Australia Investasi Rp12 Triliun untuk Kanola Cs Saingi Minyak Sawit Sebagai Energi Terbarukan

Australia Investasi Rp12 Triliun untuk Kanola Cs Saingi Minyak Sawit Sebagai Energi Terbarukan

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Australia mengalokasikan dana sebesar A$1,1 miliar atau sekitar Rp12 triliun untuk 10 tahun ke depan guna mendorong bahan bakar berbasis tumbuhan berkelanjutan domestik. Langkah ini diperkirakan akan mendapat sambutan positif dari industri biji-bijian yang selama bertahun-tahun menanti dukungan pemerintah.

Menteri Keuangan Jim Chalmers mengatakan dana tersebut diharapkan dapat memicu investasi swasta sehingga produksi bahan bakar bersih pertama di dalam negeri bisa dimulai paling cepat pada 2029 mendatang. Menurutnya, Australia memiliki semua elemen yang dibutuhkan untuk memproduksi biofuel dalam skala besar, termasuk pasokan kanola dan sorgum.

“Bahan bakar cair rendah karbon merupakan peluang ekonomi yang sangat besar bagi Australia,” ujar Chalmers dikutip dari Bloomberg, Rabu (17/9/2025).

Kanola adalah nama sebuah tanaman dari keluarga kubis-kubisan (Brassica) yang bijinya digunakan untuk menghasilkan minyak kanola yang sehat untuk jantung dan bungkil kanola sebagai pakan ternak.  Kanola juga bahan baku untuk menghasilkan biofuel rendah karbon seperti biodiesel dan bahan bakar penerbangan (SAF). Sedangkan sorgum adalah bahan baku potensial untuk bioetanol, karena batang dan bijinya kaya gula yang dapat difermentasi.

Pengembangan ini berbeda dengan Indonesia yang mengandalkan minyak sawit (CPO) untuk bahan bakar biodiesl dan tebu serta jarak untuk pengembangan bioetanol.

Sejumlah negara eksportir pertanian utama seperti Amerika Serikat dan Brasil telah lebih dulu memanfaatkan hasil bumi mereka untuk produksi bahan bakar berkelanjutan sebagai upaya meningkatkan margin sekaligus menekan emisi. Namun, Australia dinilai tertinggal, sehingga kerap menimbulkan kekecewaan di sektor pertanian.

Menanggapi kebijakan terbaru ini, GrainCorp, perusahaan perdagangan komoditas Australia, menyatakan dukungannya. Kepala Divisi Agri-Energi GrainCorp, Jesse Scott, menyebutkan bahwa saat ini sekitar 70% kanola nasional diekspor tanpa diolah dan dimanfaatkan negara lain untuk produksi bahan bakar terbarukan.

“Kami ingin membawa nilai tambah itu pulang dan mengubah kanola kami menjadi bahan bakar terbarukan, untuk memastikan masa depan tercipta di Australia,” kata Scott.