sejak mulai membentuk tim khusus (timsus) yang memberikan pendampingan bagi aparat desa/kelurahan, bahkan per tanggal 20 Mei 2025, tercatat sebanyak 98 desa/kelurahan sudah melaksanakan Musdes Khusus untuk membentuk Koperasi Merah Putih,” kata Plt Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Pamekasan, Kusairi, Rabu (21/5/2025).

    Desa atau kelurahan yang dipastikan sudah menyelenggarakan Musdes Khusus, tersebar di 10 dari total 13 kecamatan berbeda di Pamekasan. Masing-masing 13 desa di kecamatan Batumarmar, 10 desa di Kadur, 12 desa di Larangan, 3 desa di Pademawu, 13 desa di Pagantenan, 12 desa di Pakong, 12 desa di Palengaan, 2 desa di Pamekasan (Kota), 9 desa di Pasean, serta 12 desa di Kecamatan Waru.

    “Berdasar data Dinas Koperasi UKM dan Tenaga Kerja Pamekasan, per 20 Mei 2025. Total masih ada 97 desa/kelurahan di 10 kecamatan berbeda yang sudah melaksanakan Musdes Khusus pembentukan Koperasi Merah Putih. Tiga kecamatan lainnya belum masuk, yakni Galis, Proppo dan Tlanakan,” ungkapnya.

    Lebih lanjut disampaikan langkah tersebut dilakukan sebagai tindak lanjut dari instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembentukan Desa atau Kelurahan Merah Putih, tertanggal 27 Maret 2025.

    Bahkan Inpres tersebut juga diperkuat melalui Surat Edaran (SE) Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Nomor 6 Tahun 2025 tentang Petunjuk Teknis Percepatan Pelaksanaan Pembentukan Koperasi Desa Merah Putih.

    “Hal ini kita laksanakan sebagai bentuk komitmen sekaligus tanggungjawab kita pada sektor pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa, apalagi dalam edaran juga dijabarkan agar pemerintah desa mengalokasikan minimal 20 persen Dana Desa (DD) untuk Koperasi Desa Merah Putih,” tegas Kusairi.

    Ketentuan minimal 20 persen sebagaimana tertuang dalam SE, dilakukan sebagai penyertaan modal untuk koperasi desa.

    “Namun penting untuk dipahami jika tugas tim yang kami bentuk dalam rangka pendampingan untuk membentuk koperasi desa,” jelasnya.

    “Artinya pendampingan ini dilakukan dengan cara memberikan arahan sesuai dengan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis yang sudah ditetapkan oleh pemerintah pusat, sehingga koperasi desa bisa terbentuk,” tegasnya.

    Tidak hanya itu pihaknya juga sangat berharap seluruh desa/kelurahan di Pamekasan, dapat segera membentuk koperasi merah putih sesuai dengan regulasi yang berlaku.

    “Tentu kita sangat berharap, keberadaan koperasi merah putih di Pamekasan, terbentuk di semua desa/kelurahan dalam waktu dekat,” pungkasnya.

    Untuk diketahui terdapat sebanyak 189 desa/kelurahan tersebar di 13 kecamatan berbeda di Pamekasan, meliputi sebanyak 178 desa, serta sebanyak 11 kelurahan berbeda di wilayah setempat. [pin/aje]

  • Jelang Idul Adha, Kolaborasi Polisi dan Desa di Sidoarjo Lakukan Pengecekan Kesehatan Hewan Ternak

    Jelang Idul Adha, Kolaborasi Polisi dan Desa di Sidoarjo Lakukan Pengecekan Kesehatan Hewan Ternak

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Menjelang perayaan Idul Adha 1446 H, berbagai persiapan terus dilakukan untuk memastikan kesehatan hewan kurban di wilayah Sidoarjo. Salah satunya dilakukan oleh Kanit Binmas Polsek Gedangan Polresta Sidoarjo AKP Muryati bersama Bhabinkamtibmas Bripka Rizky dan perangkat Desa Ganting, yang melakukan pengecekan langsung terhadap kondisi kesehatan hewan ternak kambing di desa setempat, Rabu (21/5/2025).

    Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya preventif untuk memastikan hewan-hewan kurban yang akan disembelih dalam kondisi sehat dan layak konsumsi, sekaligus mencegah penyebaran penyakit hewan menular yang dapat berdampak pada kesehatan masyarakat.

    AKP Muryati menjelaskan, selain sebagai bentuk pengawasan rutin jelang Idul Adha, kegiatan ini juga sejalan dengan program prioritas pemerintah, khususnya Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dalam bidang ketahanan dan kedaulatan pangan nasional.

    “Melalui pengecekan kesehatan hewan ternak secara rutin, kita ingin memastikan hewan kurban di wilayah Gedangan ini sehat, aman, dan sesuai syariat. Ini juga bagian dari kontribusi kami mendukung program ketahanan pangan Polresta Sidoarjo Polda Jatim,” ujar AKP Muryati di sela-sela kegiatan.

    Para peternak pun menyambut baik Langkah Polisi Cinta Petani ini, karena dapat memberikan rasa aman dan kepercayaan kepada masyarakat yang akan membeli hewan kurban. Pihak desa berharap, kegiatan serupa terus dilakukan secara berkala, tidak hanya menjelang hari raya, tetapi juga untuk memantau kondisi peternakan warga ke depannya.

    Dengan adanya kolaborasi antara aparat kepolisian, perangkat desa, dan masyarakat peternak, diharapkan ketahanan pangan di wilayah Sidoarjo bisa semakin kuat, sekaligus memastikan perayaan Idul Adha berjalan aman dan sehat. Hal ini juga sesuai yang menjadi perhatian dari Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Christian Tobing ke seluruh jajarannya. [isa/aje]

  • Viral, Warga Blitar Protes Diberi Bakso Sebagai Menu PMT Posyandu

    Viral, Warga Blitar Protes Diberi Bakso Sebagai Menu PMT Posyandu

    Blitar (beritajatim.com) – Dita Faisal, warga Desa Serang, Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar curhat di media sosial terkait pemberian bakso sebagai menu Pemberian Makanan Tambahan (PMT) posyandu berupa bakso. Dalam unggahannya, warga tersebut menyebutkan bahwa dirinya kecewa atas menu yang diberikan oleh pihak posyandu.

    Warga tersebut pun khawatir kalau menu bakso tersebut mengandung Monosodium Glutamat (MSG). Sehingga ia kecewa dan memilih untuk mengembalikan bakso tersebut ke Posyandu.

    Unggahan itu pun kemudian viral di media sosial. Sejumlah masyarakat pun menanggapi unggahan itu.

    “Anak saya umur 1 tahun 9 bulan, dari kecil tidak saya beri makanan berperasa. Saya ajarkan makan alami, nasi lembut, ikan segar, telur rebus, hingga bubur kacang hijau. Semua ada di desa. Harusnya itu yang dipakai, bukan makanan instan seperti bakso dan mie,” ucap Dita Faisal, Rabu (21/5/2025).

    Menurut Dita biasanya menu PMT Posyandu adalah buah. Selain itu, ada bubur kacang hijau, bubur sumsum, dan puding. Menurutnya, puding mengandung gula yang tidak direkomendasikan untuk anak-anak.

    Namun, dia tidak melarang masakan itu untuk posyandu. Dita menelusuri bahwa menu PMT ditentukan oleh pihak desa, bukan kader posyandu yang dinilai lebih tahu tumbuh kembang anak. Dia ingin ibu-ibu kader posyandu ini dilibatkan dalam penentuan menu makanan tambahan.

    “Saya tidak melarang makanan seperti puding. Tapi kalau bisa dan saya berharap kembali ke makanan alami. Desa ini punya bahan segar dan sehat. Ada daun caon, santan alami, telur, hingga kacang hijau. Tinggal diolah saja. Anak umur 6 bulan sampai 2 tahun kan belum bisa makan bakso,” ungkapnya.

    Sementara itu, Kepala Desa Serang, Dwi Handoko mengatakan, pemberian menu bakso ini baru pertama dilakukan karena ingin ada inovasi agar tidak terkesan monoton. Biasanya, menu PMT posyandu itu ada kacang hijau, buah, dan jenang sumsum. Makanan ini juga berasal dari anggaran desa sebesar Rp8.800 per menu.

    Handoko menyebut pengadaan menu makanan tambahan posyandu ini menggunakan anggaran dari desa melalui penyedia jasa makanan. Meskipun begitu, menu PMT posyandu termasuk bakso ini dipastikan sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi di puskesmas.

    “Memang dari puskesmas disarankan ada perubahan menu PMT posyandu. Bakso ini masih dianggap masuk untuk memenuhi gizi anak,” tutur Handoko.

    Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, dr Christine Indrawati menyatakan, bakso diperbolehkan untuk PMT posyandu. Dalam petunjuk teknisnya, makanan untuk balita ini harus mengandung protein hewani atau nabati, ada karbohidrat, dan buah.

    Menurut Christine, menu bakso ini jarang diberikan sehingga membuat kaget anggota posyandu. Bahkan membuat mereka berpikiran makanan ini ada MSG (monosodium glutamat) dan penyedapnya. Tentu hal ini membuat mereka khawatir jika sang anak mengonsumsinya.

    “Namun, setelah saya konfirmasi kepada puskesmas, mereka telah memberi tahu pembuat PMT untuk tidak memberikan bahan tambahan seperti kimia. Jika benar, berarti bakso ini aman. Bahkan gorengannya ada wortel sebagai sayuran. Terpenting menu posyandu ini sudah melalui arahan puskesmas,” pungkasnya. [owi/beq]

  • Pencarian Hari Kedua Buruh Tani Hanyut di Ponorogo, BPBD Libatkan 4 Tim SAR

    Pencarian Hari Kedua Buruh Tani Hanyut di Ponorogo, BPBD Libatkan 4 Tim SAR

    Ponorogo (beritajatim.com) – Operasi pencarian orang hanyut di Sungai Keling Desa Pengkol Kecamatan Kauman, Ponorogo mulai dilakukan. Puluhan relawan dikerahkan dalam operasi laka air yang terjadi pada hari Selasa (21/5) kemarin. Korban hanyut adalah Bani, seorang buruh tani yang merupakan warga desa setempat.

    “Hari inj operasi SAR laka air di hari kedua. Kami juga lakukan koordinasi dengan Basarnas Trenggalek dan Bojonegoro yang saat ini dalam perjalanan menuju Ponorogo,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo, Agung Prasetyo, Rabu (21/5/2025).

    Agung mengungkapkan bahwa pencarian yang dilakukan oleh relawan, dibagi menjadi 4 Search and Rescue Unit (SRU). Dengan fokus pencarian 2 SRU di darat dan 2 SRU di sungai dengan menggunakan 2 perahu karet milik BPBD Ponorogo dan SAR MTA.

    “Untuk pencarian hari ini kita bagi menjadi 4 SRU. Di mana masing-masing SRU terdiri dari 10 anggota,” katanya.

    Pencarian dilakukakan mulai dari titik 0, pertama kali korban masuk sungai, hingga radius 2 kilometer. 2 SRU darat menyusuri kanan dan kiri sungai, juga sejauh 2 kilometer.

    “Pencarian di titik 0 sampai tikungan yang ada pohon trembesi tumbang, dan sampai jembatan Keling,” pungkasnya.

    Diberitakan sebelumnya, demi menghemat jarak tempuh saat pulang kerja, seorang buruh tani di Ponorogo nekat menyeberangi sungai yang tengah berarus deras. Aksi nekat itu justru berujung petaka. Korban diketahui bernama Bani (60), warga Dusun Keling Desa Pengkol, Kecamatan Kauman, Ponorogo.

    Peristiwa itu terjadi Selasa (20/5) siang sekitar pukul 11.00 WIB, ketika Bani selesai bekerja di sawah. Alih-alih memilih jalan darat yang memutar lebih dari satu kilometer, Bani memilih jalur biasa yang kerap Ia lewati: menyebrangi sungai Keling di Desa Pengkol. Namun, hari itu aliran sungai sedang tinggi dan deras akibat hujan di wilayah hulu.

    “Tahu-tahu sudah di tengah sungai berenang. Dari pulanh kerja garuk,” kata, Gianti, anak korban yang juga menjadi saksi kejadian, Selasa siang.

    Gianti bercerita memang biasanya kalau ke sawah menyebrang sungai ini, namun biasanya arusnya landai. Gianti menuturkan, awalnya bapaknya terlihat masih sanggup berenang.

    Tapi begitu hampir sampai ke seberang, tubuhnya kembali hanyut ke tengah karena kuatnya arus. Tak lama kemudian, korban menghilang dari pandangan, sekitar lebih 30 meter dari lokasi awal korban menyeberang. [end/aje]