Author: Beritajatim.com

  • Pasangan Suami Istri Tewas Seketika Usai Kecelakaan di Ngoro Jombang

    Pasangan Suami Istri Tewas Seketika Usai Kecelakaan di Ngoro Jombang

    Jombang (beritajatim.com) — Kecelakaan maut terjadi di Jalan Raya Dusun Padar, Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Minggu pagi (25/5/2025) sekitar pukul 08.20 WIB. Dua orang pengendara sepeda motor tewas di lokasi kejadian setelah kendaraannya bertabrakan dengan mobil Toyota Kijang Inova.

    Kanit Gakkum Satlantas Polres Jombang, Ipda Siswanto, membenarkan peristiwa tragis tersebut. Korban diketahui merupakan pasangan suami istri asal Kecamatan Perak, Jombang.

    Sepeda motor Yamaha Jupiter dengan nomor polisi AG-6113-EBN yang dikendarai Herdiana (64) berboncengan dengan istrinya, Imaroh (57), berjalan dari arah barat ke timur. Sesampainya di lokasi, pemotor hendak mendahului mobil Wuling yang ada di depannya dari sisi kanan.

    “Namun, dari arah berlawanan, muncul mobil Toyota Inova dengan kecepatan cukup tinggi. Karena jarak yang terlalu dekat, tabrakan tidak bisa dihindari,” terang Ipda Siswanto saat dikonfirmasi Minggu siang.

    Benturan keras antara sepeda motor dan mobil membuat kedua korban terpental dan mengalami luka parah. Tim medis yang datang ke lokasi memastikan bahwa Herdiana dan Imaroh meninggal dunia di tempat kejadian perkara (TKP).

    Sementara itu, pengemudi mobil Toyota Kijang Inova dengan nomor polisi N-1195-KK yang diketahui bernama Supeno (59), warga Desa Pujon Kidul, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, tidak mengalami luka. Namun, kendaraan yang dikemudikannya mengalami kerusakan akibat tabrakan tersebut.

    Dua warga setempat, Rozikin dan Muklisin, yang menjadi saksi mata di lokasi kejadian turut dimintai keterangan oleh pihak kepolisian. Kerugian materi akibat insiden ini diperkirakan mencapai Rp5 juta.

    “Kasus ini masih dalam penanganan Satlantas Polres Jombang. Kami terus mendalami penyebab pasti dan meminta keterangan dari sejumlah saksi,” tambah Ipda Siswanto.

    Kecelakaan ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan saat berkendara, terutama dalam melakukan manuver mendahului kendaraan lain di jalan raya. Kepolisian mengimbau seluruh pengguna jalan untuk selalu memperhatikan jarak aman dan kondisi lalu lintas sebelum melakukan manuver berisiko tinggi. [suf]

  • Empat Jenazah Korban Longsor Trenggalek Dimakamkan Satu Liang Lahat

    Empat Jenazah Korban Longsor Trenggalek Dimakamkan Satu Liang Lahat

    Trenggalek (beritajatim.com) – Empat jenazah korban longsor di Dusun Kebonagung, Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek dimakamkan dalam satu liang. Sesuai permintaan keluarga, jenazah tersebut dimakamkan di TPU desa setempat.

    Prosesi pemakaman ini dilakukan usai petugas melakukan proses identifikasi terhadap jenazah korban ini. Setelah ditemukan, jenazah langsung dibawa ke rumah sakit untuk menjalani proses identifikasi.

    Kalaksa BPBD Trenggalek, Stefanus Triadi Atmono mengatakan proses pemakaman langung dilakukan setelah proses identifikasi selesai dilakukan. Petugas gabungan membantu membawa jenazah korban ke lokasi pemakaman. Mereka dimakamkan dalam satu liang.

    “Untuk pemakaman langsung dilakukan malam ini usai proses identifikasi selesai, proses pemakaman berjalan lancar,” ujarnya, Sabtu (24/5/2025).

    Keempat jenazah tersebut diketahui bernama Torik (2), Nitin (36), Tulus (65), Yatini (50). Sedangkan dua korban lain yakni Yatemi dan Misinem telah dimakamkan pada Jumat (23/05/2025).

    Seluruh jenazah korban longsor ini berhasil ditemukan petugas gabungan di sekitar rumah mereka. Jarak antar korban tidak berjauhan. “Di hari keenam pencarian 4 korban ditemukan, yang dua lainnya ditemukan di hari keempat pencarian,” tuturnya.

    Setelah semua korban longsor ditemukan, operasi pencarian dinyatakan selesai. Petugas yang tergabung dalam operasi ini kembali ke satuan masing-masing.

    Saat ini pihak BPBD Trenggalek akan fokus melakukan upaya pembersihan terhadap material longsor yang masih ada. “Kita akan lakukan evaluasi dan mulai lakukan pembersihan terhadap material longsor ini,” pungkasnya.

    Sebelumnya Bencana longsor terjadi di lokasi tersebut pada Senin (19/05/2025) sore. Sebanyak 6 korban dinyatakan hilang dalam peristiwa tersebut.

    Petugas kesulitan melakukan evakuasi karena akses jalan tertutup material longsor. Memasuki hari keenam pencarian semua korban sudah berhasil ditemukan. [nm/suf]

  • Wabah PMK di Pacitan: Peternak Tak Lagi Dapat Pedet, Hanya Uang Tunai Rp 2,5 Juta per Ekor

    Wabah PMK di Pacitan: Peternak Tak Lagi Dapat Pedet, Hanya Uang Tunai Rp 2,5 Juta per Ekor

    Pacitan (brtajatim.com) – Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang masih merebak di Kabupaten Pacitan menjadi pukulan berat bagi para peternak sapi. Harapan mereka untuk mendapatkan kompensasi berupa pedet (anak sapi) sebagai pengganti ternak yang mati, akhirnya pupus.

    Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pacitan memutuskan hanya memberikan kompensasi uang tunai sebesar Rp 2,5 juta per ekor sapi yang mati.

    Kebijakan ini merupakan penyesuaian dari program sebelumnya yang direncanakan memberikan pengganti pedet senilai Rp 5 juta. Namun karena berbagai pertimbangan, program tersebut dibatalkan dan digantikan dengan skema pemberian uang tunai.

    Kepala DKPP Pacitan, Sugeng Santoso, menjelaskan bahwa pihaknya saat ini masih melakukan pendataan dan verifikasi di lapangan. Berdasarkan data sementara dari Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (iSIKHNAS), tercatat sudah ada 156 ekor sapi yang mati akibat PMK dan telah dikuburkan sesuai protokol kesehatan hewan. Sapi-sapi tersebut dinyatakan memenuhi syarat untuk menerima kompensasi.

    “Untuk alokasi anggaran, kami siapkan kompensasi bagi sekitar 170 ekor. Jika nanti hasil verifikasi melebihi angka itu, maka akan kami tambahkan pada Perubahan Anggaran Keuangan (PAK),” ujar Sugeng, ditulis Minggu (25/5/2025).

    Setiap peternak yang memenuhi kriteria akan mendapatkan dana kompensasi Rp 2,5 juta per ekor sapi. Namun demikian, Sugeng menegaskan bahwa kompensasi hanya diberikan kepada peternak yang tertib secara administratif.

    Pelaporan harus dilakukan melalui aplikasi iSIKHNAS milik Kementerian Pertanian, dan penguburan ternak harus mengikuti protokol kesehatan yang ditetapkan.

    “Kompensasi ini hanya diberikan kepada peternak yang tertib administrasi. Artinya, ternak yang mati harus dilaporkan melalui iSIKHNAS dan proses penguburan dilakukan sesuai protokol kesehatan hewan,” jelas Sugeng.

    Berdasarkan data DKPP, jumlah kasus PMK di Pacitan hingga saat ini telah mencapai 1.518. Dari angka itu, 198 sapi dilaporkan mati, 74 sapi dipotong paksa, delapan sapi masih sakit, dan sebanyak 1.238 ekor dinyatakan sembuh.

    Sugeng menambahkan, pemberian bantuan ini bukan hanya bentuk kepedulian pemerintah kepada para peternak yang mengalami kerugian, tetapi juga sebagai langkah preventif untuk mendorong pelaporan dini dan mencegah penyebaran PMK di masa mendatang.

    “Kami berharap peternak semakin sadar akan pentingnya pelaporan penyakit ternak dan pencegahan dini. Ini demi keberlangsungan sektor peternakan di Pacitan,” pungkasnya. [tri/suf]

  • Kecelakaan Beruntun di Mojokerto Tewaskan Dua Orang, Dua LainnyaLuka-luka

    Kecelakaan Beruntun di Mojokerto Tewaskan Dua Orang, Dua LainnyaLuka-luka

    Mojokerto (beritajatim.com) – Kecelakaan lalu lintas beruntun terjadi di Jalan Raya Desa Seduri, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto, Minggu (25/5/2025) dini hari. Insiden ini melibatkan empat sepeda motor dan mengakibatkan dua orang meninggal dunia serta dua lainnya mengalami luka serius.

    Peristiwa nahas ini bermula saat sepeda motor Honda Karisma dengan nomor polisi S 5920 NH yang dikendarai Naim (66), warga Desa Awang-awang, Kecamatan Mojosari, mencoba menyeberang dari arah barat ke utara. Pada saat bersamaan, tiga sepeda motor lainnya melaju dari arah selatan ke utara.

    Ketiga kendaraan tersebut adalah Honda Tiger dengan nopol L 4536 VR, Honda Mega Pro nopol L 4760 TU, dan Honda GL Pro nopol L 6081 MQ. Jarak yang terlalu dekat diduga menjadi penyebab utama tabrakan. Honda Karisma bertabrakan terlebih dahulu dengan Honda Tiger yang dikendarai oleh Tutuh Bagus Andhika (20), warga Jatikalang, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo.

    Benturan keras menyebabkan Honda Karisma oleng ke kiri dan ditabrak dari belakang oleh Honda Mega Pro yang dikemudikan Mochamad Yusuf Fadhilah (28), warga Kota Surabaya. Sementara Honda Tiger yang juga kehilangan kendali, oleng ke kanan dan langsung dihantam oleh Honda GL Pro yang dikendarai Farid Baha Udin (21), warga Kota Surabaya.

    Kecelakaan yang terjadi sekitar pukul 03.45 WIB ini menyebabkan dua korban meninggal dunia di tempat kejadian, yaitu Mochamad Yusuf Fadhilah dan Farid Baha Udin. Sementara dua korban lainnya mengalami luka-luka, yakni Naim yang mengalami luka di bagian kepala dan Tutuh Bagus Andhika yang juga mengalami cedera serupa.

    Petugas Unit Laka Satlantas Polres Mojokerto yang tiba di lokasi segera melakukan olah TKP dan mengevakuasi seluruh korban ke RSUD Prof. Dr. Soekandar, Kecamatan Mojosari. Barang bukti berupa kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan juga telah diamankan untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut.

    Saksi mata Yunus Prasetyo (40) mengungkapkan bahwa kecelakaan bermula dari kecepatan tinggi salah satu motor yang melaju dari arah selatan. “Motornya jalan kencang, setelah lewat pertigaan ada bapak-bapak bawa glangsing nyebrang, langsung ditabrak.

    Keduanya jatuh. Korban pengendara jatuh ke tengah jalan, sedangkan bapak-bapak itu jatuh ke pinggir. Tak lama berselang, dari arah belakang muncul dua sepeda motor lain,” ungkapnya.

    Menurut Yunus, dua motor yang datang dari belakang juga melaju dengan kecepatan tinggi dan tidak sempat menghindar. “Salah satu motor menabrak korban yang tergeletak di tengah jalan, diikuti oleh motor kedua yang juga menabrak dan akhirnya terjatuh. Akibat kejadian ini, dua orang pengendara yang menabrak meninggal dunia di tempat,” tegasnya.

    Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan penyebab pasti kecelakaan beruntun ini. Dugaan sementara mengarah pada kelalaian dalam menjaga jarak antar kendaraan serta faktor kecepatan. [tin/suf]

  • Banjir Landa Kecamatan Winongan Pasuruan Akibat Luapan Sungai Rejoso

    Banjir Landa Kecamatan Winongan Pasuruan Akibat Luapan Sungai Rejoso

    Pasuruan (beritajatim.com) – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Winongan, Kabupaten Pasuruan, pada Sabtu malam (24/5/2025) menyebabkan banjir di sejumlah desa. Air mulai menggenangi pemukiman warga sekitar pukul 01.00 WIB setelah aliran Sungai DAS Rejoso meluap tidak mampu menampung debit air yang meningkat drastis.

    Menurut kesaksian warga, hujan terjadi cukup intens sejak pukul 21.00 hingga 23.30 WIB. Dampaknya terasa di Dusun Kebondalem dan Dusun Serambi, Desa Winongan Kidul, dengan ketinggian air mencapai 30 hingga 50 sentimeter yang masuk ke rumah-rumah warga.

    “Semalam memang hujan deras, air datang jam satu dini hari. Tiba-tiba saja masuk ke rumah. Sampai pagi ini masih ada air, meskipun sudah mulai surut,” ujar Makhali, warga Dusun Serambi, Minggu (25/5/2025).

    Selain permukiman warga, banjir juga menggenangi jalan raya utama di wilayah tersebut. Meski masih bisa dilewati, jalanan yang licin dan tergenang menyulitkan pengendara, terutama kendaraan roda dua. Warga diminta tetap berhati-hati mengingat potensi banjir susulan masih bisa terjadi apabila curah hujan kembali tinggi.

    Kondisi serupa juga dilaporkan di Dusun Gambiran, Desa Bandaran. Air bahkan sempat masuk ke dalam masjid dan menghambat aktivitas ibadah warga.

    “Subuh tadi tidak bisa dibuat salat karena lantai masjid masih tergenang. Sampai sekarang masih tergenang. Ketinggian air kurang lebih 70 sentimeter,” ungkap Satuhar, warga Dusun Gambiran.

    Merespons situasi tersebut, Bupati Pasuruan, Rusdi Sutejo, menyampaikan keprihatinannya dan telah menginstruksikan OPD terkait untuk segera turun tangan. “Saya sudah minta BPBD dan dinas teknis untuk segera mengevakuasi warga jika diperlukan, serta menyalurkan bantuan darurat,” ujarnya.

    Rusdi juga menegaskan bahwa langkah evaluasi terhadap kondisi sungai dan sistem drainase di Winongan akan menjadi prioritas pasca-banjir. “Kami akan segera lakukan normalisasi sungai dan perbaikan saluran air agar banjir tidak terulang,” tegasnya.

    Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan resmi dari BPBD Pasuruan terkait total desa atau wilayah yang terdampak. Namun, proses pemulihan dan penanganan terus berlangsung dengan melibatkan berbagai instansi, termasuk relawan dan aparat desa setempat. [ada/suf]

  • Sapi Peternak Blitar Dibeli Presiden Prabowo, Uangnya untuk Biaya Haji Ibu dan Mertua

    Sapi Peternak Blitar Dibeli Presiden Prabowo, Uangnya untuk Biaya Haji Ibu dan Mertua

    Blitar (beritajatim.com) – Sapi jenis Limosin milik Mansur, warga Desa Gadungan, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, menarik perhatian Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto. Hewan ternak seberat 970 kilogram tersebut resmi dibeli Presiden untuk dijadikan hewan kurban pada Hari Raya Iduladha 2025 mendatang, dengan nilai transaksi mencapai Rp125 juta.

    Namun yang membuat kisah ini mengharukan bukan hanya karena pembelinya seorang kepala negara, melainkan sikap tulus Mansur yang mengikhlaskan seluruh hasil penjualan sapinya untuk biaya keberangkatan haji sang ibu dan ibu mertuanya. Pria berusia 56 tahun tersebut bahkan tak mampu menahan air mata ketika menceritakan bahwa harapannya sejak lama akhirnya menjadi kenyataan.

    “Bahagia sekali, seakan-akan saya tidak percaya sapi saya dibeli oleh pak presiden karena niat saya hanya satu ingin memuliakan ibu dan ibu mertua, sehingga saya tidak menyangka kalau sapi ini benar-benar dibeli pak presiden,” ucap Mansur, Minggu (25/5/2025).

    Sapi yang diberi nama ‘Jihad’ itu telah dipelihara dengan penuh dedikasi oleh Mansur sejak kecil. Ia mengaku tidak pernah memperhitungkan laba ataupun keuntungan. Setiap doa yang dipanjatkannya selalu mengandung satu harapan besar—agar ternaknya ini menjadi jalan berbakti kepada orang tua dan mertua dengan memberangkatkan mereka ke tanah suci.

    “Ketika ditelepon pak Presiden terus didealkan harganya saya itu menangis bahagia karena apa yang saya cita-citakan dikabulkan oleh Allah. Kemarin saya itu mintanya Rp125 juta terus beliaunya nawar Rp100 juta. Nah waktu hari H kemarin ternyata dibelinya Rp125 juta tanpa dikurangi, ketika beliau tahu niat saya seperti itu,” ceritanya sembari meneteskan air mata.

    Mansur bukan sosok baru dalam dunia peternakan. Sejak remaja, ia telah akrab dengan pekerjaan memelihara sapi di desa. Namun tak pernah sedikit pun terlintas dalam benaknya bahwa dari pekerjaan sederhana itu, ia bisa mendapat perhatian langsung dari Presiden sekaligus mewujudkan impian keluarganya.

    Seluruh uang hasil penjualan sapi ‘Jihad’ kini telah diberikan kepada sang ibu dan mertuanya sebagai biaya pendaftaran ibadah haji. Baginya, keberkahan terbesar dalam hidup adalah bisa memuliakan orang tua.

    “Harapan saya di sisa umur yang sudah tua ini saya tetap ingin berbakti kepada orang tua sebisa saya,” harapnya tulus.

    Cerita Mansur menjadi contoh nyata bahwa ketulusan hati dalam berbakti kepada orang tua bisa membuka jalan rezeki dari arah yang tak terduga. Dari kandang sederhana di pelosok Blitar, harapan Mansur mengudara hingga ke istana negara, menyentuh hati Presiden, dan menjadi kisah inspiratif menjelang Idul Adha 2025. [owi/suf]

  • Rekrutmen Sejak September 2024, Anggota KPID Jatim Belum Juga Dilantik

    Rekrutmen Sejak September 2024, Anggota KPID Jatim Belum Juga Dilantik

    Surabaya (beritajatim.com) – Hingga akhir Mei 2025, kejelasan proses rekrutmen Anggota Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Timur periode 2024–2027 masih belum juga ada titik terang.

    Padahal, proses seleksi yang dimulai sejak September 2024 lalu telah melewati berbagai tahapan, termasuk uji kelayakan dan kepatutan yang digelar DPRD Jawa Timur pada 30–31 Januari 2025.

    Ketidakpastian ini menuai keprihatinan dari berbagai pihak, termasuk dari tokoh penyiaran nasional asal Jawa Timur, Imawan Mashuri. Pendiri JTV yang juga dikenal sebagai salah satu inisiator lahirnya KPI ini menilai bahwa keterlambatan ini berpotensi melemahkan peran penting KPID sebagai penjaga kearifan lokal dalam dunia penyiaran daerah.

    “KPI dan KPID itu tugasnya jelas. Mereka adalah guard di dunia penyiaran yang menjaga kearifan lokal. Mereka juga bertugas menegakkan diverciry of content dan divercity of ownership serta menjaga rambu-rambu aturan untuk penguatan, pelestarian dan pencerahan budaya, yaitu akar moral bangsa. Untuk itu saya minta Gubernur Khofifah harus segera melantik Anggota KPID Jawa Timur terpilih agar bisa segera bekerja,” papar Imawan, Minggu (25/5/2025).

    Imawan juga mengingatkan pentingnya peran KPID sebagai institusi daerah yang menjamin kedaulatan informasi dan kebudayaan lokal. Ia mengungkapkan bahwa pada awalnya, KPI hanya disetujui untuk tingkat pusat oleh DPR RI. Namun, upaya untuk mendirikan KPID di daerah terus diperjuangkan demi menjaga keberagaman isi dan kepemilikan media.

    “Orang daerah harus berdaulat atas daerahnya sendiri. Kearifannya harus dijaga dan dipelihara. Salah satunya dengan adanya KPID,” ujarnya.

    Sementara itu, dari pihak Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik Dinas Kominfo Jatim, Putut Darmawan, menyatakan bahwa proses rekrutmen KPID telah rampung. Ia memastikan bahwa nama-nama Komisioner KPID Jawa Timur akan diumumkan usai pelantikan resmi oleh Gubernur.

    “Gubernur telah menetapkan Komisioner KPID Jawa Timur melalui SK Gubernur Nomor: 100.3.3.1/218/013/2025 tanggal 24 Maret 2025 tentang Pengangkatan Anggota KPID Provinsi Jawa Timur masa jabatan 2025–2028,” ungkap Putut.

    Menurut Putut, perubahan masa jabatan menjadi 2025–2028 mengikuti mundurnya jadwal pelantikan. Selama masa tunggu tersebut, Pemprov Jatim memperpanjang masa jabatan Anggota KPID periode 2021–2024 untuk menjalankan operasional lembaga tersebut.

    Namun, Putut enggan menjawab saat ditanya kapan jadwal pasti pelantikan tersebut akan dilaksanakan.

    Pernyataan senada juga datang dari Ketua Komisi A DPRD Jawa Timur, Dedi Irwansa. Politisi Partai Demokrat ini menegaskan bahwa seluruh proses seleksi sudah selesai dan hanya tinggal menunggu pelantikan oleh Gubernur Khofifah.

    “Soal KPID (Jawa Timur) sudah selesai semuanya. Tinggal menunggu jadwal pelantikan. Sepertinya Gubernur masih sangat sibuk, sehingga pelantikannya agak molor lama,” ujar Dedi.

    Keterlambatan ini menunjukkan pentingnya komitmen pemerintah daerah untuk memastikan keberlanjutan fungsi lembaga penyiaran yang independen dan representatif, khususnya di tingkat daerah, guna menjaga keberagaman budaya dan informasi publik yang sehat. [tok/suf]

  • Jelang Iduladha 2025, Jatim Surplus Hewan Kurban dan Siap Suplai ke Provinsi Lain

    Jelang Iduladha 2025, Jatim Surplus Hewan Kurban dan Siap Suplai ke Provinsi Lain

    Surabaya (beritajatim.com) – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa memastikan bahwa ketersediaan hewan kurban di wilayahnya aman, sehat, dan sesuai dengan syariat Islam. Selain dalam kondisi bebas dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), jumlah hewan kurban di Jatim juga surplus dan siap memenuhi kebutuhan daerah lain di Indonesia menjelang Iduladha 2025.

    “Ketersediaan hewan kurban di Jatim dalam kondisi sangat cukup. Bahkan proyeksi kebutuhan hewan kurban di Jatim tahun 2025 surplus signifikan dibandingkan dengan ketersediaannya,” kata Gubernur Khofifah usai meninjau Peternakan Sapi Sawojajar Farm milik Syaiful Hidayat di Jalan Raya Ngawi Caruban, Prandon, Karang Tengah, Kabupaten Ngawi, Sabtu (24/5/2025).

    Berdasarkan data, kebutuhan sapi kurban di Jatim tahun ini sebanyak 98.388 ekor, sedangkan ketersediaannya mencapai 526.987 ekor. Hal ini menunjukkan surplus sebesar 428.599 ekor.

    Sementara itu, untuk kambing, proyeksi kebutuhannya 346.924 ekor, sedangkan stok mencapai 872.195 ekor, atau surplus 525.271 ekor. Untuk domba, kebutuhan 66.352 ekor dengan ketersediaan 292.251 ekor, sehingga surplus 225.899 ekor. Adapun kerbau, proyeksi kebutuhan hanya 13 ekor, sementara ketersediaannya sebanyak 1.730 ekor atau surplus 1.717 ekor.

    “Bagi masyarakat di luar Jatim bisa mengakses hewan kurban karena ketersediaan hewan kurban di Jatim cukup besar untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat,” tegas Khofifah.

    Dalam kunjungannya ke Sawojajar Farm, Khofifah juga meninjau langsung kondisi kesehatan hewan ternak serta berdialog dengan pemilik peternakan dan tim petugas kesehatan hewan. Di kandang tersebut, terdapat sekitar 158 ekor sapi potong yang terdiri dari sapi lokal dan sapi hasil persilangan.

    “Jelang Idul Kurban, kami telah mengerahkan tim pemeriksa kesehatan hewan dari dinas terkait untuk memantau, memeriksa, dan memastikan semua hewan kurban bebas dari penyakit, terutama PMK. Kami memastikan bahwa hewan ternak kami sehat dan dagingnya layak untuk dikonsumsi,” ujarnya.

    Guna menjamin keamanan hewan ternak, Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Peternakan (Disnak) menyiapkan total 2.598 petugas pemeriksa kesehatan hewan kurban. Mereka terdiri atas Dokter Hewan Medik Veteriner sebanyak 950 orang, Paramedik Veteriner 1.500 orang, pengawas bibit ternak 94 orang, serta pengawas mutu pakan sebanyak 58 orang.

    Selain itu, Pemprov Jatim juga menyiagakan 3.254 orang Juru Sembelih Halal (Juleha) untuk membantu proses penyembelihan hewan kurban di 38 kabupaten/kota se-Jawa Timur.

    Secara rutin, pengawasan dan pemeriksaan dilakukan di titik-titik strategis seperti lokasi penjualan hewan kurban, rumah potong hewan, serta di peternakan-peternakan.

    Khofifah turut menanggapi kekhawatiran masyarakat terkait potensi wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) serta Lumpy Skin Disease (LSD). Ia memastikan bahwa kasus PMK dan LSD terus menurun dan terkendali hingga Mei 2025.

    Proses pengendalian dilakukan dengan pemberian vaksin, obat-obatan, vitamin, dan disinfektan, yang didukung oleh anggaran dari Pemerintah Provinsi Jatim dan Kementerian Pertanian melalui Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan.

    “Allhamdulillah PMK dan LSD pada hewan kurban baik kambing, domba dan sapi bisa dilaksanakan dengan menerapkan SOP lalu lintas ternak antar wilayah,” sebutnya.

    Pada kesempatan tersebut, Gubernur Khofifah juga meninjau Sapi Bantuan Masyarakat (Banmas) milik Presiden Prabowo yang berjenis Peranakan Onggole (PO). Sapi jantan berusia 7-8 tahun itu memiliki tinggi 170 cm dan bobot 1.011 kg.

    Gubernur turut mengapresiasi langkah Pemerintah Kabupaten Ngawi yang telah mendorong hilirisasi peternakan di wilayahnya. Menurutnya, inisiatif tersebut berdampak positif terhadap peningkatan kualitas peternakan lokal sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi pelaku UMKM di sektor peternakan. [tok/suf]

  • Polsek Porong Dorong Ketahanan Pangan Lewat Program P2B di Desa Kebonagung Sidoarjo

    Polsek Porong Dorong Ketahanan Pangan Lewat Program P2B di Desa Kebonagung Sidoarjo

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Dalam rangka mendukung ketahanan pangan sebagaimana tercantum dalam Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, jajaran Kepolisian di wilayah Kabupaten Sidoarjo terus menggencarkan aksi nyata di lapangan.

    Salah satu upaya terbaru dilakukan oleh Polsek Porong Polresta Sidoarjo yang meninjau langsung pelaksanaan Program Pekarangan Pangan Bergizi (P2B) di Desa Kebonagung, Kecamatan Porong, Minggu (25/5/2025).

    Kapolsek Porong, AKP Anak Agung Gede Putra Wisnawa bersama Kanit Binmas dan Bhabinkamtibmas Desa Kebonagung, turun langsung ke lahan pekarangan milik Lapas Klas I Surabaya yang dimanfaatkan sebagai lokasi penanaman berbagai tanaman pangan.

    Program P2B ini mengusung konsep pemanfaatan pekarangan untuk ditanami sayuran dan tanaman pangan seperti jagung, cabai, terong, dan kangkung, yang dikelola bersama masyarakat setempat sebagai sumber pangan mandiri.

    AKP Anak Agung tampak memberikan motivasi dan pendampingan kepada warga agar terus mengembangkan potensi pekarangan menjadi lumbung pangan sehat dan bergizi. Ia menyampaikan bahwa kehadiran Program P2B merupakan wujud komitmen Polresta Sidoarjo Polda Jatim untuk membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri dan berkelanjutan.

    “Melalui program P2B ini, kami ingin menumbuhkan kesadaran dan semangat masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan rumah sebagai sumber pangan yang produktif. Ini sejalan dengan upaya kita bersama dalam mewujudkan ketahanan pangan di tingkat desa,” ujar AKP Anak Agung.

    Menariknya, tanaman jagung yang menjadi bagian dari program ini kini telah memasuki masa persiapan panen. Hal tersebut menjadi indikator awal keberhasilan program P2B yang mendapatkan sambutan antusias dari warga. Partisipasi aktif warga Desa Kebonagung memperlihatkan bahwa sinergi antar elemen masyarakat mampu menghadirkan dampak nyata dalam upaya swasembada pangan.

    Kapolresta Sidoarjo, Kombes Pol Christian Tobing sebelumnya telah memberikan arahan bahwa Program P2B adalah hasil kolaborasi antara Polri, pemerintah desa, dan masyarakat untuk menciptakan ketahanan pangan berbasis lokal. Selain sebagai pemenuhan kebutuhan rumah tangga, hasil panen nantinya diharapkan bisa memberi nilai tambah ekonomi bagi warga.

    Langkah Polsek Porong ini menjadi contoh nyata implementasi Asta Cita melalui pendekatan lokal berbasis pemberdayaan warga. Program P2B menunjukkan bahwa dengan sinergi, ketahanan pangan bukan hanya jargon, tetapi bisa menjadi gerakan nyata dari desa untuk Indonesia. [isa/suf]

  • Mujahadah Rijalul Ansor Jombang Iringi Langkah Jemaah Haji 2025

    Mujahadah Rijalul Ansor Jombang Iringi Langkah Jemaah Haji 2025

    Jombang (beritajatim.com) – Di tengah keheningan malam, Masjid Agung Baitul Mukminin Jombang diselimuti suasana khusyuk nan mendalam, Sabtu malam (24/5/2025).

    Lebih dari lima ratus jamaah hadir memenuhi ruangan masjid, mengikuti kegiatan rutin mujahadah dan doa bersama yang diselenggarakan Majelis Dzikir dan Shalawat Rijalul Ansor PC GP Ansor Jombang.

    Kegiatan ini tidak hanya menjadi pengikat spiritualitas umat, namun tahun ini terasa lebih istimewa. Mujahadah kali ini dipersembahkan sebagai ikhtiar ruhani khusus bagi para calon jamaah haji tahun 2025.

    Doa-doa mengalun dengan harap, memohon keselamatan, kelancaran ibadah, serta haji yang mabrur bagi seluruh tamu Allah yang tengah bersiap menunaikan rukun Islam kelima.

    Rangkaian acara dibuka dengan lantunan ayat suci Alquran, disusul mujahadah yang dipimpin langsung oleh Kasi Haji Kemenag Jombang. Setelahnya, gema tahlil dipimpin anggota PAC GP Ansor Diwek mengisi masjid, disusul sesi mahalul qiyam yang menggugah hati, dipandu para santri dari Pesantren Al-Aqobah Kwaron Diwek. Getaran spiritual menjalar ke segenap penjuru ruang, menghidupkan malam dalam suasana penuh penghayatan.

    Kegiatan ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk jajaran Kementerian Agama Kabupaten Jombang, tokoh agama, dan pimpinan dari berbagai lembaga. Mewakili Kemenag Jombang, Ilham Rohim menyampaikan apresiasinya terhadap kontribusi GP Ansor. “Kegiatan ini adalah bentuk dukungan nyata untuk para calon haji. Sebuah ikhtiar rohani yang sangat berarti,” ujarnya.

    Sementara itu, Ketua PC GP Ansor Jombang, Taufiqi Fakkarudin Assilahi—akrab disapa Gus Fiqi—menekankan pentingnya menjaga tradisi ini. “Ini bukan sekadar tradisi. Ini adalah kekuatan spiritual, bentuk solidaritas umat, apalagi di momen-momen besar seperti musim haji,” tegasnya.

    Puncak acara ditandai dengan Mauidhoh Hasanah oleh Gus Ahmad Kanzul Fikri, pengasuh Pesantren Al-Aqobah. Dalam tausiyahnya, ia mengingatkan bahwa haji sejatinya adalah perjalanan jiwa menuju kedewasaan iman. “Haji bukan hanya perjalanan fisik menuju Makkah, tapi perjalanan spiritual menuju kesempurnaan iman,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Gus Fiqi menyampaikan bahwa setiap rangkaian ibadah haji adalah simbol latihan spiritual. “Haji mengajarkan keikhlasan, kesabaran, dan pengorbanan. Yang berhaji dengan iman dan keikhlasan akan kembali seperti bayi yang baru lahir, suci dari dosa,” ungkapnya.

    Acara ditutup dengan doa bersama yang penuh haru dan harap. Doa-doa membumbung ke langit, menjadi pengikat hati para jamaah yang hadir—agar para calon haji tahun ini diberi kekuatan, kesehatan, dan dapat kembali ke tanah air dengan predikat haji yang mabrur.

    Di Jombang, doa bukan sekadar kata. Ia adalah kekuatan kolektif, harapan yang bersatu, dan pengingat bahwa spiritualitas adalah jembatan dari masjid ke Tanah Suci. Dari lantunan dzikir, mengalir ketulusan menuju kemabruran. [suf]