JAKARTA – Warga Desa Gondang Manis, Kecamatan Bae, Kudus, yang atap rumahnya ambrol akibat hujan deras mengguyur wilayah setempat diberi bantuan material bangunan, uang dan sembako oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus.
“Kami bersama Kepala Desa Gondang Manis, ketua RT, RW, hadir di sini setelah mendapat laporan dari masyarakat. Atap rumah Joko Sri Mulyono ambrol setelah hujan deras, dan kami selaku pemerintah Kabupaten Kudus hadir untuk memberikan bantuan,” kata Bupati Kudus Sam’ani Intakoris di sela-sela menyerahkan bantuan di Desa Gondangmanis di Kudus, Jumat, disitat Antara.
Ia berharap bantuan ini bisa meringankan beban keluarga, sedangkan pemerintah hadir memberikan solusi terbaik.
Bantuan yang disalurkan, antara lain berupa material bangunan seperti seng, baja ringan, dan semen, serta bantuan kebutuhan pokok seperti sembako, selimut, makanan siap saji, dan air minum. Bantuan juga didukung oleh Dinas Sosial, BPBD Kudus, Baznas, serta para relawan.
Sam’ani berharap bantuan tersebut dapat membantu mempercepat pemulihan rumah yang terdampak agar segera bisa ditempati kembali dalam kondisi aman dan layak huni.
Ia juga mengingatkan warga untuk selalu waspada menghadapi cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan bencana.
“Jika terjadi angin kencang, sebaiknya segera mencari tempat perlindungan yang aman agar terhindar dari potensi tertimpa genteng atau benda lain yang membahayakan keselamatan jiwa,” imbaunya.
Dengan adanya penyaluran bantuan ini, Pemerintah Kabupaten Kudus menegaskan komitmennya untuk selalu hadir memberikan perlindungan dan dukungan kepada warga yang tertimpa musibah.
Joko Sri Mulyono mengakui berterima kasih atas bantuan berupa uang, material, kebutuhan mandi, maupun sembako dari Pemkab Kudus beserta sejumlah pihak, mengingat kerusakan atap bangunan bagian ruang tamu sangat parah karena ambrol setelah turun hujan cukup deras pada Rabu (10/9/2025).
Selain ruang tamu, kata dia, atap salah satu kamar juga terlihat mengkhawatirkan, sehingga perlu ada penggantian seluruhnya.
“Jika mampu, tentunya akan diperbaiki dengan biaya sendiri. Tetapi, dengan penghasilan bekerja sebagai buruh angkringan yang tidak menentu belum cukup untuk membeli semua kebutuhan material bangunan,” ujarnya.
Ia mengaku beruntung ketika atap bangunan ambrol, sedang berada di ruang tengah, sedangkan istri dan anaknya sedang menunggui orang tuanya yang sedang sakit di desa lain.
Pemkab Kudus juga tengah mendata rumah tidak layak huni untuk diusulkan mendapatkan bantuan rehabilitasi dari pihak swasta yang memiliki program bantuan rumah sederhana layak huni (RSLH) melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (coorporate social responsibility/CSR).
Berdasarkan data dari Pemkab Kudus sebelumnya, tercatat ada 6.000 unit rumah warga yang menjadi perhatian pemerintah dan 600-an di antaranya kondisi parah dan perlu dibantu menjadi layak huni.
Pada 2025 ditargetkan perbaikan rumah tidak layak huni (RTLH) di Kudus bisa dituntaskan, menyusul adanya dukungan dari pihak swasta yang menuntaskan perbaikan 100 hunian selama 2024 dengan anggaran Rp5 miliar.
